Anda di halaman 1dari 7

Srategi Intervensi Keperawatan Komunitas

1. Kemitraan (partnership)
kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005)
2. Pemberdayaan (empowerment)
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada mas
yarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri unt
uk membentuk pengetahuan baru (Hitchcock, Scubert, & Thomas,
1999). Pemberdayaan merupakan kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang diha
dapi (Ervin, 2002
3. Pendidikan kesehatan
Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya kegiatan pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi
disabilitas serta mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat (Swanson & Nies, 192011).
4. Proses kelompok
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang dilakukan bersama-
sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-
help group). Intervensi keperawatan di dalam tatanan komunitas menjadi lebih efektif dan
mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perubahan pada individu, keluarga dan komunitas
apabila perawat komunitas bekerja bersama dengan masyarakat. Misalnya: selfhelp grup
5. Intervensi profesional keperawatan
Adalah bentuk tindakan keperawatan profesiosal, dapat berupa terapi modalitasdan
komplementer, misal: terapi relaksasi progresif, story telling, dll.

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat
dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal
dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan
konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.

Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk menekan stressor
atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder,
tersier. Peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan
langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana
masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana
individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap
masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk
menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan
peminpin yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian
dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan
tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan. Penerapan dari
proses keperawatan bervariasi pada setiap situasi, tetapi prosesnya memiliki kesamaan. Elemennya
menggunakan metode pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu kerangka
operasional dalam pelaksanaan askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga
masyarakat mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya. Adanya kesungguhan,
kesesuaian, bersiklus, berfokus pada klien, interaktif dan berorientasi pada komunitas, adalah
elemen-elemen penting dalam asuhan keperawatan komunitas.
Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang perawat kesehatan komunitas
harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-elemen tersebut akan tampak pada rangkaian
kegiatan dalam proses keperawatan yang berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam suatu
siklus melalui tahap pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Melihat cara kerja keperawatan komunitas yang menggabungkan prinsip-prinsip kerja kesehatan
masyarakat dengan prinsip-prinsip keperawatan sebagai sesuatu yang tidak sederhana, maka
Program Profesi Ners STIKes Dharma Husada Bandung dirancang sebagai media bagi mahasiswa
untuk mengaplikasikan kemampuan dan keterampilannya secara langsung di lapangan.
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Praktek Keperawatan Komunitas atau rangkaian kegiatan
masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan
dibidang yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Kegiatan ini merupakan
aplikasi teori yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar di kelas selama proses akademik yang
disajikan dalam suatu tatanan nyata yang merupakan kegiatan lapangan di masyarakat melalui upaya
pemenuhan kebutuhan dasar keluarga yang terpadu dengan program-program yang dilaksanakan
oleh Puskesmas.
Melalui kegiatan-kegiatan Praktek Komunitas ini, mahasiswa sebagai calon perawat profesional
diharapkan mempunyai pengalaman belajar di masyarakat, khususnya dalam menanggulangi masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat dan di lain pihak masyarakat juga di harapkan dapat mengambil
manfaat dari kegiatan ini dengan belajar mengembangkan pola hidup sehat dan mengoptimalkan
fungsi keluarga.
Source : Buku Keperawatan dan catatan kuliah
DAFTAR PUSTAKA
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Widya Medika
Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Jakarta
Knollmueler. 1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah, Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia. 1997. Perawatan Kesehatan Masyarakat Suatu Proses dan Praktek untuk
Peningkatan Kesehatan Jilid 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran Bandung

Tag :Keperawatan Komunitas, Seputar Keperawatan Komunitas, Tentang Keperawatan Komunitas,


Bagaimana Keperawatan Komunitas, Proses Keperawatan Komunitas, Hal-hal yang dipelajari
di Keperawatan Komunitas, Asuhan Keperawatan Komunitas

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


KOMUNITAS

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapakan.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor ‘kealpaan’
yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

TUJUAN
Setelah selesai membaca bab ini pembaca diharapkan mengetahui serta dapat
mendemontrasikan penatalaksanaan cara merancang analisa diagnosa yang baik dan benar.

BAB II
PEMBAHASAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
2.1 Pengertian Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapakan.
2.2 Tujuan Implementasi
Tujuan dari implementasi keperawatan adalah untuk membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi ini merupakan fase kerja dalam rangka mencapai tujuan, yang meliputi :
◦ Mengorganisasikan
◦ Mendelegasikan
◦ Mengelola kerja pada setiap tahap tindakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
2.3 Kegiatan-kegiatan dalam implementasi
1. Promotif
1. Pelatihan kader kesehatan
2. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
3. Standarisasi nutrisi yang baik
4. Penyediaan perumahan
5. Konseling perkawinan
6. Pendidikan seks, masalah genetik
7. Pemeriksaan kesehatan scr berkala
2. Preventif
1. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
2. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
3. Pemberian nutrisi khusus
4. Pengamanan/penyimpanan barang, bahan berbahaya
5. Pemeriksaan kesehatan scr berkala
6. Imunisasi khusus pd kelompok khusus
7. Personal hygiene & environment
8. Menghindari dari sumber alergi
9. Dll
3. Pelayanan Kesehatan Langsung
1. Pelayanan kesehatan di posyandu: balita, lansia, dll
2. Home care
3. Rujukan
4. Pembinaan pd kelompok2 di masy
5. Dll
2.4 Sepuluh standart tindakan keperawatan menurut (ANA ‘73)
1. Memberi pelayanan dengan menghargai klien sebagai mahluk hidup
2. Melindungi hak pasien
3. Mempertahakan komponen tindakan keperawatan dan mengenal serta menerima tanggung
jawab pribadi terhadap tindakannya.
4. Melindungi pasien jika tindakan dan keselamatannya diakibatkan orang lain yang kurang
komponen, etis, dan ilegal
5. Menggunakan kemampuan individu sebagai kriteria untuk menerima tanggung jawab dan
tugas limpah tindakan keperawatan kepada tenaga kesehatan lainya
6. Partisipasi dalam kegiatan riset
7. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk meningkatkan standart praktek atau
pelayanan keperawatan dan pendidikan
8. Meningkatakan dan mempertahakan kwalitas keperawatan tenaga perawat lainnya dan
partisipasi dan kegiatan profesi
9. Mempromosikan kesehatan dengan bekerja sama dengan masyarakat dan tenaga kesehatan
lainya
10. Menolak untuk memberikan persetujuan untuk promosi atau menjual produk komersial,
pelayanan, atau hiburan lainya.

2.5 Prinsip prinsip yang digunakan dalam implementasi komunitas keperawatan:


1. Inovatif (tidak monoton)
2. Integrated (mau bekerjasama)
3. Rasional
4. Mampu dan mandiri
5. Ugem (masyarakat harus yakin dan percaya)
2.6 Implementasi keperawatan komunitas
Implementasi dikatakan berhasil jika mengikuti strategi pencegahan cara hidup;
1. Meningkatkan perilaku sehat
2. Pencegahan penyakit kronis
3. Pencegahan penyakit infeksi
4. Adanya partisipasi dari masyarakat
5. Pencegahan injury dan disability
6. Fokus pada program kesehatan komunitas
7. Strategi yang digunakan
 Organisasi komunitas
 Partnership model
 Profesional model

BAB III
PEMBAHASAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Pengertian
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor ‘kealpaan’
yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu
direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan
apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnose juga perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya
3.2 Tujuan
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini
bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan : klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan
2. Memodifikasi rencana tindakan : klien mengalami kesulitan dalam mencapai
tujuan
3. Meneruskan rencana tindakan : klien memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai tujuan
3.3 Tahap-tahap evaluasi
1. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan
2. Pencapaian tujuan keperawatan (terutama jangka pendek)
3. Efektifitas & efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilaksanakan
4. Rencana tindak lanjut
3.4 Macam-macam evaluasi
1. Formatif (Proses)
Focus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan
tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan
keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan.
Evaluasi formatif terus menerus dilakukan sampai tujuan tercapai. Metode pengumpulan
data dalam evaluasi formatif ini terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan, pertemuan
kelompok, interview dan observasi dengan klien dan menggunakan form evaluasi. System
penulisan bisa menggunakan system SOAP atau model dokumentasi lain
2. Sumatif (Hasil)
Focus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir
tindakan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara
paripurna.
Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien. Adapaun metode pelaksanaan
evaluasi sumatif terdiri dari interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan
pertanyaan kepada klien langsung dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap ini tidak
secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievsaluasi, sumatif evaluasi bisa
menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang telah diberikan.
3.5 Fokus evaluasi
1. Relevansi; apakah program diperlukan (Yang ada / yang baru )
2. Perkembangan dan kemajuan
 Apakah yang dilaksanakan sesuai dengan rencana?
 Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta?
 Bagaimana biaya yg sdh dikeluarkan dpt mencapai tujuan?
 Apa keuntungan program?
 Apakah dampak jangka panjang?
 Apakah ada perubahan? (perilaku dalam mgg/bln/th)
 Apakah status kesehatan meningkat?
3. Efisiensi biaya:
4. Dampak
3.5 Tingkat evaluasi
1. Staff
 Apakah tujuan tercapai?
 Apakah instrumen berguna
 Apakah strategi/ aktivitas berguna
 Apakah mereka belajar melaui proses itu?
 Masukan / pelajaran yang berguna
 Dimana saja dapat dicapai?
 Untungnya apa?
 Apakah mereka belajar penyebab masalah?
 Apakah mereka berpartisipasi?
 Apakah mereka berpartisipasi pada masa yang akan datang?
2. Pekerja sosial masyarakat (kader)
3. Masyarakat

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapakan.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor ‘kealpaan’
yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak
bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik/Nursalam.


Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika
Smith, Claudia and Maurer, Frances. 1995. Community Health Nursing : theory and practice.
USA : W.B Saunders Company
Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas : teori dan praktek. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Stanhope, Marcia and Knollmueller RN. 1990. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan
Kesehatan Rumah. Perangkat Pengkajian, Intervensi dan Penyuluhan. Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
http://samoke2012.wordpress.com/2012/12/03/komunitas/

Anda mungkin juga menyukai