Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang telah memberi
nikmat dan rahmat sehingga makalah "Formulasi Sediaan Lip Gloss Dari Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus)" dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada dosen fisika farmasi, Bu Defiza M.Sc. yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan baik dan lancar.
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pembaca dalam pengaplikasian
ilmu fisika di kehidupan sehari-hari dan juga produk yang dihasilkan dari makalah ini
dapat dimanfaatkan dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis terbuka terhadap kritik dan
saran dari pembaca.
Makalah ini dibuat secara sederhana sehingga diharapkan dapat dipahami oleh
semua orang. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
proses pengerjaan makalah ini.

Tangerang, 06 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………………….. 4
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. 5
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… 6
ABSTRAK ............................................................................................................... 7
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 8
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 8
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 9
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 9
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................ 10
2.1 Buah Naga Merah ......................................................................................... 10
2.1.1 Klasifikasi Buah Naga Merah .............................................................. 10
2.1.2 Morfologi Buah Naga Merah ............................................................... 11
2.1.3 Penyebaran Buah Naga Merah ............................................................. 12
2.1.4 Kandungan Buah Naga Merah ............................................................. 13
2.1.5 Khasiat Buah Naga Merah ................................................................... 14
2.2 Lip Gloss ....................................................................................................... 15
2.3 Monografi Bahan yang Digunakan ............................................................... 15
2.4 Uji Fisik......................................................................................................... 19
BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................................ 20
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 20
3.2 Materi Penelitian ........................................................................................... 20
3.3 Metode Penelitian.......................................................................................... 20
3.3.1 Metode Pustaka................................................................................... 20
3.3.2 Metode Eksperimen ............................................................................ 20
3.4 Metode Pengambilan Sampel ....................................................................... 20
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 20

2
3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 21
3.7 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 21
3.8 Tahap Penelitian ........................................................................................... 21
3.9 Cara Kerja ..................................................................................................... 21
BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .................................. 23
4.1 Hasil Pengamatan .......................................................................................... 23
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 25
BAB V : PENUTUP …………………………………………………………….. ... 32
5.1 Kesimpulan ...………………………………………………………...…… 32
5.2 Keterbatasan ..…………………………………………………………….. 32
5.3 Saran .............................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 34
LAMPIRAN ............................................................................................................. i
Lampiran Daftar Pengeluaran ............................................................................. i
Lampiran Foto Produk ........................................................................................ ii

3
DAFTAR ISTILAH

Antioksida : molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses


oksidasi molekul lain.
Atristik : memiliki nilai seni
Beta karoten : zat yang terdapat di dalam berbagai bahan makanan terutama
buah dan sayur
Devisi : kelompok dalam suatu klasifikasi atau taksonomi sebuah
organisme
Flavonoid : senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya
tersebar di dunia tumbuhan.
Formulasi : larutan bahan kimia yang harus digunakan dengan cara
pemakaian yang tepat
Genus : takson yang lebih rendah dari famili
Ordo : tingkatan tkason yang menghimpun beberapa familidalam
tingkatan mahkluk hidup
Spesies : suatu kelompok organisme yang melakukan perkawinan
sesama untuk menghasilkan keturunan

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil pengamatan……………………………………………………24


Tabel 2 Komposisi bahan………………………………………………….....26
Tabel 3 Data penimbangan bahan…………………………………………....30
Tabel 4 Uji hedonik responden………………………………………….……31

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Persiapan bahan…………………………..………………….………ii


Gambar 2 Pengambilan zat warna…………….…….……..……………………ii
Gambar 3 Penimbangan zat warna…….....…………………………..………....ii
Gambar 4 Penimbangan cera alba………………………………………..……….ii
Gambar 5 Penimbangan BHT……….……………………………..…………...iii
Gambar 6 Penimbangan olium ricini……………...………………..………..…….iii
Gambar 7 Penimbangan emulsifying wax……...………………………………...…iii
Gambar 8 Penimbangan vaseline album…………………………………………….iii
Gambar 9 Penimbangan nipagin…………………………………..…………....iv
Gambar 10 Penimbangan parrafin liquid………………………..……………….iv
Gambar 11 Pemanasan vaseline album dan cera alba……………………..…….iv
Gambar 12 Pemanasan emulsifying wax……………………..………………….iv

6
ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengamati penerapan fisika dasar farmasi


dalam pembuatan formulasi sediaan lip gloss dari buah naga merah. Buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) merupakan jenis buah yang secara empiris berkhasiat bagi
kesehatan. Bagian yang dapat dimanfaatkan pada tanaman ini yaitu daging buahnya
yang memiliki potensi sebagai pewarna alami dengan kandungan antioksidan
didalamnya. Antioksidan pada jumlah tertentu dapat membantu sediaan Lipgloss.
Antioksidan membantu menghambat kerusakan pada kulit akibat oksidasi.
Penelitian Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna, untuk
mendapatkkan warna hasil isolasi dari buah naga merah dilakukan dengan cara
pengupasan daging buah naga merah yang masih segar, kemudian dilakukan
penyaring dengan saringan teh yang bertujuan untuk mendapatkan zat warna merah
kental. Sebelumnya dilakukan dulu optimasi basis cera alba yang berbeda untuk
mencari formula yang menghasilkan basis yang optimal. Kemudian pembuatan
formulasi dengan penggunaan bahan paraffin liquid, vaselin album, emulsyfying wax,
Butil Hidroksi Toluen (BHT), nipagin, gliserin, dan oleum ricini ditambahkan hasil
sari dari buah naga merah.
Pada percobaan ini diamati bahwa aspek fisika dasar yang terjadi adalah
homogenitas dan viskositas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk menunjukkan
susunan yang homogeny. Pengujian viskositas dilakukan untuk menunjukkan
seberapa besar ketahanan sediaan lip gloss. Viskositas sebaiknya tinggi untuk
menghindari aliran produk yang tidak diinginkan dan hendaknya memiliki aliran
kental.

Kata kunci: Formulasi, LipGloss, Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus),

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara agraris yang beriklim torpis sehingga
berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Salah satunya adalah
tanaman buah yang banyak tumbuh di Indonesia baik di daerah dataran tinggi
maupun daerah dataran rendah. Tanaman semusim atau pun tanaman tahunan
banyak sekali yang tumbuh di Indonesia. Salah satu buah tahunan yaitu buah
naga. Oleh masyarakat, buah naga merah sering dimanfaatkan sebagai buah meja
yaitu buah penghilang dahaga agar menjadi segar kembali. Buah naga merah
memiliki khasiat yang lebih dibandingkan dengan buah naga jenis lainnya,
contohnya seperti mengandung karoten yang berfungsi untuk membantu menjaga
kekebalan tubuh, tiamin yang berfungsi untuk membantu proses perubahan
makanan menjadi energi dan juga flavonoid yang merupakan antioksidan untuk
menetralisir radikal bebas yang menyerang sel-sel tubuh kita. Selain itu, buah
naga merah memiliki efek pengobatan yakni membantu menurunkan kadar
kolesterol dalam tubuh, membantu penyembuhan penyakit kanker, meredakan
penyakit asma, membantu meredakan batuk, menstabilkan tekanan darah tinggi,
mencegah osteoporosis, penyembuhan penyakit diabetes, melancarkan
pencernaan, membantu merawat kesehatan mata, serta mengurangi berat badan.
Selain itu buah naga bisa menjadi pewarna alami yang dapat digunakan dalam
penggunaan kosmetik.
Pada saat ini, wanita pasti ingin menjaga penampilannya untuk menunjang
semua aktivitas agar selalu tampak menarik dan segar. Bibir merupakan kulit
yang memiliki ciri sendiri, sehingga menunjukan sifat lebih peka dibandingkan
dengan kulit lainnya. Oleh sebab itu, hendaknya berhati-hati dalam pemilihan
bahan yang digunakan untuk sediaan pewarna bibir, terutama dalam memilih zat
warna yang digunakan untuk tujuan pembuatan sediaan tersebut. Pewarna bibir
adalah salah satu sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan

8
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.
Dilatarbelakangi dengan banyaknya buah naga yang belum dimanfaatkan secara
baik, maka penelitian ini dibuat untuk meneliti cara pembuatan sediaan lipgloss
dari buah naga merah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa kandungan yang terdapat dalam buah naga merah?
2. Bagaimana cara pembuatan formulasi sediaan lip gloss dengan buah
naga merah?
3. Apa saja aplikasi fisika dasar farmasi dalam proses pembuatan lipgloss
dari buah naga merah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan sediaan lip gloss dengan buah
naga merah.
2. Untuk mengetahui aspek fisis yang terlibat dalam pembuatan sediaan
lip gloss dengan buah naga merah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini:
1. Agar menemukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan lip
gloss dengan buah naga merah.
2. Mengetahui aplikasi fisika dasar farmasi pada pembuatan sediaan lip
gloss dengan buah naga merah.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Buah Naga Merah


Indonesia merupakan Negara agraris yang beriklim tropis sehingga
berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang di Negara Indonesia.
Banyak tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh di
Indonesia. Selain itu Indonesia juga sebagai Negara dimana penghasil hasil bumi
yang besar, namun dengan kurangnya teknologi yang memadai hasil bumi
tersebut banyak yang tidak bias di ekspor keluar negeri. Salah satu tanaman yang
sekarang sudah bias diespor yaitu buah. Tanaman semusim atau pun tanaman
tahunan banyak sekali yang tumbuh di Negara kita ini. Salah satu buah tahunan
yaitu buah naga atau yang disebut sebagai “Dragon Fruit” yang mana buah ini
mempunyai nilai jual yang sangat tinggi karena banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang buah naga dan bagai mana cara budidaya buah naga itu
sendiri. Buah naga tergolong dalam tanaman kaktus yang hidup di daerah kering
dan agak berpasir.
2.1.1 Klasifikasi Buah Naga Merah
Buah naga termasuk kelompok tanaman kaktus atau family
Cactaceae dan subfamily Hilocereanea. Termasuk genus Hylocereus
yang terdiri dari beberapa spesies, dan diantaranya adalah buah naga
yang biasa dibudidayakan dan benilai komersial. Klasifikasi tanaman
buah naga adalah sebagai berikut :
Devisi : Spermatopyta (tumbuhan berbiji)
Sub Devisi : Spermatopyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales Family : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Spesies : 1. Hylocereus undatus (daging putih)
2. Hylocereus polyrhizus (daging merah)

10
3. Hylocereus costaricensis (daging merah
super)
4. Selenicereus megalanthus (kulit kuning,
tanpa sisik)
2.1.2 Morfologi Buah Naga Merah
Buah naga merupakan tanaman jenis merambat, secara morfologi,
tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki
daun. Berikut adalah morfologi buah naga :
a. Akar
Perakaran tanaman buah naga bersifat epifit, yaitu merambat
dan menempel pada batang tanaman lain. Kalaupun tanaman ini
dicabut dari tanah, ia masih hidup terus sebagai tanaman epifit
karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada pada
batangnya. Perakaran tanaman buah naga tidak terlalu panjang dan
terbentuk akar cabang dari akar cabang, tumbuh akar rambut yang
sangat kecil, lembut, dan banyak. Pertumbuhan perakaran tanaman
normal, dianjurkan agar derajat keasaman tanah berada pada
kondisi ideal, yaitu pH 7. Bila pH dibawah 5, pertumbuhan tanaman
akan menjadi lambat, bahkan menjadi kerdil. Oleh karena itu,
sebaiknya pH tanah harus diketahui sebelum tanaman ditanam
maupun sesudah ditanam. Ini 8 disebabkan perakaran tanaman
menjadi media penghisap hara yang ada di dalam tanah.
b. Batang dan cabang
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk
lendir dan berlapis lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-
biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya
siku atau segitiga. Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai
daun dalam proses asimilasi. Itulah sebabnya batang dan cabangnya
berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung kambium yang
berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman ini juga dianggap

11
sebagai kaktus tidak berduri karena durinya yang pendek dan letak
duri pada tepi siku-siku batang maupun cabang.
c. Bunga
Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm
akan mulai mekar pada sore hari. Ini terjadi karena pada siang hari
kuncup bunga dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari dan
perubahan suhu yang agak tajam antara siang dan malam hari.
Bunga ini mekar penuh pada waktu tengah malam. Itulah sebabnya
tanaman ini dijuluki sebagai night blooming cereus.
d. Buah
Buah berbentuk bulat panjang serat berdaging warna merah
dan sangat tebal. Letak buah pada umumnya mendekati ujung
cabang atau batang. Pada cabang atau batang dapat tumbuh buah
lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Bentuk buah
bulat lonjong. 10 Ketebalan kulit buah 2-3 cm. Permukaan kulit
buah terdapat jumbai atau jumbul berukuran 1-2 cm.
e. Biji
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam, kulit
biji sangat tipis tetapi keras. Biji ini dapat digunakan untuk
perbanyakan tanaman secara generative, tetapi cara ini jarang
dilakukan karena memerlukan waktu yang lama sampai
berproduksi. Biasanya biji digunakan para peneliti untuk
memunculkan varietas baru. Setiap buah naga mengandung lebih
dari 1.000 biji. Biji berwarna hitam dan halus, endosperma sedikit
atau bahkan tidak ada.
2.1.3 Penyebaran Buah Naga Merah
Daerah asal buah berwarna merah dan bersisik ini adalah Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Di daerah asalnya tersebut buah naga
atau dragon fruit ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Penduduk Indian
sering memanfaatkan buah yang berasa manis agak asam ini sebagai buah

12
meja atau buah yang dikonsumsi segar. Tanaman buah naga lebih dikenal
sebagai tanaman dari Asia karena dikembangkan secara besar-besaran di Asia
seperti Vietnam dan Thailand. Sebenarnya buah naga masuk ke daratan Asia,
yaitu Vietnam oleh orang Perancis sekitar tahun 1870 yang dibawa dari
Guyana, Amerika Selatan. Masuknya tanaman ini ke Vietnam ditujukan
sebagai tanaman hias.

Daerah di Indonesia yang mengembangkan buah naga ialah Pasuruan,


Jember, Mojokerto, dan Jobang. Daerah yang diketahui pertama kali
menanam tanaman buah naga adalah Pasuruan ke arah Tosari, daerah Desa
Pohgading, Kecamatan Pasrepan. Tidak jelas siapa yang pertama kali
membawa dan menanamnya di Indonesia. Namun, umumnya tanaman ini
ditanam pertama kali oleh hobiis tanaman yang ingin bereksperimen dan
mengembangkannya. Buah naga mulai dikembangkan di Indonesia pada
tahun 2001.

2.1.4 Kandungan Buah Naga Merah


Kandungan nutrisi dari buah naga adalah: Air 90,20% ,Karbohidrat
11,50%, Protein 0,53% Lemak 0,40%, Serat 0,71%, Calcium 6-10 mg/100g,
Fosfor 8,70%, Vitamin C: 9,40%. Untuk jenis yang berdaging
buah merah, mengandung beta carotene yang berfungsi
sebagai antioksidan. Warna merah berasal dari pigmen alami yang dikenal
sebagai hylocerenin dan isohylocerenin dan juga membuat
berbagai hidangan berwarna merah cantik ketika disajikan. Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus) juga mengandung beta karoten, dan
flavonoid,. Beta karoten adalah pigmen berwarna kuning yang larut dalam
lipid, lipid bersifat mudah terkosidasi berdasarkan hasil pengujian kadar beta
karoten dalam buah naga sebanyak 0,9995 mg/100g. Buah naga merah juga
mengandung antosianin yangmerupakan senyawa polifenol yang kaya akan
pigmen,penentu terbentuknya warna merah, ungu, dan biru pada buah naga.

13
Antoxianin merupakan salah satu jenis flavonoid yang banyak terdapat pada
buah naga. Penelitian yang dilakukan oleh Wibraniage membuktikan bahwa
flavonoid yang terdapat didalam buah naga adalah beta xianin. Flavonoid
yang terkandung didalam buah naga meliputi quercetin, kaempferol, dan
isorhamnetin. Buah naga merah juga kaya akan antioksidan antosianin. Kadar
antosianin berkisar 8,8mg/100g buah naga. Juga mengandung fenol 1049,18
mg/100g.

2.1.5 Khasiat Buah Naga Merah


1. Membantu mengurangi berat badan
2. Camilan sehat bagi Anda yang sedang berdiet
3. Membantu proses detoksifikasi
4. Mampu mencegah kanker
5. Mampu mencegah tekanan darah tinggi dan serangan jantung
6. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
7. Meningkatkan nafsu makan
8. Membantu masalah pencernaan
9. Membantu meringankan batuk dan asma
10. Membantu pertumbuhan dan kesehatan tulang serta
11. Menjaga kestabilan tekanan darah dan gula darah
12. Mampu mencegah dan mengatasi kurang darah (anemia)
13. Mampu meningkatkan imunitas (kekebalan tubuh)
14. Menambah tenaga dan kekuatan
15. Mencegah keguguran dan kelahiran prematur
16. Memperkuat tulang dan gigi
17. Memperbaiki pencernaan
18. Membantu perkembangan dan pertumbuhan janin

14
2.2 Lip Gloss
Lip Gloss merupakan salah satu produk pemulas bibir yang berfungsi untuk
memberikan kilauan agak mengkilat di bibir atau digunakan untuk memberikan
efek warna tertentu. Pada umumnya lip gloss dibuat dalam berbagai bentuk cair
atau padatan lunak dan digunakan dengan bermacam-macam cara. Lip gloss yang
dikemas dalam botol sislindris kecil yg dipakai denganmenggunakan batang
pengoles berujung membulat ataulonjong yang bisa dilengkapai kuas bibir
sedangkan lip gloss dalam bentuk padat seringkali dikemas dalam bentuk kotak
atau tabung. Kebanyakan Lip Gloss membutuhkan efek kilau dan kilau yang
tinggi, sifat reologi khusus selama aplikasi, penggunaan jangka Panjang, dan
elastisitas tinggi. Secara fisik lip gloss biasanya semi cairan.

2.3 Monografi Bahan yang Digunakan


a. Cera alba (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1995)
Cera alba atau malam putih merupakan hasil permurnian dan
pengentalan cera flavum (malam kuning) yang diperoleh dari sarang
lebah madu Apis mellifer Linne. Cera alba memiliki bobot jenis 0,95
Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya
dalam keadaanlapisan tipis,bau khas lemah dan bebas bau tengik.
Kelarutan : tidaklarut dalam air, sukar larut dalam etanol
dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat dan bagian mirisin,
yang merupakan kandungan malam putih, larut sempurna dalam
minyak lemak dan minyak atsiri.
b. BHT (Butil Hidoksitoulen) (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,2014)
BHT merupakan penangkapan radikal bebas yang paling
atraktif pada produk petroleum. Karena sifat kasinogen yang
dimilikinya, penggunaan BHT telah dibatasi untuk produk makanan
manusia.
Pemerian : padat, putih, bau khas lemah.

15
Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam
etanol.
Khasiat : zat tambahan
Penggunaan : penangkapan radikal bebas untuk minyak dan
lemak
c. Nipagin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014)
Nipagin atau metal paraben banyak digunakan sebagai
pengawet antimikroba pada kosmetik, produk makanan, dan
formulasi farmasi. Metil paraben banyak digunakan sendiri
atau dikombinasikan denganparaben lainnya atau dengan agen
antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, digunakan sebagai
pengawet antimicrobial.
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzin, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter
Khasiat : Zat tambahan, zat pengawet
Pengunaan : Pengawet antimicrobial
d. Emulsifying Wax
Emulsifying Wax digunakan dalam perawatan, kontrol,
pencegahan, & perbaikan penyakit. Garam Emulsifying Wax
diindikasikan untuk perawatan Emulsi air dan minyak bersama-sama,
Melembabkan, Memperlancar, Melembabkan, Emulsi air dan minyak
bersama-sama dan kondisi lainnya.
Pemerian : keras, putih,, Kristal putih, atau putih kekuningan,
serbuk.
Penggunaan : melembabkan.
e. Minyak Jarak (Rowe et al, 2009);(Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1995)
Minyak jarak banyak digunakan dalam kosmetik, produk
makanan dan formulasi farmasi. Dalam formulasi farmasi

16
minyak jarang paling sering digunakan dalam krim topical dan
salep. Namun, dapat juga digunakan dalam tablet oral. Minyak
jarak adalah minyak yang diperoleh dariperasan dingin biji
jarak. Linne yang telah dikupas, tidak mengandung bahan
tambahan. Minyak jarak adalah trigliserida dari asalm lemak.
Pemerian : Cairan kental, transparan,kuning pucat atau
hamper tidak berwarna, bau lemah, bebas
dari bau tengik.
Kelarutan : larut dalam etanol, dan asam asetat
Khasiat : laksativum.
Penggunaan : pelarut, emolien
f. Paraffin Liquid
Paraffin liquid biasa digunakan sebagai fase minyak/pembawa
dalam sistem emulsi, baik sediaan semisolid maupun sediaan
cair. Dalam hal ini, paraffin liquid bekerja sebagai pelarut
senyawa-senyawa yang larut dalam minyak mineral.
Penggunaan paraffin liquid dalam sediaan farmasi, baik
sebagai zat aktif maupun sebagai pembawa, perlu ditambahkan
antioksidan. Paraffin liquid merupakan senyawa hidrokarbon
yang dapat teroksidasi menjadi senyawa peroksida dan
kemudian terurai.
Pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau.
Kelarutan : mudah larut dalam minyak menguap, dalam
hampir semua jenis minyak lemak hangat;
sukar larut dalam etanol absolut.
Penggunaan : pelarut
g. Gliserin
Gliserin atau gliserol digunakan sebagai bahan kosmetik,
pengawet obat-obatan, pelembap buah-buahan atau tembakau.

17
Gliserin menarik oksigen ke dalam kulit sehingga membantu
untuk mempertahankan kelembaban kulit.
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna,
rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah
(tajam atau tidak enak), higroskopik, netral
terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
Penggunaan : antimikroba, emolient, humektan, plastizer,
solvent, pemanis, tonisitas.
h. Vaseline Album
Vaseline putih merupakan campuran yang dimurnikan dari
hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak
bumikeseluruhan/hamper keseluruhan dihilangkan warnanya.
Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini
tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk.
Kelarutan : tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %)
P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam eter minyak tanah P. Larutan kadang-
kadang beropalesensi lemah.
Khasiat : zat tambahan.

18
2.4 Uji Fisik
Penguji dilakukan terhadap Lip gloss dari uji fisik :
1. Homogenitas
Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butir-butir kasar.
2. Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan
suatu cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar
tahanannya. Viskositas sediaan lipgloss sebaiknya tinggi untuk
menghindari aliran produk yang tidak diinginkan dari bibir ke kulit
lainnya dengan kata lain sediaan lip gloss hendaknya memiliki aliran
thixotropic dan kental.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kediaman pribadi. Waktu penelitian tanggal
7 Desember 2019

3.2 Materi Penelitian


Materi penelitian adalah manfaat buah naga merah sebagai bahan
pembuatan lip gloss.

3.3 Metode Penelitian


Untuk memudahkan karya tulis ini diperlukan data yang akurat, untuk
itu penulis menggunakan metode :
3.3.1 Metode Pustaka
Penulis mencari informasi dan bahan dokumentasi melalui buku, surat
kabar, buku pelajaran dan melalui situs internet.
3.3.2 Metode Eksperimen
Penulis memperoleh data dengan cara penelitian langsung.

3.4 Metode Pengambilan Sampel


Sampel yang digunakan adalah buah naga merah yang direndam dalam
air, yang kemudian diperas dan disaring untuk mendapat sari dan warna dari
sampel buah naga.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah dengan mendasar atas referensi
jurnal serta informasi dari internet. Yaitu dengan melakukan evaluasi terhadap
sediaan lipgloss yang telah dibuat. Dengan dilakukan tiga macam serangkaian
uji, yakni :

20
 Uji homogenitas
 Hedonic test (uji kesukaan)
 Analisa data berupa perhitungan skor sediaan lipgloss

3.6 Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Disamping itu juga
dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari unit analisa.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian,
meliputi : alat pemanas (kompor), mangkuk stainless, gelas alumunium,
panic, sendok, wadah kecil, saringan teh. Bahan penelitian yang digunakan
meliputi : buah naga merah, BHT, Vaseline album, Nipagin, Olium ricini,
Cera alba, paraffin liquid, emulsifying wax, gliserin.

3.8 Tahap Penelitian


1. Preparasi alat dan bahan
2. Pengektrakan zat warna
3. Pencampuran bahan
4. Pendinginan

4.9 Cara Kerja


Tahapan yang pertama adalah preparasi alat dan bahan yang terdiri
dari bahan utama pembuatan lip gloss seperti daging buah naga merahdan
bahan yang lainnya. Tahapan berikutnya adalah pengekstakan zat warna dari
daging buah naga merah dengan cara sebagai berikut,
1. Mengupas buah naga merah dan mengambih dagingbuah naga merah
2. Daging buah naga merah dipotong-potong kemudian disaring untuk
mengambil hasil sarinya sehingga menghasilkan zat warna yang
berwarna merah tua.
Tahapan berikutnya adalah pencampuran bahan dengancara sebagai berikut,

21
1. Buah naga merah hasil dari isolasi yang telah diambil zat warnanya
….. (1)
2. Vaseline album dan Cera alba dilumerkan diatas gelas stainless
didalam panci, aduk hingga homogen ….. (2)
3. BHT dilarutkan dengan sedikit minyak jarak, aduk hingga homogen
….. (3)
4. Emulsifying wax dilumerkan diatas gelas stainless didalam panic,
tambahkan massa (3) aduk hingga homogen ….. (4)
5. Kemudian campurkan massa (2) dan massa (4) dicampurkan perlahan-
lahan, tambahkan nipagin aduk hingga homogen.
6. Tambahkan gliserin dan paraffin liquid kemudia aduk hingga
homogen, kemudia tambahkan minyak jarak aduk hingga homogen.
7. Tambahkan massa (1) sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen.
8. Kemudian masukan kedalam tempat lip gloss.
Tahapan terakhir yaitu pendinginan. Menunggu lip gloss menjadi keras dan
siap dipakai.

22
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Perlakuan Bahan Waktu Pengamatam
1 Preparasi -buah naga Bahan-bahan yang tersedia
bahan merah terdiri dari buah naga 1⁄2 𝑘𝑔
-parrafin ,parrafin liquid 500ml, olium
liquid ricini 100ml, cera alba 100g,
-olium ricini emulsifying wax 100g, BHT
-cera alba 100g, Vaseline album 70g,
-emulsifying nipagin 100g, gliserin 50ml
wax
-BHT
-vaseline
album
-nipagin
-Gliserin

2 pengekstrakan Daging buah Setelah potongan buah naga


zat warna naga merah merah disaring menggunakan
1⁄ 𝑘𝑔 saringan teh, dihasilkan sari
2
buah naga yang kental dan
berwarna merah pekat.

3 Pencampuran campuran 3 menit Setelah Vaseline album dan


bahan Vaseline cera alba dimasukkan

23
album dan kedalam gelas, kemudian
cera alba yang dipanaskan dan dilumerkan.
dilumerkan Kemudian hasil dari
(1) pemanasan, Vaseline album
dan cera alba menyatu
menjadi cairan yang kental .
Campuran Menjadi campuran yang
BHT dan homogeny.
Minyak jarak
(2)
Campuran 5 menit Emulsifying wax dipanasan
emulsisfying dengan waktu yang cukup
wax dengan lama menghasilkan cairan
campuran (1) yang kental. Kemudia
ditambahkan campuran (2)
menjadi campuran (3) yang
homogen.
Penambahan Menjadi campuran (4) yang
nipagin homogen.
kedalam
campuran (3)
Penambahan Semua bahan bercampur
gliserin, kemudian ditambahkan zat
paraffin warna yang berasal dari sari
liquid, dan buah naga merah
minyak jarak

24
4 Pendinginan Sediaan lip 10 menit Pada percobaan ini lipgloss
gloss dimasukkan kedalam tempat
lip gloss dan ditunggu hinga
dingin serta mengeras. Hasil
akhir lip gloss menjadi padat
dan bertekstur lembut

4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Pembuatan Pertama
Pada penelitian kali ini kami melakukan proses pembuatan sediaan lipgloss
dengan ekstrak buah naga yang mengacu pada sebuah jurnal. Yakni jurnal yang
ditulis oleh Euis Setiawati dan Ine Suharyani (2017) dengan judul “Formulasi
Sediaan Lipgloss dari Bawang Dayak (Eleutherina palmifolia L,. Merr) Sebagai
Bahan Pewarna Alami Kosmetik.” Dalam literatur acuan kami, terdapat 3 macam
formulasi yaitu formulasi 1, 2 dan 3. Kami menggunakan formulasi 2 dikarenakan
dari segi hasil pengamatan dan pengujian yang telah dilakukan pada literatur acuan
bahwa formula 2 memilki hasil uji hedonik yang lebih baik yakni dengan skor 78%
yang dinilai oleh 190 dari 250 responden. Bentuk sediaan yang dihasilkan dalam
penelitian menurut literatur adalah sediaan berbentuk semi-padat yang agak keras dan
sedikit berminyak.
Pada penelitian kami, kami mengganti zat pewarna alami tersebut. Bahan
yang kami gunakan untuk pewarna alami adalah buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus). Dikarenakan buah ini sering sekali dimanfaatkan sebagai pewarna merah
alami dengan hasil yang sangat baik pada beberapa penelitian sebelumnya.
Pada literatur formula 2 terdiri dari komposisi sebagai berikut :
Bahan Jumlah (%)
Buah Naga Merah 35

25
Cera Alba 6
Parafin cair 10
Vaselin album 13
Emulsifying Wax 30
BHT 0,5
Nipagin 0,5
Gliserin 3
Oleum ricini Ad 100

Sediaan lipgloss yang kami buat adalah sebesar 10 gram, yakni sesuai dengan
literatur jurnal yang kami gunakan. Yang kemudian dilakukan perhitungan bahan dan
dilanjutkan dengan penimbangan bahan seperti ekstrak buah naga sebagai bahan aktif
sekaligus pewarna alami dan eksipien lainnya sebagai basis lipgloss.
Buah naga merah yang kami gunakan sebanyak setengah buah. Dari proses
pemerasan dan penyaringan yang telah kami lakukan telah didapat hasil sebanyak
6.58 gram dari hasil filtrasi buah naga. Hasil filtrasi berwarna merah sedikit gelap
dengan cairan yang sedikit kental. Kemudian selanjutnya diambil dan ditimbang
ekstrak buah naga sebanyak 3,5 gram sesuai dengan formulasi menurut literatur.
Pada eksipien digunakan cera alba, vaselin album, emulsifying wax, dan
oleum ricini sebagai basis pada lipgloss. Sedangkan gliserin digunakan sebagai
humektan. Nipagin berfungsi sebagai pengawet sedangkan BHT berfungsi sebagai
antioksidan pada lipgloss yang terdiri dari sebagian besar minyak atau lemak.
Uji Organoleptis sediaan
Menurut hasil pembuatan dan pengamatan kami, lipgloss yang telah kami
buat berupa sediaan semi-padat, sedikit lembek/lembut dan sedikit keras. Hal ini
disebab karena cera alba yang kami gunakan cukup banyak yakni 0,6 gram. Menurut
literatur basis yang optimal adalah dengan menggunakan cera alba sebanyak 3% atau
6%. Akan tetapi kami tidak memilih formula dengan 3% cera alba dikarenakan dari
hasil penilaian respoden menurut literatur, dengan formula cera alba 3% tidak
mendapat penilaian yang cukup tinggi seperti formula 2 yang kami gunakan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari formula 2 dan sediaan kami
adalah hasil dari bentuk sediaan lipgloss yang sedikit keras.

26
Warna yang dihasilkan oleh sediaan lipgloss kami adalah berupa merah
sedikit pudar. Bila dilihat dari hasil pembuatan sediaan ekstrak buah naga yang kami
dengan menggunakan sebanyak 3,5 gram masih kurang banyak untuk bisa membuat
warna merah pada bibir. Sehingga kami perlu melakukan pertimbangan kembali
untuk menambah persentase jumlah pewarna alami buah naga merah tersebut.
Uji Homogenitas
Dari segi homogenitas, sediaan lipgloss kami sudah homogen, dikarenakan
semua bahan tercampur rata sehingga tidak terjadi pemisahan antar eksipien atau
basis pada lipgloss. Ekstrak buah naga juga tercampur dan teraduk dengan rata.
Sediaan kami terlihat tercampur rata baik saat proses pembuatan dan saat setelah jadi.
Dan hal ini juga dapat didukung dengan ketika dioleskan ke bibir terasa
menempel dengan cukup baik. Sehingga bisa dikatakan bila dari segi homogenitas,
sediaan kami dapat dikatakan sebagai sediaan yang homogen.
Uji Hedonik (Penilaian dari responden)
Kami menggunakan 6 responden sebagai penilai dari sediaan kami. Terdapat
dua macam penilaian. Yakni “suka” dan “tidak suka.” Dan dari keenam responden
kami mendapatkan penilaian sebagai berikut :
Responden / Penilai Suka Tidak suka
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √

Dari hasil penilaian dari para responden menunjukan bahwa 3 orang


menyukai sediaan kami dan 3 lainnya tidak menyukainya. Skor yang kami dapat
adalah 50 : 50 yang artinya adalah sediaan yang kami buat sedikit butuh
pengembangan formulasi kembali. Menurut 3 responden yang menyukai sediaan
kami, sediaan lipsgloss kami cukup nyaman digunakan dan lembut serta menempel
cukup baik pada bibir. Sedangkan menurut 3 responden yang tidak menyukai lipgloss

27
kami, sediaan lipgloss kami memiliki warna yang kurang menarik serta malah
cenderung berbentuk seperti lipbalm ketimbang lipgloss.
Dari hasil pengamatan dan uji yang telah kami lakukan, kami perlu mengubah
komposisi dan melakukan pengembangan terhadap formulasi dari sediaan kami.
Kekurangan ini terjadi akibat banyaknya faktor internal maupun eksternal dari proses
pembuatan. Seperti kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan dan
penimbangan bahan, kesalahan prosedur, bahan-bahan yang mungkin kurang baik,
kemungkinan peralatan yang kurang baik atau kemungkinan adanya ketidakketelitian
dari praktikan, dan masih banyak lagi kemungkinan faktor yang bisa mempengaruhi
proses pembuatan sediaan tersebut.

4.2.2 Proses Pembuatan Kedua


Pada proses pembuatan yang kedua kalinya, kami mencoba memodifikasi
formulasi dari lipgloss. Lipgloss yang pertama menggunakan formulasi 2, yang
hasilnya berupa lipgloss semipadat yang keras dan tidak berwarna. Pada pembuatan
kedua kami mengubah jumlah penambahan sari buah naga. Dan kami menggunakan
komposisi eksipien pada formulasi 1, yakni :
Bahan Jumlah (%)
Cera Alba 3
Parafin cair 10
Vaselin album 13
Emulsifying Wax 30
BHT 0,5
Nipagin 0,5
Gliserin 3
Oleum ricini Ad 100

Dimana cera alba yang digunakan adalah 3%, lebih sedikit dari formulasi 2
yang menggunakan 6% cera alba. Kemudian untuk oleum ricini atau minyak jarak
kami mengubah jumlahnya, yakni bukan ad hingga 100% melainkan menjadi 5%.
Angka 5% adalah berasal dari selisih antara 100% - seluruh jumlah total timbangan
eksipien-eksipien pada formulasi 2. Singkatnya kami mencoba memodifikasi
formulasi antara formula 1 dan 2 karena diharapkan agar kami mendapat hasil yang

28
baik dari masing-masing kelebihan dari kedua formulasi. Dimana formulasi 1
memiliki kelebihan pada bentuk dan tekstur pada sediaan sedangkan formulasi 2
memiliki nilai uji hedonik yang tinggi (Setiawati, Euis & Ine Suharyani, 2017).
Untuk jumlah sari buah naga yang digunakan juga kami ubah. Dikarenakan
bila menggunakan formulasi 1,2 dan 3 sebagai acuan maka akan menghasilkan
sediaan yang kurang berwarna. Seperti percobaan pertama kami yang menghasilkan
lipgloss dengan warna yang pucat. Hal ini dikarenakan pada saat kami menambahkan
buah naga sesuai jumlah yang tertera pada jurnal, sari buah naga yang sudah kami
campurkan tidak tercampur sama sekali dengan parafin cair yang sudah dicampurkan
sebelumnya dengan gliserin yang berfungsi sebagai humektan (Depkes RI, 1995). Hal
ini kemungkinan berhubungan dengan formulasi dari jurnal yang masih perlu untuk
dilakukan optimasi kembali. Sehingga kami mengubah jumlah sari buah naga. Kami
tidak mengacu kembali pada pembuatan sediaan sebesar 10 gram. Kami mencoba
menambahkan sari buah naga sebesar 30 gram.
Selain cera alba, oleum ricini dan buah naga, jumlah bahan lainnya tetap
seperti pada jurnal. Data penimbangan kami menjadi sebagai berikut :
Bahan Jumlah (g)
Sari buah naga 30
Cera alba 0,3
Parafin cair 1
Vaselin album 1,3
Emulsifying wax 3
BHT 0,05
Nipagin 0,05
Gliserin 3
Oleum ricini 0,5

Maka dari formulasi hasil modifikasi seperti diatas, total sediaan yang akan
kami buat adalah 39,2 gram atau kurang lebih mendekati 40 gram. Untuk prosedur
kerja, kami tetap menggunakan tahapan-tahapan yang sesuai dengan jurnal. Karna
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal pada saat proses pembuatan nanti.
Kami menambahkan sedikit khas pada sediaan lipgloss kami, yaitu saat
pengaplikasian pada bibir akan terdapat serpihan daging buah atau bulir. Hal ini agar

29
menjadi khas atau signatur dari sediaan kami yang menandakan bahwa sediaan kami
terbuat dari buah naga asli. Serpirhan buah naga ini tidak akan mengganggu proses
pengolesan.
Uji Organoleptis
Setelah sediaan kami dituang dalam kemasan dan lalu kami amati. Sediaan
lipgloss kami berbentuk cairan kental cenderung cair dengan warna merah khas buah
naga. Ketika diaplikasikan pada bibir sediaan kami menghasilkan warna merah pink
ungu muda yang cantik, namun kurang mengkilap seperti lipgloss pada umumnya.
Sediaan lipgloss kami memiliki wangi khas buah naga. Pada sediaan kami terdapat
sedikit serpihan atau bulir buah naga yang dimana menandakan sebagai khas bahwa
sediaan kami menggunakan buah naga asli.
Uji Homogenitas
Pada uji homogenitas sediaan kami awalnya tidak homogen saat awal mula
penambahan sari buah naga. Akan tetapi ketika kami menambahkan sari buah naga
sedikit demi sedikit dengan dan melakukan pengadukan secara konstan atau kontinyu,
sari buah naga pun menyatu dengan eksipien yang sebelumnya sudah dipanaskan.
Setelah kami melakukan pengadukan secara terus penerus dan dilanjutkan dengan
mengamati homogenitas sediaan dengan mengaplikasikannya pada tangan, sediaan
kami sudah cukup homogen namun dengan adanya bulir khas buah naga.
Uji Hedonik
Sama seperti uji hedonik yang kami lakukan sebelumnya, kami menggunakan
6 responden. Kami mengoleskan sediaan lipgloss pada tangan dan bibir. Hasilnya
para responden memberikan skor “suka” dan “tidak suka” sebagai berikut :

Responden / Penilai Suka Tidak suka


1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √

30
Menurut responden 2 yang memberi nilai tidak suka pada lipgloss kami
adalah lipgloss kami kurang kental dan membutuhkan beberapa kali pengolesan jika
warnanya ingin betul-betul terlihat. Untuk bulir buah naga yang berfungsi sebagai
khas atau signatur kami tidak mengganggu saat pengaplikasian bagi responde 2.
Kemudian menurut responden lainnya lipgloss kami memiliki warna yang cantik dan
ringan saat digunakan. Wangi dari sediaan lipgloss kami harum khas buah naga yang
menandakan keaslian produk yang terbuat dari buah naga.

31
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fomulasi sediaan lip gloss
dengan menggunakan pewarna alami dari buah naga merah dapat dijadikan pewarna
alami formulasi sediaan lip gloss. Teknik yang digunakan dalam pembuatan ini
adalah pencampuran dan pemanasan bahan. Digunakan juga cera alba, vaselin album,
emulsifying wax, oleum ricini sebagai basis pada lipgloss dan gliserin digunakan
sebagai humektan. Terdapat juga nipagin untuk pengawet serta BHT (Butil
Hidoksitoulen) sebagai antioksidan yang terdiri dari sebagian besar minyak atau
lemak. Dari hasil pengamatan dan uji yang telah kami lakukan, kami perlu mengubah
komposisi dan melakukan pengembangan terhadap formulasi dari sediaan kami.
Kekurangan ini terjadi akibat banyaknya faktor internal maupun eksternal dari proses
pembuatan produk. Pada percobaan pertama hasil pembuatan dan pengamatan lip
gloss yang telah dibuat berupa sediaan semi padat, sedikit lembut dan sedikit keras
karena cera alba yang digunakan cukup banyak. Warna yang dihasilkan oleh sediaan
berupa warna merah sedikit pudar. Dari percobaan yang pertama hasil yang didapat
kurang memuaskan sehingga perlu mengubah komposisi dan melakukan
pengembangan terhadap formulasi dari sediaan yang ada. Pada percobaan kedua
penambahan sari buah naga yang bertujuan untuk menambahkan warna pada lip gloss
dan menambahkan sedikit khas pada sediaan lipgloss agar saat pengaplikasian pada
bibir akan terdapat serpihan daging buah/bulir yang menandakan sediaan ini terbuat
dari buah naga merah asli.

5.2. Keterbatasan
Kendala yang dialami dalam penelitian ini antra lain:
1. Dalam pencarian bahan baku untuk pembuatan lip gloss terkendala dengan
susahnya mencari bahan-bahan baku, tidak tersedianya bahan baku di toko

32
kimia terdekat membuat pencarian bahan melalui toko online Sehingga
perlu waktu yang lama untuk menunggu bahan baku sampai.
2. Kurangnya pemahaman tentang cara pembuatan lip gloss yang benar,
sehingga pada saat proses pembuatan lip gloss sering terjadi kesalahan dan
mengulang dari awal kembali.
3. Keterbatasan waktu yang lebih lama untuk membuat produk,
menyebabkan pembuatan produk tidak dapat dilakukan secara optimal.
4. Ketersediaan contoh jurnal yang mendukung dalam proses pembuatan
produk terbatas, sehingga perlu waktu yang lama untuk mencari produk
baru apa yang akan dibuat.

5.3. Saran
Saran terhadap penelitian ini, disarankan:
1. Diharapkan formulasi sediaan lip gloss pewarna bibir alami yang
mengandung hasil sari daging buah naga merah inidilkukan penelitian
lebih lanjut yang berhubungan dengan sifat fisik, uji stabilitas dan juga
pengujian alergi.
2. Diharapkan formulasi sedian lip gloss pewarna bibir alami yang
mengandung hasil sari dari daging buah naga merahini dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk dibuat sediaan yang lainnya seperti betuk
cair.

33
DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, Daniel. 2012. Pembudidayaan Dipot Dan Dikebun.


https://books.google.co.id/books?id=vSwXBWQ4GygC&pg=PA9&dq=perseba
ran+buah+naga&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiVcXHwqDmAhWIbisKHekCA
74Q6AEIKzAA#v=onepage&q=persebaran%20buah%20naga&f=false.
Diakses pada hari jum’at, 6 Desember 2019 pukul 14.32 WIB

Setiawati, Euis. 2018. Formulasi Sediaan Lip Gloss Bawang Dayak (Eleutherina
palmifolia L. Merr) Sebagai Bahan Pewarna Alami Kosmetik. http://ojs.stikes-
muhammadiyahku.ac.id/index.php/jfarmaku . Diakses pada hari sabtu, 7
Desember 2019 pukul 13.00 WIB

Muda, Widyiaiswara. 2015. Mengenal Buah Naga. http://www.bppjambi.info.


Diakses pada hari sabtu, 7 Desember 2019 pukul 15.00 WIB

Zahra, Aulya. 2017. Formulasi dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas Ekstrak
Kulit Terung Ungu Dalam Sediaan Lip Gloss.
http://repository.ump.ac.id/5133/3/AULIYAA%20ZAHRA%20SUPRIYATNA
%20....BAB%20II.pdf. Diakses pada hari sabtu, 7 Desember 2019 pukul 16.00
WIB

Salsabila, Khusna. 2018. Uji Penangkal Radikal Bebas Sediaan Lip Gloss Dengan
Pewarna Alami Ekstrak Buah Naga Merah. http://repository.ump.ac.id. Diakses
pada hari sabtu 7 Desember 2019 pukul 20.00 WIB

34

Anda mungkin juga menyukai