Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

METODE PENILITIAN (FENOMENA DIABETES MELITUS )

KELAS II B

DI SUSUN OLEH :

1. RONNY MAY HANAFI (201601054)


2. SUHINDRA WIDIYANTO (201601042)
3. EKA IINGGRI UJI UTAMI (201601059)
4. ALIFAH ASSA DIYAH (201601067)
5. WHYNE INSAN SETYANINGRUM (201601069)

PROGRAM STUDY S1- ILMU KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2018/2019


A. LATAR BELAKANG

Secara Umum Diabetes Melitus ( DM )


Kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin( Insulin resistance ) dengan simtoma berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbihidrat, lemak dan protein.

Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari
insufisiensi fungsi insulin.

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer & Bare, 2002). DM dalam
dekade sekarang ini menjadi ancaman serius bagi umat manusia di penjuru dunia, bahkan bagi
pasien DM penyakit ini merupakan ancaman penyebab kematian. Apabila tidak mendapatkan
perawatan segera mungkin akan menyebabkan komplikasi beragam penyakit dalam tubuh
(Bangjoni, 2010).

Pelayanan kesehatan diberikan oleh berbagai jenis profesi kesehatan, termasuk perawat,
dokter, dan fisioterapi, ini baru sebagian saja. (Herdman, 2015). Pelayanan kesehatan didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan seperti bio-psiko sosio spiritual yang komprehensif. Pelayanan
tersebut meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Suparti, 2004). Setiap
penyakit mempunyai tanda gejala yang berbeda-beda, seperti diabetes mellitus yang mempunyai
tanda gelala poliuria, polidipsia, polifagia, penglihatan kabur, kelelahan dan berat badan
menurun (Baradero, 2009),

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang dilakukan pada 24.417 responden
berusia diatas 15 tahun menyatakan prevalensi total Diabetes melitus pada penduduk perkotaan
Indonesia adalah 5,7 %. Prevalensi Diabetes melitus tertinggi terdapat di Kalimantan Barat dan
Maluku Utara yaitu masing-masing 11,1 %. Prevalensi Diabetes melitus di Kalimantan Barat
yang tertinggi terdapat di kota Pontianak yaitu 3,1%.4 Angka kesakitan Diabetes melitus di kota
Pontianak pada tahun 2010 berdasarkan laporan yang diperoleh dari Bidang Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pontianak adalah 761 kasus, yang terdiri dari
laki-laki 293 orang dan perempuan 468 orang.5 Jumlah kasus Diabetes melitus ini mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2009 yaitu 662 kasus.6 Jumlah ini merupakan penjumlahan
kasus dari semua puskesmas yang ada di kota Pontianak. Adapun puskesmas yang memiliki
kasus Diabetes melitus tertinggi dibandingkan dengan puskesmas lainnya pada tahun 2010
adalah Puskesmas Parit H.Husin 2 yaitu 114 kasus
Prevalensi Diabetes melitus yang meningkat, secara tidak langsung akan meningkatkan
angka kesakitan dan kematian akibat Diabetes melitus dan komplikasinya. Pengetahuan dan
perilaku penderita Diabetes melitus berperan dalam mengurangi terjadinya komplikasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ambarwati tahun 2009, didapatkan adanya hubungan antara
pengetahuan tentang penyakit dengan motivasi dalam mencegah terjadinya komplikasi pada
penderita Diabetes melitus di Puskesmas Kartasura.7 Penelitian lain yang dilakukan oleh Jazilah,
Paulus dan Toto mendapatkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan
praktik penderita Diabetes melitus mengenai pengelolaan Diabetes melitus dengan kendali kadar
gula darah
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Pengetahuan perilaku pengelolaan penyakit diabetes mellitus pada penderita diabetes mellitus”

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
a. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan
perilaku penderita diabetes mellitus dalam perilaku pengelolaan penyakit
diabetes mellitus
2. Tujuan khusus
a. Memberi pengetahuan pada perilaku penderita diabetes melitus dalam
pengeloaan penyakit diabetes melitus
b. Mengetahui rata-rata penderita diabetes melitus di Indonesia
c. Mengetahui respon penderita dalam perilaku pengelolaan penyakit
diabetes melitus
SPIDER WEP

1. MENGATUR 1. RUTIN OLAH 1. STROKE 1. GGK 1. NEUROPATI


MENU MAKAN RAGA 2. PENYAKIT DIABETIK
2. DEPRESI
SEHAT 2. RUTIN JANTUNG 2. INFEKSI
3. DEMENSIA
2. MENJAGA BB
MENGECEK KULIT
IDEAL
GULA DARAH

PENCEGAHAN DEABETES
KOMPLIKASI DIABETES

DIABETES
MELITUS

KLASIFIKASI PENYEBAB GEJALA FAKTOR RESIKO DEABETES

DIABETES DIABETES A. TIPE 1


TIPE 1 TIPE 2 1. HAUS YANG 1. MEMILIKI KELUARGA
1. FAKTOR BERLEBIHAN
DENGAN RIWAYAT
GENETIK 2. SERING BUANG
DIABETES
2. FAKTOR BB AIR KECIL
2. MENDERITA INFEKSI
3. FAKTOR DENGAN VOLUME
MAKANAN BANYAK VIRUS
4. FAKTOR 3. RASAKAN 3. ORANG BERKULIT PUTIH
MEROKOK KELAPARAN YANG DI DUGA LEBIH MUDAH
LUAR BIASA MENGALAMI DIABETES
4. BERAT BADAN
MENURUN B. TIPE 2
5. PENGLIHATAN 1. KELEBIHAN BB
KABUR
2. MEMILIKI KELUARGA
6. HYPERGLAISIMIA
RIWAYAT DIABETES
3. KURANG AKTIVITAS FISIK
4. HIPERTENSI
DAFTAR PUSTAKA

Kunaryanti, A. A. (2018). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN


PERILAKU MENGONTROL GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

marianti, d. (2018, 11 6). Retrieved from http://www.aldokter.com/diabetes.

NURYANI, S. (2011). GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENGELOLAAN PENYAKIT DIABETES


MELITUS PADA PENDERITA DEABETES MELITUS DI PUSKESMAS PARIT H.HUSIN II PONTIANAK.

World Health Organization Departement of Noncommunicable Disease


Surveillance(1999).//Definition,Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its
Complication

Anda mungkin juga menyukai