A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tepat dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan
elektrolit saling berhubungan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam
bentuk berlebihan / kekurangan (Wartonah, 2006)
b. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total tubuh (Hidayat, 2006).
8. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1) Oralit
Oralit tidak menghentikan diare tetapi mengganti cairan tubuh
yang hilang bersama tinja. Dengan menggantikan cairan tubuh
tersebut, terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan. Oralit tersedia
dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan & dalam bentuk larutan,
diminum perlahan-lahan.
2) Adsorben dan obat pembentuk massa
Adsorben seperti kaolin tidak dianjurkan untuk diare akut. Obat-
obat pembentuk massa seperti ispaghula, metilselulosa, &
sterkulia bermanfaat dalam mengendalikan konsistensi tinja pada
neostomi & kolostomi, dan dalam mengendalikan diare akibat
penyakit divertikular.
3) Antimotilitas
Pada diare akut obat-obat antimotilitas perannya sangat terbatas
sebagai tambahan pada terapi penggantian cairan dan elektrolit.
Obat ini tidak dianjurkan untuk diare akut pada anak-anak.
4) Pengobatan diare kronis
Bila diare menetap, dan adanya telah dikesampingkan, beberapa
kondisi seperti penyakit crohn, kolitis pseudomembran, dan
penyakit diventikular perlu dipertimbangkan. Diperlukan terapi
spesifik, termasuk manipulasi diet, obat-obat dan pemeliharaan
hidrasi yang cukup.
b. Non Farmakologi
1) Pemberian cairan melalui infus
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena
dengan bantuan infus set, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian makanan. Cara menghitung tetesan infus.
2) Tranfusi darah
Tranfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang membutuhkan darah dengan cara memasukkan
darah melalui vena dengan menggunakan alat tranfusi set.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan darah dan
memperbaiki perfusi jaringan.
B. Konsep Askep
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan penting untuk mengetahui klien yang
beresiko mengalami gangguan keseimbangan elektrolit. Pengkajian
tersebut meliputi :
1) Asupan cairan dan makanan (oral dan parenteral) haluaran cairan
2) Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan
dan elektrolit
4) Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat menganggu
status cairan
5) Status perkembangan (usia atau kondisi sosial)
6) Faktor psikologis (perilaku emosional)
b. Pengukuran Klinis
Pengukuran klinis sederhana yang dapat perawat lakukan tanpa
instruksi dari dokter adalah pengukuran tanda-tanda vital,
penimbangan berat badan, serta pengukuran asuan dan haluaran
cairan.
1) Berat Badan …..
2) Tanda-tanda Vital
a) TD …..
…. .
b) RR
….
c) N
….
d) S
3) Asupan Cairan
Cairan oral (NGT dan oral) …..
4) Haluaran Cairan
Urine …..
Feses …..
…..
Drainase
IWL. …..
5) Status Hidrasi
Edema …..
Rasa haus yang berlebihan …..
6) Proses Penyakit
DM …..
Kanker …..
…..
Hematemesis
7) Riwayat Pengobatan
Steroid …..
Diuretik …..
…..
Dialisis
c. Pemeriksaan fisik
No Kategori YA TIDAK
1 Integumen
Apakah turgor kulit buruk ?
Apakah terjadi edema ?
Apakah terjadi kelemahan otot ?
2 Kardiovaskuler
Apakah terjadi distensi vena jugularis ?
Apakah tekanan darah menurun ?
Apakah terdapat bunyi jantung yang
abnormal ?
4 Neurologis
Apakah reflek menurun ?
Apakah kesadaran menurun ?
Apakah pasien gelisah ?
5 Gastrointestinal
Apakah mukosa mulut kering ?
Apakah lidah kotor ?
Apakah terjadi penurunan bising usus?
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin
(Hb) dan hematokrit
a) Ht naik : adanya dehidrasi berat dan syok
b) Ht turun : adanya perdarahan akut, masif dan reaksi hemalitik
c) Hb naik : adanya hemokonsentrasi
d) Hb turun : adanya perdarahan hebat, reaksi hemoditik
2) Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium,
kalium, klorida, ion bikarbonat.
3) pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur
konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat
jenisnya 1,003-1,030.
4) Analisa gas darah
Biasanya yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3, PCO2 dan saturasi
O2. Nilai PCO2 normal : 35-40 mmHg; PO2 normal : 80-100
mmHg; HCO3 normal : 25-29 mEq/l. Sedangkan saturasi O2
adalah perbandingan oksigen dalam oksigen dalam darah dengan
jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya diarteri
(95%-98%) dan vena (60%-85%).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme pengaturan.
Tujuan : Keseimbangan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil : Keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
BB stabil, tidak ada asites, dan edema periver, berat
jenis urine dalam batas normal.
Intervensi :
1) Kaji komplikasi pulmonel atau kardiovaskuler yang diindikasikan
dengan distres pernapasan.
Rasional : sistem kardiovaskuler berpengaruh terhadap kerja
sistem organ lain, jantung berfungsi sebagai
pemompa darah (mempengaruhi cairan ditubuh)
2) Kaji lokasi dan derajat edema terhadap gangguan sirkulasi dan
integritas kulit
Rasional : Derajat edema menentukan kapasitas tinggi
rendahnya gangguan kelebihan cairan.
3) Pantau haluaran urine dan keseimbangan cairan 24 jam.
Rasional : gagal ginjal adalah faktor pemberat utama berlebihan
cairan dapat dengan mudah terjadi.
4) Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi cairan
(misal: perubahan elektrolit, penurunan hematokrit)
Rasional : laboratorium tes merupakan salah satu cara yang
bisa digunakan untuk menghasilkan data
pemeriksaan yang akurat.
Kolaborasi
1) Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala kelebihan
volume cairan muncul atau memburuk.
Rasional : kolaborasi dengan tenaga medis yang lain dapat
membantu menyelesaikan masalah pasien supaya
lebih cepat teratasi.
2) Berikan diuretik sesuai kebutuhan.
Rasional : obat diuretik sangat mempengaruhi kerja ginjal,
pengeluaran urine dan keseimbangan cairan.
b. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan gastrik berlebihan : diare
Tujuan : Klien mampu menyeimbangkan air dalam ruang
intrasel dan ekstrasel tubuh.
Kriteria hasil : Diare akan dapat dikendalikan / dihilangkan yang
ditunjukkan dengan keseimbangan elektrolit dan
asam basa, keseimbangan cairan, hidrasi yang
adekuat, dan perilaku penanganan untuk
meringankan atau menghilangkan diare
Intervensi :
1) Dapatkan riwayat pasien / orang terdekat sehubungan dengan
lamanya / intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine
yang sangat berlebihan
Rasional : Membantu dalam memperkirakan kekurangan
volume total
2) Monitor suhu, warna kulit, atau kelembabannya
Rasional : Demam dengan kulit yang kemerahan, kering
mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi
3) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi / volume
sirkulasi yang adekuat
4) Pantau masukan dan pengeluaran
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi
yang diberikan
5) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml / hr
dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan
melalui oral sudah dapat diberikan
Rasional : Mempertahankan hidrasi / volume sirkulasi
Kolaborasi
1) Berikan terapi cairan sesuai indikasi
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respons pasien secara
individu
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil
NOC / Judith M. Wilkinson. Alih bahasa : Widyawati..... (et.all), editor
edisi bahasa indonesia, Eny Meliya, Monica Ester. Edisi 7. jakarta : EGC.
2006.
Wahit Iqbal Mubarak. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi
Dalam Praktek / oleh Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. Editor : Eko
Anisa, Nurdella. Jakarta : EGC. 2007.