Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik.
Keharusan itu sangatlah logis karena begitu banyak nikmat-Nya yang tercurah pada
manusia. Di mana dengan limpahan nikmat-Nya itulah manusiadapat menjalani
segala aktivitas kehidupannya sebagai khalifah di muka bumi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu akhlak kepada Allah Swt ?
2. Untuk dapat mengetahui keesaan Allah Swt ?
3. Apa yang dimaksud dengan zikir ?
4. Untuk dapat beribadah dan mematuhi hukum-hukumnya ?
5. Agar dapat mencintai dan bersyukur kepada Allah ?
6. Ingat akan berharap dan berdoa kepada Allah ?
7. Untuk selalu tawakal kepada Allah ?
8. Ingat akan taubat dan istigfar kepada Allah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui akhlak kepada Allah Swt.
2. Untuk mengetahui keesaan Allah Swt.
3. Untuk mengetahui yang di maksud dengan zikir.
4. Untuk mengetahui akan ibadah dan hukum-hukum-Nya.
5. Untuk mengetahui akan cinta dan syukur kepada Allah Swt.
6. Untuk selalu berharap dan berdoa kepada Allah.
7. Untuk selalu tawakal kepada Allah.
8. Untuk selalu taubat dan istigfar kepada Allah.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penyajian makalah ini yaitu agar pembaca dan
penulis bisa lebih mengetahui tentang akhlak kepada Allah Swt.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Kepada Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik.
Keharusan itu sangatlah logis karena begitu banyak nikmat-Nya yang tercurah pada
manusia. Di mana dengan limpahan nikmat-Nya itulah manusiadapat menjalani
segala aktivitas kehidupannya sebagai khalifah di muka bumi.
Menutur Prof. Dr. Abudin Nata lewat bukunya “Akhlak Tasawuf”, sekurang-
kurangnya ada empat alasan kenapa manusia perlu berakhlak kepada Allah.
Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Menciptakan manusia
dari tanah yang kemudian berproses menjadi sempurna di dalam janin.1

B. Mengakui Keesaan Allah


Allah sebagai pencipta alam semesta adalah Zat yang Maha Tunggal (Esa =
Ahad dan Wahid). Karena itu salah satu tujuan Allah menciptakan makhluk-
makhluknya-Nya adalah agar makhluk-makhluk tersebut mengakui keesaan Allah
Swt. Yang terdapat di dalam Al-Quran.
Surah An-Nahl[16]: 49
ٓ
}۴۹{ َ‫ض ّمن دَآبَٖة َو ۡٱل َم ََٰٰٓلَِئّ ََكٖةُ َو ُُه ۡۡم َاَل يَ ۡسَت ََۡكِبّ ُُروَن‬
ّ ‫ت َو َما فّي ۡٱۡل َ ۡر‬ َ ‫لِلّ يَ ۡس ُج ِۤدُ َما فّي ٱل‬
ّ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِۤ َ ّ ‫َو‬
Artinya: “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang
mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri”. (Q.S An-Nahl: 49).

Surah Al-Hajj[22]: 18

1
Prof. Dr. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2010, cet ke-
10, hal 149, Rabu, 2 Oktober 2019, Pukul: 11.42 WIB

2
‫س َو ۡٱلقَ َم ُُر َوٱلنُّ ُجو ُم َو ۡٱل ّجِبَا ُل‬ َ ‫ض َوٱل‬
ُ ۡ‫شم‬ ّ ‫ت َو َمن فّي ٱ ۡۡل َ ۡر‬ َ ‫ٱلِلَ يَ ۡس ُج ِۤدُ لَ ِۤۥهُ َمن فّي ٱل‬
ّ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ ‫أَلَ ۡۡم ت ََُر أ َ ََن‬
‫ٱلِلُ فَ َما لَ ۥهُ ّمن ُّم َۡك ُّر ٍۚم إّ ََن‬ ُ ُۗ َ‫عَٰٓلَ ۡي ّه ۡٱلعَذ‬
َ ‫اب َو َمن يُ ّه ّن‬ َ ‫يُر َح َق‬
ٌ ّ‫اس َو َكث‬ ِۖ ّ َ‫يُر ّمنَ ٱلن‬ٞ ّ‫ش َج ُُر َوٱلد ََوآبُّ َو َكث‬ َ ‫َوٱل‬
َ َ‫ٱلِلَ يَ ۡف َع ُل َما ي‬
}۱۸{ ۩‫شا ٓ ُء‬ َ
Artinya: “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang
ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?
Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan
barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.
(Q.S Al-Hajj: 18).2

Selanjtnya manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna dituntut


untuk mengakui keesaan Allah tersebut. Pengakuan ini sudah menjadi perjanjian
antara Allah dengan roh manusia ketika masih didalam rahim, seperti yang
dijelaskan dalam surah Al-A’raf : 172
‫عَٰٓلَ َٰ ٓى أَنفُ ّس ّه ۡۡم أَلَ ۡستُ ّب َُر ّب َُك ِۡۖۡم قَالُواْ َب ََٰٓل َٰى‬
َ ‫ورُه ّۡۡم ذُ ّريََت َ ُه ۡۡم َوأ َ ۡش َهدَ ُُه ۡۡم‬ ُ ‫َو ّإ ۡذ أ َ َخذَ َربَُّكَ ّمن بَ ّن ٓي َءادَ َم ّمن‬
ّ ‫ُظ ُه‬
}۱۷۲{ َ‫غ ّفَٰٓلّين‬ َ ‫ش ّه ۡدنَ ٍۚا ٓ أََن تَقُولُواْ يَ ۡو َم ۡٱل ّق َٰيَ َم ّٖة إّنَا ُكنَا‬
َ َٰ ‫ع ۡن َٰ َُهذَا‬ َ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S Al-A’raf [7]: 172).

Dan bagi manusia yang tidak memiliki agama, tidak mengakui Allah (atheis)
atau mengakui banyaknya tuhan (musyrik) adalah akhlak yang sangat tercela

2
Dr. RAhmat Hidayat, MA, Akhlak Tasawuf, Medan: Perdana Publishing 2018, Rabu, 2 Oktober
2019, Pukul: 11.46 WIB

3
kepada Allah. Bahkan syirik dianggap suatu perbuatan zalim yang nyata, sehingga
dosanya tidak diampuni oleh Allah. Firman Allah dalah surah An-Nisa: 48

َ ‫ى ّإ ۡث ًما‬
‫ع ّظي ًما‬ ٓ َٰ ‫ٱلِلّ فَقَ ّد ۡٱفَت ََُر‬ َ ‫ٱلِلَ َاَل َي ۡغ ّف ُُر أََن ي ُۡش َُركَ ّب ّهۦ َو َي ۡغ ّف ُُر َما دُوَنَ َٰذَلَّكَ ّل َمن َي‬
َ ‫شا ٓ ٍۚ ُء َو َمن ي ُۡش ُّر ۡك ّب‬ َ ‫ّإ ََن‬
}۴۸{
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (Q.S An-Nisa[4]: 48).
C. Zikir
Zikir secara umum hukumnya wajib. Setiap orang beriman diperintahkan untuk
selalu berzikir, yaitu menyebut atau mengingat Allah sebanyak-banyaknya dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan dan fungsi zikir adalah agar selalu ingat kepada
Allah dan terpelihara di dalam hati. Seperti firman Allah yang terdapat dalam surah
Al-Baqarah[2]: 152.3
ۡ ‫فَ ۡٱذ ُك ُُرونّ ٓي أ َ ۡذ ُك ُۡر ُك ۡۡم َو‬
ّ ‫ٱش َُك ُُرواْ ّلي َو َاَل ت ََۡكفُ ُُر‬
}۱۵۲{ ‫وَن‬
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku”. (Q.S Al-Baqarah: 152).4

D. Beribadah dan Mematuhi Hukum-Hukum-Nya


Setelah mengakui ke-esa-an Allah, akhlak seorang mukin yang utama kepada
Allah, karena tujuan utama pencipta manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.
Seperti ditegaskan dalam Al-Quran surah Adh-Dhariyat[51]: 56

ّ ‫نس إّ َاَل ّليَعۡ ِبُد‬


}۵۶{ ‫ُوَن‬ ّ ۡ ‫َو َما َخَٰٓلَ ۡقتُ ۡٱل ّج َن َو‬
َ ‫ٱۡل‬
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”. (Q.S Adh-Dhariyat: 56)

3
Dr. RAhmat Hidayat, MA, Akhlak Tasawuf, Medan: Perdana Publishing 2018, hal: 53

4
https://www.radiorodja.com/47077-keutamaan-dzikir-dan-bacaan-dzikir-pendek-tafsir-surat-al-
baqarah-ayat-152/

4
Oleh karena itu setiap umat islam di perintahkan untuk menjadikan seluruh
aktivitas hidupnya sebagai ibadah penghambaan diri kepada Allah. Seperti
diperintahkan dalam al-Quran surah Al-An’am: 162-163.
‫} َاَل ش َُّريَكَ لَ ِۖۥهُ َوبّ َٰذَلَّكَ أ ُ ّم ُۡرتُ َوأَن َ۠ا‬۱۶۲{ َ‫ب ۡٱل َٰعََٰٓلَ ّمين‬ َ ‫قُ ۡل إّ ََن‬
ُ ُ‫ص ََلتّي َون‬
َ َ‫س َّكي َو َم ۡحي‬
ّ ‫اي َو َم َماتّي ّ َلِلّ َر‬
}۱۶۳{ َ‫أ َ َو ُل ۡٱل ُم ۡس َّٰٓل ّمين‬
Artinya: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. {162} Tiada sekutu
bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
(Q.S Al-An’am: 162-163).5

E. Mencintai dan Bersyukur Kepada Allah


Beriman kepada Allah berarti mengakui bahwa yang menciptakan segala
sesuatu termasuk diri kita dan segala apa yang kita miliki adalah Allah Swt. Maka
sebagai kelanjutan dari iman tersebut, kita sewajarnya mencintai Allah dan
mensyukuri segala pemberian-Nya kepada kita. Seperti yang dipertintahkan dalam
Al-Quran berikut:
Surah Al-Baqarah[2]: 172
ۡ ‫ت َما َرزَ ۡق َٰنَ َُك ۡۡم َو‬
}۱۷۲{ َ‫ٱش َُك ُُرواْ ّ َلِلّ إَّن ُكنَت ُ ۡۡم إّيَاهُ ت َعۡ ِبُد ُوَن‬ َ ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَذّينَ َءا َمنُواْ ُكَٰٓلُواْ ّمن‬
ّ َ‫طيّ َِٰب‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”. (Q.S Al-Baqarah: 172)

Surah Ibrahim[14]: 7
َ َ‫عذَابّي ل‬
}۷{ ٞ‫ش ّديد‬ َ ‫َو ّإ ۡذ ت َأَذََنَ َربُّ َُك ۡۡم لَِئّن‬
َ ‫ش ََك ُۡرت ُ ۡۡم َۡل َ ّزيدَنَ َُك ِۡۖۡم َولَِئّن َكفَ ُۡرت ُ ۡۡم ّإ ََن‬
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih”. (Q.S Ibrahim: 7)

5
Ibid 2 Hal, 54

5
Cara bersyukur adalah; mengakui bahwa apa yang ada pada kita adalah
pemberian Allah kemudian memuji Allah dan selanjutnya menggunakan semua
pemberian Allah tersebut sesuai dengan jalan atau cara yang diridhoi-Nya.

F. Berharap dan Berdoa Kepada Allah


Dengan mengakui bahwa hanya Allah yang maha kuasa dan hanya dia yang
menentukan kehidupan setiap makhluk, maka orang muslim dituntut untuk
berlindung hanya kepada Allah dan berdoa hanya kepadanya. Seperti di jelaskan
dalam Al-Quran berikut ini yaitu.6
Surah Az-Zumar[39]: 53
ُ ‫وب َج ّميعً ٍۚا إّنَ ۥه‬
َ ُ‫ٱلِلَ يَ ۡغ ّف ُُر ٱلذُّن‬ ُ َ‫عَٰٓلَ َٰ ٓى أَنفُ ّس ّه ۡۡم َاَل ت َۡقن‬
ٍۚ َ ‫طواْ ّمن َر ۡح َم ّٖة‬
َ ‫ٱلِلّ إّ ََن‬ َ ْ‫ّي ٱلَذّينَ أ َ ۡس َُرفُوا‬ َ ‫۞قُ ۡل َٰيَ ّعِبَاد‬
‫ٱلُر ّحي ُۡم‬
َ ‫ور‬ ُ ُ‫ُُه َو ۡٱلغَف‬
Artinya: “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Q.S Az-Zumar:
53)
Surah Al-Fatihah[2]: 5
ُ ‫إّيَاكَ نَعۡ ِبُدُ َوإّيَاكَ ن َۡسَت َ ّع‬
‫ين‬
Artinya: “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan”.(Q.S Al-Fatihah: 5)

Surah Al-A’raf[2]: 55
َ‫ض ُُّرعٗ ا َو ُخ ۡفيَ ٍٖۚةً ّإنَ ۥهُ َاَل ي ُّحبُّ ۡٱل ُمعۡ َتَدّين‬
َ َ ‫عواْ َربَ َُك ۡۡم ت‬
ُ ‫ۡٱد‬
Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas”. (Q.S Al-A’raf: 55)

G. Tawakal Kepada Allah

6
Ibid 3, hal, 56

6
Tawakal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha yang dilakukan
kepada Allah Swt serta berserah dari sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan
manfaat atau menolak yang mudharat. (Ensiklopedi islam, jidil 5, 1997: 97)
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa tawakal haruslah diawali dengan
usaha atau ikhtiar yang sunnguh-sungguh, kemudian hasilnya diserahkan kepada
Allah. Jelasnya tawakal bukan tanpa usaha. Tentang perintah tawakal ini terdapat
dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti berikut:
Surat Ali Imran[3]: 159
َ‫ٱلِلَ ي ُّحبُّ ۡٱل ُمَت َ َو ّكَٰٓلّين‬ ٍۚ َ ‫عَٰٓلَى‬
َ ‫ٱلِلّ ّإ ََن‬ َ ‫عزَ مۡ تَ فََت ََو َك ۡل‬
َ ‫فَإّذَا‬....
Artinya: “Apabila engkau telah mepunyai kemauan yang keras (ketetapan hati),
maka percayakankanlah dirimu kepada Allah, karena Allah suka kepada
orang-orang yang mempercayakan diri”.(Q.S Al-Imran: 159).7

H. Taubat dan Istigfar


Manusia tidak lepas dari salah dan dosa. Dalam keadaan seseorang terkerumus
dalam berbuat salah dan dosa, hendaklah dia segera ingat kepada Allah, menyesali
kesalahannya, memohon ampun atas dosanya, dan taubat kepada Allah, seperti di
perintahkan dalam surat At-Tahrim[66]: 8.
.

‫سي َّٔٔ اتّ َُك ۡۡم َويُ ۡد ّخَٰٓلَ َُك ۡۡم‬ َ ‫س َٰى َربُّ َُك ۡۡم أََن يُ ََك ّف َُر‬
َ ‫عن َُك ۡۡم‬ َ ‫ع‬ َ ‫صو ًحا‬ َ ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَذّينَ َءا َمنُواْ تُوب ُٓواْ إّلَى‬
ُ َ‫ٱلِلّ ت َۡوبَ ٖٗة ن‬
َ‫ور ُُه ۡۡم يَ ۡسعَ َٰى بَ ۡين‬ ُ ُ‫ي َوٱلَذّينَ َءا َمنُواْ َمعَ ِۖۥهُ ن‬ َ ‫َج َٰنَت ت َۡج ُّري ّمن ت َۡحَتّ َها ۡٱۡل َ ۡن َٰ َه ُُر يَ ۡو َم َاَل ي ُۡخ ّزي‬
َ ّ‫ٱلِلُ ٱلنَِب‬
ٞ ‫عَٰٓلَ َٰى ُك ّل ش َۡيء قَد‬
‫ّيُر‬ َ َ‫ٱغ ّف ُۡر لَنَ ِۖا ٓ إّنََك‬ َ ُ‫أ َ ۡيدّي ّه ۡۡم َوبّأ َ ۡي َٰ َمنّ ّه ۡۡم يَقُولُوَنَ َربَنَا ٓ أ َ ۡت ّم ۡۡم لَنَا ن‬
ۡ ‫ورنَا َو‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang
bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;

7
Ibid 4, Hal, 57

7
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".(Q.S At-
Tahrim: 8).8

BAB III
ANALISIS KELOMPOK

Menurut kami akhlak terhadap Allah Swt. Allah adalah pencipta alam semesta
merupakan zat yang Maha Tunggal (Esa), untuk memelihara ke Esaan-Nya setiap
orang beriman di perintahkan untuk selalu zikir agar mengingat Allah sebanyak-
banyaknya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian selalu beribadah kepada-Nya
dan mematuhi hukum-hukum-Nya agar kita tidak menjahui larangan-Nya itulah
bentu dari rasa syukur kita kepada Allah dan akan cinta kita kepada Allah. Berharap
dan berdoa kepada Allah, tawakal kepada Allah, dan ingat akan taubat dan istighfar
kepada Allah.

Oleh karena itu kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena itulah
bentuk Akhlak yang baik terhadap Allah.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, kesimpulan yang dapat di ambil dari akhlak kepada Allah adalah dapat
mengakui keesaan Allah, selalu berzikir kepada-Nya, beribadah kepada Allah
dan mematuhi Hukum-Hukum-Nya, mencintai Allah dan bersyukur kepada-
Nya, berharap dan berdoa kepada Allah, tawakal kepada Allah, taubat dan
sering mengucapkan istigfar kepada-Nya .

DAFTAR PUSTAKA

8
Ibid 5, hal, 59

8
Prof. Dr. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2010, cet ke-10, hal 149

Dr. RAhmat Hidayat, MA, Akhlak Tasawuf, Medan: Perdana Publishing 2018

https://www.radiorodja.com/47077-keutamaan-dzikir-dan-bacaan-dzikir-pendek-
tafsir-surat-al-baqarah-ayat-152/

Anda mungkin juga menyukai