Pemimpin Conference : dr. Parlindungan Manik, Sp.JP(K) FIHA
Peserta :
1. dr. Savita Handayani, Sp.PD
2. Prof. Dr. Nazar Moesbar, Sp.B, Sp.OT (K) 3. dr. Elvita R. Daulay, Sp.Rad (K) 4. dr. Riza Rifani, Sp.OG (K) 5. dr. Ginanda Siregar, Sp.U 6. dr. Ermanta Ngirim Keliat, Sp.PD-KP 7. dr. Sumi Ramadhani, M.Ked (PD), Sp.PD 8. dr. Zulfikar Lubis, Sp.PK (K) 9. dr. Merlin S, M. Kes 10. Wakil Instalasi Rindu A dan Case Manager Rindu A RSUP HAM
1. dr. Savita Handayani, Sp.PD
Pasien ini penanganan sudah maksimal sesuai dengan yang bisa dilakukan di ruangan dan sudah over budget dan hari rawatan panjang, bagaimana penanganan pasien selanjutnya? Pada pasien ini diagnosa DVT dapat ditegakkan dari klinis tetapi dari hasil phlebografi didapati kesimpulan “Masih mungkin DVT”, mohon ditegaskan dari bagian radiologi.
2. dr. Riza Rifani, Sp.OG (K)
Dari bagian Obstetri dan Ginekologi kemoradiasi sudah selesai dan tidak dilakukan tindakan kemoradiasi tambahan dikarenakan belum mencapai interval 1 tahun dari kemoradiasi sebelumnya. Saat ini penyakit Ca Cervix pada pasien ini dianggap stadium IV dan hanya diberikan terapi paliatif saja.
3. Prof. Dr. Nazar Moesbar, Sp.B, Sp.OT (K)
Diwakili oleh Chief PPDS Bedah Orthopaedi (dr. Reza) Pasien dinyatakan non-operable oleh karena itu pasien dikonsulkan ke radiologi intervensi untuk dilakukan TACE, tidak ada tindakan selanjutnya dari bagian Bedah Orthopaedi.
4. dr. Ginanda Siregar, Sp.U
Pasien didiagnosa dengan Hidronefrosis bilateral dan dicurigai adanya penekanan dari massa di cervix. Saat ini fungsi ginjal masih dalam batas normal dan produksi urin masih dalam batas normal, sehingga belum diperlukan intervensi dari bagian urologi. Pada pasien ini juga ditemui penyulit untuk dilakukan intervensi, mengingat apabila akan dilakukan pemasangan Stent membutuhkan posisi pasien litotomi saat dilakukan intervensi tetapi pasien mengalami fraktur di pelvic sehingga sulit untuk dilakukan. Apabila dikemudian hari ditemui indikasi intervensi dari urologi misalnya terjadi perburukan fungsi ginjal yang berat maka dengan segala resiko akan dipertimbangkan untuk dilakukan intervensi,
5. dr. Elvita R. Daulay, Sp.Rad (K)
Pada pasien dilakukan angiografi dan ditemukan keadaan hipervaskular dengan dijumpai adanya feeding arteri maka dilakukan TACE. Satu bulan post TACE akan dilakukan CT Scan ulang dengan kontras. Bila terdapat kontra indikasi berupa perburukan fungsi ginjal maka dapat dilakukan MRI. Revisi dari hasil tindakan Phlebografri untuk menegaskan hasil DVT akan segera diberikan.
6. dr. Ermanta Ngirim Keliat, Sp.PD-KP
Hingga saat ini keadaan pasien dengan Pneumonia masih dijumpai ronkhi basah di lapangan paru kiri, sehingga membutuhkan evaluasi ulang dan pemberian antibiotik dengan durasi yang lebih lama.
7. dr. Sumi Ramadhani, M. Ked (PD), Sp.PD
Pada pasien yang menjadi acuan bukan USG melainkan pemeriksaan urinalisa, terutama bila terjadi proteinuria harus waspada karena dapat dicurigai kerusakan tubulus. Perbaiki nutrisi pasien agar kerusakan ginjal dapat dicegah.
8. Wakil Instalasi Rindu A dan Case Manager Rindu A
a. Bimasari, S.Kep Ners Pasien sudah hari rawatan yang panjang, maka apa rencana selanjutnya dari para dokter ahli? b. Nelawati, S.Kep Ners Keluarga pasien sudah mengerti akan keadaan dan penyakit pasien, keluarga pasien bersedia pulang asalkan nyeri yang dirasakan pasien dapat hilang, apa tindakan selanjutnya dari para dokter ahli?
9. dr. Zulfikar Lubis, Sp.PK (K)
Tindakan dan penjajakan pada pasien ini dirasakan sudah optimal, dan pasien lebih optimal bila dirawat oleh TS Interna.
10. dr. Merlin S, M.Kes
Anjuran untuk membuat surat untuk direktur medik bahwa pasien membutuhkan obat- obatan tertentu yang harus diberikan dalam waktu yang lama. Dalam kasus pasien ini yaitu Inj. Meropenem. Kesimpulan: - Pasien tetap dirawat beberapa hari lagi untuk perbaikan klinis dan penyakit Pneumonia pada pasien ini dari divisi PAI SMP Ilmu Penyakit Dalam (dr. E.N Keliat, Sp.PD-KP) - dr. Savita Handayani, Sp.PD tetapi sebagai DPJP dan berperan untuk memberikan pengobatan DVT dosis penuh dan mencegah kondisi-kondisi lain yang dapat memperburuk keadaan pasien. - Pemberian Inj. Meropenem dapat diberikan lagi sesuai hasil kultur. - Hasil Phlebografi direvisi agar hasil tersebut menegaskan diagnosis DVT pada pasien ini agar dapat diklaim dari BPJS.