Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LEARNING
Oleh
NURUL FAKHIRA AZZAHRAH
NIM 4518111030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan
rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik tahun 2018. Adapun
topik yang di bahas di dalam makalah ini adalah mengenai Adult Learning.
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi untuk tersajinya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu di
karenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami dangat mengharapkan saran dan
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa rumusan
masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari andragogi?
2. Bagaimana Perkembangan teori belajar orang dewasa?
3. Bagaimana karakteristik belajar orang dewasa?
4. Bagaimana kondisi dan prinsip belajar orang dewasa?
5. Apa asumsi-asumsi pokok dari teori belajar orang dewasa?
6. Bagaimana aplikasi teori belajar orang dewasa?
7. Apa kelebihan dan kelemahan dari teori belajar orang dewasa?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa tujuan
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan pengertian dari andragogi.
2. Menjelaskan perkembangan teori belajar orang dewasa.
3. Menjelaskan karakteristik belajar orang dewasa.
4. Menerangkan prinsip belajar orang dewasa.
5. Menjelaskan asumsi-asumsi pokok dari teori belajar orang dewasa.
6. Menjelaskan aplikasi teori belajar orang dewasa.
7. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan dari teori belajar orang dewasa.
D. Sistematika Penulisan
Struktur makalah ini yaitu terdiri dari 3 bab, yang disusun untuk membantu
pembaca dalam membaca dan memahami isi dari makalah ini. Adapun susunannya
terdiri atas:
BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan. Di dalamnya berisipengertian dari andragogi,
perkembangan teori belajar orang dewasa, karakteristik teori belajar orang
dewasa,kondisi dan prinsip belajar orang dewasa, asumsi-asumsi pokok dari teori
belajar orang dewasa, aplikasi teori belajar orang dewasa, serta kelebihan dan
kelemahan dari teori belajar orang dewasa.
BABI III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Andragogi
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr,
yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina.
andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang
dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan
mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam
proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada
warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan
sesuatu (Learner Centered Training/Teaching).
Pendidikan dewasa adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk
bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Bagi orang dewasa
belajar berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya
dan mencari jawabannya ( Pannen dalam Supriantono, 2008).
Menurut UNESCO dalam Supriantono mendefinisikan pendidikan orang
dewasa berikut ini : Keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan apapun
isi, tingkatan, metodenya, baik formal atau tidak, yang melanjutkan maupun
menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan
kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat
mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan
kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap
dan perilakunya dalam persfektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan
partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan
bebas.
Defenisi di atas mengindikasikan bahwa pendidikan orang dewasa harus
terorganisir dan berorientasi pada pengembangan dan perubahan kognitif, afektif
dan psikomotor serta berpartisipasi aktif dalam pengembangan EKOSOSBUD.
Orang dewasa sendiri dapat didefenisikan dalam tiga aspek yaitu :
a. Biologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah mampu
melakukan reproduksi.
b. Psikologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki
tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
c. Sosiologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah mampu melakukan
peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepadanya.
Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang
sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang
sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam
pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan.
Selain itu, sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik,
maka terlepas dari benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan,
teori, sistem nilainya perlu dihargai. Tidak menghargai (meremehkan dan
menyampingkan) harga diri mereka, hanya akan mematikan gairah belajar orang
dewasa. Namun demikian, pembelajaran orang dewasa perlu pula mendapatkan
kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka harus mempunyai
kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kepercayaan diri tersebut, maka suasana
belajar yang kondusif tak akan pernah terwujud.
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan
pendirian yang berbeda. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan dapat
mengemukakan isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun
mereka saling berbeda pendapat. Orang dewasa mestinya memiliki perasaan bahwa
dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun, mereka boleh berbeda pendapat
dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu sanksi (dipermalukan,
pemecatan, cemoohan, dll).
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara
khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang
terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang
diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan dalam
kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat membosankan
kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran tanpa adanya kritik
yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, latar belakang
pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa lampau masing-
masing individu dapat memberi warna yang berbeda pada setiap keputusan yang
diambil.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok
belajar itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama oleh
seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan renungan, di mana
renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang lain yang persepsinya bisa saja
memiliki perbedaan.
Setiap individu orang dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar
baginya belajar (karena semua aspek kemampuan fisiknya semakin menurun).
Misalnya daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan
berkonsentrasi, dan lain-lain semuanya memperlihatkan penurunannya sesuai
pertambahan usianya pula. Menurut Lunandi (1987), kemajuan pesat dan
perkembangan berarti tidak diperoleh dengan menantikan pengalaman melintasi
hidup saja. Kemajuan yang seimbang dengan perkembangan zaman harus dicari
melalui pendidikan.
Teori belajar orang dewasa yang relevan untuk setiap tahap kegiatan belajar,
mempunyai beberapa tahap sebagai berikut :
1. Perumusan Tujuan Program
Tujuan program ini ialah untuk menyatakan domain tingkah laku serta
tingkatan tingkah laku yang ingin dicapai sebagai hasil belajar. Demikian itu
rumusan tujuan program yang merupakan aplikasi teori behaviioristik dan
taksonomi Bloom.
Berdasarkan tujuan program belajar, fasilitator memilih dan
mengroganisasikan bahan pelajaran yang sesuai, menyiapkan atau memilih bahan
dan alat penyajian yang relevan, serta menetapkan strategi belajar-membelajarkan
yang akan ditempuh.
2. Pengembangan Alat Evaluasi
a. Tahap pencapaian tujuan pembelajaran/ program kegiatan belajar , keseksamaan
perumusan tujuan.
b. Kesusaian antara metode dan teknik penyajian dengan sifat bahan pelajaran,
tujuan yang ingin dicapai, karakteristrik warga belajar, kemampuan dasar warga
belajar.
c. Keberhasilan program dalam mencapai tujuan program.
d. keseksamaan alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan program yang ingin
dinilai keberhasilannya.
3. Analisis Tugas Belajar dan Identifikasi Kemampuan
Teori belajar yang relevan dengan kegiatan analisis tugas, antara lain sebagai
berikut :
a. Teori Gesttailt meliputi hukum :
1) Hukum Pragmanz (penuh arti) yaitu pengkelompokan objek suatu bahan
pelajaran berdasrkan kriteria atau kategori tertentu. Seperti , warna, bentuk, dan
ukuran sehingga mempunyai arti.
2) Hukum kesamaan/keteraturan : tugas yang unsurnya mempunyai kesamaan dan
teratur, lebih mudah dipahami daripada yang berbeda dan tidak teratur.
b. Teori Medan
Belajar memecahkan masalah merupakan pengubahan struktur kognitif.
Identifikasi karakteristik kemampuan warga belajar, meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Perbedaan karakteristik individu warga belajar dilihat dari segi psikologis, yaitu
perbedaan kecerdasan/bakat, kecepatan belajar, motivasi belajar, perhatian, cara
berfikir, dan daya ingat.
2) Pengetahuan masukan. Pengetahuan masukan yang telah dikuasai dapat dijadikan
bahan pengait (advance organizer) antara pelajaran terdahulu dengan pelajaran
baru.
Hasil latihan ataupun pengetahuan tentang cara pemecahan yang telah
dikuasai dapat ditransfer untuk memcahkan masalah yang lain yang dihadapi.
1. Penyusunan Strategi Belajar-Membelajarkan
Teori belajar bagi orang dewasa yang erat hubungannya dengan tahapan ini,
antara lain sebagai berikut :
a. Teori Bruner tentang cara mengorganisasi tubuh ilmu yang dipelajari, urutan-
urutan pokok bahsan yang disajikan, teknik penyajian enaktif , ekonik, dan
simbolik.
b. Teori penyajian bahan verbal yang bermakna menurut Ausubel.
c. Penataan situasi belajar yang menyangkut berkait dengan belajar dan kondisi
belajar menurut Gagne.
d. Metode belajar penyelesaian masalah dengan tekhnik L ramu pendapat, teknik
gordon , analisis morfologis, metode buku catatan kolektif, dan metode papan
buletin kolektif.
e. Metode belajar/penyajian menemukan. Metode ini memudahkan transfer dan
retensi, mempertinggi kemampuan menyelesaikan masalah, serta mengandung
motivasi intrinsik.
f. Perbedaan individual dalam hal kecepatan belajar warga belajar.
g. Pengaturan urutan penyajian bahan pelajaran menurut tingkat kesuliatan dari yang
sederhana kebagian yang sulit.
2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar dan Membelajarkan
Teori belajar orang dewasa yang erat hubungannya dengan tahapan ini ,
antara lain :
a. Hukum Kesiapan. Menyiapkan mental warga belajar untuk mengikuti pelajaran
baru dengan memberikan penjelasanan yang mengenai pengetahuan masyarkat
dengan singkat.
b. Penguatan motivasi belajar. Menjelaskan kegunaan atau nilai praktis pelajaran
baru dalam kehidupan dan pengabdian.
c. Proses persyaratan (conditioning). Proses ini memperlihatkan model hasil belajar
terminal untuk memudahkan warga belajar mengenai pengetahuan dan
keterampilan.
d. Hukum unsur yang identik, yaitu mentransfer pengalaman menyelesaikan masalah
lainnya yang berkait dengan perasaan atau menerapkan pengetahuan dan
keterampilan baru dalam berbagai situasi , posisi dan kondisi.
e. Cara menarik perhatian : teori ini mengaitkan kegiatan belajar dan membelajarkan
dengan kebutuhan warga belajar, mengolah bahan pelajaran sebagai bahan
perlombaan antar individu, kelompok dan baris.
f. Metode menemukan. Teori ini memberikan kesempatan kepada warga belajar
untuk melakukan sendiri keterampilan yang harus dipelajarinya, bukan fasilitator
yang melakukan.
g. Karya wisata, pengalaman praktik lapangan di labroatorium atau dibengkel,
semua itu bisa menjadi pengalaman yang berkesan bagi warga dalam belajar dan
memungkinkannya lebih mengetahui konsep.
3. Pemantauan Hasil Belajar
Teori belajar orang dewasa yang erat hubungannya dengan tahap pemantauan
hasil belajar antara lain :
a. Hukum latihan
b. Belajar lebih lanjut
c. Review,yaitu belajar dengan dengan secara berkala lebih efektif daripada belajar
terus menerus tanpa revieu
4. Evaluasi Hasil Belajar
Teori belajar orang dewasa yang erat hubungannya dengan tahap evaluasi
antara lain :
a. Pengembangan kemampuan berfikir
b. Hukum efek
c. Penguatan
d. Keputusan penyajian
e. Hasil evaluasi
Akhirnya, keterampilan fasilitator menyajikan bahan sangat
mempengaruhi efektivitasnya kegiatan belajar dari warga belajar. Fasilitator yang
cakap menyajikan pelajaran dan yang menguasai teori belajar orang dewasa lebih
giat dan lebih tekun agar mencapai hasil belajar dan tujuan program kegiatan
belajar yang lebih baik.
G. Kelebihan dan Kelemahan dari Teori Belajar Orang Dewasa
A. Kesimpulan
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr,
yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina.
andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang
dewasa. Namun dalam andragogi ini orang dewasa diajarkan untuk dapat
melakukan kegiatan belajar mandiri yang bertumpu pada warga belajar itu sendiri.
Dalam belajar orang dewasa memiliki suatu karakteristik, prinsip dan
kondisinya dalam belajar. Orang dewasa biasanya banyak belajar dari
pengalamannya sendiri dan memiliki suatu kesadaran akan kebutuhannya dalam
belajar. Asumsinya pun setiap individu yang dewasa semakin matang sesuai dengan
perjalanan waktu, olehkarena itu kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan
atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh
tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya. Selain itu
orang dewasa juga mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang
berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered
Orientation).
B. Saran
Sebagai seorang yang dewasa sebaiknya memiliki suatu kesadaran dalam
belajar. Jadikan belajar itu merupakan suatu kebutuhan, motivasi diri dan tanggung
jawab. Karena dengan belajar, orang dewasa dapat mengembangkan dirinya dan
dapat ikut berperan serta di dalam lingkungan masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nikmah, Lailatun. (2013). Teori Belajar Andragogi. [Online].
Tersedia: http://laylanikc.blogspot.com/2013/11/teori-belajar-andragogi.html.
Diakses 02 September 2014
Rosyid, Mohammad. (2014). Makalah Andragogi. [Online].
Tersedia: http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/makalah-andragogi-atau-
pendidikan-orang.html. Diakses 02 September 2014
Vera. (2013). Teori Belajar Orang Dewasa. [Online]. Tersedia: http://rara-
rememberme.blogspot.com/2013/04/aplikasi-teori-belajar-orang-dewasa.html.
Diakses 02 September 2014