Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Interaksi Teman ...

(Khoirul Muna) 112

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU


PENGGUNAAN INTERNET PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 2
YOGYAKARTA
THE INFLUENCE OF PEER INTERACTION TO THE BEHAVIOR OF INTERNET USE IN
STUDENT GRADE XI OF SMKN 2 YOGYAKARTA
Oleh: Khoirul Muna, Program Studi Bimbingan dan Konseling,, Universitas Negeri Yogyakarta
khoirulmuna182@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat interaksi teman sebaya siswa kelas XI SMK N 2
Yogyakarta. (2) tingkat penggunaan internet siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta. (3) pengaruh intraksi teman
sebaya terhadap penggunaan internet siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan jenis regresi. Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Yogyakarta pada bulan Mei
2016. Sampel diambil menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah 668 siswa. Alat
pengumpul data berupa skala interaksi teman sebaya dan skala intensitas penggunaan interenet. Uji validitas
dan reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Analisis data menggunakan
teknik regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berinteraksi dengan teman sebaya
kategori tinggi sebanyak 17% atau setara dengan 17 siswa, kategori sedang 73% atau setara 73 siswa, dan
kategori rendah sebanyak 10% atau sebanyak 10 siswa. Siswa yang memiliki intensitas penggunaan internet
dengan kategori tinggi sebanyak 14% atau setara 14 siswa, kategori sedang sebanyak 67% atau setara dengan
67 siswa, dan kategori rendah sebanyak 19% atau setara dengan 19 siswa. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara interaksi teman sebaya dengan intensitas penggunaan internet pada siswa kelas XI SMK N 2
Yogyakarta, sehingga dapat diartikan interaksi teman sebaya memprediksi intensitas penggunaan internet
sebesar 64%.

Kata kunci: interaksi teman sebaya, perilaku penggunaan internet.

Abstract

This study aimed to determine: (1) the level of peer interaction of grade XI students of SMK N 2
Yogyakarta; (2) the level of internet usage of grade XI students of SMK N 2 Yogyakartal (3) the influence of
peer intraction for internet usage of grade XI students of SMK N 2 Yogyakarta. This study used a quantitative
approach with regression type. This research was conducted at SMK N 2 Yogyakarta in May 2016. Samples
were taken using simple random sampling technique with a number of 668 students. The instuments of
collecting data were in the form of a scale of peer interaction and scale of intensity of using internet. Validity
and reliability of the instrument were calculated using Cronbach Alpha formula. The data were analized using
simple regression techniques. The results showed that students who interacted with peers which was
categorized as “high” was 17% or 17 students, in “medium” category was 73% or the equivalent of 73
students, and “low” category as much as 10% or as many as 10 students. Students who had the intensity of
internet usage with “high” category was 14% or the equivalent of 14 students, “medium” category was 67%,
equivalent to 67 students, and “low” category was 19%, equivalent to 19 students. There was a significant
relationship between peer interactions with the intensity of internet use in students grade XI of SMK N 2
Yogyakarta, so it can be interpreted that peer interactions predicted 64% of the internet usage intensity.

Keywords: peer interaction, Internet usage behavior.


113 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

PENDAHULUAN modern. Dalam dunia pendididkan internet


dapat memberikan informasi yang lebih cepat
Perkembangan teknologi yang semakin
daripada buku. Oleh karena itu internet
canggih dan pesat saat ini telah membawa
memungkinkan siswa-siswi modern yang haus
dampak bagi perkembangan dunia pendidikan
informasi menjadi lebih memilih menggunakan
di Indonesia. Masuknya budaya, gaya hidup
internet daripada buku sebagai tempat
modern tidak lepas dari informasi melalui
memperoleh informasi.
media internet yang begitu cepat.
Internet telah menjadi bagian integral dari
Perkembangan teknologi yang semakin pesat
kehidupan bagi banyak siswa perkotaan.
ini membuat banyak orang bergantung pada
Sekolah menggunakan internet sebagai sarana
kecanggihan teknologi. Komputer saat ini tidak
untuk mengajar. Misalnya beberapa pekerjaan
hanya digunakan oleh orang dewasa atau bagi
rumah dirancang sedemikian rupa sehingga
mereka yang bekerja. Anak-anak usia dini kini
siswa diwajibkan untuk mengumpulkan
mulai menggunakan komputer walau hanya
informasi secara online. Hal ini akan
sekedar bermain games, sedangkan bagi anak-
meningkatkan motivasi informasi online dari
anak usia sekolah, komputer membantu
siswa. Berbagai aktivitas lain yang dilakukan
mereka dalam mengerjakan tugas-tugas
remaja dengan internet seperti bermain
sekolah, sehingga kegunaan buku sebagai
games, untuk interaksi sosial, komunikasi, dan
sarana siswa dalam belajar mulai tersaing oleh
pengambilan informasi mulai dari hal-hal
adanya teknologi yang bernama internet.
akademis maupun non akademis serta
Internet merupakan sistem atau jaringan
mengunjungi situs pornografi (Patrick Soh Chin
pada komputer yang saling terhubung sebagai
Hooi, 2010: 18). Kemudahan dalam mengakses
sarana inti untuk berkomunikasi. Sistem
internet memunculkan masalah baru dalam
internet dapat meliputi seluruh dunia dan
dunia pendidikan di Indonesia. Semakin tidak
mengandung ribuan koneksi dari jaringan
terhindarnya internet sebagai perlengkapan
komputer, memberikan sejumlah informasi
studi dan alat bantu pekerjaan membuat
yang luar biasa banyaknya yang dapat
internet turut berperan dalam cara kita
ditelusuri oleh siswa, NCEC (2005) dalam
berpikir, berkomunikasi, berelasi, bereaksi,
Santrock (2007: 218). Dari paparan diatas
dan mengambil keputusan.
menunjukkan bahwa internet memiliki peran
penting dalam perkembangan teknologi Internet banyak membantu manusia
dalam segala aspek kehidupan sehingga
Pengaruh Interaksi Teman ... (Khoirul Muna) 114

internet mempunyai andil dalam kehidupan merupakan masa dimana kedekatan seorang
sosial. Seiring dengan adanya internet ada pula individu lebih dekat dengan teman sebayanya
dampak positif maupun dampak negatifnya. dibandingkan dengan keluarganya. Hal
Internet dapat mempermudah dalam tersebut menyebabkan mereka banyak
memperoleh informasi, memperluas meluangkan waktunya untuk berinteraksi
wawasan, menambah referensi baca, dengan teman sebayanya atau berada diluar
mempermudah mengerjakan tugas, rumah bersama teman-teman sebayanya
memperluas jaringan komunikasi, sebagai kelompok, maka dapat dimengerti
mempermudah dalam bertransaksi dan bahwa pengaruh teman-teman sebayanya
berbisnis dalam bidang perdagangan (Canggih terhadap sikap, pembicaraan, minat,
Guno Kusetyo, 2011: 32). Kekhawatiran penampilan dan perilaku lebih besar daripada
tentang bagaimana media dapat pengaruh keluarga (Nurikhsan dan Agustin,
mempengaruhi remaja sudah ada sejak 2013: 79). Lebih lanjut Tarakanita (dalam
hadirnya media itu sendiri. Pernyataan itu Restianti, 2008) menyatakan dukungan sosial
dikuatkan dengan penelitian mengenai efek yang bersumber dari kelompok teman sebaya
media yang menunujukan bahwa pengaruh dapat membuat remaja memiliki kesempatan
media mempengaruhi sikap dan perilaku untuk melakukan berbagai hal yang belum
penggunanya (Kaveri S dan David S, 2010: pernah mereka lakukan serta belajar
123). Dihubungkan dengan internet adalah bila mengambil peran yang baru dalam
penggunaan online seperti bermain video kehidupannya sehingga penerimaan diri atas
games dan hiburan akan memiliki efek pada lingkungan teman sebaya menjadi sesuatu
penggunanya. Katz dan Rice (2002: 34) yang dianggap penting. Berbagai cara dapat
mengungkapkan konsekuensi dari penggunaan dilakukan agar mereka diterima dikalangan
internet dari segi interaksi sosial yaitu teman sebaya.
mendorong pornografi, membunuh Masa remaja adalah masa peralihan ketika
kreativitas, menurunkan kualitas produk pemuda mengorientasikan diri lebih ke arah
intelektual, memungkinkan plagiat, dan teman-teman dan kurang terhadap orang tua
menyebababkan kecanduan (seks, perjudian, (ML Cooper, Shaver, & Collins, 1998). Oleh
game kekerasan, fantasi). karena itu, remaja mencari dukungan dari
Penggunaan internet dikalangan remaja teman-teman mereka untuk memenuhi
seringkali lebih dikarenakan pada masa remaja kebutuhan yang belum terpenuhi di
115 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

lingkungan keluarga. Hal tersebut semakin Price, 2011: 103) mengungkapkan bahwa
diperkuat dengan fakta yang menyatakan budaya masyarakat modern menjadikan
bahwa intensitas waktu dalam berhubungan keharusan untuk menggunakan internet.
dengan teman sebaya semakin meningkat Fenomena penggunaan internet juga
seiring dengan bertambahnya usia. Menurut terlihat pada siswa di SMK N 2 Yogyakarta.
Santrock (1998) dalam suatu investigasi Berdasarkan observasi dan hasil wawancara
ditemukan bahwa anak berhubungan dengan dengan Guru BK, diperoleh hasil bahwa siswa
teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari di SMK N 2 Yogyakarta menunjukan mayoritas
pada usia 2 tahun, 20% pada usia 4 tahun, dan siswa pengguna internet. Hal tersebut dilihat
lebih dari 40% pada usia remaja. dari kegiatan siswa diluar jam pelajaran baik
Berdasarkan pandangan tersebut, jika waktu istirahat maupun pulang sekolah siswa
dikaitkan dengan perilaku remaja, dapat menggunakan internet baik dari smartphone
dikatakan bahwa perilaku penggunaan maupun laptop yang dimilikinya. Siswa SMK N
internet remaja dipengaruhi oleh keberadaan 2 Yogyakarta gemar melakukan chatting
teman sebaya. Remaja menjadikan orang dengan teman sebayanya baik langsung
dewasa dan teman sebaya sebagai model dari maupun online. Selain itu, siswa juga sering
perilakunya. Remaja gemar chatting dengan mengakses internet baik untuk browsing
teman satu sama lain, baik itu ditelepon, tatap materi pembelajaran, mengerjakan tugas
muka maupun online. Chatting online adalah maupun untuk kepentingan hiburan seperti
salah satu kegiatan utama remaja di internet media sosial, games, maupun yang lainnya.
(PI & ALP, 2005) Menurut survei Pew Internet Akan tetapi sebagian siswa belum bisa
(PI & ALP, 2005b), 75% online remaja membagi waktu yang tepat dalam
menggunakan pesan instan untuk menggunakan internet antara belajar dan
berkomunikasi dengan teman-teman mereka. kepentingan hiburan semata. Terlihat sebagian
Remaja masa kini menghadapi tuntutan dan siswa berani mengakses internet untuk
harapan, demikian juga bahaya dan godaan, kepentingan hiburan ketika KBM berlangsung
yang tampaknya lebih banyak dan kompleks sehingga mengganggu jam pembelajaran.
dibandingkan dengan yang dihadapi remaja Kasus lain, ada sebagian siswa yang terlihat
generasi yang lalu. (Feldman & Elliot, 1990; pendiam dan menutup diri lebih sering terlihat
Hamburg, 1993; Hevhinger, 1992) dalam aktif dimedia sosial seperti facebook, twitter
Santrock 2003: 17). Lebih lanjut (Beard dalam maupun instagram. Hal ini didasari bahwa
Pengaruh Interaksi Teman ... (Khoirul Muna) 116

remaja membutuhkan teman untuk remaja, sehingga seringkali pengaruhnya


berinteraksi dan bersosialisasi. Orang yang dalam kehidupan remaja cukup besar. Selaras
kekurangan teman, juga menggunakan dengan penelitian yang dikemukakan oleh
internet lebih berat untuk mengimbangi Hans Sebald (dalam Syamsu Yusuf, 2012: 60)
interaksi sosial (lihat Peter et al, 2005; bahwa teman sebaya lebih memberikan
Amichai, Hamburger, 2003). Dengan kata lain, pengaruh dalam memilih cara berpakaian,
kurangnya teman dapat meningkatkan hobi, perkumpulan dan kegiatan-kegiatan
motivasi interaksi sosisal secara online. sosial lainnya. Melihat fenomena tersebut,
Sebagian siswa mengaku ketika bersama menyebabkan peneliti tertarik mengambil
dengan teman sebayanya topik yang selalu judul mengenai “Pengaruh Teman Sebaya
menjadi pembicaraan selalu terkait dengan terhadap Penggunaan Internet pada Siswa
media sosial, game online dan hal baru yang Kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta”.
sedang menjadi tranding topic di internet.
Sehingga siswa yang tidak memiliki perangkat METODE PENELITIAN
untuk mengakses internet akan terlihat Jenis Penelitian
minder dibandingkan dengan teman yang Pendekatan penelitian menggunakan
memiliki akses internet. pendekatan kuantitatif dengan jenis regresi.
Beberapa kasus diatas menunjukkan Waktu dan Tempat Penelitian
bahwa adanya interaksi teman sebaya Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2
memprediksi remaja dalam menggunakan Yogyakarta, Jl. A.M Sangaji 47, Yogyakarta.
internet. Berdasarkan observasi dan Subjek Penelitian
wawancara yang dilakukan peneliti di SMK N 2 Subjek penelitian dipilih menggunakan
Yogyakarta, hampir setiap hari siswa SMK N 2 sampel. Sampel diambil menggunakan teknik
Yogyakarta berinteraksi dengan teman Simple Random Sampling dengan jumlah 100
sebayanya, baik ketika disekolah maupun siswa.
ketika pulang sekolah. Interaksi yang terjadi Metode Pengumpulan Data
bisa secara langsung maupun melalui dunia Teknik pengumpulan data yang dilakukan
maya. Kedekatan antara siswa terlihat pada penelitian ini untuk memperoleh data
khususnya kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta. yang diperlukan yaitu dengan cara observasi
Keberadaan teman sebaya merupakan suatu dan angket.
hal yang penting dalam perkembangan Instrumen Pengumpulan Data
117 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

Dalam penelitian ini, peneliti interaksi teman sebaya siswa kelas XI SMK N 2
menggunakan skala interaksi teman sebaya Yogyakarta, sedangkan skala kedua berfungsi
dan skala intensitas penggunaan internet untuk mengetahui penggunaan internet siswa
dengan modifikasi dari model Likert. kelas XI SMK N 2 Yogyakarta. Untuk
Teknik Analisis Data mengetahui tingkat interaksi teman sebaya
Penelitian ini menggunakan analisis data terhadap penggunaan internet perlu dilakukan
dengan teknik deskriptif dan statistik kategorisasi pada data yang telah diperoleh.
inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik Saifuddin Azwar (2007: 147) menjelaskan
yang digunakan untuk menganalisis data langkah-langkah pengkategorisasian tiap
dengan cara mendeskripsikan atau variabel adalah pertama menentukan skor
menggambarkan data yang telah terkumpul tertinggi (yaitu hitungan dari, 4 x Jumlah
sebagaimana adanya dan tidak bermaksud aitem), kedua menentukan skor terendah
membuat kesimpulan yang berlaku untuk (yaitu hitungan dari, 1 x Jumlah aitem), ketiga
umum atau generalisasi. Statistik inferensial menghitung mean (μ) (yaitu hitungan dari,
adalah teknik statistik yang digunakan untuk
(skor tertinggi+skor terendah)), dan keempat
menganalisis data sampel dan hasilnya
menghitung standar deviasi (σ) (yaitu hitungan
diperlukan untuk populasi (Sugiyono, 2011:
dari, (skor tertinggi-skor terendah)).
208-209).
Hasil perhitungan tersebut digunakan
Uji Prasyarat Analisis
untuk menentukan kategorisasi pada masing-
Uji prasyarat analisi merupakan tahap
masing variabel dengan menggunakan
sebelum melakukan analisis data yaitu dengan
ketentuan sebagai berikut:
menguji hipotesis terlebih dahulu. Uji
prasyarat analisis yang dimaksud yaitu uji Tinggi X ≥ M + 1SD

normalitas dan linearitas. Analisis data Sedang M – 1SD ≤ X < M + 1SD


menggunakan bantuan SPSS for Windows Seri
Rendah X ≤ M – 1SD
16.0
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data tersebut akan dianalisis secara
Deskripsi data hasil penelitian diperoleh deskriptif untuk mengetahui deskripsi dari
dari penyebaran skala pada siswa SMK N 2 variabel tersebut.
Yogyakarta. Skala dibagi menjadi dua bagian, a. Interaksi Teman Sebaya
skala pertama berfungsi untuk mengetahui
Pengaruh Interaksi Teman ... (Khoirul Muna) 118

Skala interaksi teman sebaya dengan telah ditentukan. Berikut ini adalah data
rentang skor 1 sampai dengan 4 dan berjumlah interaksi teman sebaya siswa kelas XI SMK N 2
28 aitem pernyataan. Deskripsi data disajikan Yogyakarta.
secara umum dari interaksi teman sebaya yang Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
meliputi, skor tertinggi, skor terendah, mean, Interaksi Teman Sebaya
dan standar deviasi. Hasil deskripsi data No. Kriteria Kategori F %
interaksi teman sebaya adalah sebagai berikut:
1. skor < 56 Rendah 10 10%
Tabel 8. Hasil Deskripsi Data Interaksi Teman
Sebaya 56 ≤ skor
Interaksi Teman Sebaya 2. < 84 Sedang 73 73%

Skor tertinggi 112


3. skor ≥ 84 Tinggi 17 17%
Skor terendah 28
Total 100 100%
Mean 70

Standar Deviasi 14 Berikut ini disajikan gambar dari


rangkuman distribusi kategorisasi interaksi
Berdasarkan Tabel 8 diketahui skala
teman sebaya siswa kelas XI SMK N 2
interaksi teman sebaya dalam penelitian ini
Yogyakarta.
terdiri dari 28 aitem yang masing-masing
aitemnya diberi skor yang berkisar mulai dari 1
sampai dengan 4. Dengan demikian, skor
terrendah yang diperoleh subjek adalah 28
(yaitu hitungan dari, 1x40), skor tertinggi
adalah 112 (yaitu hitungan dari, 4x28), mean

(μ) adalah 70 (yaitu hitungan dari, (skor


Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi
tertinggi+skor terendah)), dan standar deviasi
Kategorisasi Interaksi Teman Sebaya
(σ) adalah 14 (yaitu hitungan dari, (skor Berdasarkan data dari Tabel 9 dapat
tertinggi-skor terendah)). dijelaskan bahwa skor kategorisasi interaksi
Data interaksi teman sebaya yang teman sebaya tinggi berada pada skor ≥ 84,
diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk sedangkan batasan interaksi teman sebaya
tabel berdasarkan kriteria kategorisasi yang untuk skor sedang berada pada skor
119 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

56≤atau<84, dan untuk batasan interaksi aitemnya diberi skor yang berkisar mulai dari 1
teman sebaya rendah berada pada skor <56. sampai dengan 4. Dengan demikian, skor
Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 2 dapat terendah yang diperoleh subjek adalah 28
dilihat bahwa dari 100 siswa kelas XI di SMK N (yaitu hitungan dari, 1x28), skor tertinggi
2 Yogyakarta terdapat 17 siswa dengan adalah 112 (yaitu hitungan dari, 4x28), mean
prosentase 17% pada kategori tinggi, 73 siswa (μ) adalah 70 (yaitu hitungan dari, (skor
dengan prosentase 73% pada kategori sedang
tertinggi+skor terendah)), dan standar deviasi
dan 10 siswa dengan prosentase 10% dengan
(σ) adalah 14 (yaitu hitungan dari, (skor
kategori rendah.
tertinggi-skor terendah)).
b. Deskripsi Data Intensitas Penggunaan
Data intensitas penggunaan internet yang
Internet
diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk
Skala penggunaan internet dengan
tabel berdasarkan kriteria kategorisasi yang
rentang skor 1 sampai dengan 4 dan berjumlah
telah ditentukan. Berikut ini adalah data
28 aitem pernyataan. Deskripsi data disajikan
intensitas penggunaan internet siswa kelas XI
secara umum dari intensitas penggunaan
SMK N 2 Yogyakarta.
internet yang meliputi, skor tertinggi, skor
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
terendah, mean, dan standar deviasi. Hasil
Intensitas Penggunaan Internet
deskripsi data intensitas penggunaan internet
adalah sebagai berikut: No. Kriteria Kategori F %

Tabel 10. Hasil Deskripsi Data Intensitas 1. skor < 56 Rendah 19 19%
Penggunaan Internet
2. 56 ≤ skor < Sedang 67 67%
Intensitas Penggunaan Internet
84
Skor tertinggi 112

Skor terendah 28 3. skor ≥ 84 Tinggi 14 14%

Mean 70 Total 100 100%


Standar Deviasi 14
Berikut ini disajikan gambar dari
rangkuman distribusi kategorisasi intensitas
Berdasarkan Tabel 10 diketahui
penggunaan internet pada siswa kelas XI SMK
ketergantungan media sosial dalam penelitian
N 2 Yogyakarta:
ini terdiri dari 28 aitem yang masing-masing
Pengaruh Interaksi Teman ... (Khoirul Muna) 120

pengaruh positif dan signifikan antara interaksi


temna sebaya terhadap perilaku penggunan
internet. Artinya semakin tinggi interaksi
teman sebaya siswa kelas XI SMK N 2
Yogyakarta akan semakin tinggi pula intensitas
Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi penggunaan internet. Sebaliknya, semakin
Kategorisasi Intensitas Penggunaan Internet rendah interaksi teman sebaya pada siswa
Berdasarkan data pada Tabel 11 dapat kelas XI SMK N 2 Yogyakarta akan semakin
diketahui bahwa batasan skor intensitas rendah pula intensitas penggunaan internet.
penggunaan internet tinggi berada pada skor ≥ Besarnya sumbangan interaksi teman sebaya
84, batasan skor intensitas penggunaan terhadap penggunaan internet sebesar 64%,
internet sedang berada pada 56≤ atau <84, sisanya sebanyak 36% berasal dari faktor lain
batasan skor intensitas penggunaan internet yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
rendah berada pada <56. Berdasarkan tabel 11 Penggunaan internet dikalangan remaja
dan gambar 3, dapat dilihat bahwa 100 siswa tidak lepas karena adanya dukungan langsung
kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta terdapat 14 dari teman sebaya yang saling mempengaruhi
siswa berada pada kategori intensitas satu sama lain untuk mencari kepuasan
penggunaan internet tinggi dengan prosentase hiburan dalam dunia maya. Hal tersebut
14%, kemudian 67 siswa berada pada kategori sejalan dengan pendapat Eastin (dalam
intensitas penggunaan internet sedang dengan Patrick, 2010) yang menyatakan bahwa sangat
prosentase 67%, dan 19 siswa dengan kategori mungkin teman-teman akan mempengaruhi
intensitas penggunaan internet rendah dengan satu sama lain untuk bersenang-senang dan
prosentase 19%. bermain games. Selain itu, adanya kebutuhan
Hasil pengujian hipotesis pada penelitian untuk berinteraksi dengan teman sebaya
ini menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi secara online menjadikan seorang remaja
antara variabel interaksi teman sebaya terdorong untuk menggunakan internet.
terhadap perilaku penggunaan internet Chatting online adalah salah satu kegiatan
menyatakan ada pengaruh dengan nilai utama remaja di internet (PI & ALP, 2005)
signifikan p (0,014) < 0,05. Hal ini berarti Menurut survei Pew Internet (PI & ALP,
hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam 2005b), 75% remaja online menggunakan
peneitian ini dapat diterima, yaitu ada
121 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

pesan instan untuk berkomunikasi dengan Berdasarkan hasil penelitian dan


teman-teman mereka. pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Di sisi lain, beberapa penelitian terdapat pengaruh interaksi teman sebaya
mengungkapkan bahwa orang yang terhadap penggunaan internet pada siswa
kekurangan teman, juga menggunakan kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta, yang artinya
internet berlebih untuk mengimbangi interaksi variabel interaksi teman sebaya dapat
sosial (Peter et al, 2005; Amichai, Hamburger, memprediksikan penggunaan internet. Hal ini
2003). Dengan kata lain, kurangnya teman ditegaskan bahwa semakin tinggi tingkat
dapat meningkatkan motivasi interaksi sosial interaksi teman sebaya maka semakin tinggi
secara online. Selain itu banyak dijumpai tingkat penggunaan internet, sedangkan
penelitian bahwa usia remaja merupakan usia semakin rendah interaksi teman sebaya maka
yang paling besar sebagai pengguna internet. semakin rendah penggunaan internet.
Fakta tersebut menunjukkan betapa SIMPULAN DAN SARAN
pentingnya internet di kehidupan remaja Simpulan
(Faturachman dkk, 2012: 102). Penggunaan Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini,
internet dikalangan remaja seringkali lebih dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dikarenakan remaja mudah tertarik pada 1. Siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta yang
sesuatu hal yang baru dan tren dikalangan memiliki interaksi teman sebaya dengan
teman sebayanya. Masa remaja merupakan kategori tinggi sebanyak 17% atau setara
masa dimana seorang individu lebih dekat dengan 17 siswa, kategori sedang sebanyak
dengan teman sebayanya dibandingkan 73% atau setara dengan 73 siswa, dan kategori
dengan keluarganya dan dengan rendah sebanyak 10% atau setara dengan 10
menggunakan internet melalui media sosial, siswa. Jadi, subjek dalam penelitian ini
games serta yang lainnya interaksi dengan sebagian besar memiliki interaksi teman
teman sebayanya menjadi lebih menarik dan sebaya sedang.
mudah (Nurikhsan dan Agustin, 2013:79). 2. Siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta yang
Lebih lanjut (Beard dalam Price, 2011: 103) menggunakan internet dengan kategori tinggi
mengungkapkan bahwa budaya masyarakat sebanyak 14% atau setara dengan 14 siswa,
modern menjadikan keharusan untuk kategori sedang sebanyak 67% atau setara
menggunakan internet. dengan 67 siswa, dan kategori rendah
sebanyak 19% atau setara dengan 19 siswa.
Pengaruh Interaksi Teman ... (Khoirul Muna) 122

Jadi, subjek dalam penelitian ini sebagian penggunaan internet. Untuk itu orang tua
besar menggunakan internet dalam kategori diharapkan dapat bekerjasama dengan
sedang. Terdapat pengaruh yang sangat pihak sekolah khususnya guru BK dalam
signifikan antara interaksi teman sebaya mengontrol putra-putrinya termasuk
dengan penggunaan internet pada siswa kelas mempertimbangkan langkah-langkah
XI SMK N 2 Yogyakarta, sehingga dapat pengasuhan seperti dukungan dan
diartikan interaksi teman sebaya pengawasan orang tua dalam rangka
memprediksikan penggunaan internet sebesar memberikan pemahaman terkait dengan
64%. penggunaan internet dan interaksi dengan
Saran teman sebayanya.
Dari hasil penelitian, pembahasan, serta 3. Bagi Siswa
kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
maka peneliti mengajukan saran sebagai dilakukan, interaksi teman sebaya
berikut: memprediksi penggunaan internet sebesar
1. Bagi sekolah khususnya Guru BK 64% pada siswa, yang berarti ketika
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat interaksi dengan teman sebaya tinggi maka
interaksi teman sebaya dan penggunaan penggunaan internet juga tinggi. Untuk itu
internet berada pada kategori sedang. diharapkan siswa dapat mengontrol diri
Untuk itu, guru BK dapat memberikan serta dapat memanajemen waktu antara
layanan kepada siswa dengan materi yang bermain serta belajar.
berkaitan dengan pergaulan teman sebaya 4. Bagi Penelitian Selanjutnya
serta penggunaan internet yaitu meliputi Berdasarkan keterbatasan penelitian
dampak positif dan negatif internet. Selain diketahui penggunaan internet tidak
itu, guru BK dapat membentuk konseling dibedakan kedalam berbagai kategori
teman sebaya (peer counseling) sebagai kegiatan seperti chatting online dan game
pemanfaatan interaksi teman sebaya dalam online. Bagi peneliti yang tertarik untuk
layanan bimbingan dan konseling. melakukan penelitian di SMK N 2
2. Bagi Orang tua Yogyakarta, disarankan untuk fokus pada
Berdasarkan hasil penelitian terdapat aspek yang berbeda dari penggunaan
64% sumbangan efektif dari variabel internet seperti situs jejaring sosial,
interaksi teman sebaya terhadap perilaku blogging, games online, pornografi dan lain
123 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

sebagainya. Penelitian mendatang juga bisa Santrock, J.W. (2003). Adolescence:


Perkembangan Remaja Edisi Keenam.
mempertimbangkan menggunakan data
Jakarta: Erlangga.
longitudinal untuk menyelidiki hubungan
Santrock, J.W. (2007). Adolescence:
sebab akibat dari kedua variabel. Perkembangan Remaja Edisi Kesebelas.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Erlangga.

Elektronika. Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Cooper, M. L., Shaver, P. R., & Collins, N. L. Bandung: Alfabeta.
(1998). Attachment styles, emotion
regulation, and adjustment in Subrahmanyam, Kaveri dan David S. (2010).
adolescence. Journal of Personality Digital Youth: The Role of Media in
and Social Psychology, 74, 1380- Development. New York: Springer.
1397.
Syamsu Yusuf L. N. (2006). Psikologi
Faturrahman, dkk. (2012). Pengantar Perkembangan Anak dan Remaja.
Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Bandung: Remaja Rosdakarya.
Publisher.

Katz, James E. & Rice, Ronald. (2002). Social


Consequence of Internet Use: Acces,
Involvement, and Interaction. The
MIT Press Cambridge: London.

Patrick Soh Chin Hooi. (2010). Influence of


Parents and Peers on internet Usage
and Addiction Amongst School-Going
Youths In Malaysia. Thesis. Malaysian
university of Science and Technology:
Malaysia.

Pew Internet & American Life Project (PI &


ALP). (2001). Teenager life online:
The rise of the instant-message
generation and the Internet's impact
on friendships and family
relationships. Washington D.C.: Pew
Internet & American Life Project.

Price, Hannah O. (2011). Psychology of


Emotions, Motivations and Action:
Internet Addiction. Nova Science
Publisher, Inc.: New York.

Anda mungkin juga menyukai