Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Family Psychoeducation therapy adalah salah satu elemen program
perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi
dan edukasi melalui komunikasi yang terapeutik. Program
psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat edukasi dan
pragmatik (Stuart & Laraia, 2005). Tujuan utama psikoedukasi
keluarga adalah untuk berbagi informasi tentang perawatan
kesehatan jiwa (Varcarolis, 2006). Tujuan lain dari program ini
adalah untuk memberi dukungan terhadap anggota keluarga yang
lain dalam mengurangi beban keluarga terutama beban fisik dan
mental dalam merawat klien gangguan jiwa untuk waktu yang lama.
Indikasi dari terapi psikoedukasi keluarga adalah anggota
keluarga dengan aspek psikososial dan gangguan jiwa. Terapi ini
juga dapat diberikan kepada keluarga yang membutuhkan
pembelajaran tentang mental, keluarga yang mempunyai anggota yang
sakit mental/ mengalami masalah kesehatan dan keluarga yang ingin
mempertahankan kesehatan mentalnya dengan training/latihan
keterampilan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Konsep Terapi Keluarga?
2. Bagaimanakah Peran Perawat?
3. Bagaimanakah Ciri Sistem Keluarga yang Fungsional?
4. Bagaimanakah Ciri Disfungsional Keluarga?
5. Bagaimanakah Indikasi Terapi Keluarga?
6. Bagaimanakah Aplikasi Terapi Keluarga?
7. Bagaimanakah Manfaat Terapi Keluuarga?
8. Bagaimanakah Tujuan Terapi Keluarga?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Terapi Keluarga.
2. Untuk mengetahui Peran Perawat.
3. Untuk mengetahui Ciri Sistem Keluarga yang Fungsiona.
4. Untuk mengetahui Ciri Disfungsional Keluarga.
5. Untuk mengetahui Indikasi Terapi Keluarga.
6. Untuk mengetahui Aplikasi Terapi Keluarga.
7. Untuk mengetahui Manfaat Terapi Keluuarga.
8. Untuk mengetahui Tujuan Terapi Keluarga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Terapi Keluarga


Keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungan. Keluarga merupakan salah satu penyebab
klien gangguan jiwa menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga
ikut berperan dalam mencegah klien kambuh setidaknya membantu klien
untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan mentalnya karena keluarga
secara emosional tidak dapat dipisahkan dengan mudah.
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang
timbul kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota keluarga,
dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang sama untuk
berperan serta dalam menyelesaikan masalah.
Terapi keluarga merupakan terapi yang dikembangkan untuk menangani
keluarga bermasalah. Oleh karena itu, sebagian besar berorientasi pada
patologis yang menyangkut keluarga baik fungsional maupun disfungsional,
dan bersifat preskriptif, menyarankan strategi penanganan.
Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberi perawatan
langsung pada setiap keadaan klien. Umunya, keluarga meminta bantuan
tenaga kesehatan jika mereka tidak sanggung lagi merawatnya. Oleh karena
itu asuhan keperawatan yang berfokus langsung kepada keluarga bukan hanya
memulihkan klien tetapi bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga tersebut.

B. Peran Perawat
1. Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota
keluarga
2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien
untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah

3
3. Mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
4. Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll
Aktifitas :
a. Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes tentang
gangguan jiwa, sistem keswa & yankep.
b. Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan
konflik, mengatasi perilaku & stress
c. Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi
perasaan & bertukar pengalaman
d. Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga & gejala sisa
terhadap keluarga.
e. Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan
formal/informal untuk klien & keluarga

C. Ciri Sistem Keluarga yang Fungsional


Ciri sistem keluarga yang fungsional antara lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan keseimbangan, fleksibilitas, dan adaptif terhadap
perubahan tahap transisi yang terjadi dalam hidup.
2. Masing-masing anggota keluarga menyadari bahwa masalah emosi
merupakan bagian dari fungsi setiap individu.
3. Setiap anggota keluarga mampu mempertahankan kontak emosi pada
setiap generasi.
4. Menjalin hubungan erat antaranggota keluarga dan menghindari menjauhi
masalah.
5. Menggunakan perbedaan antaranggota keluarga yang ada sebagai motivasi
untuk meningkatkan pertumbuhan dan kreativitas individu.
6. Antara orang dan anak terbentuk hubungan yang terbuka dan bersahabat.

D. Ciri Disfungsional Keluarga


Ciri keluarga yang disfungsional adalah sebagai berikut :

4
1. Tidak memiliki satu atau lebih fungsi keluarga di atas.
2. Ketidakseimbangan pola asuh seperti ibu yang terlalu melindungi atau
sebaliknya.
3. Orang tua super atau pasif.
4. Pasangan yang tidak harmonis.

E. Indikasi Terapi Keluarga


A. Konflik perkawinan, konflik antarsaudara kandung, konflik beberapa
generasi.
B. Konflik antara orang tua dan anak.
C. Konflik pada masa transisi dalam keluarga seperti pasangan yang baru
menikah, kelahiran anak pertama, dan masalah remaja.
D. Terapi individu yang memerlukan melibatkan anggota keluarga lain.
E. Proses terapi individu yang tidak kunjung mengalami kemajuan.

F. Aplikasi Terapi Keluarga


1. Pengkajian
Dilakukan pengkajian keluarga secara menyeluruh terutama pola
komunikasi dalam keluarga, hubungan interpersonal antaranggota
keluarga, sistem pendukung yang tersedia, mekanisme koping keluarga,
dan persepsi keluarga terhadap masalah.
2. Diagnosis
Diagnosis yang umum dan sering adalah konflik (gangguan hubungan
interpersonal anak dan keluarga) berhubungan dengan koping keluarga
tidak efektif.
3. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah mengacu pada
problem atau masalah yaitu konflik menurun atau dapat diatasi dan
hubungan interpersonal anak dan keluarga dapat ditingkatkan.
4. Tujuan Jangka Pendek

5
Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai mengacu pada etiologi, yaitu
koping keluarga efektif.
5. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang direncanakan dapat berupa hal sebagai
berikut.
a. Memanipulasi lingkungan.
b. Sistem pendukung.
c. Pendekatan umum untuk semua anggota keluarga.
d. Pendekatan individu, meliputi:
1) teknik aberasi yaitu menurunkan stres dengan ekspresi perasaan,
2) penggunaan penguatan,
3) penggunaan teknik klarifikasi, dan lain-lain

G. Manfaat Terapi Keluuarga


1. Pasien
a. Mempercepat proses penyembuhan pasien yang berdampak positif
bagi dinamika keluarga.
b. Memperbaiki hubungan interpersonal.
c. Menurunkan angka kekambuhan.
2. Keluarga
a. Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga.
b. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap pasien sehingga
lebih dapat menerima, lebih bertoleransi, dan lebih menghargai pasien
sebagai manusia.
c. Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam membantu pasien
dalam proses rehabilitasi.

H. Tujuan Terapi Keluarga


1. Keluarga merupakan suatu konteks dimana individu memulai
hubungan interpersonal sehingga dapat berperan penting terhadap
kesembuhan penyakit anggota keluarganya.

6
2. Keluarga mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku
klien.
3. Keluarga dapat memberikan rasa kasih sayang, rasa aman, rasa
dimiliki, dan menyiapkan peran dewasa individu di dalam
masyarakat. Oleh karena itu keterlibatan keluarga dalam perawatan
sangat menguntungkan proses pemulihan klien.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang
timbul kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota keluarga,
dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang sama untuk
berperan serta dalam menyelesaikan masalah. Indikasi Terapi Keluarga
seperti: Konflik perkawinan, konflik antarsaudara kandung, konflik beberapa
generasi, Konflik antara orang tua dan anak, Konflik pada masa transisi dalam
keluarga seperti pasangan yang baru menikah, kelahiran anak pertama, dan
masalah remaja,Terapi individu yang memerlukan melibatkan anggota
keluarga lain dan Proses terapi individu yang tidak kunjung mengalami
kemajuan. Tujuan Terapi Keluarga antara lain: Keluarga merupakan suatu
konteks dimana individu memulai hubungan interpersonal sehingga
dapat berperan penting terhadap kesembuhan penyakit anggota
keluarganya, Keluarga mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap dan
perilaku klien dan Keluarga dapat memberikan rasa kasih sayang,
rasa aman, rasa dimiliki, dan menyiapkan peran dewasa individu di
dalam masyarakat. Oleh karena itu keterlibatan keluarga dalam
perawatan sangat menguntungkan proses pemulihan klien.

B. Saran
Setelah kami menyimpulkan apa yang telah dijabarkan, maka sekiranya
ada kesalahan ataupun kekeliruan dari makalah ini, baik dalam penulisan
maupun dalam penyusunan, kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan
demi kelangsungan penulisan kami selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai