yang berasal dari sumsum tulang, timus dan jaringan limfatik. Sel darah yang berasal dari
sumsum tulang disebut sel hematopoitetik; sel yang berasal dari sel limfa disebut sel limfoid.
Leukemia adalah kanker sumsum tulang, dan limfoma adalah kanker jaringan limfoid.
A. DEFINISI LEUKIMIA
Society memperkirakan bahwa pada tahun 2007, sekitar 21.790 kematian berhubungan
dengan penyakit ini. Leukemia adalah keganasan paling umum pada anak-anak dan dewasa
muda, separuh dari keseluruhan leukemia diklasifikasikan sebagai akut dengan onset cepat
dan progresif penyakit mengakibatkan 100% kematian dalam beberapa hari sampai beberapa
bulan tanpa terapi yang tepat. Sisanya diklasifikasikan sebagai kronis memiliki perjalanan
lebih lambat. Pada anak-anak, 80% leukemia limfositik dan 20% adalah nonlimfositik. Pada
Istilah leukemia menggambarkan suatu bentuk kanker yang timbul pada organ
pembentuk darah pada tubuh (limfa, sistem limfatik, sumsum tulang). Organ in dibedakan
sesuia dengan sistem leukosik yang terlibat. Bentuk umum dari semua leukemia adalah
proliferasi takteratur dari SDP dalam sumsum tulang yang menggantikan elemen normal.
Ada suatu penampilan abnormal dalam sel asal hematopoietic, yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk membedakan dari sel normal. Bila sel normal digantikan oleh sel
leukemia, leukemia mielostik akit, yang melibatkan neutrophil, tipe granuulosit. Leukemia
kronis paling umum adalah leukemia limfosik kronis, yang dikarakteristikkan oleh
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarakan maturasi sel dan tipe sel
asal yaitu:
1. Leukimia akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya
kompenen darah normal oleh kompenen darah abnormal (blastosit) yang disertai
2. Leukemia kronik
Leukemia kronik adalah suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastic dari salah
1. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (human T-
2. estrol
1. Radiasi
3. Herediter
4. Virus
Seperti semua sel-sel adarh, sel-sel leukemia berjalan ke seleruh tubuh. Terrgantung
pada jumlah sel-sel abnormal dan dimana sel-sel ini berkumpul, pasien pasien dengan leuki
4. Sakit kepala
5. Perdarahan atau mudah memar (gusu gusi yang berdarah, tanda tanda keungu unguan)
7. Pembeng
8. kakan atau tidak nyaman pada perut (dari suatu pembesaran limfa))
Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat. Normalnya
produksi sel darah tertentudari prekusor ssel system diatur sesuai kebutuhan tubuh. Apabila
mekanisme yang mengatur produksi sel tersebut terganggu, sel akan membelah diri sampai
ke tingkat sel yang membahayakan (proliferasi neoplastic). Poliferasi neoplastic dapat terjadi
karena kerusakan sumsum tulang akibat radiasi, virus onkogenik, maupun herediter.
Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibentuk hanya dalam sumsum tulang.
Sedangkan limfosit dan sel plasma ddihasilkan dalam berbagai organ limfogen (kelenjar
limfe, limpa, timus, tonsil). Beberapa sel darah putih Yng dibnetuk dalam sumsum tulang
khususnya granulosit, disimpan dalam sumsum tulang mereka dibutuhkan dalam sirkulasi.
Bila terjadi kerusakan sumsum tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan
terjadi poliferasi sel sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada kasus AML/LMA,
dimulai dengan pembentukan kanker pada sel mielogen muda (bentuk dini neutrophil,
monosit, atau lainnya) dalam sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh
sehingga sel-sel darah puth dibentuk pada banyak organ ekstra medulla.
berikut. Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang mempunyai
struktur antigen tertentu), maka virus tesebut dengan mudah akan masuk ke dalam tubuh
manusia dan merusak mekanisme proliferasi. Seandainya srtuktur antigennya sesuai dengan
struktur antigen manusia tersebut, amak virus akan ditolaknya.struktur antigen ini terbentuk
dari struktur antigen dari berbagai alat tubuh, terutama kulit dan selaput lender yang berada
di permukaan tubuh atau HL-A (Human Leucocyte Locus A). system HL-A ditirinkan
menurut hokum genetic, sehingga etiologi leukemia sangat erat kaitannya dengan faktor
heredier.
Akibat profilerasi myeloid yang neoplastic, maka produksi elemen darah yang lain
tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolism (terjadi granulositopenia,
menyebabkan nyeri tulang dan cenderung mudah patah. Poliferasi leukemia dalam organ
mengakibatkan gejala tambahan: nyeri akibat pembesaran limpa atau hati, masalah kelenjar
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang
1. Darah tepi, terdapat sel blas pada darah tepi merupakan gejala untuk leukemia
2. Sumsum tulang
3. Biopsy limpa, pemeriksan ini akan memperlihatkan poliferasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit, pulp
cell
hipoglamaglobulinemia
5. Cairan serebrospinal
6. Sitogenetik, 70%-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromoson, yaitu pada
kromoson 21 (kromoson phiadelphia atau Ph1) 50%-70% dari penderita LLA dan LMA
mempunyai kelainan berupa: kelainan jumlah kromoson seperti diploid (2n), haploid
(2n-a), hiperloid (2n+a); kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah
kromoson yang diploid; bertambah atau hilangnya bagian kromoson (partai depletion)
7. Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan laboratorium
1. Biopsi sumsum tulang, dengan cara mengambil sedikit jaringan yang berada pada
sumsum tulang
1. Kemoterapi
c. Kemoterapi pada penderita LLK, derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena
menetukan strategi terapi dan prognosis. Salah satu system penderajatan yang
Fase kronik, busulfan dan hidroksiurea merupakan obat yang pilihan yang
mampu menahan pasien bebas dari gejalal jangka waktu yang lama.
Fase akselerasi, sama dengan terapi leukemia akut tetapi respos sangat rendah