Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Admini
Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Admini
OLEH:
MARET 2015
5
BAB II
PEMBAHASAN
4
6
supervisor dan juga menjadi manajer. (Dalam Suryosubroto, 2004) Tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer adalah :
1. Menguasai Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
2. Bersama-sama guru menyusun program sekolah untuk satu tahun
kegiatan.
3. Menyusun jadwal sekolah.
4. Mengkoordinasi kegiatan penyusunan modal satuan pelajaran.
5. Mengatur pelaksaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat-syarat
dan norma-norma penilitian.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai manajer kepala sekolah perlu pedoman
pada prinsip-prinsip manajemen pendidikan sekolah. Kepala sekolah sebagai
supervisor berarti bahwa sekolah hendaknya pandai meneliti, mencari dan
menentukan syarat-syarat mana yang diperlukan untuk kemajuan sekolah sehingga
ujuan pendidikan di sekolah itu dapat tercapai dengan maksimal. Dalam bidang
pembinaan kurikulum, tugas kepala sekolah sebagai supervisor sangat penting karena
justru bidang ini adalah factor yang strategis untuk menentukan keberhasilan sekolah
itu. Pelaksanaan supervise di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen
pendidikan di sekolah. Dalam hubungan ini penjelasan dari Dr. Oteng Sutisna M.Sc.
( dalam Suryosubroto, 2004 ). Perlu kita kita perhatikan ialah bahwa dalam
manajemen pendidikan di sekolah yang demokratislah sekolah baru akan mampu
menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, dimana para guru sebagai pribadi-
pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran yang demokratis.
Disamping itu didalam penggunaan prosedur yang demokratis akan membuat
personal sekolah lebih kooperatif dan dan member semangat, karena kebanyakan
personal sekolah mengininkan untuk ikut dalam perencanaan kebijaksanaan sekolah.
Manajemen pendidikan yang demokratis mendatangkan pertukaran pikiran dan
pandangan dari para guru sehingga mendorong mereka untuk berinisiatif. Oleh karena
itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligis sebagai pemimpin sekolah perlu
memilih penggunaan manajemen pendidikan di sekolah yang demokratis ini karena
dengan demikian kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datanya banyak sarana-
9
sarana yang berharga dari anak buahnya. Dan kepala sekolah yang bijaksana pasti
mampu memilih pikiran-pikiran yang terbaik yang berasal dari guru.
Strategi tersebut dapat dilaksanakan dalam gaya medikte, menjual, melibatkan dan
mendelegasikan.
Gaya medikte dapat digunakan ketika para tenaga kependidikan berada dalam
tingkat kematangan rendah, sehingga perlu petunjuk serta pengawasan yang jelas.
Gaya ini disebut medikte karena pemimpin dituntut untuk mengatakan apa,
bagaimana kapan dan dimana tugas dilakukan. Gaya ini ditekankan pada tugas,
sedangkan hubungan hanya dilakukan sekedarnya saja.
Gaya menjual dapat digunakan ketika kondisi tenaga kependidikan disekolah
berada pada tahap rendah sampai moderat, sehingga mereka telah memiliki
kemampuan untuk meningkat kemampuan profesionalismenya tetapi belum didukung
oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena pemimpin banyak
memberikan petunjuk. Dalam tingkat kematangan tenaga kependidikan seperti ini
maka diperlukan tugas (talk) serta tinggi serta hubungan (relationship) yang tinggi
agar dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan dan kemauan yang telah
dimiliki
Gaya melibatkan dapat digunakan ketika tingkat kematangan tenaga
kependidikan disekolah berada pada tingkat kematangan moderat sampai tinggi,
ketika mereka mempunyai kemampuan tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan
kepercayaan diri dalam meningkatkan profesionalismenya. Gaya ini disebut
melibatkan karena kepala sekolah dengan tenaga kependidikan lain bersama-sama
berperan di dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kematangan seperti ini
upaya tugas (task) tidak digunakan, namun upaya hubungan (relationship) senantiasa
ditingkatkan dengan membuka komunikas dua arah dan iklim yang transparahan.
Gaya mendelegasikan dapat digunakan oleh kepala sekolah, jika tenaga
kependidikan telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghadapi suatu
persoalan, demikian pula kemauan untuk meningkatkan profesionalismenya. Gaya ini
disebut mendelegasikan, sehingga para tenaga kependidikan dibiarkan melaksanakan
kegiatan sendiri, melalui pengasan umum, karena mereka berada pada tingkat yang
tinggi. Dalam tingkat kematangan yang tinggi, upaya tugas (task) hanya diperlukan
sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan (relationship)
11
13. Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran
siswa:
a. Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan suasana
nyaman, bersih dan indah
b. Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui
penciptaan hubungan kerja yang harmonis di kalangan warga sekolah
c. Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif, dan
berorientasi pelayanan prima
14. Mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan:
a. Mampu mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem
informasi
b. Mampu menyusun format data base sekolah sesuai kebutuhan
c. Mampu mengkoordinasikan penyusunan data base sekolah baik sesuai
kebutuhan pendataan sekolah
d. Mampu menerjemahkan data base untuk merencanakan program
pengembangan sekolah
15. Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah:
a. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
manajemen sekolah.
b. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komukasi dalam
pembelajaran, baik sebagai sumber belajar maupun sebagai alat
pembelajaran.
16. Terampil mengelola kegiatan produksi dalam mendukung sumber pembiayaan
sekolah dan sebagai sumber belajar sisiwa:
a. Mampu merencanakan kegiatan produksi sesuai dengan potensi sekolah.
b. Mampu membina kegiatan produksi sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan yang profesional dan akuntabel.
20