Anda di halaman 1dari 10

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN:DIABETES MELLITUS

A. KONSEP MEDIS1. PengertianDiabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang


secaragenetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupahilangnya toleransi
karbohidrat (Price dan Wilson, 1995).Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik
disertaiberbagai keluhan metabolic akibat gangguan hormonal yangmenimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada berbagai organ dansystem tubuh seperti mata, ginjal, saraf, dan
pembuluh darah, danlain-lain (Mansjoer, 1999).Diabetes melitus adalah sekelompok
kelainan heterogen yangditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah
atauhiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002).Diabetes mellitus adalah sindrom yang
disebabkan olehketidaseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin (H.Rumahorbo,
1999).2. EtiologiPenyebab diabetes mellitus sampai sekarang belum diketahuidengan pasti
tetapi umumnya diketahui karena kekurangan insulinadalah penyebab utama dan faktor
herediter memegang perananpenting
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun.
Biasanya jugadisebut Juvenille Diabetes, yang gangguan ini ditandai denganadanya
hiperglikemia (meningkatnya kadar gula darah).Faktor genetik dan lingkungan merupakan
faktor pencetusIDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksivirus (dari
lingkungan) misalnya coxsackievirus B danstreptococcus sehingga pengaruh lingkungan
dipercayamempunyai peranan dalam terjadinya DM.Virus atau mikroorganisme akan
menyerang pulau – pulaulangerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksiinsulin.
Dapat pula akibat respon autoimmune, dimana antibodysendiri akan menyerang sel bata
pankreas. Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit
ini(Brunner & Suddart, 2002)b. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)Virus dan
kuman leukosit antigen tidak nampak memainkanperan terjadinya NIDDM. Faktor herediter
memainkan peranyang sangat besar. Riset melaporkan bahwa obesitas salahsatu faktor
determinan terjadinya NIDDM sekitar 80% klienNIDDM adalah kegemukan. Overweight
membutuhkan banyakinsulin untuk metabolisme. Terjadinya hiperglikemia disaatpankreas
tidak cukup menghasilkan insulin sesuai kebutuhan

3
tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun ataumengalami gangguan. Faktor resiko
dapat dijumpai pada kliendengan riwayat keluarga menderita DM adalah resiko yangbesar.
Pencegahan utama NIDDM adalah mempertahankanberat badan ideal. Pencegahan
sekunder berupa programpenurunan berat badan, olah raga dan diet. Oleh karena DMtidak
selalu dapat dicegah maka sebaiknya sudah dideteksipada tahap awal tanda-tanda/gejala
yang ditemukan adalahkegemukan, perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis
dankehilangan berat badan, bayi lahir lebih dari berat badan normal,memiliki riwayat
keluarga DM, usia diatas 40 tahun, biladitemukan peningkatan gula darah (Brunner &
Suddart, 2002)
nsidenTingkat prevalensi dari DM adalah tinggi, diduga terdapatsekitar 10 juta kasus
diabetes di USA dan setiap tahunnyadidiagnosis 600.000 kasus baru serta 75 % penderita
DM akhirnyameninggal karena penyakit vaskuler. Penyakit ini cenderung tinggipada negara
maju dari pada negara sedang berkembang, karenaperbedaan kebiasaan hidup. Dampak
ekonomi jelas terlihat akibatadanya biaya pengobatan dan hilangnya pendapatan.
Disampingkonsekuensi finansial karena banyaknya komplikasi sepertikebutaan dan penyakit
vaskuler. Perbandingan antara wanita dan

4
pria yaitu 3 : 2, hal ini kemungkinan karena faktor obesitas dankehamilan (Price dan Wilson,
1995).4. Anatomi dan Fisiologia. Anatomi PankreasPankreas terletak melintang dibagian atas
abdomen dibelakanggaster didalam ruang retroperitoneal. Disebelah kiri ekorpankreas
mencapai hilus limpa diarah kronio – dorsal danbagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan
dengan corpuspankreas oleh leher pankreas yaitu bagian pankreas yanglebarnya biasanya
tidak lebih dari 4 cm, arteri dan venamesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri
bawahkaput pankreas ini disebut processus unsinatis pankreas.Pankreas terdiri dari dua
jaringan utama yaitu :
1)
Asinus, yang mengekskresikan pencernaan ke dalamduodenum.
2)
Pulau Langerhans, yang tidak mempunyai alat untukmengeluarkan getahnya namun
sebaliknya mensekresiinsulin dan glukagon langsung kedalam darah.Pankreas manusia
mempunyai 1 – 2 juta pulau langerhans,setiap pulau langerhans hanya berdiameter 0,3 mm
dantersusun mengelilingi pembuluh darah kapiler.Pulau langerhans mengandung tiga jenis
sel utama, yakni sel-alfa, beta dan delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 % dari

5
semua sel terletak terutama ditengah setiap pulau danmensekresikan insulin. Granula sel B
merupakan bungkusaninsulin dalam sitoplasma sel. Tiap bungkusan bervariasi antaraspesies
satu dengan yang lain. Dalam sel B , molekul insulinmembentuk polimer yang juga kompleks
dengan seng.Perbedaan dalam bentuk bungkusan ini mungkin karenaperbedaan dalam
ukuran polimer atau agregat seng dari insulin.Insulin disintesis di dalam retikulum
endoplasma sel B,kemudian diangkut ke aparatus golgi, tempat ia dibungkusdidalam granula
yang diikat membran. Granula ini bergerak kedinding sel oleh suatu proses yang tampaknya
sel ini yangmengeluarkan insulin ke daerah luar dengan eksositosis.Kemudian insulin
melintasi membran basalis sel B serta kapilerberdekatan dan endotel fenestrata kapiler
untuk mencapai alirandarah (Ganong, 1995). Sel alfa yang mencakup kira-kira 25 %dari
seluruh sel mensekresikan glukagon. Sel delta yangmerupakan 10 % dari seluruh sel
mensekresikan somatostatin(Pearce, 2000)

7
Insulin dilepaskan pada suatu kadar batas oleh sel-sel beta pulaulangerhans. Rangsangan
utama pelepasan insulin diatas kadarbasal adalah peningkatan kadar glukosa darah. Kadar
glukosadarah puasa dalam keadaan normal adalah 80-90 mg/dl. Insulinbekerja dengan cara
berkaitan dengan reseptor insulin dan setelahberikatan, insulin bekerja melalui perantara
kedua untukmenyebabkan peningkatan transportasi glukosa kedalam sel dandapat segera
digunakan untuk menghasilkan energi atau dapatdisimpan didalam hati (Guyton & Hall,
1999)5. Patofisiologia. DM Tipe IPada Diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan
pankreasmenghasilkan insulin karena hancurnya sel-sel beta pulaulangerhans. Dalam hal ini
menimbulkan hiperglikemia puasadan hiperglikemia post prandial.Dengan tingginya
konsentrasi glukosa dalam darah, maka akanmuncul glukosuria (glukosa dalam darah) dan
ekskresi ini akandisertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan(diuresis osmotic)
sehingga pasien akan mengalamipeningkatan dalam berkemih (poliurra) dan rasa
haus(polidipsia).Defesiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein danlemak
sehingga terjadi penurunan berat badan akan muncul

8
gejala peningkatan selera makan (polifagia). Akibat yang lainyaitu terjadinya proses
glikogenolisis (pemecahan glukosa yangdisimpan) dan glukogeonesis tanpa hambatan
sehinggaefeknya berupa pemecahan lemak dan terjadi peningkatanketon yangdapat
mengganggu keseimbangan asam basa danmangarah terjadinya ketoasidosis (Corwin,
2000)b. DM Tipe IITerdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensiinsulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akanberkaitan pada reseptor kurang dan
meskipun kadar insulintinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masukkedalam sel
sehingga sel akan kekurangan glukosa.Mekanisme inilah yang dikatakan sebagai resistensi
insulin.Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknyaglukosa dalam darah
yang berlebihan maka harus terdapatpeningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun
demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadarglukosa akan
meningkat dan terjadilah DM tipe II (Corwin, 2000)6. Manifestasi Klinika. PoliuriaKekurangan
insulin untuk mengangkut glukosa melaluimembrane dalam sel menyebabkan hiperglikemia
sehinggaserum plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan

9
cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairanintravaskuler, aliran darah ke ginjal
meningkat sebagai akibatdari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis
osmotic(poliuria).b. PolidipsiaAkibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam
vaskulermenyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknyaadalah dehidrasi sel.
Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadikering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan
seseoranghaus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).c. PoliphagiaKarena glukosa tidak
dapat masuk ke sel akibat darimenurunnya kadar insulin maka produksi energi
menurun,penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksiyang terjadi adalah
seseorang akan lebih banyak makan(poliphagia).d. Penurunan berat badanKarena glukosa
tidak dapat di transport kedalam sel maka selkekurangan cairan dan tidak mampu
mengadakan metabolisme,akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh
jaringanterutama otot mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.e. Malaise atau
kelemahan (Brunner & Suddart, 2002

11
a. Perencanaan Makanan.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisiyang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak yangsesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu :1) Karbohidrat
sebanyak 60 – 70 %2) Protein sebanyak 10 – 15 %3) Lemak sebanyak 20 – 25 %Jumlah kalori
disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,umur, stress akut dan kegiatan jasmani. Untuk
kepentinganklinik praktis, penentuan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaituBarat Badan
Ideal = (TB-100)-10%, sehingga didapatkan =
1)
Berat badan kurang = < 90% dari BB Ideal
2)
Berat badan normal = 90-110% dari BB Ideal
3)
Berat badan lebih = 110-120% dari BB Ideal
4)
Gemuk = > 120% dari BB Ideal.Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal
dikalikelebihan kalori basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, danwanita 25 kkal/kg BB,
kemudian ditambah untuk kebutuhankalori aktivitas (10-30% untuk pekerja berat). Koreksi
status gizi(gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk menghadapistress akut sesuai
dengan kebutuhan.Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebutdiatas
dibagi dalam beberapa porsi yaitu :

12
1) Makanan pagi sebanyak 20%2) Makanan siang sebanyak 30%3) Makanan sore sebanyak
25%4) 2-3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 % diantaranya.
b. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu)selama kurang lebih 30 menit
yang disesuaikan dengankemampuan dan kondisi penyakit penyerta.Sebagai contoh olah
raga ringan adalah berjalan kaki biasaselama 30 menit, olehraga sedang berjalan cepat
selama 20menit dan olah raga berat jogging.
c. Obat Hipoglikemik
1) SulfonilureaObat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
1)
Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
2)
Menurunkan ambang sekresi insulin.
3)
Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsanganglukosa.Obat golongan ini biasanya
diberikan pada pasien denganBB normal dan masih bisa dipakai pada pasien yangberatnya
sedikit lebih.Klorpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensirenal dan orangtua
karena resiko hipoglikema yang

13
berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon jugadipakai untuk pasien dengan
gangguan fungsi hati atauginjal.2) BiguanidPreparat yang ada dan aman dipakai yaitu
metformin.Sebagai obat tunggal dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30)untuk pasien yang
berat lebih (imt 27-30) dapat jugadikombinasikan dengan golongan sulfonylurea3)
InsulinIndikasi pengobatan dengan insulin adalah :
a)
Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDMmaupun NIDDM) dalam keadaan
ketoasidosis ataupernah masuk kedalam ketoasidosis.
b)
DM dengan kehamilan/ DM gestasional yang tidakterkendali dengan diet (perencanaan
makanan).
c)
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemikoral dosif maksimal. Dosis insulin
oral atau suntikandimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan perlahan –lahan sesuai dengan
hasil glukosa darah pasien. Bilasulfonylurea atau metformin telah diterima sampai
dosismaksimal tetapi tidak tercapai sasaran glukosa darahmaka dianjurkan penggunaan
kombinasi sulfonylurea daninsulin.

27
3. Monitor pola napas4. Observasi frekuensi dankualitas pernapasan5. Timbang berat
badannyeri dan merupakan indikatoruntuk menilai keadaanperkembangan penyakit.3. Paru-
paru mengeluarkan asamkarbonat melalui pernapasanmenghasilkan alkalosisrespiratorik,
ketoasidosispernapasan yang berbauaseton berhubungan denganpemecahan asam aseton
danasetat4. Koreksi hiperglikemia danasidosis akan mempengaruhipola dan
frekuensipernapasan. Pernapasandangkal, cepat, dan sianosismerupakan indikasi
darikelelahan pernapasan,hilangnya kemampuan untukmelakukan kompensasi
padaasidosis.5. Memberikan perkiraankebutuhan akan cairan

28
6. Pemberian cairan sesuaidengan indikasipengganti fungsi ginjal dankeefektifan dari terapi
yangdiberikan.6. Tipe dan jenis cairantergantung pada derajatkekurangan cairan dan
responb. NDX: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan
defisiensi insulin/penurunan intakeoral: anoreksia, abnominal pain,
gangguankesadaran/hipermetabolik akibat pelepasan hormone stress,epinefrin, cortisol, GH
atau karena proses luka.Tujuan :Klien akan mengkonsumsi secara tepat jumlah
kebutuhankalori atau nutrisi yang di programkan dengan kriteria :
1)
Peningkatan barat badan.
2)
Pemeriksaan albumin dan globulin dalam batas normal.
3)
Turgor kulit baik, mengkonsumsi makanan sesuaiprogram
38
Intervensi :Intervensi Rasional1. Pilih berbagai strategibelajar2. Diskusikan tentang
rencanadiet3. Diskusikan tentang faktor-faktor yang memegangperanan dalam kontrol DM1.
Penggunaan cara yangberbeda tentang mengaksesinformasi, meningkatkanpenerapan pada
individu yangbelajar2. Kesadaran tentang pentingnyakontrol diet akan membantupasien
dalam merencanakanmakan/mentaati program, seratdapat memperlambat absorbsiglukosa
yang akanmenurunkan fluktuasi kadargula dalam darah3. Diskusikan faktor-faktor
yangmemegang peranan dalamkontrol DM yang dapatmenurunkan berulangnyakejadian
ketoasidosis.

39
5. ImplementasiMerupakan tahap dimana rencana keperawatandilaksanakan sesuai dengan
intervensi. Tujuan dari implementasiadalah membantu klien dalam mencapai peningkatan
kesehatanbaik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi danrujukan.6.
EvaluasiMerupakan tahap akhir yang bertujuan untuk mencapai kemampuanklien dan
tujuan dengan melihat perkembangan klien. Evaluasi kliendiabetes mellitus dilakukan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkansebelumnya pada tujuanDAFTAR PUSTAKABare &
Suzanne, 2002,
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Volume2, (Edisi 8), EGC, JakartaCarpenito, 1999,
Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan
, (Edisi2), EGC, JakartaCorwin,. J. Elizabeth, 2001,
Patofisiologi,
EGC, JakartaDoenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001,
Rencana AsuhanKeperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.FKUI, 1979,
Patologi
, FKUI, JakartaGanong, 1997,
Fisiologi Kedokteran
, EGC, JakartaGibson, John, 2003,
Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat
, EGC,JakartaGuyton dan Hall, 1997,
Fisiologi Kedokteran
, (Edisi 9), EGC, Jakarta

40
Hinchliff, 1999,
Kamus Keperawatan
, EGC, JakartaPrice, S. A dan Wilson, L. M, 1995,
Patofisiologi,
EGC, JakartaSherwood, 2001,
Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem
, (edisi 21), EGC,JakartaSobotta, 2003,
Atlas Anatom
i, (Edisi 21), EGC, Jakart

Gangguan Kelainan Endokrin pada Anak


Sridianti 03/06/2019 Komentar Dinonaktifkanpada Gangguan Kelainan Endokrin pada
Anak
Sistem endokrin tubuh manusia terdiri dari sejumlah kelenjar, yang menghasilkan hormon.
Hormon-hormon ini tidak lain hanyalah utusan yang melakukan perjalanan melalui aliran
darah dan mengatur kegiatan tubuh yang berbeda. Dengan demikian, sistem endokrin
mengontrol semua proses yang terjadi dalam tubuh kita, langsung dari pertumbuhan sel
untuk mengendalikan perilaku atau suasana hati.

Dengan demikian, fungsi sistem endokrin utama, mengatur fungsi jaringan, perkembangan
dan pertumbuhan tubuh, metabolisme, peraturan mood, proses reproduksi dan bahkan
fungsi generatif. Kelenjar pituitari, hipotalamus, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, kelenjar
reproduksi adalah beberapa kelenjar sistem endokrin kami. Semua kelenjar ini
mengeluarkan hormon yang berbeda yang mengatur fungsi tubuh yang berbeda.

Gangguan endokrin pada Anak


Gangguan endokrin hanyalah perubahan tingkat hormon tertentu dalam darah. Mereka juga
disebut sebagai gangguan hormonal, karena, mereka disebabkan karena ketidakseimbangan
hormon. Selama sekresi atau di bawah sekresi hormon apapun menyebabkan gangguan
endokrin.

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa hormon terlalu banyak atau terlalu
sedikit dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh. Ada beberapa penyebab
gangguan endokrin, bisa menjadi masalah autoimun, atau disfungsi dari kelenjar endokrin.
Diabetes, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dll adalah beberapa penyakit endokrin pada anak-
anak. Sekarang, mari kita lihat rinci pada informasi tentang gangguan ini yang terjadi pada
anak-anak.

Diabetes: Diabetes bukan masalah kesehatan hanya pada orang dewasa, bahkan anak-anak
dapat menderita diabetes. Diabetes tipe 2 tipe 1 (Juvenile Diabetes) dan merupakan tipe dua
diabetes diamati pada anak-anak. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar
tiroid, yang mengatur tingkat gula darah dalam tubuh. Diabetes adalah akibat dari
ketidakseimbangan insulin. Pada diabetes tipe 1, insulin tidak diproduksi dalam jumlah
cukup, sedangkan pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi tapi tubuh tidak menanggapinya.
Perubahan pola makan, suntikan insulin, dll dapat membantu anak untuk mengendalikan
kadar gula darah meningkat.

Gangguan Pertumbuhan: hormon pertumbuhan manusia disekresikan oleh kelenjar


hipofisis. Ini adalah hormon yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan keseluruhan dari
tubuh manusia. Terlalu banyak sekresi hormon pertumbuhan ini menyebabkan gangguan
endokrin disebut gigantisme, di mana ukuran tubuh keseluruhan dari anak ini sangat besar
dibandingkan dengan usianya. Sementara sebaliknya terjadi ketika hormon ini dilepaskan
dalam jumlah yang sangat kurang. Kekurangan hormon pertumbuhan juga dapat
menyebabkan gula darah rendah pada anak-anak.

Gangguan Tiroid: Hipotiroidisme dan hipertiroidisme dua jenis gangguan tiroid.


Hipotiroidisme akibat dari rendahnya tingkat hormon tiroid dalam darah, sedangkan
hipertiroidisme merupakan konsekuensi dari tingkat tinggi hormon tiroid. Gejala-gejala
hipertiroidisme adalah keringat berlebihan, tiroid membesar, dll, sedangkan hipotiroidisme
kulit kering, kelelahan, dll Kedua gangguan ini pada anak-anak dapat diobati dengan obat
yang berbeda dan operasi jika diperlukan.

Gangguan Kelainan Endokrin pada Anak


Gangguan Kelainan Endokrin pada Anak

Pubertas prekoks: Untuk anak perempuan, rata-rata usia pubertas adalah 10 sedangkan
untuk anak laki-laki 12 nya. Pubertas prekoks adalah ketika anak menunjukkan tanda-tanda
pubertas pada usia yang sangat dini. Untuk anak perempuan usia dini adalah sebelum 7-8
tahun sedangkan untuk anak laki-laki sebelum 9 tahun. Gejala-gejala pubertas prekoks akan
berbeda menurut jenis kelamin. Anak perempuan akan menunjukkan gejala seperti
perkembangan pay udara, menstruasi, dll, sementara anak laki-laki akan menunjukkan
tanda-tanda seperti suara semakin dalam, pembesaran pen is, dll gangguan endokrin ini
disebabkan disfungsi hipotalamus.

Sindrom Cushing: Sindrom Cushing hanyalah peningkatan kadar kortisol dalam darah, yang
merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Ini kelebihan sekresi dapat
disebabkan oleh obat-obatan seperti kortikosteroid atau karena tumor pada kelenjar
hipofisis. Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya. Kelemahan otot, obesitas,
tekanan darah tinggi adalah beberapa gejala penyakit ini, yang biasanya memiliki onset
terlambat.

Ini adalah informasi singkat tentang gangguan endokrin pada anak-anak. Bila orangtua
menemukan salah satu tanda dan gejala dari gangguan tersebut,
merehttps://www.sridianti.com/gangguan-kelainan-endokrin-pada-anak.html

Men$ega% inj &i


*onitoring level glukosa darahB - kali sehari, sebelum makan pagi dan makan
malam*embantu e(presikan perasaan ketakutan saat dilakukan test glukosa darah " finger
stick #;ase sekolah B 1ndustri

tertarik dengan informasi agar anak kooperatif*onitor tanda – tanda hiperglikemia


Meningka!kan ko'ing kel a&ga (ala) )anaje)en %*'oglike)ia (an%*'e&glike)ia
Pendidikan / 29 tentang tanda – tanda hypoglikemia dan hyperglikemia dan bagaimana
penanganan seperlunya untuk mengatasiCara penanganan apabila gula darah 6 05 mg/dl,
uice, gula, soda non diet, apabilaglukosa tidak dicek beri karbohidrat simple apabila ada
tanda hipoglikemia&pabila anak mendapat therapi glukagon atau de(trose dari dokter, a ari
bagaimana pemberian glukagon secara intra muscular&n urkan anak memba%a bekal dan
dimakan apabila ada tanda – tanda hipoglikemia"bekalnya karbohidrat comple( misalnya
cake, crakers, roti, kacang dan sebagainya #Catat pola ter adinya hipoglikemia dan buat
ad%al rencana pengambilan keputusanagar tidak ter adi hipoglikemia&pabila anak
mengalami sakit " panas, infeksi, muntah, mual, tidak mau makan #hubungi dokter & ari
cara pemberian insulin secara subcutan
Me)as!ikan !e'a! (an a(ek a!n*a n !&isi
*elibatkan anak dalam rencana pemberian nutrisi*embantu anak agar ikut terlibat dalam
program diet&pabila anak akan pulang terlambat untuk makan siamg dian urkan
memba%amakanan karbohidrat komplek &n urkan anak agar dapat bagaimana mengatasi
makan di sekolah dan lingkungansosial
Men$ega% in+eksi (an ke& sakan k li!
& arkan cara mengobservasi, tentukan kulit setiap hari " setelah mandi # biasanyayang
mudah mengalami kerusakan pada lipatan – lipatan " a(illa, paha #Perhatikan penggunaan
sepatu yang baik Abservasi kedua kaki untuk pecah –pecah, potong kuku sesuai garis,
gunakan kaoskaki yang bersih dan angan tidak menggunakan pengalas kaki

1nfeksi yang sering adalah sistem urinary dan sistem respirasi atas a arkan mengenaltanda
– tanda infeksi urinary B gatal, rasa panas pada sistem urinary bila ter adihubungi dokter
Meng &angi ke$e)asan anak (an kel a&ga
&n urkan kepada anak dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya " rasa bersalah,
marah, penolakan #&n urkan banyak membaca untuk menambah pemahaman tentang
penyakitnya<erikan informasi yang u ur dan elas
Meningka!kan sel+ $a&e (an sel+ es!ee) *ang 'osi!i+
&n urkan untuk saling mengun ungi antar anak yang sakit*en elaskan bah%a anak
diabetes dapat melakukan aktifitas yang sama seperti anak lainnya
E,ALUASI
&nak tidak mendapat in uri&nak dan keluarga dapat menun ukkan cara penanganan
hypoglikemia danhyperglikemia&nak dan keluarga dapat menun ukkan cara pemberian
insulin&nak dan keluarga dapat menun ukkan nutrisi yang dibutuhkan&nak tidak
mendapatkan kulit yang rusak atau infeksi&nak dan keluarga dapat menun ukkan
pera%atan dirumah untuk angka pan ang&nak dan keluarga dapat menun ukkan sikap
positif didalam segala kondisi

KEPUSTAKAAN
Dr. 3idhartani ain. " EF #,
Il) Kese%a!an Anak Un! k Pe&a-a!
, 1kip3emarang, 3emarang.Dr. 3idhartani ain. " EE #,
Pena!alaksanaan Kega-a!an Neona! s
, @niversitasDiponegoro 3emarang, 3emarang.*arilynn. 9. Doenges, "-555#.
Ren$ana As %an Ke'e&a-a!an.
9!C. 'akarta.

Anda mungkin juga menyukai