KARBOHIDRAT
PERCOBAAN I
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon
yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling
sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian
diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O.
Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn
(Wiratmaja, 2011).
Monosakarida:
O HO
CH 2 OH HOH 2C O OH
H O H HO O
H OH H OH OH
OH H atau HO H CH 2 OH atau HO
OH OH OH OH
H OH OH H
OH
OH
Glukosa Fruktosa
Disakarida:
CH 2 OH CH 2 OH
HOH 2 C O OH CH 2 OH O OH
H O H H
H
H 2+ -
+
O
+
OH
OH H H OH Cu 2OH H O
OH H
O OH H
H
OH CH 2 OH
H H OH
H
H OH OH H H OH
Sukrosa Laktosa
Polisakarida:
CH 2 OH CH 2 OH CH 2 OH
H O H H O H H O H
H H H
HO H H OH
OH O OH O OH H
O O
H OH H OH H OH
Amilosa
50 = 100 gram
gr = 0,5 gram
B. Uji Iodium
Tujuan : Untuk Membuktikan Adanya Polisakarida
(Amilum,Glikogen, Dan
Deekstrin )
No Zat Uji Prosedur Kerja Hasil Uji Kesimpulan
1. Dimasukkan 3 tetes
Warna Biru Mantap
1. Amilum 1 % larutan Uji kedalam (+) Polisakarida
plat tetes
Warna Biru Mantap
2. Dekstrin 1 % (+) Polisakarida
2. Ditambahkan 2 tetes
3. Sukrosa 1 % larutan iodium Warna Biru Mantap (-) Polisakarida
Laktosa 1 % Warna Biru Mantap (-) Polisakarida
4.
Warna Biru Mantap
5. Maltosa 1 % (-) Polisakarida
Warna Biru Mantap
6. Galaktosa 1 % (-) Polisakarida
Warna Biru Mantap
7. Fruktosa 1 % 3. Diaduk zat uji (-) Polisakarida
amilum dan dekstrin
Warna Biru Mantap
8. Glukosa 1 % (-) Polisakarida
4. Diamati warna Warna Biru Mantap
9. Arabinosa 1 % spesifik yang (-) Polisakarida
C. Uji Benedict
Tujuan : Untuk Membuktikan Adanya Gula Reduksi.
D. Uji Barfoed
Tujuan : Untuk Membedakan Antara Monosakarida dan Disakarida.
E. Uji Seliwanoff
Tujuan : Untuk Membuktikan Adanya Ketosa (Fruktosa)
5. Uji seliwanoff
Uji seliwanoff bertujuan untuk membuktikan adanya ketosa
( gugus keton pada karbohidrat) yang dilihat dan perubahan warna menjadi
murah. Prinsip dan uji seliwanoff adalah mencampurkan larutan
karbohidrat 1% (amilum, arabinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, glukosa)
dengan reagen seliwanoff , pada uji ini diperoleh data bahwa fruktosa dan
sukrosa yang menghasilkan warna merah jingga yang mengidentifikasi
adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCL
yang terkandung dalam pereaksi seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa dan
sukrosa menghasilkan hidrolisis furfural sehingga furfural memhasilkan
atau mengalami kondensasi setelah penambahan resolsinol membentuk
larutan yang berwarna merah jingga . hal ini tidak dialami oleh zat uji
yang lain dimana arabinosa, galaktosa, dan glikosa menunjukan hasil
negative terhadap ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskan terlalu
lama akan menunjukan hasil positif terhadap preaksi seliwanoff. Hal ini
terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa
terhidrolisis menghasilkan fruktoda dan glukosa sehingga fruktosa inilah
nantinya akan bereaksi dengan pereaksi seliwanoff menghasilkan larutan
berwarna merah jingga .
IX. KASIMPULAN
a. Uji molish:
dari hasil praktikum yang diketahui bahwa semua sampel uji termasuk
senyawa karbohidrat
b. Uji iodium:
dari hasil uji yang telah dilakukan diketahui bahwa amilum dan
dekstrin termasuk golongan polisakarida
c. Uji benedict:
dari hasil praktikum ini benedict yang dilakukan , diketahui bahwa
yang mempunyai gula reduksi adalah sukrosa, laktosa, malktosa,
galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa
d. Uji barfoed:
dari percobaan yang telah dilakukanm diketahui bahwa yang termasuk
monosakarida adalah sukrosa dan laktosa.
e. Uji seliwanoff:
dari hasil praktikum yang telah dilakukan , diketahui bahwa yang
mempunyai gugus ketosa adalah sukrosa dan fruktosa
PERCOBAAN II
PROTEIN
PERCOBAAN II
I. Judul Percobaan : Protein
II. Tujuan Percobaan :
a) Uji Biuret
Untuk membuktikan adanya molekul – molekul peptide
dari protein
b) Uji Ninhidrin
Untuk membuktikan adanya asam amino bebas dalam
protein
c) Uji Xantoprotein
Untuk membuktikan adanya tirosinm triptofan, atau
fenilalanin yang terdapat pada protein
d) Uji Kelarutan Protein
Untuk mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut
tersebut
e) Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Untuk mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan
garam divalen konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan
protein
f) Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Berat dan Asam
Organik Terhadap Sifat Kelarutan Protein
Untuk mengetahui prngaruh logam berat dan asam organik
terhadap sifat kelarutan protein
III. Landasan Teori
Protein berasal dari bahasa Yunani, yaitu proteios yang berarti pertama. Protein
adalah makromolekul yang paling banyak dalam sel hidup dan ditemukan dalam
semua bagian sel. Fungsinya adalah sebagai enzim untuk katalisator reaksi kimia,
pembentuk struktur dinding sel, contohnya pada pembungkus virus (kapsid),
hormon seperti insulin, pembawa O2 (hemoglobin), protein yang terikat gen,
antibodi dan lain-lain. Ciri utama molekul protein :
Asam amino merupakan bagian struktur protein yang menentukan banyak sifat
yang penting. Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh
jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka
jenis asam amino berbeda. Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran,
bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia.
Keduapuluh macam asam amino ini tidak pernah berubah. Asam amino yang
paling sederhana adalah glisin dengan atom H sebagai rantai samping. Glisin
merupakan asam amino pertama yang diisolasi dari hidrolisat protein (Riawan,
1990).
Asam Amino memiliki sekitar 20 jenis yang terklasifikasi pada jenis asam
amino esensial, asam amino, non esensial.
1. Asam Amino Esensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang harus di datangkan dari luar
tubuh manusia karena sel-sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Asam-asam amino
tersebut sebagian besar hanya dapat disintesis di dalam sel-sel tumbuhan, sebab
untuk sintesisnya diperlukan senyawa nitrat organik. Kekurangan satu saja asam
amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino esensial terdiri atas
isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, valin, triptofan. Arginin dan
histidin esensial pada anak-anak.
2. Asam Amino Non esensial
Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis di dalam
tubuh manusia dengan bahan baku lainnya. Asam amino non esensial terdiri atas
alanin, asparagin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, prolin. Namun, selain
itu, beberapa ahli juga membagi asam aminoini menjadi 3 golongan yaitu
ditambah dengan asam amino semi esensial dengan pengertian asam amino yang
dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial. Beberapa
diantaranya yaitu sistin, glisin, serin, tirosin (Putri, 2009).
Albumin berasal dari bahasa Latin, yaitu albus yang berarti umum pada protein
dengan daya larut air dan dapat larut dalam garam dan denaturasi protein.
Albumin merupakan sumber makanan yang kaya protein dan baik untuk diet
dialisis, dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin
terdapat dalam serum darah dan putih telur. Pospat yang terkandung di dalamnya
kira-kira 5mg per albumin. Albumin merupakan protein plasma yang paling
banyak dalam tubuh manusia, terdiri dari rantai polipeptida tunggal dengan berat
molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino, 17 ikatan disulfida yang
menghubungkan asam amino yang mengandung sulfur. Fungsi albumin, untuk
mempertahankan tekanan osmotik plasma agar tidak terjadi asites, membantu
metabolisme, transportasi obat-obatan, anti inflamasi dan antioksidan. Albumin
adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas.
Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi, 1994)
Triptofan merupakan salah satu asam amino penyusun protein. Triptofan adalah
prekursor melatonin, serotonin dan niasin. Nama sistematiknya adalah Asam S-2-
amino-3-(IH-indol-3-il)-propanat (Anonim’a, 2009).
Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kualitatif seperti tes ninhidrin, uji biuret, tes xantoprotein,
pengendapan garam logam, koagulasi, denaturasi dan pengendapan protein
dengan alkohol. Secara kuantitatif seperti pada metode Lowry, metode
spektrofotometri visible dan metode spektrofotometri UV.
Ninhidrin adalah suatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari
triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna
ungu (Hart, 2003).
Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa
akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun
protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini
positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam
amino bebas atau dipeptida. Biuret merupakan pereaksi kimia yang terbuat dari
natrium hidroksida dan tembaga sulfat. The blue reagent turns violet in the
presence of proteins, and changes to pink when combined with short-chain
polypeptides. Reagen ini berwarna biru dan akan berubah menjadi ungu dalam
kehadiran protein, dan perubahan menjadi merah muda ketika dikombinasikan
dengan rantai polipeptida pendek (Anonim’b, 2009).
Reaksi xantoprotein adalah reaksi kimia untuk mendeteksi protein. Reaktionen
viser sig ved, at proteiner ved opvarmning med koncentreret salpetersyre danner
gule forbindelser, der ved opløsning i baser giver en orangerød farve. Reaksi
positif yang ditunjukkan oleh protein dengan pemanasan dan konsentrasi asam
nitrat dalam bentuk senyawa kuning dalam basa memberikan warna orange
(Anonim’c, 2009).
Protein dengan pH diatas 7 biasanya memiliki muatan negatif, dengan
penambahan ion logam akan bermuatan positif yang akan menyebabkan larutan
saling menetralkan sehingga protein tidak larut atau mengendap. Pada logam
berlebih akan menyebabkan protein bermuatan positif.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul
protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan
bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Daya reaksi berbagai
jenis protein terhadap asam dan basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak
gugus amino dan karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam (pH rendah),
gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya,
dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau
bermuatan negatif. Pada pH isolistrik muatan gugus amino dan karboksil bebas
akan saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol (Winarno, 2002).
Denaturasi protein adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur
protein yang mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul, tanpa
menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur
primer protein. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya
ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan atau
wiru molekul protein Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan
alkohol (Winarno, 1992). Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan
pada suhu 50oC atau lebih. Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada
titik isoelektrisnya (Poedjiadi, 1994).
Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi
hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi
kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat
cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Protein telur mengalami
denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa makanan dimasak untuk
mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim pencernaan
dalam mencerna protein tersebut (Ophart, 2003).
Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan
mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan
terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak
memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya
berlangsung pada kisaran suhu yang sempit (Ophart, 2003).
Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan
mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein
berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air
(Simanjuntak, 2009).
Analisa Lowry merupakan pengembangan dari metode Biuret. Dalam metode ini
terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana
metode biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I).
Keuntungan analisa Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode Biuret
sehingga memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas deteksinya berkisar
pada konsentrasi 0.01 mg/mL. Namun metode Lowry lebih banyak
interferensinya akibat kesensitifannya (Arie, 2008).
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Batang pengaduk
2. Botol semprot
3. Gelas kimia 50 ml
4. Gelas kimia 100 ml
5. Gelas ukur
6. Hot plate
7. Neraca digital
8. Penjepit
9. Pipet tetes
10. Sendok tanduk
11. Tabung reaksi + Rak tabung
b. Bahan
1. Air suling 18. Pb Asetat
2. Albumin 2% 19. Pepton
3. Alcohol 96% 20. TCA 10%
4. Aquades 21. Tirosin 2%
5. Asam sulfosalisilat 5%
6. Bacl 5%
7. Cacl 5%
8. CuSO4 5%
9. Gelatin 2%
10. Glisin 2%
11. Hcl 10%
12. Hgcl 5%
13. Kasein 0,5%
14. Kloroform
15. Mgcl 5%
16. NaoH 40%
17. Nacl 5%
100 = 100 g
g =
g=1g
b. Gelatin 2%, 50 ml
%=
2%=
100 = 100 g
g =
g=1g
c.Glisin 2%, 50 ml
%=
2%=
100 = 100 g
g =
g=1g
d. Tyrosin 2%, 50 ml
%=
2%=
100 = 100 g
g =
g=1g
e. Kasein 0,5 %, 50 ml
%=
0,5 % =
25 = 100 g
g =
g = 0,25 g
f. Pepton 0,5 %, 50 ml
%=
0,5 % =
25 = 100 g
g =
g = 0,25 g
5%= 5%=
g = g =
g = 2,5 g g = 2,5 g
h. Bacl 5 %, 50 ml
%=
5%=
250 = 100 g
g =
g = 2,5 g
i. Cacl 5 %, 50 ml
%=
5%=
250 = 100 g
g =
g = 2,5 g
VI. Cara Kerja
a. Uji Biuret
1. 2 ml sampel ditambahkan 1 ml pereaksi molish, dikocok homogeny
2. Ditambahkan 2 tetes CuSO4 melalui dinding tabung
3. Diamati perubahan yang terjadi
b. Uji Ninhidrin
1. 2 ml sampel ditambahkan 5 tetes pereaksi ninhidrin
2. Dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Diamati perubahan
warna yang terjadi
c. Uji Xantoprotein
1. 2 ml sampel ditambahkan 1 ml NaoH3
2. Dipanaskan selama 1 menit
3. Didinginkan dibawah air keran
4. Ditambahkan NaoH setetes demi setetes
5. Diamati perubahan warna yang terjadi
d. Uji Kelarutan Protein
1. Disediakan 5 tabung, masing – masing diisi dengan air sulig, Hcl
10%, NaoH 40 %, ALKOHOL 96 %, dan Kloroform sebanyak 1 ml
2. Ditambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung
3. Dikocok dengan kuat,kemudian diamati sifat kelarutannya
e. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
1. Disediakan 5 tabung reaksi, masing – masing diisi dengan2 ml
albumin
2. Pada tabung 1, 2, 3, 4, dan 5 berturut – turut ditambahkan larutan
Nacl
5%, Bacl 5%, , Cacl 5 %, MgSO 4 5 % dan (NH4)2 SO4 setetes sampai
timbul endapan
3. Ditambahkan kembali larutan – larutan garam secara berlebihan
4. Dikocok tabung, kemudian diamati perubahan yang terjadi
f. Uji Pengendapan Protein dengan Logam Berat dan AsamOrganik
Terhadap Sifat Kelarutan Protein
1. Disediakan 5 tabung yang bersih, masing – masing diisi dengan 2 ml
larutan albumin telur
2. Pada tabung 1, 2, 3, 4, dan 5 berturut – turut ditambahkan 10 ml tetes
larutan asam trikoloroasetat 10 %, asam sulfat silat 10%, CuSO4 5 %,
HgCl2 5 % dan Pb asetat 5 %
3. Dikocok setiap tabung dan diamati perubahan yang terjadi
Gelatin 2 5 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Air suling 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
HCl 10 % 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
NaOH 40 % 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Alcohol 96 % 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Kloroform 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Hasil
Larut/tidak larut : Larut Larut Larut Larut Larut
e. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Kocok tabung
VIII. Pembahasan
Protein adalah makromolekul yang paling banyak dalam sel hidup dan
ditemukan dalam semua bagian sel. Fungsinya adalah sebagai enzim untuk
katalisator reaksi kimia, pembentuk struktur dinding sel, contohnya pada
pembungkus virus (kapsid), hormon seperti insulin, pembawa O2 (hemoglobin),
protein yang terikat gen, antibodi dan lain-lain. Asam amino merupakan bagian
struktur protein yang menentukan banyak sifat yang penting.
Pada uji biuret ion Cu2+ ( dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan –ikatan peptide yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks bewarna ungu tau violet. Reaksi biuret positif
terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negatif pada asam amino
bebas atau peptide. Reaksipun positif terhadap senyawa – senyawa yang
mengandung dua gugus : - CH2NH2, - CSNH2, - C(NH)NH2, dan – CONH2.
Pada uji Ninhidrin semua asam amino atau peptide yang mengandung asam -
amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarna biru. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna
kuning.
Pada uji xantoprotein, reaksi pada ujixantoprotein didasarkan pada nitrasi inti
benzene yang terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung
cincin benzene ( tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan, senyawa nitro yang terbetuk dalam suasana basa akan terionisasi dan
warnanya berubah menjadi jingga.
Pada uji kelarutan protein, daya protein berbeda di dalam air, asam dan basa.
Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Apabila
protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein akan
menggumpal ( tertkoagulasi ). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel aur yang
melingkupi molekul – molekul protein.
Pada uji pengendapan protein dengan garam, pengaruh penambahan garam
terhadap kelarutan protein berbeda – beda, tergantung pada konsentrasi dan
jumlah muatan ionnya dalam larutan, semakin efektif garam dalam
mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan dan pengendapan protein oleh garam
berkonsetrasi tinggi disebut salting out.
Pada uji pengendapan protein dengan logam dan asam organic, sebagian
protein dapat diendapkan dengan penambahan asa, - asam organuk seperti asam
pikrat, asam trikoloroasetat dan asam sulfosalisilat. Penambahan asam – asam
menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut. Kemudian, protein
dapat pula mengalami denaturasi irreversible dengan adanya logam-logam berat
seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+ sehingga mudah mengendap.
IX. Kesimpulan
a. Uji Biuret
Dari hasil praktikum diketahui bahwa golongan yang termasuk
polipeptida adalah albiumin, gelatin, kasein dan peptone.
b. Uji Ninhidrin
Dari praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa yang termasuk
asam amino bebas adalah glisin
c. Uji Xantoprotein
Dari percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa yang termasuk
asam amino tirosin, triptofan, atau felilalanin adalah tirosin
d. Uji Kelarutan Protein
Zat uji larutan dalam aquades pelarut basa ( NaCl) dan dalam (Protein)
larutan asam (HCl). Protein tidak larut dalam pelarut lemak ( kloroform).
e. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Zat uji ( protein ) dapat diendapkan dengan penambahan larutan garam,
semakin tinggi konsentrasi larutan garam, maka banyak endapan yang
terjadi, dapat dilihat dari table percobaan, larutan garam yang paling
banyak menghasilkan endapan adalah NaCl 5 %, CaCl 5 %, dan BaCl 5
%.
f. Uji Pengendapan Protein dengan Logam Berat dan Asam Organik
Terhadap Sifat Kearutan Asam
Protein juga dapat diendapkan dengan penambahan larutan logam berat
dan asam organic. Dan hasil praktikum yang telah dilakukan yang lebih
banyak terdapat endapan yaitu pada tabung 3, 4, dan 5
PERCOBAAN III
LIPID
PERCOBAAN III
I . Judul percobaan : Lipid
II. Tujuan percobaan :
Uji kelarutan Lipid : Untuk mengetahui sifat kelarutan lipid terhadap
pelarut tertentu
Uji keasaman minyak : untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa.
Uji ketidaksengajaan minyak : untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan
minyak atau lemak.
Uji penyabunan minyak : untuk mengetahui terjadinya hidrolisis pada
minyak oleh alkali.
Uji kolestrol : untuk mengetahui adanya sterol (kolestrol ) dalam bahan
secara kualitatif.
Uji Kristal korelstrol : untuk megetahui bentuk Kristal dari kolestrol.
25 = 100 g
gr = 0,25 gram
B. Pb Asetat
250 = 100 g
gr = 2,5 gram
C. CaCl
250 = 100 g
gr = 2,5 gram
D. MgSO4
250 = 100 g
gr = 2,5 gram
VI . Cara kerja
1. Uji kelarutan minyak
disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering
dimasukkan masing-masing kedalam tabung aquades,alcohol 965,eter dan
kloroform dan lartutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.
dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat
diamati sifat kelautannya.
Diketahui larutan minyak kelapa bersifat netral dan minyak tengik bersifat
asam
Diketahui larutan sampel sabun dan detergen yang lebih banyak endapan
adalah larutan CaCl dan larutan Pb asetat
D. Uji kolestrol
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Minyak kelapa 1ml
Minyak ikan 5tetes
Kolestrol 0,5% 2ml 2ml 2 tetes
dalam kloroform
Hasil : Kuning Merah Merah – biru
terbentuknya
warna merah
muda kemudian
biru dan hijau
Diketahui bahwa zat uji yang mengandung kolestrol adalah minyak kelapa
VIII. PEMBAHASAN
1. Uji kelarutan minyak
Pada percobaan uji kelarutan minyak, kita ingin mengetahui kelarutan
minyak pada pelarut organic sperti eter dan kloroform dapat larut dalam
minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena eter dan kloroform dapat larut,
pelarut non polos, sehingga minyak kelapa dapat larut sempurna. Pada
larutan NaCO3 0,5% minyak kelapa tidak larut sempurna pada larutan, hal
ini sangat bertolak belakang dengan teori karena dapat kesalahan. Dalam
teori dijelaskan bahwa pada saat asam lemak bebas yang akan membentuk
sabun, dimana sabun mempunyai daya aktif permukaan, yang akan
menyebarkan minyak sehingga minyak tersebar seluruhnya.
2. Uji keasaman minyak
Pada uji ini, kita ingin mengetahui sidat asam basa minyak kelapa hasil
yang diperoleh yaitu kedua jenis minyak baik minyak kelapa maupun
minyak tengik sama-sama tidak menunjukkan perubahan pada pengujian
sifat asam dengann menggunakan kertas lakmus merah dan biru.
Sebenarnya hasil yang diperoleh tidak sesuai teori yang ada bahwa minyak
tengikk bersifat asam.
3. Uji ketidaksengajaan minyak
Pada uji ini kita ingin mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak, kita ingin
mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Untuk mengetahui
ketidakjenuhan atau lemak yaitu dengan mereaksikannya dengan
kloroform. Pada minyak kelapa, margarine, kloroform yang dibutuhkan
cukup banyak, hal ini dikarenakan minyak kelapa, margarine dan
kloroform mempunyai ikatan rangkap yang banyak sehingga molekul
kloroform yang dibutuhkan banyak untuk dapat bereaksi adisi dengan
minyak. Dapat disimoulkan bahwa minyak kelapa merupakan asam lemak
tidak jenuh.
4. Uji penyabunan minyak
Pada uji ini kita ingin mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh
alkali. Paada percobaan ini dilakukan 2 jenis percobaan yakni, hidrolisis
minyak dan uji sifat-sifat sabun. Adapun hasil yang diperoleh ialah pb
asesat pada larutan sabun hasil yang diperoleh membentuk endapan, begitu
pula pada penambahan MgSO4 pada lautan sabung hanya pada
pembahasan CaCl pada larutan sabun tidak membentuk endapan pada uji
sifat sabun yang digunakan 3 bahan uji yaitu larutan CaCl 5% larutan
MgSO4 dan larutan pb asetat 5% pada larutan CaCl membentuk sedikit
endapan pada larutan detergrn yang ditambahkan larutan MgSO4 5% tidak
membentuk endapan
5. Uji kolestrol
Pada percobaan yang terakhir yaitu uji kolestrol kita ingin mengetahui
adanya kolestrol (sterol) dalam bahan secar kualitatif. Kolestrol hanya
terdapat pada manusia dan hewan, sedangkan tumbuhan tidak terdapat
kolestrol. Koletsrol yang terdapat dalam tubuh manusia yaitu dalam
bentuk lemak yang sangat diperlukan oleh otak. Untuk mengetahui adanya
kolestrol, dapat dilakukan uji kolestrol menggunakan reaksi warna salah
satu diantaranya ialah reaksi Liebermann buchard. Hasil negative
didapatkan paada minyak kelapa dan kolestrol 5% dalam kloroform tidak
menunjukkan adanya penambahan .
IX . KESIMPULAN
Pada uji keasaman mimyak, diketahui larutan bersifat netral dan minyak
tengik bersifat asam
Pada uji ketidakjenuhan minyak, diketahui bahwa margarine memiliki
ikatan rangkap lebih banyak dibanding minyak kelapa
Uji penyabunan minyak, diketahui bahwa larutan sampel sabun dan
detergen yang telah banyak endapan adalah larutan CaCl dan larutan Pb
asesat
Uji kolestrol, diketahui bahwa zat uji yang mengandung kolestrol adalah
minyak kelapa.
PERCOBAAN IV
ENZIM
PERCOBAAN : IV
I. Judul Percobaan : ENZIM
II. Tujuan Percobaan :
a. pengaruh suhu terhadap aktivita enzim
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
b. pengaruh PH terhadap aktivitas enzim
untuk mengetahui bahwa derajat keasaman (PH) mempengaruhi aktivitas
enzim
c. pengaruh kosentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
untuk mengetahui pengaruh kosentrasi enzim terhadap perombakan suatu
substrat (amilum)
d. uji uriase
untuk membuktikan adanya enzim uriase dalam suspensi kedelai
e. uji enzim invertase
untuk membuktikan adanya enzim invertase dalam ragi
III. Landasan Teori
Enzim adalah bioprimer yang terdiri dari serangkaian asam amino
dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tepat. Enzim
memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai
protein enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk menganalisis
reaksi antaralain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel. Molekul
pati dan glikogen, molekul pati yang merupakan polimer dari alfa D-
glikopiranosa akan diperoleh enzim pada ikatan alfa 1,4 dan 1,6 glikogen.
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikatnya. Sedangkan masing-
masing enzim diberi nama menurut nama subtratnya. Misalnya uriase,
erinose, dan lain-lain, disamping itu ada pula beberapa pula enzim yang
dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain.
(Aldi, 2010)
Enzim dibagi menjadi 6 (enam) golongan besar oleh commision on
enzymes of the international union of biochemistry. Penggolongan ini
didasarkan oleh reaksi kimia dimana enzim memegang peranan dalam
mempelajari mengenai enzim, dalam larutan yamg disebut gugus prostetik
dan pula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang
disebut koenzim, baik gugus prostetik maupun koenzim keduanya
merupakan bagian yangmemungkinkan enzim bekerja pada subtrat. Subtrat
merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim.
(poedjiadi, 2006)
Klasivikasi enzuim international enzimecomission :
a. Uksirecluk tase
Beredar antara bentuk-bentuk oksidasioleh reduksi jika molekul-molekul
subtrat secara berturut-turut oksidasi.
b. Transforosa
Enzim trascimirasi (omino transferosa) mengkatalisasi pemindahan
reversible dari suatu asam amino kesuatu asam keton.
c. Hidrolisc
Biasanya digolongkan atas dasar ikatan yang dihidrolisis. Beberapa
peptidasi seperti cripsin dan kimotripsin hubungannya dengan penentuan
struktur protein primer.
d. Liosa
Adisi dari gugus pada suatu ikatan rangkap atau kebalikan dari reaksi
tersebut contohnya hidrosi dari ikatan asam fumarat oleh enzim furmarase.
e. Isomerasa
Keseimbangan antara dua isomer, contohnya reaksi yang ditatalisasiikan
oleh alanin rasamesu enzim yang ditemukan dalam bakteri.
f. Ligase
Pembentukan dari ikatan dengan pembelahan ATP : Enzim ini
mengkatalisasikan reaksi yang membentuk ikatan yang sering disebut enzim
sintetosa.
(page, 1989).
Enzim dikategorikan sebagai suatu kelompok protein yang
berperan dalam aktivitas biologi enzim ini berfungsi sebagai katalisator
dalam sel dan sifatnya sangat khas dalam jumlah yang sangat kecil, enzim
dapat mengatur suatu reaksitertentu sehingga dalam keadaan normal tidak
terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivtasnya
karena panas, asam dan basah kuat pelarut organik atau apa saja yang bisa
menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang
sangat khas karena hanya bekerja pada subtrat tertentu.
(tirinda, 1986).
IV. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Botol semprot
3. Gelas kimia
4. Penjepit
5. Pipet tetes
6. Penangas air
7. Rak tabung + tabung reaksi
8. Tisu
9. Timbangan digital
10. Termometer
B. Bahan-bahan yang digunakan
1. Aquades
2. Amilum
3. Barfoed
4. HCl
5. HgCl 1 %
6. Iodium
7. Indikator PP 0.1 %
8. Maltosa 1 %
9. Na2CO3
10. Phenoptalein
11. Pereaksi Benedict
12. Ragi 0.5 g
13. Sukrosa 1 %
14. Susu Kedelai
15. Urea 1 %
16. Enzim Amilase
17. Filtrat kedelai
18. Pereaksi Luff
1.
2.
3.
4.
d. Uji urease
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan urea 1 % 1 ml 1 ml 1 ml
Filtrat kedelai 10 tetes 10 tetes
Filtrak kedelai dipanaskan 10 tetes
Phenoftalein 2 tetes 2 tetes 2 tetes
Larutan HgCl2 1 % 10 tetes
Campurlah lalu masukkan kedalam penangas air 37-400C selama 15 menit
Hasil : terbentuknya Terbentuk Endapan Endapan
warna merah muda merah muda putih putih
Pada uji iodium dan benedict dengan kata lain semakin besar
konsentrasi enzim, semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam memecah
substrat yang dikatalisis. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang
terjadi melalui uji iodium dan hanya endapan yang terbentuk melalui uji
benedict.
4. Uji Urease
Pada tabung 1 terbentuk warna merah muda setelah penambahan
phenolftalein 2 tetes. Hal ini disebabkan karena fitrat kedelai yang
dipanaskan dapat dihidrolisis sehingga phenolftalein dan semula tidak
berwarna berubah menjadi merah muda. Pada tabung ke-2 terbentuk
endapan putih. Hal ini disebabkan karena larutan urea dan Hgcl yang
ditambahkan fitrat kedelai yang tidak dipanaskan tidak dapat dihidrolisis.
Begitu pula pada tabung ke-3, hal ini serupa sama terjadi pada tabung 2
dan 3.
4. Uji Urease
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa tabung 1 menimbulkan
warna merah muda (+) dipanaskan enzim uriase dalam suspensi
kedelai terurai menjadi amonra (NH3) dan gas karboksid bersifat basa.
% = x 100 %
5% = x 100 %
125 = 100 g
g=
g = 1,25 gram
b. FoCL3 1% 25 ml
% = x 100 %
1% = x 100 %
25 = 100 g
g=
g = 0,25 gram
c. Bi (No3)3 1%, 50 ml
% = x 100 %
1% = x 100 %
50 = 100 g
g=
g = 0,5 gram
untuk semua sampel (vitamin C,B1, dan B6) dilakukan perhitungan penimbangan
dengan cara yang sama
B. PenentuanAdanya Vitamin D
Bahan Tabung 1
Miminyak ikan 10 Tetes
Lalarutan H2O2 5 % 10 Tetes
Papanaskan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi carr price
Hahasil: warna Jingga- Kuning (+) TerbentukWarnaJingga- Kuning
( +/-)
C. PenentuanAdanya Vitamin B1
E. PenentuanAdanya Vitamin C
IX. KESIMPULAN
A. Penentuan adanya vitamin A
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada minyak
ikan didapatkan hasil (+) terdapat vitamin A.
B. Penentuan adanya vitamin D
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada minyak
ikan terbentuk warna jingga – kuning, yang menunjukkan (+) adanya
vitamin D.
C. Penentuan adanya vitamin
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada tabung
A didapatkan endapan merah jingga, menunjukan adanya (+) vitamin B1.
D. Penentuan adanya vitamin B6
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada tabung
A terbentuk warna coklat hitam, dan pada tabung B adanya endapan merah
jingga. Membuktikan adanya (+) vitamin B6.
E. Penetuan danya vitamin C
Dari praktikum yang telah dilakukan didaptkan bahwa pada tabing A
terbentk merah bata menunjukkan (+) vitamin C dan pada tabung B
terbentuk awarna kuning menunjukkan (-) adanya vitamin C.