Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang telah memberi
nikmat dan rahmat sehingga makalah "Formulasi Sediaan Lip Gloss Dari Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus)" dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada dosen fisika farmasi, Bu Defiza M.Sc. yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan baik dan lancar.
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pembaca dalam pengaplikasian
ilmu fisika di kehidupan sehari-hari dan juga produk yang dihasilkan dari makalah ini
dapat dimanfaatkan dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis terbuka terhadap kritik dan
saran dari pembaca.
Makalah ini dibuat secara sederhana sehingga diharapkan dapat dipahami oleh
semua orang. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
proses pengerjaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………………….. 4
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. 5
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… 6
ABSTRAK ............................................................................................................... 7
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 8
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 8
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 9
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 9
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................ 10
2.1 Buah Naga Merah ......................................................................................... 10
2.1.1 Klasifikasi Buah Naga Merah .............................................................. 10
2.1.2 Morfologi Buah Naga Merah ............................................................... 11
2.1.3 Penyebaran Buah Naga Merah ............................................................. 12
2.1.4 Kandungan Buah Naga Merah ............................................................. 13
2.1.5 Khasiat Buah Naga Merah ................................................................... 14
2.2 Lip Gloss ....................................................................................................... 15
2.3 Monografi Bahan yang Digunakan ............................................................... 15
2.4 Uji Fisik......................................................................................................... 19
BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................................ 20
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 20
3.2 Materi Penelitian ........................................................................................... 20
3.3 Metode Penelitian.......................................................................................... 20
3.3.1 Metode Pustaka................................................................................... 20
3.3.2 Metode Eksperimen ............................................................................ 20
3.4 Metode Pengambilan Sampel ....................................................................... 20
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 20
2
3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 21
3.7 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 21
3.8 Tahap Penelitian ........................................................................................... 21
3.9 Cara Kerja ..................................................................................................... 21
BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .................................. 23
4.1 Hasil Pengamatan .......................................................................................... 23
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 25
BAB V : PENUTUP …………………………………………………………….. ... 32
5.1 Kesimpulan ...………………………………………………………...…… 32
5.2 Keterbatasan ..…………………………………………………………….. 32
5.3 Saran .............................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 34
LAMPIRAN ............................................................................................................. i
Lampiran Daftar Pengeluaran ............................................................................. i
Lampiran Foto Produk ........................................................................................ ii
3
DAFTAR ISTILAH
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
ABSTRAK
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.
Dilatarbelakangi dengan banyaknya buah naga yang belum dimanfaatkan secara
baik, maka penelitian ini dibuat untuk meneliti cara pembuatan sediaan lipgloss
dari buah naga merah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa kandungan yang terdapat dalam buah naga merah?
2. Bagaimana cara pembuatan formulasi sediaan lip gloss dengan buah
naga merah?
3. Apa saja aplikasi fisika dasar farmasi dalam proses pembuatan lipgloss
dari buah naga merah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan sediaan lip gloss dengan buah
naga merah.
2. Untuk mengetahui aspek fisis yang terlibat dalam pembuatan sediaan
lip gloss dengan buah naga merah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini:
1. Agar menemukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan lip
gloss dengan buah naga merah.
2. Mengetahui aplikasi fisika dasar farmasi pada pembuatan sediaan lip
gloss dengan buah naga merah.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
3. Hylocereus costaricensis (daging merah
super)
4. Selenicereus megalanthus (kulit kuning,
tanpa sisik)
2.1.2 Morfologi Buah Naga Merah
Buah naga merupakan tanaman jenis merambat, secara morfologi,
tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki
daun. Berikut adalah morfologi buah naga :
a. Akar
Perakaran tanaman buah naga bersifat epifit, yaitu merambat
dan menempel pada batang tanaman lain. Kalaupun tanaman ini
dicabut dari tanah, ia masih hidup terus sebagai tanaman epifit
karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada pada
batangnya. Perakaran tanaman buah naga tidak terlalu panjang dan
terbentuk akar cabang dari akar cabang, tumbuh akar rambut yang
sangat kecil, lembut, dan banyak. Pertumbuhan perakaran tanaman
normal, dianjurkan agar derajat keasaman tanah berada pada
kondisi ideal, yaitu pH 7. Bila pH dibawah 5, pertumbuhan tanaman
akan menjadi lambat, bahkan menjadi kerdil. Oleh karena itu,
sebaiknya pH tanah harus diketahui sebelum tanaman ditanam
maupun sesudah ditanam. Ini 8 disebabkan perakaran tanaman
menjadi media penghisap hara yang ada di dalam tanah.
b. Batang dan cabang
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk
lendir dan berlapis lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-
biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya
siku atau segitiga. Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai
daun dalam proses asimilasi. Itulah sebabnya batang dan cabangnya
berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung kambium yang
berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman ini juga dianggap
11
sebagai kaktus tidak berduri karena durinya yang pendek dan letak
duri pada tepi siku-siku batang maupun cabang.
c. Bunga
Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm
akan mulai mekar pada sore hari. Ini terjadi karena pada siang hari
kuncup bunga dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari dan
perubahan suhu yang agak tajam antara siang dan malam hari.
Bunga ini mekar penuh pada waktu tengah malam. Itulah sebabnya
tanaman ini dijuluki sebagai night blooming cereus.
d. Buah
Buah berbentuk bulat panjang serat berdaging warna merah
dan sangat tebal. Letak buah pada umumnya mendekati ujung
cabang atau batang. Pada cabang atau batang dapat tumbuh buah
lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Bentuk buah
bulat lonjong. 10 Ketebalan kulit buah 2-3 cm. Permukaan kulit
buah terdapat jumbai atau jumbul berukuran 1-2 cm.
e. Biji
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam, kulit
biji sangat tipis tetapi keras. Biji ini dapat digunakan untuk
perbanyakan tanaman secara generative, tetapi cara ini jarang
dilakukan karena memerlukan waktu yang lama sampai
berproduksi. Biasanya biji digunakan para peneliti untuk
memunculkan varietas baru. Setiap buah naga mengandung lebih
dari 1.000 biji. Biji berwarna hitam dan halus, endosperma sedikit
atau bahkan tidak ada.
2.1.3 Penyebaran Buah Naga Merah
Daerah asal buah berwarna merah dan bersisik ini adalah Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Di daerah asalnya tersebut buah naga
atau dragon fruit ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Penduduk Indian
sering memanfaatkan buah yang berasa manis agak asam ini sebagai buah
12
meja atau buah yang dikonsumsi segar. Tanaman buah naga lebih dikenal
sebagai tanaman dari Asia karena dikembangkan secara besar-besaran di Asia
seperti Vietnam dan Thailand. Sebenarnya buah naga masuk ke daratan Asia,
yaitu Vietnam oleh orang Perancis sekitar tahun 1870 yang dibawa dari
Guyana, Amerika Selatan. Masuknya tanaman ini ke Vietnam ditujukan
sebagai tanaman hias.
13
Antoxianin merupakan salah satu jenis flavonoid yang banyak terdapat pada
buah naga. Penelitian yang dilakukan oleh Wibraniage membuktikan bahwa
flavonoid yang terdapat didalam buah naga adalah beta xianin. Flavonoid
yang terkandung didalam buah naga meliputi quercetin, kaempferol, dan
isorhamnetin. Buah naga merah juga kaya akan antioksidan antosianin. Kadar
antosianin berkisar 8,8mg/100g buah naga. Juga mengandung fenol 1049,18
mg/100g.
14
2.2 Lip Gloss
Lip Gloss merupakan salah satu produk pemulas bibir yang berfungsi untuk
memberikan kilauan agak mengkilat di bibir atau digunakan untuk memberikan
efek warna tertentu. Pada umumnya lip gloss dibuat dalam berbagai bentuk cair
atau padatan lunak dan digunakan dengan bermacam-macam cara. Lip gloss yang
dikemas dalam botol sislindris kecil yg dipakai denganmenggunakan batang
pengoles berujung membulat ataulonjong yang bisa dilengkapai kuas bibir
sedangkan lip gloss dalam bentuk padat seringkali dikemas dalam bentuk kotak
atau tabung. Kebanyakan Lip Gloss membutuhkan efek kilau dan kilau yang
tinggi, sifat reologi khusus selama aplikasi, penggunaan jangka Panjang, dan
elastisitas tinggi. Secara fisik lip gloss biasanya semi cairan.
15
Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam
etanol.
Khasiat : zat tambahan
Penggunaan : penangkapan radikal bebas untuk minyak dan
lemak
c. Nipagin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014)
Nipagin atau metal paraben banyak digunakan sebagai
pengawet antimikroba pada kosmetik, produk makanan, dan
formulasi farmasi. Metil paraben banyak digunakan sendiri
atau dikombinasikan denganparaben lainnya atau dengan agen
antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, digunakan sebagai
pengawet antimicrobial.
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzin, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter
Khasiat : Zat tambahan, zat pengawet
Pengunaan : Pengawet antimicrobial
d. Emulsifying Wax
Emulsifying Wax digunakan dalam perawatan, kontrol,
pencegahan, & perbaikan penyakit. Garam Emulsifying Wax
diindikasikan untuk perawatan Emulsi air dan minyak bersama-sama,
Melembabkan, Memperlancar, Melembabkan, Emulsi air dan minyak
bersama-sama dan kondisi lainnya.
Pemerian : keras, putih,, Kristal putih, atau putih kekuningan,
serbuk.
Penggunaan : melembabkan.
e. Minyak Jarak (Rowe et al, 2009);(Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1995)
Minyak jarak banyak digunakan dalam kosmetik, produk
makanan dan formulasi farmasi. Dalam formulasi farmasi
16
minyak jarang paling sering digunakan dalam krim topical dan
salep. Namun, dapat juga digunakan dalam tablet oral. Minyak
jarak adalah minyak yang diperoleh dariperasan dingin biji
jarak. Linne yang telah dikupas, tidak mengandung bahan
tambahan. Minyak jarak adalah trigliserida dari asalm lemak.
Pemerian : Cairan kental, transparan,kuning pucat atau
hamper tidak berwarna, bau lemah, bebas
dari bau tengik.
Kelarutan : larut dalam etanol, dan asam asetat
Khasiat : laksativum.
Penggunaan : pelarut, emolien
f. Paraffin Liquid
Paraffin liquid biasa digunakan sebagai fase minyak/pembawa
dalam sistem emulsi, baik sediaan semisolid maupun sediaan
cair. Dalam hal ini, paraffin liquid bekerja sebagai pelarut
senyawa-senyawa yang larut dalam minyak mineral.
Penggunaan paraffin liquid dalam sediaan farmasi, baik
sebagai zat aktif maupun sebagai pembawa, perlu ditambahkan
antioksidan. Paraffin liquid merupakan senyawa hidrokarbon
yang dapat teroksidasi menjadi senyawa peroksida dan
kemudian terurai.
Pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau.
Kelarutan : mudah larut dalam minyak menguap, dalam
hampir semua jenis minyak lemak hangat;
sukar larut dalam etanol absolut.
Penggunaan : pelarut
g. Gliserin
Gliserin atau gliserol digunakan sebagai bahan kosmetik,
pengawet obat-obatan, pelembap buah-buahan atau tembakau.
17
Gliserin menarik oksigen ke dalam kulit sehingga membantu
untuk mempertahankan kelembaban kulit.
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna,
rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah
(tajam atau tidak enak), higroskopik, netral
terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
Penggunaan : antimikroba, emolient, humektan, plastizer,
solvent, pemanis, tonisitas.
h. Vaseline Album
Vaseline putih merupakan campuran yang dimurnikan dari
hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak
bumikeseluruhan/hamper keseluruhan dihilangkan warnanya.
Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk.
Kelarutan : tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %)
P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam eter minyak tanah P. Larutan kadang-
kadang beropalesensi lemah.
Khasiat : zat tambahan.
18
2.4 Uji Fisik
Penguji dilakukan terhadap Lip gloss dari uji fisik :
1. Homogenitas
Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butir-butir kasar.
2. Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan
suatu cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar
tahanannya. Viskositas sediaan lipgloss sebaiknya tinggi untuk
menghindari aliran produk yang tidak diinginkan dari bibir ke kulit
lainnya dengan kata lain sediaan lip gloss hendaknya memiliki aliran
thixotropic dan kental.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Uji homogenitas
Hedonic test (uji kesukaan)
Analisa data berupa perhitungan skor sediaan lipgloss
21
1. Buah naga merah hasil dari isolasi yang telah diambil zat warnanya
….. (1)
2. Vaseline album dan Cera alba dilumerkan diatas gelas stainless
didalam panci, aduk hingga homogen ….. (2)
3. BHT dilarutkan dengan sedikit minyak jarak, aduk hingga homogen
….. (3)
4. Emulsifying wax dilumerkan diatas gelas stainless didalam panic,
tambahkan massa (3) aduk hingga homogen ….. (4)
5. Kemudian campurkan massa (2) dan massa (4) dicampurkan perlahan-
lahan, tambahkan nipagin aduk hingga homogen.
6. Tambahkan gliserin dan paraffin liquid kemudia aduk hingga
homogen, kemudia tambahkan minyak jarak aduk hingga homogen.
7. Tambahkan massa (1) sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen.
8. Kemudian masukan kedalam tempat lip gloss.
Tahapan terakhir yaitu pendinginan. Menunggu lip gloss menjadi keras dan
siap dipakai.
22
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Perlakuan Bahan Waktu Pengamatam
1 Preparasi -buah naga Bahan-bahan yang tersedia
bahan merah terdiri dari buah naga 1⁄2 𝑘𝑔
-parrafin ,parrafin liquid 500ml, olium
liquid ricini 100ml, cera alba 100g,
-olium ricini emulsifying wax 100g, BHT
-cera alba 100g, Vaseline album 70g,
-emulsifying nipagin 100g, gliserin 50ml
wax
-BHT
-vaseline
album
-nipagin
-Gliserin
23
album dan kedalam gelas, kemudian
cera alba yang dipanaskan dan dilumerkan.
dilumerkan Kemudian hasil dari
(1) pemanasan, Vaseline album
dan cera alba menyatu
menjadi cairan yang kental .
Campuran Menjadi campuran yang
BHT dan homogeny.
Minyak jarak
(2)
Campuran 5 menit Emulsifying wax dipanasan
emulsisfying dengan waktu yang cukup
wax dengan lama menghasilkan cairan
campuran (1) yang kental. Kemudia
ditambahkan campuran (2)
menjadi campuran (3) yang
homogen.
Penambahan Menjadi campuran (4) yang
nipagin homogen.
kedalam
campuran (3)
Penambahan Semua bahan bercampur
gliserin, kemudian ditambahkan zat
paraffin warna yang berasal dari sari
liquid, dan buah naga merah
minyak jarak
24
4 Pendinginan Sediaan lip 10 menit Pada percobaan ini lipgloss
gloss dimasukkan kedalam tempat
lip gloss dan ditunggu hinga
dingin serta mengeras. Hasil
akhir lip gloss menjadi padat
dan bertekstur lembut
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Pembuatan Pertama
Pada penelitian kali ini kami melakukan proses pembuatan sediaan lipgloss
dengan ekstrak buah naga yang mengacu pada sebuah jurnal. Yakni jurnal yang
ditulis oleh Euis Setiawati dan Ine Suharyani (2017) dengan judul “Formulasi
Sediaan Lipgloss dari Bawang Dayak (Eleutherina palmifolia L,. Merr) Sebagai
Bahan Pewarna Alami Kosmetik.” Dalam literatur acuan kami, terdapat 3 macam
formulasi yaitu formulasi 1, 2 dan 3. Kami menggunakan formulasi 2 dikarenakan
dari segi hasil pengamatan dan pengujian yang telah dilakukan pada literatur acuan
bahwa formula 2 memilki hasil uji hedonik yang lebih baik yakni dengan skor 78%
yang dinilai oleh 190 dari 250 responden. Bentuk sediaan yang dihasilkan dalam
penelitian menurut literatur adalah sediaan berbentuk semi-padat yang agak keras dan
sedikit berminyak.
Pada penelitian kami, kami mengganti zat pewarna alami tersebut. Bahan
yang kami gunakan untuk pewarna alami adalah buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus). Dikarenakan buah ini sering sekali dimanfaatkan sebagai pewarna merah
alami dengan hasil yang sangat baik pada beberapa penelitian sebelumnya.
Pada literatur formula 2 terdiri dari komposisi sebagai berikut :
Bahan Jumlah (%)
Buah Naga Merah 35
25
Cera Alba 6
Parafin cair 10
Vaselin album 13
Emulsifying Wax 30
BHT 0,5
Nipagin 0,5
Gliserin 3
Oleum ricini Ad 100
Sediaan lipgloss yang kami buat adalah sebesar 10 gram, yakni sesuai dengan
literatur jurnal yang kami gunakan. Yang kemudian dilakukan perhitungan bahan dan
dilanjutkan dengan penimbangan bahan seperti ekstrak buah naga sebagai bahan aktif
sekaligus pewarna alami dan eksipien lainnya sebagai basis lipgloss.
Buah naga merah yang kami gunakan sebanyak setengah buah. Dari proses
pemerasan dan penyaringan yang telah kami lakukan telah didapat hasil sebanyak
6.58 gram dari hasil filtrasi buah naga. Hasil filtrasi berwarna merah sedikit gelap
dengan cairan yang sedikit kental. Kemudian selanjutnya diambil dan ditimbang
ekstrak buah naga sebanyak 3,5 gram sesuai dengan formulasi menurut literatur.
Pada eksipien digunakan cera alba, vaselin album, emulsifying wax, dan
oleum ricini sebagai basis pada lipgloss. Sedangkan gliserin digunakan sebagai
humektan. Nipagin berfungsi sebagai pengawet sedangkan BHT berfungsi sebagai
antioksidan pada lipgloss yang terdiri dari sebagian besar minyak atau lemak.
Uji Organoleptis sediaan
Menurut hasil pembuatan dan pengamatan kami, lipgloss yang telah kami
buat berupa sediaan semi-padat, sedikit lembek/lembut dan sedikit keras. Hal ini
disebab karena cera alba yang kami gunakan cukup banyak yakni 0,6 gram. Menurut
literatur basis yang optimal adalah dengan menggunakan cera alba sebanyak 3% atau
6%. Akan tetapi kami tidak memilih formula dengan 3% cera alba dikarenakan dari
hasil penilaian respoden menurut literatur, dengan formula cera alba 3% tidak
mendapat penilaian yang cukup tinggi seperti formula 2 yang kami gunakan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari formula 2 dan sediaan kami
adalah hasil dari bentuk sediaan lipgloss yang sedikit keras.
26
Warna yang dihasilkan oleh sediaan lipgloss kami adalah berupa merah
sedikit pudar. Bila dilihat dari hasil pembuatan sediaan ekstrak buah naga yang kami
dengan menggunakan sebanyak 3,5 gram masih kurang banyak untuk bisa membuat
warna merah pada bibir. Sehingga kami perlu melakukan pertimbangan kembali
untuk menambah persentase jumlah pewarna alami buah naga merah tersebut.
Uji Homogenitas
Dari segi homogenitas, sediaan lipgloss kami sudah homogen, dikarenakan
semua bahan tercampur rata sehingga tidak terjadi pemisahan antar eksipien atau
basis pada lipgloss. Ekstrak buah naga juga tercampur dan teraduk dengan rata.
Sediaan kami terlihat tercampur rata baik saat proses pembuatan dan saat setelah jadi.
Dan hal ini juga dapat didukung dengan ketika dioleskan ke bibir terasa
menempel dengan cukup baik. Sehingga bisa dikatakan bila dari segi homogenitas,
sediaan kami dapat dikatakan sebagai sediaan yang homogen.
Uji Hedonik (Penilaian dari responden)
Kami menggunakan 6 responden sebagai penilai dari sediaan kami. Terdapat
dua macam penilaian. Yakni “suka” dan “tidak suka.” Dan dari keenam responden
kami mendapatkan penilaian sebagai berikut :
Responden / Penilai Suka Tidak suka
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
27
kami, sediaan lipgloss kami memiliki warna yang kurang menarik serta malah
cenderung berbentuk seperti lipbalm ketimbang lipgloss.
Dari hasil pengamatan dan uji yang telah kami lakukan, kami perlu mengubah
komposisi dan melakukan pengembangan terhadap formulasi dari sediaan kami.
Kekurangan ini terjadi akibat banyaknya faktor internal maupun eksternal dari proses
pembuatan. Seperti kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan dan
penimbangan bahan, kesalahan prosedur, bahan-bahan yang mungkin kurang baik,
kemungkinan peralatan yang kurang baik atau kemungkinan adanya ketidakketelitian
dari praktikan, dan masih banyak lagi kemungkinan faktor yang bisa mempengaruhi
proses pembuatan sediaan tersebut.
Dimana cera alba yang digunakan adalah 3%, lebih sedikit dari formulasi 2
yang menggunakan 6% cera alba. Kemudian untuk oleum ricini atau minyak jarak
kami mengubah jumlahnya, yakni bukan ad hingga 100% melainkan menjadi 5%.
Angka 5% adalah berasal dari selisih antara 100% - seluruh jumlah total timbangan
eksipien-eksipien pada formulasi 2. Singkatnya kami mencoba memodifikasi
formulasi antara formula 1 dan 2 karena diharapkan agar kami mendapat hasil yang
28
baik dari masing-masing kelebihan dari kedua formulasi. Dimana formulasi 1
memiliki kelebihan pada bentuk dan tekstur pada sediaan sedangkan formulasi 2
memiliki nilai uji hedonik yang tinggi (Setiawati, Euis & Ine Suharyani, 2017).
Untuk jumlah sari buah naga yang digunakan juga kami ubah. Dikarenakan
bila menggunakan formulasi 1,2 dan 3 sebagai acuan maka akan menghasilkan
sediaan yang kurang berwarna. Seperti percobaan pertama kami yang menghasilkan
lipgloss dengan warna yang pucat. Hal ini dikarenakan pada saat kami menambahkan
buah naga sesuai jumlah yang tertera pada jurnal, sari buah naga yang sudah kami
campurkan tidak tercampur sama sekali dengan parafin cair yang sudah dicampurkan
sebelumnya dengan gliserin yang berfungsi sebagai humektan (Depkes RI, 1995). Hal
ini kemungkinan berhubungan dengan formulasi dari jurnal yang masih perlu untuk
dilakukan optimasi kembali. Sehingga kami mengubah jumlah sari buah naga. Kami
tidak mengacu kembali pada pembuatan sediaan sebesar 10 gram. Kami mencoba
menambahkan sari buah naga sebesar 30 gram.
Selain cera alba, oleum ricini dan buah naga, jumlah bahan lainnya tetap
seperti pada jurnal. Data penimbangan kami menjadi sebagai berikut :
Bahan Jumlah (g)
Sari buah naga 30
Cera alba 0,3
Parafin cair 1
Vaselin album 1,3
Emulsifying wax 3
BHT 0,05
Nipagin 0,05
Gliserin 3
Oleum ricini 0,5
Maka dari formulasi hasil modifikasi seperti diatas, total sediaan yang akan
kami buat adalah 39,2 gram atau kurang lebih mendekati 40 gram. Untuk prosedur
kerja, kami tetap menggunakan tahapan-tahapan yang sesuai dengan jurnal. Karna
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal pada saat proses pembuatan nanti.
Kami menambahkan sedikit khas pada sediaan lipgloss kami, yaitu saat
pengaplikasian pada bibir akan terdapat serpihan daging buah atau bulir. Hal ini agar
29
menjadi khas atau signatur dari sediaan kami yang menandakan bahwa sediaan kami
terbuat dari buah naga asli. Serpirhan buah naga ini tidak akan mengganggu proses
pengolesan.
Uji Organoleptis
Setelah sediaan kami dituang dalam kemasan dan lalu kami amati. Sediaan
lipgloss kami berbentuk cairan kental cenderung cair dengan warna merah khas buah
naga. Ketika diaplikasikan pada bibir sediaan kami menghasilkan warna merah pink
ungu muda yang cantik, namun kurang mengkilap seperti lipgloss pada umumnya.
Sediaan lipgloss kami memiliki wangi khas buah naga. Pada sediaan kami terdapat
sedikit serpihan atau bulir buah naga yang dimana menandakan sebagai khas bahwa
sediaan kami menggunakan buah naga asli.
Uji Homogenitas
Pada uji homogenitas sediaan kami awalnya tidak homogen saat awal mula
penambahan sari buah naga. Akan tetapi ketika kami menambahkan sari buah naga
sedikit demi sedikit dengan dan melakukan pengadukan secara konstan atau kontinyu,
sari buah naga pun menyatu dengan eksipien yang sebelumnya sudah dipanaskan.
Setelah kami melakukan pengadukan secara terus penerus dan dilanjutkan dengan
mengamati homogenitas sediaan dengan mengaplikasikannya pada tangan, sediaan
kami sudah cukup homogen namun dengan adanya bulir khas buah naga.
Uji Hedonik
Sama seperti uji hedonik yang kami lakukan sebelumnya, kami menggunakan
6 responden. Kami mengoleskan sediaan lipgloss pada tangan dan bibir. Hasilnya
para responden memberikan skor “suka” dan “tidak suka” sebagai berikut :
30
Menurut responden 2 yang memberi nilai tidak suka pada lipgloss kami
adalah lipgloss kami kurang kental dan membutuhkan beberapa kali pengolesan jika
warnanya ingin betul-betul terlihat. Untuk bulir buah naga yang berfungsi sebagai
khas atau signatur kami tidak mengganggu saat pengaplikasian bagi responde 2.
Kemudian menurut responden lainnya lipgloss kami memiliki warna yang cantik dan
ringan saat digunakan. Wangi dari sediaan lipgloss kami harum khas buah naga yang
menandakan keaslian produk yang terbuat dari buah naga.
31
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fomulasi sediaan lip gloss
dengan menggunakan pewarna alami dari buah naga merah dapat dijadikan pewarna
alami formulasi sediaan lip gloss. Teknik yang digunakan dalam pembuatan ini
adalah pencampuran dan pemanasan bahan. Digunakan juga cera alba, vaselin album,
emulsifying wax, oleum ricini sebagai basis pada lipgloss dan gliserin digunakan
sebagai humektan. Terdapat juga nipagin untuk pengawet serta BHT (Butil
Hidoksitoulen) sebagai antioksidan yang terdiri dari sebagian besar minyak atau
lemak. Dari hasil pengamatan dan uji yang telah kami lakukan, kami perlu mengubah
komposisi dan melakukan pengembangan terhadap formulasi dari sediaan kami.
Kekurangan ini terjadi akibat banyaknya faktor internal maupun eksternal dari proses
pembuatan produk. Pada percobaan pertama hasil pembuatan dan pengamatan lip
gloss yang telah dibuat berupa sediaan semi padat, sedikit lembut dan sedikit keras
karena cera alba yang digunakan cukup banyak. Warna yang dihasilkan oleh sediaan
berupa warna merah sedikit pudar. Dari percobaan yang pertama hasil yang didapat
kurang memuaskan sehingga perlu mengubah komposisi dan melakukan
pengembangan terhadap formulasi dari sediaan yang ada. Pada percobaan kedua
penambahan sari buah naga yang bertujuan untuk menambahkan warna pada lip gloss
dan menambahkan sedikit khas pada sediaan lipgloss agar saat pengaplikasian pada
bibir akan terdapat serpihan daging buah/bulir yang menandakan sediaan ini terbuat
dari buah naga merah asli.
5.2. Keterbatasan
Kendala yang dialami dalam penelitian ini antra lain:
1. Dalam pencarian bahan baku untuk pembuatan lip gloss terkendala dengan
susahnya mencari bahan-bahan baku, tidak tersedianya bahan baku di toko
32
kimia terdekat membuat pencarian bahan melalui toko online Sehingga
perlu waktu yang lama untuk menunggu bahan baku sampai.
2. Kurangnya pemahaman tentang cara pembuatan lip gloss yang benar,
sehingga pada saat proses pembuatan lip gloss sering terjadi kesalahan dan
mengulang dari awal kembali.
3. Keterbatasan waktu yang lebih lama untuk membuat produk,
menyebabkan pembuatan produk tidak dapat dilakukan secara optimal.
4. Ketersediaan contoh jurnal yang mendukung dalam proses pembuatan
produk terbatas, sehingga perlu waktu yang lama untuk mencari produk
baru apa yang akan dibuat.
5.3. Saran
Saran terhadap penelitian ini, disarankan:
1. Diharapkan formulasi sediaan lip gloss pewarna bibir alami yang
mengandung hasil sari daging buah naga merah inidilkukan penelitian
lebih lanjut yang berhubungan dengan sifat fisik, uji stabilitas dan juga
pengujian alergi.
2. Diharapkan formulasi sedian lip gloss pewarna bibir alami yang
mengandung hasil sari dari daging buah naga merahini dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk dibuat sediaan yang lainnya seperti betuk
cair.
33
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, Euis. 2018. Formulasi Sediaan Lip Gloss Bawang Dayak (Eleutherina
palmifolia L. Merr) Sebagai Bahan Pewarna Alami Kosmetik. http://ojs.stikes-
muhammadiyahku.ac.id/index.php/jfarmaku . Diakses pada hari sabtu, 7
Desember 2019 pukul 13.00 WIB
Zahra, Aulya. 2017. Formulasi dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas Ekstrak
Kulit Terung Ungu Dalam Sediaan Lip Gloss.
http://repository.ump.ac.id/5133/3/AULIYAA%20ZAHRA%20SUPRIYATNA
%20....BAB%20II.pdf. Diakses pada hari sabtu, 7 Desember 2019 pukul 16.00
WIB
Salsabila, Khusna. 2018. Uji Penangkal Radikal Bebas Sediaan Lip Gloss Dengan
Pewarna Alami Ekstrak Buah Naga Merah. http://repository.ump.ac.id. Diakses
pada hari sabtu 7 Desember 2019 pukul 20.00 WIB
34