OLEH :
Kelas SI
1.3 Tujuan
Mengetahui metoda pelaksanaan konstruksi pada gedung
1.4 Manfaat
Agar Mahasiswa mengetahui metoda pelaksanaan konstruksi pada
gedung
BAB II
PEMBAHASAN
B. PEKERJAAN TANAH
1. Galian tanah pondasi
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di
gunakan digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan
besar, maka bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian
lantai yang berbeda, untuk menjaga agar pondasi letaknya tidak terlalu
tinggi. Tinggi permukaan pondasi yang muncul diatas tanah, sedangkan
kedalaman pondasi digali sesuai dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu
dibuat diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah
yang lunak sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan
mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom. Dasar dari galian harus
dijaga kebersihannya, bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan.
Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari
sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah
dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang akan digunakan
kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
2. Urugan Kembali Bekas Galian
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah
tersebut harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan
stamper kapasitas 0.5-1 ton. Elevasi atau ketinggian timbunan harus
menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil pengukuran
menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang
digunakan harus berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi,
setelah dilakukan inspeksi lapangan.
3. Urugan Pasir Alas Pondasi
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir
tersebut juga harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga
menggunakan stamper. Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja
pasangan batu kosong. Tebal urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk di lapangan (gambar bestek).
4. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)
a. Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi telah selesai
dilakukan, maka bagian paling dasar dari lubang pondasi diberi
lapisan pasir yang dipadatkan setebal 5 cm, diatasnya diberi
lapisan batu gunung/kali (Aanstamping) yang dipadatkan setebal
10 cm. Batu gunung/batu kali disusun dengan teratur, antara batu
dengan batu harus diberi pemisah pasir urug. Batu gunung yang
digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, tanpa retak-retak dan
tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
5. Pasangan Batu Gunung/Kali 1 : 4
Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan batu gunung yang rata
maka setelah lapisan pasir urug di diberi campuran adukan semen
sebelum dilakukannya proses pasangan pondasi batu gunung/kali dan
pondasi tapak. Adukan yang digunakan untuk pasangan batu
gunung/kali 1Pc : 4Ps. Ada berberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Batu yang digunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang
keras dan tidak berlubang.
b. Batu gunung/kali yang kami gunakan tidak mengandung atau
menempel tanah dan ukurannya minimal 15 cm sedangkan
ukuran maksimun 20 cm.
c. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih,
bersudut (tidak bulat), tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang
mempengaruhi mutunya.
d. 4. Pasir pasang yang dipakai berupa pasir keras, bersih dan
sebelum diaduk dengan semen dalam keadaan kering.
e. Semen yang digunakan adalah Semen Portland Type I dan
memakai satu jenis PC untuk seluruh pekerjaan.
f. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan tidak
mengadung lumpur, minyak, asam alkali dan bahan-bahan lain
yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
2. Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan
mengalami pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering
dan pondasi mulai stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan
lebih baik bila memberi plesteran pada dinding setelah semua bagian
bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi bagian-bagian
bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-
pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan
pada plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan
diplester dari kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang
cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding
tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang
bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air
dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan
cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan
retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan
pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja
membuat adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat.
Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata
dari kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar)
maupun bilah perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang
halus). Pekerja yang sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata
besi hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena pada
permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak.
Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun
akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan
yang tepat. Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah
dengan membuat garis –garis plesteran/patok pada dinding dengan arah
vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding,
dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area
dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area
plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk
meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua
sisinya yang dijepit dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6
mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke
bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja
menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat
digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada
bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga
15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan
dilakukan secara keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas,
dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun balok sehingga
akan memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-daerah tersebut
karena area yang diplester menjadi kecil.
3. Pasangan Bata 1 : 4
Sebelum menyusun bata, dibersihkan dan diratakan dahulu
permukaan sloof sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam
pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1
semen : 4 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu
sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata
menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah
bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat
retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah
bata dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar kolom
(dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang sejajar.
Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm.
Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal
sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus diratakan
untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
4. Plesteran 1 : 4
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan
mengalami pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering
dan pondasi mulai stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan
lebih baik bila memberi plesteran pada dinding setelah semua bagian
bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi bagian-bagian
bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-
pergerakan).Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan.
Sebelum memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang
akan diplester dari kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang
yang cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan semen.
Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang
bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air
dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan
cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan
retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan
pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja
membuat adukan pada suatu wadah dan gunakan volume air yang tepat.
Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari
kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun
bilah perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus).
pekerja yang sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi
hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena pada permukaan
tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak. Oleh sebab
itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan. Berikan lapisan
plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan
membuat garis –garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal
dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan
bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke
area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh
dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk
meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan pada kedua
sisinya yang dijepit dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran
6mm. Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke
bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja
menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat
digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada
bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga
15 cm ke dinding sebelahnya. Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan
plesteran akan dilakukan secara keseluruhan sekaligus). Pada area
dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun
balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-
daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.
Prosedure Kerja:
Semua besi dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar
kerja. Pekerjaan ini dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan
volume telah mencukupi. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group Pembesian
yang sesuai dengan jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan yang terdiri
dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang besi, dan 1 orang kepala tukang besi.
Pengawasan dilakukan oleh Pengawas dan Mandor, serta design
ukuran/dimensi potongan disiapkan oleh Site Manager.
Diwaktu yang bersamaan Group Bekisting/Perancah mempersiapkan
bekisting/formwork untuk penutup/cover pengecoran beton. Group ini
terdiri dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang dan 1 orang kepala tukang. Site
Manager Kontraktor akan mempersiapkan dimensi bekisting berdasarkan
gambar kerja dan atas persetujuan Direksi Lapangan.
F. PEKERJAAN LANTAI
1. Timbunan Tanah Bawah Lantai
Tanah yang digunakan adalah tanah timbun biasa yang
didatangkan ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck,
timbunan tanah tersebut juga harus dipadatkan agar tidak terjadi longsor
dikemudian hari, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper
dan penyiraman dengan air. Elevasi atau ketinggian timbunan juga
harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur.
2. Urugan Pasir Bawah Lantai dan Pondasi
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir
tersebut juga harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga
menggunakan stamper serta disarami air. Pasir yang digunakan harus
bersih dari kotoran sampah dll.
3. Beton Tumbuk Dibawah Lantai Dalam dan Luar t = 7 cm
Adukan rabat beton(1 semen: 3 pasir: 5 kerikil) adalah untuk
lantai dalam dan selasar bangunan. Setelah Adukan rabat beton selesai
dicampur dituangkan pada lantai kerja kemudian ratakan
permukaannya dengan bilah perata untuk mendapatkan hasil
permukaan lantai yang datar dan halus.
Memisahkan rabat beton tersebut perbagian; ruangan dan selasar
sehingga memiliki slab lantai yang terpisah. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya retakan pada lantai. Sebagai sambungan kedua
slab lantai tersebut gunakan sambungan „V‟ diantara slab beton.
Pada lantai rabat beton, untuk mencapai kekuatan maksimal
sebaiknya beton dibiarkan hingga mencapai kekuatan maksimal
setidaknya selama 2minggu (proses curing). Tutupi dengan kantong
semen atau lembaran plastik dan jagalah kelembapannya dengan cara
diperciki air setidaknya satu kali setiap hari selama 2 minggu. Jika
beton terlalu cepat kering akan mengurangi kekuatannya dan
memperbesar kemungkinan terjadinya retakan.
4. Acian Lantai
Acian lantai dikerjakan di atas permukaan lantai yang kasar,
sebelum pengacian dilakukan terlebih dahulu permukaan yang hendak
diaci dibersihkan dari kotoran dll, hal ini dilakukan agar permukaan
yang akan diaci rapi dan halus.
G. PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah baja ringan dengan
ukuran C.100 dan Reng U.50. sebelum ranga baja dipotong terlebih
dahulu diukur dan dipotong. Gunakan ukuran rangka baja yang pertama
sebagai contoh untuk memotong yang berikutnya sehingga potongan
untuk rangka atap tersebut memiliki ukuran yang sama. Ukur dan
potong rangka baja ringan untuk batang miring yang akan dipasang
pada kerangka atap.
Pasang bagian kerangka kuda-kuda atap tersebut di bawah
sebelum ditaruh pada bagian atas kolom untuk memastikan bagian
kerangka kuda-kuda tersebut telah mempunyai ukuran yang tepat dan
dapat dipasang dengan baik, setelah itu bongkar kembali dan simpan.
Simpan bagian-bagian kerangka atap tersebut dan disimpan dalam
keadaan terlindung dan tertutup. disiapkan pula tiang penahan
sementara (scaffolding) untuk pembuatan atap.
Penahan sementara ini dapat terbuat dari bambu, kayu, dsb (pada
beberapa daerah telah terdapat scaffolding yang terbuat dari pipa besi
yang dapat diatur jarak dan ketinggiannya).
Sebelum memasang rangka atap kuda-kuda, bersihkan bagian
atas dari kolom beton dan pastikan ketinggiannya telah sejajar antara
satu kolom dengan yang lain. Pastikan bagian atas antara kolom
dipinggir dan tengah bangunan telah sesuai dengan ukuran rangka atap
yang akan dipasang. Dirikan rangka atap dengan bantuan penahan
sementara (scaffolding) yang bertumpu pada tanah.
Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian
kiri-kanan bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang
miring sebelah kanan dengan batang miring sebelah kiri, benang ini
akan menjadi acuan bagi pemasangan batang miring lainnya yang
berada di bagian tengah atap. Pada beberapa kasus pada bagian batang
miring di kiri-kanan bangunan inidapat dibuat dari beton bertulang
dengan lebih dulu memasang susunan bata pada bagian dinding kiri -
kanan bangunan tersebut.
Kemudian pasang rangka baja ringan balok atap di bagian tengah
bangunan yang bertumpu pada kolom, pastikan balok tersebut telah
horizontal (dengan bantuan waterpass). Setelah balok ditaruh pada
kolom, pasang bagian-bagian kuda- kuda atap berikutnya, pastikan
letak bagian-bagian tersebut telah dapat dipasang dengan baik (batang
vertikal, dsb). Sesuaikan letak dan ketinggian (dinaikkan, diturunkan,
dsb) dari rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb) dengan meng
gunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya sebagai acuan.
Sambung bagian-bagian rangka kayu rangka atap tersebut
Ikat bagian kuda-kuda atap tersebut pada kolom dengan cara
membengkokkan besi tulangan yang muncul dari ujung kolom beton
(stek/starter bars)tersebut sehingga membentuk ikatan yang mengikat
balok kayu tersebut pada kolom. Jika telah terpasang baut angkur maka
bagian balok dan kaki kuda-kuda kayu dibor terlebih dahulu untuk
sehingga angkur dapat menembus bagian kayu rangka kuda-kuda
tersebut kemudian dipasang mur.
Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik,
maka gording rangka baja ringan yang akan menjadi tempat
pemasangan lembaran atap dapat dipasang. Jarak maksimum antar
balok gording adalah 60cm. Gording tersebut harus keluar melewati
batang miring paling luar sejauh minimal 80cm, jarak yang
sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan jumlah lembaran
penutup atap yang akan digunakan.
I. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Palfond meliputi :
1. Plafond Plywood T = 6 mm (dalam)
2. Rangka Plafond (dalam)
3. Plafond Plywood T = 6 mm (luar)
4. Rangka Plafond (luar)
5. List Profil Kayu 5/5 cm
L. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan meliputi :
1. Cat Tembok 3 x (L/D)
2. Cat Plafond Multiplex/Plywood dan List Profil
3. Cat Mengkilat Listplank Kayu
4. Cat Mengkilat Kusen Pintu/Jendela/Ventilasi
5. Cat Mengkilat Daun Pintu/Jendela
Pelaksanaan :
a. Pemasangan instalasi-instalasi air bersih akan dilakukan oleh
tenaga yang ahli dibidangnya
b. Kami akan menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan dimulai
dan membuat asbuilt sesuai dengan apa yang dipasang
c. Pengyambungan pipa dengan menggunkan lem sehingga kuat dan
tahan terhadap tekanan air
d. Pemasangan dan penyambungan pompa dan segala
perlengkapannya sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuatnya.
e. Pipa-pipa air yang sudah terpasang baru akan ditimbun/ditutup,
setelah disetujui oleh site engineer dan pemasangn pupa didalam
ruangan bersifat inbaw.
f. Semua instalasi air bersih akan kami test dengan perconbaan
tekanan 6 Atm selama minimal 24 jam terus menerus atas
persetujuan lain dari site aengineer.
Kran Air Stainless Stell Ruang Lingkup
a. Meliputi seluruh pekerjaan, perlengkapan, bahan-bahan dan
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk keperluan sanitasi atau
plambing.
b. Pekerjaan instalasi air bersih, lengkap peralatan bantu sesuai
gambar rencana dan kebutuhan.
Syarat-syarat
a. Bahan yang digunakan kwalitas yang terbaik
b. Sebelum mendatangkan barang kelokasi, kami akan
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan direksi
c. Untuk pekerjaan instalasi memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan plumbing Indonesia.
d. Pelaksanaan pekerjaan Instasi silaksanakan oleh instruktur yang
dapat persetujuan dari direksi/Pengawas.
Pelaksanaan :
a. Pemasangan pipa instalasi air kotor horizontal dan mempunyai
kemiringan kearah pembuangan minimum 2 %
b. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak
ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut. Dan tidak ada
rngga udara.
c. Pipa saluran air kotor dan asmbunagn-sambungan akan dibuat
dengan rapi, kuat dan cermat, sehingga menjamin bahwa air
kotor/buangan dapat mengalir dengan lancar.
d. Sebelum semua pekerjaan instalasi air kotor diserahkan akan
dilakukakn pengetesan terhadap kelancaran dan ada tidaknya
kebocoran pada saluran.
O. PEKERJAAN GRANIT/KERAMIK
P. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan lain-lain meliputi :
1. Relief Tiang
2. Relief Dinding
3. Timbunan Areal Sekolah
4. Saluran Perkerangan Sekolah
5. Pekerjaan relief tiang dan relief dinding dilakukan oleh tenaga ahli
dibidang relief. Bentuk relief yang akan dibuat sesuai dengan bentuk
yang ada digambar.
6. Pembersihan kembali