Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI SPIRITUAL DZIKIR

SURAT AL-FATIHAH

Topik Penerapan terapi modalitas berupa terapi spiritual dzikir pada


pasien Pre Operasi
Pengertian Terapi yang menggunakan media dzikir mengingat Allah yang
bertujuan untuk memfokuskan pikiran. Dengan bacaan do’a
dan dzikir orang akan menyerahkan segala permasalahan
kepada Allah, sehingga beban stress yang dihimpitnya
mengalami penurunan.
Tujuan 1. Dzikir dapat mengusir, menundukkan dan membakar
setan, karena dzikir bagaikan benteng yang sangat kokoh
yang mampu melindungi seorang hamba dari serangan
musuh-musuhnya.
2. Dzikir dapat menghilangkan kesedihan, kegundahan,
Cemas dan depresi, dan dapat mendatangkan ketenangan,
kebahagiaan dan kelapangan hidup. Karena dzikir
mengandung psikoterapeutik yang mengandung kekuatan
spiritual atau kerohanian yang dapat membangkitkan rasa
percaya diri dan rasa optimisme yang kuat dalam diri
orang yang berdzikir.
3. Dzikir dapat menghidupkan/Menenangkan hati
4. Dzikir dapat menghapus dosa dan menyelamatkannya dari
adzab Allah, karena dengan berdzikir dosa akan menjadi
suatu kebaikan yang besar, sedang kebaikan dapat
menghapus dan menghilangkan dosa.
Waktu 50 Menit
Pelaksana Mahasiswa/Peneliti/Perawat
Prosedur Penatalaksanaan A. Persiapan Alat dan Lingkungan
1. Lingkungan yang hening sehingga dapat berkonsentrasi
Terapi Spiritual Dzikir
secara penuh
B. Prosedur Pelaksanaan Dzikir Surag Al-fatihah menurut
Sholeh, M. (2016).
1). Pre
1. Mengucapakan Salam Terapeutik pada Klien
2. Melakukan Kontrak (Waktu, Tempat dan Topik)
dengan Klien
3. Menjelaskan informed consent dan Tujuan yang akan
di lakukan
4. Melakukan Tekanan Darah
Mengukur Kecemasan Klien dengan skala HARS 1
Jam sebelum Tindakan dengan Klien menjawab
pertanyaan pada kuesioner.
2). Intervensi
5. Sebelum Terapi Lingkungan yang hening sehingga
dapat berkonsentrasi secara penuh
6. Posisi Bisa baring atau pun duduk
7. Melakukan terapi dzikir pasien dituntun untuk
mengucap secara lirih dan meresapi kalimat
a). “al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn”,
b). “ar-raḥmānir-raḥīm”
c).“māliki yaumid-dīn”
d) “iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn”
e)“ihdinaṣ-ṣirāṭal-m”staqīm"
f).“ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi
'alaihim wa laḍ-ḍāllīn”.
baca 3 kali selama 5-10 Menit dengan khusyu’ dan
diperbolehkan dengan memejamkan mata. Pasien
melakukan dzikir 1 sesi. Pasien diperkenankan
berdzikir kembali apabila masih terasa cemas.
Setelah selesai, pasien perlahan-lahan membuka
mata.
3. Post
8.Melakukan wawancara dengan klien setelah
dilakukan intervensi dengan mengukur kecemasan
dengan kuesioner Skala HARS setelah intervensi
diberikan

Anda mungkin juga menyukai