Laporanekopernurainia175080507111025fix 180511145336 PDF
Laporanekopernurainia175080507111025fix 180511145336 PDF
EKOLOGI PERAIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN
BUDIDAYA PERAIRAN
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Oleh:
NIM : 175080507111023
BUDIDAYA PERAIRAN
MANAJEMEN SUMBERDAYA
PERAIRAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah Ekologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
NAMA : NUR AINI AZIZAH
NIM : 175080507111025
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Ekologi Perairan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Buku Penuntun Praktikum ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan berbagai
pihak.
dalam penyelesaian buku ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki,
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 8
a. Suhu ................................................................................................ 12
e. Amonia............................................................................................. 14
f. Nitrat ................................................................................................ 15
g. Orthofosfat ....................................................................................... 15
a. Benthos............................................................................................ 15
b. Perifiton............................................................................................ 17
ii
3. METODE .................................................................................................... 18
a. Suhu ................................................................................................ 18
e. Amonia............................................................................................. 24
f. Nitrat ................................................................................................ 26
g. Orthofosfat ....................................................................................... 27
a. Benthos............................................................................................ 28
b. Perifiton............................................................................................ 29
a. Suhu ................................................................................................ 31
e. Amonia............................................................................................. 36
iii
f. Nitrat ................................................................................................ 36
g. Orthofosfat ....................................................................................... 37
a. Benthos............................................................................................ 38
b. Perifiton............................................................................................ 38
a. Suhu ................................................................................................ 42
e. Amonia............................................................................................. 54
f. Nitrat ................................................................................................ 55
g. Orthofosfat ....................................................................................... 57
a. Benthos............................................................................................ 59
b. Perifiton............................................................................................ 60
iv
4.5 Manfaat di Bidang Perikanan ............................................................... 64
5 PENUTUP .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 67
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
1. PENDAHULUAN
dikandungnya dengan sifat fisiknya. Air merupakan media hidup untuk organisme
perairan baik tumbuhan maupun hewan, sedangkan sifat kimia air mempunyai
fungsi sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-
organisme kimia sintetis yang relatif tidak banyak. Semua bentuk kehidupan
mendapatkan hara organik berenergi tinggi baik langsung maupun tidak langsung
dari fotosintesis. Melalui alur rantai makanan pada akhirnya siklus energi juga
akan dimanfaatkan oleh produsen, begitu pula yang terjadi pada lingkungan
dengan adaptasi, ekosistem populasi yaitu kumpulan individu sejenis pada suatu
daerah dan pada waktu tertentu, ekosistem komunitas yang terdiri dari beberapa
populasi yang berbeda dan berinteraksi antar spesies, ekologi ekosistem yaitu
suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen biotik dan abiotik terdapat
siklus kehidupan.
8
organisme-organisme dan lingkungannya. Lingkungan di sini mempunyai arti
luas, mencakup semua hal di luar organisme yang bersangkutan. Tidak saja
termasuk cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga
demikian ada beberapa cabang ilmu yang menunjang ekologi yang harus
perairan Bedengan
perairan Bedengan
perairan Bedengan
ekosistem sungai.
9
3. Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan
10
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai
Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu
(pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga
keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan
sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona
Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup
tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang
lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang beradaptasi
khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat
pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya
Zona Air Tenang yaitu bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus
sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar
sehingga dasarnya lunak. Zona ini umumnya terdapat pada bagian hilir.
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar
yang keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk
organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang tenang
bentik, tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat,
11
2.2 Parameter Kualitas Air
2.2.1 Fisika
a. Suhu
Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu perairan. Kisaran suhu pada
oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu
sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap
dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan
b. Kecepatan Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut
Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin,
semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin
dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus
berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu
batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan
kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen
yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke
seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen
12
serta membantu distribusi bahan organik dan nutrien.
2.2.2 Kimia
Kordi dan Tancung (2007), derajat keasaman (pH) yaitu logaritma dari kepekatan
ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman atau pH
air menunjukkan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan
sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau
asam-asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah)
juga dapat disebabkan adanya FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion
utama oksigen di perairan adalah difusi udara dan dari proses fotosintesis
dekomposisi dan oksidasi unsur kimia. Oksigen terlarut merupakan salah satu
perairan.
13
dari 1 atom Karbon dan 2 atom Oksigen (CO2), mudah larut dalam air, tidak
berbau dan tidak berwarna. Karbondioksida termasuk gas yang reaktif dan
banyak terdapat dalam air. Karbondioksida yang terdapat dalam air umumnya
berasal dari udara melalui proses difusi dan terbawa oleh air hujan. Selain itu
karbondioksida juga berasal dari hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari
yang sedang dan belum mengalami proses dekomposisi yang terdiri dari bahan
sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan
batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme
perairan atau dari detritus organik yang telah tertransportasi oleh berbagai media
alam dan terendapkan didasar perairan dalam waktu yang cukup lama. TOM
e. Amonia
yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari
penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk
tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion
14
f. Nitrat
dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat
DNA dan RNA. Tatangidatu (2013), menyatakan bahwa tingginya kadar nitrat
manusia. Peran nitrat dalam perairan adalah sebagai nutrien utama bagi alga
g. Orthofosfat
perairan.
2.2.3 Biologi
a. Benthos
yang sesil maupun vagil. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi
pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
15
Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida.
memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod,
ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliata, amoeba, dan
flagellata.
dapat dibedakan menjadi epifauna yaitu benthos yang hidupnya di atas substrat
dasar perairan, dan infauna yaitu benthos yang hidupnya tertanam di dalam
bersifat benthos dan merobenthos, yaitu kelompok benthos yang hanya bersifat
benthos pada fase-fase tertentu dari siklus hidupnya. Sedangkan Odum (1971),
rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai
16
b. Perifiton
organisme yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti
diperlakukan sebagai bentos, ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam
hal tertentu. Ia hadir sangat banyak pada substrat apapun, misalnya ujung kayu
permukaan air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-batu, ranting, tanah
Dalam suatu perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan sebagai
selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya.
Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan
ikan (Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak bergerak, maka
kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh kualitas air sungai
tempat hidupnya.
17
3. METODE
a. Suhu
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
Bahan Fungsi
b. Kecepatan Arus
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
18
Bahan Fungsi
arusnya
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
Bahan Fungsi
19
b. Dissolved Oxygen (DO)
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
dalam buret
dibuang
Bahan Fungsi
melepas I2
pengkondisian asam
20
Amilum Sebagai indikator warna ungu dan
pengkondisian basa
digunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
21
Indikator PP Sebagai indikator warna pink dan
pengkondisian basa
digunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
larutan
ml
Bahan Fungsi
katalisator
digunakan
23
e. Amonia
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
program 380
Bahan Fungsi
warna kuning
digunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
program 353
Bahan Fungsi
digunakan
g. Orthofosfat
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
larutan
program 353
Bahan Fungsi
27
Air sampel Sebagai sampel yang diukur orthofosfatnya
digunakan
a. Benthos
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
berarus deras
skala kecil
Bahan Fungsi
kelimpahannya
b. Perifiton
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekologi Perairan materi
Alat Fungsi
yang disikat
disikat
pada batu/substrat
29
dengan mikroskop
perifiton
Bahan Fungsi
cover glass
digunakan
30
3.2 Analisis Prosedur
a. Suhu
langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Adapun alat
alatnya, sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai (air sampel) di
tetapi sebelum itu ada yang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum
matahari dan tidak tersentuh oleh tangan agar tidak mempengaruhi hasil
pembacaan thermometer Hg ini dilakukan secara cepat agar hasilnya akurat dan
suhu udara sekitar tidak mempengaruhi nilai dari skala thermometer Hg yang
b. Kecepatan Arus
arus, langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Adapun alat yang digunakan adalah botol air mineral 600 ml (2 buah), stopwatch
dan tali rafia. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai (air sampel) di
perairan bedengan. Selanjutnya ujung botol 1 diikat dengan tali rafia, lalu diberi
jarak dengan botol kedua yang kemudian ujung botol kedua juga diikat dengan
tali rafia dengan jarak antar kedua botol 30 cm, kemudian menyisahkan panjang
tali rafia sepanjang 5 meter. Botol 1 diisi dengan air yang berfungsi sebagai
31
pemberat dan botol kedua dibiarkan kosong yang berfungsi sebagai pelampung.
menggunakan rumus:
s
v=
t
Dimana:
v = kecepatan arus
pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan adalah
pH paper dan air sungai (air sampel). Sedangkan untuk bahan yang digunakan
yaitu air sampel. Selanjutnya pH paper dicelupkan ke dalam perairan selama 2-3
diangkat dari perairan, lalu dikibas-kibaskan. Setelah itu warna yang ditunjukkan
pada pH paper lalu dicocokkan pada letak pH standar dan dicatat hasilnya.
pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan adalah
buret, statif, corong, gelas ukur 25 ml, botol DO, washing bottle, pipet tetes.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai (air sampel), larutan MnSO4
2 ml, NaOH+KI, H2SO4 2 ml, amilum, Na2SO3 0,025 N, kertas label, dan tisu.
32
Selanjutnya dicatat volume botol DO yaitu 240 ml. Kemudian botol DO
untuk membentuk endapan coklat dan melepas I2, kemudian dihomogenkan dan
ditunggu hingga terbentuk endapan pada dasar botol. Lalu air pada lapisan atas
tetes amilum sebagai indikator warna ungu dan pengkondisian basa, kemudian
Dimana:
8 : Ar O
1000 : konversi L ke mL
langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang
digunakan adalah erlenmeyer 100 ml, buret, statif, botol air mineral 600 ml, gelas
ukur 25 ml, pipet tetes, corong. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air
33
erlenmeyer 100 ml. Setelah itu ditambahkan 3 tetes indikator PP yang berfungsi
sebagai indikator warna pink dan pengkondisian basa. Lalu dilihat apakah terjadi
perubahan warna. Jika berwarna pink maka menandakan air tidak mengandung
CO2 bebas, jika belum berwarna pink maka selanjutnya dititrasi dengan Na2CO3
hingga berwarna pink pertama kali. Dicatat volume awal dan akhir larutan
Dimana:
22 : Mr CO2
1000 : konversi L ke mL
34
d. Total Organic Matter (TOM)
langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang
digunakan adalah erlenmeyer 100 ml, pipet tetes, buret, statif, thermometer Hg,
hot plate, pipet volume, bola hisap, gelas ukur, dan corong. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah air sungai (air sampel), larutan KMnO4, H2SO4, Na-
oxalate, aquades, tisu, dan kertas label. Selanjutnya diukur 12,5 ml air sampel
42,4 KMnO4 yang berfungsi sebagai oksidator dan mengikat bahan organik di air.
KMnO4. Setelah itu di dinginkan 650 C karena merupakan suhu optimal Na-
sampai tak berwarna. Kemudian dititrasi dengan KMnO4 hingga berwarna pink
pertama kali. Dicatat V awal dan V akhir sebagai (x) dan dicatat V titran aquades
31,6 : Mr KMnO4
1000 : konversi L ke mL
amonia, langkah awal adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang
digunakan adalah gelas ukur, corong, pipet tetes, tabung reaksi kecil, rak tabung
adalah air sampel, larutan nessler, aquades, tisu, kertas saring, dan alumunium
foil. Mengambil air sampel sebanyak 25mL dengan gelas ukur. Lalu sampel
ditambahkan 0,5mL larutan nessler yang berfungsi mengikat amonia dan sebagai
menit. Lalu memasukan air bening kedalam tabung reaksi dan tutup
larutan sampel dan tekan enter. Tunggu hasil yang muncul pada layar dan ulangi
f. Nitrat
langkah awal adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang
digunakan adalah hotplate, gelas ukur 25mL, cawan porsela, pipet tetes, tabung
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu ais sampel, asam fenol disulfenik,
NH4OH, aquades, dan kertas saring. Selanjutnya 12,5mL sampel pada gelas
dengan kertas saring agar padatan tersuspensi tidak ikut masuk. Lalu
36
dipanaskan diatas hotplate hingga membentuk kerak nitrat. Kemudian di
dengan aquades 5mL dan ditambahkan NH4OH, hinga berwarna kuning yang
berfungsi untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+. Kemudian ditambahkan
12,5 mL aquadesa dan dimasukan kedalam tabung reaksi kecil dan dihitung
dengan spetrofotometer yaitu hubungan dengan arus listrik. Lalu hitung panjang
gelombang nitrat 410 nm dengan nomor program 353, masukkan aquades 10mL.
Lalu tekan tombol “zero” sampai muncul 0,0. Kemudian ambil aquades dan
diganti dengan larutan nitrat dan tekan “enter”. Lalu catat hasil yang muncul pada
layar.
g. Orthofosfat
orthofosfat, langkah awal menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang
digunakan adalah beaker glass 250mL, gelas ukur 50mL, erlenmeyer 250mL,
dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan yakni air sampel, SnCl2,
amonium, molybalate, kertas label, kertas saring, dan tisu. Selanjutnya diambil
12,3mL air sampel (perifiton dan benthos) lalu air sampel disaring menggunakan
kertas saring. Erlenmeyer digunakan untuk wadah kertas saringan. Setelah itu
dimasukkan SnCl2 sebanyak 3 tetes dan dihomogenkan lagi. Lalu masukkan air
sampel ke dalam tabung reaksi kecil, lalu tutup tabung reaksi menggunakan
hubungkan dengan arus listrik, lalu tekan tombol power, tunggu selama 15 detik
sampai muncul “method” dan ketik angka 490 lalu klik enter. Maka akan muncul
37
angka 690nm lalu di enter lagi dan buka spektrofotometer. Lap tabung reaksi
karena jika tidak di lap maka hasil spektrofotometer tidak valid. Setelah itu
lalu tutup dan tekan enter. Catat hasil yang muncul di layar.
a. Benthos
dipegang dengan arah melawan arus. Lalu pada bagian dasar perairan diaduk
menggunakan kedua kaki secara bersamaan. Hal ini dilakukan bertujuan untuk
melepas organisme dari dasar perairan agar masuk ke dalam jaring. Kemudian
jala dibalik ke arah luar untuk memindahkan sampel. Lalu diberi alkohol 96%
benthos dengan cara, sampel benthos diamati secara langsung dengan bantuan
b. Perifiton
dengan cara menandai dengan cutter pada permukaan substrat seluas 3x3 cm.
kemudian disikat / dikerik bagian permukaan yang ditandai. Lalu hasil kerikan
tersebut dimasukkan ke dalam botol film. Diberi aquades hingga botol film penuh.
menggunakan pipet tetes. Lalu diteteskan pada objek glass sebanyak 1 tetes.
dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah perifiton pada tiap bidang pandang.
39
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
benthos saat kondisi cuaca cerah. Lingkungan disekitar juga dapat dijumpai
hutan pinus dan sungai dengan aliran air yang deras, serta suasana yang sejuk.
Kondisi perairan di daerah tersebut baik, dimana perairan tersebut jernih dengan
aliran air yang baik. Hasil data yang didapatkan pada stasiun benthos 6 suhu
adalah 200C, dengan kecepatan arus sebesar 1m/s. Sungai ini memiliki pH
sebesar 7-8 yang berarti perairan tersebut dalam kondisi baik, dengan nilai
oksigen terlarut 4,9 mg/L. Selain itu,nilai CO2 19,8 ppm, dengan substrat dasar
40
4.1.2 Stasiun Perifiton
saat kondisi cuaca sedang cerah. Lingkungan sekitar juga dapat dijumpai hutan
pinus dan sungai dengan aliran air yang deras, serta suasana yang sejuk.
Kondisi perairan di daerah tersebut baik, dimana perairan tersebut jernih dengan
aliran air yang baik. Data yang didapatkan pada stasiun perifiton 2 adalah suhu
sebesar 7, yang menandakan perairan tersebut dalam kondisi yang baik. Kadar
oksigen terlarut sebesar 6,8 ppm, sedangkan kadar CO2 yang didapat adalah
41
4.2 Analisis Hasil Pengamatan Tiap Parameter
a. Suhu
20.5
20 BENTHOS
19.5 PERIFITON
19
18.5
18
17.5
1 2 3 4 5 6
hal yang dilakukan adalah pengukuran suhu pada pos perifiton maupun pos
benthos. Hasil data yang didapatkan pada pos perifiton 1 yaitu 190C, pos
perifiton 2 yaitu 200C, pos perifiton 3 yaitu 190C, pos perifiton 4 yaitu 190C, pos
perifiton 5 yaitu 220C, pos perifiton 6 yaitu 190C. Sedangkan data hasil yang
didapatkan pada pos benthos 1 yaitu 200C, pos benthos 2 yaitu 220C, pos
benthos 3 yaitu 190C, pos benthos 4 yaitu 190C, pos benthos 5 yaitu 190C, pos
benthos 6 yaitu 200C. Suhu tertinggi terdapat pada pos perifiton 5. Perbedaan
suhu dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, vegetasi yang menutupi dan
Menurut Mantaya, et al. (2016), suhu merupakan salah satu faktor yang
terjadi secara bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga
42
mempengaruhi biota secara keseluruhan. Suhu berkisar antara 200C - 320C
merupakan kissaran suhu dimana ikan atau biota perairan yang lain dapat
melakukann metabolisme yang baik atau zat pengurai masih dapat bekerja
dengan maksimal.
dapat dipengaruhi oleh 4 faktor, yakni: (1) variasi jumlah panas yang diserap (2)
pengaruh konduksi panas (3) pertukaran tempat massa air secara lateral oleh
arus dan (4) pertukaran air secara vertikal. Kelarutan oksigen di dalam air sangat
atau biota perairan yang lain dapat melakukan metabolisme yang baik dan zat
43
b. Kecepatan Arus
Hasil data dari praktikum lapang Ekologi Perairan berdasarkan hal yang
maupun pos benthos. Data hasil yang didapatkan pada pos perifiton 1 yaitu
1,25m/s, pos perifiton 2 yaitu 0,75m/s, pos perifiton 3 yaitu 1,1m/s, pos perifiton 4
yaitu 0,65 m/s, pos perifiton 5 yaitu 0,7m/s, pos perifiton 6 yaitu 0,6m/s.
Sedangkan data hasil yang didapatkan pada pos benthos 1 yaitu 0,83m/s, pos
benthos 2 yaitu 0,13m/s, pos benthos 3 yaitu 0,38m/s, pos benthos 4 yaitu
0,45m/s, pos benthos 5 sebesar 1m/s, pos benthos 6 sebesar 1m/s. Kecepatan
arus tertinggi terdapat pada pos dan terendah terdapat pada pos. Perbedaan
kecepatan arus ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain topografi,
berarus sangat deras jika kecepatan arus >1 m/detik, berarus deras yaitu 0,5 - 1
m/detik, berarus sedang yaitu 0,25 - 0,5 m/detik, berarus lambat 0,1 - 0,5 m/detik,
dan berarus sangat lambat yaitu 0,1 - 0,25 m/detik. Pengendapan partikel lumpur
di dasar perairan tergantung pada kecepatan arus, apabila arus lemah maka
44
yang akan mengendap adalah lumpur halus. Pergerakan air yang lambat
komposisi dan juga tingkah laku ikan dimana kecepatan arus juga akan
berdampak pada faktor abiotik yang lainnya. Arus perairan merupakan gerakan
suatu masa air yang sangat penting bagi kehidupan akuatik. Arus mempunyai
peranan dalam menyediakan atau transportasi zat hara, plankton, telur ikan dan
larva ikan serta biota lainnya untuk berpindah dari satu tempat ketempat lain.
Arus perairan merupakan gerakan suatu masa air yang sangat penting
tinggi. Peranan arus dalam kehidupan akuatik diantaranya untuk transportasi zat
hara, plankton, telur ikan dan larva ikan serta biota lainnya untuk berpindah dari
satu tempat ketempat lain. Dampak yang signifikan dapat terjadi pada pola
distribusi, komposisi dan juga tingkah laku ikan akibat kecepatan arus.
Kecepatan arus juga akan berdampak pada faktor abiotik yang lainnya.
45
4.2.2 Parameter Kimia
GRAFIK PARAMETER pH
8.2
8
Potential of Hydrogen
7.8
7.6
7.4 BENTHOS
7.2
PERIFITON
7
6.8
6.6
6.4
1 2 3 4 5 6
Hasil data yang didapatkan pada pos perifiton I sebesar 7-8, pos perifiton II
sebesar 7, pos perifiton III sebesar 7-8, pos perifiton IV sebesar 7-8, pos perifiton
V sebesar 7-8 dan pos perifiton VI sebesar 7-8. Sedangkan data hasil yang
didapatkan pada pos benthos I sebesar 8, pos benthos II sebesar 7-8, pos
benthos III sebesar 8, pos benthos IV sebesar 7-8, pos benthos V sebesar 7 dan
pos benthos VI sebesar 7-8. Rata-rata hasil yang didapat berkisar antara 7-8 hal
ini dikarenakan perairan yang diukur sama jadi hasilnya pun akan mendekati
46
air serta fungsi dan struktur ekosistem sungai. Limbah atau sampah seperti
oleh masukan bahan organik yang berasal dari aktivitas masyarakat sekitar,
8,5.
dalam suatu ekologi perairan untuk mengetahui kualitas baik buruknya suatu
dapat memberikan dampak buruk terhadap perairan tersebut. Hal ini ditandai
6-9.
47
b. Dissolved Oxygen (DO)
GRAFIK PARAMETER DO
25
15
BENTHOS
10 PERIFITON
0
1 2 3 4 5 6
kandungan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) didapatkan hasil data dari 6 pos.
Pada pos benthos 1 didapatkan hasil sebesar 9,3 mg/L, benthos 2 sebesar 4,31
mg/L, benthos 3 sebesar 7,49 mg/L, benthos 4 sebesar 7,13 mg/L, benthos 5
sebesar 5,54 mg/L, benthos 6 sebesar 4,903 mg/L. Pada pos perifiton 1
didapatkan hasil sebesar 6,83 mg/L, perifiton 2 sebesar 6,8 mg/L, perifiton 3
sebesar 21,84 mg/L, perifiton 4 sebesar 7,34 mg/L, perifiton 5 sebesar 10,15
mg/L, perifiton 6 sebesar 4,59 mg/L. Nilai DO yang terbesar didapatkan pada
Menurut Mahyudin, et al. (2015), suatu perairan dapat dikatakan baik dan
mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar oksigen terlarutnya (DO)
lebih besar dari 5 mg/L , sedangkan konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada
perairan yang masih alami memiliki nilai DO kurang dari 10 mg/L. Konsentrasi
oksigen terlarut minimal untuk kehidupan biota tidak boleh kurang dari 6 mg/L.
48
Menurut Vandra, et al. (2016), untuk mengetahui kualitas air dalam suatu
oksigen terlarut (DO). Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam
proses penyerapan makanan oleh makhluk hidup dalam air. Semakin banyak
jumlah DO maka kualitas air semakin baik, jika kadar oksigen terlarut terlalu
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik
dijadikan parameter kualitas perairan. Kualitas air dalam suatu perairan, dapat
oksigen terlarut (DO). Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam
proses penyerapan makanan oleh makhluk hidup dalam air. Suatu perairan
dapat dikatakan baik dan mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar
oksigen terlarutnya (DO) lebih besar dari 5 mg/l. Kadar oksigen terlarut terlalu
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap di perairan akibat degradasi
anaerobik.
35
30
25 BENTHOS
20
PERIFITON
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6
49
Praktikum lapang Ekologi Perairan materi pengukuran kandungan
Karbondioksida (CO2) didapat hasil data dari 6 pos. Untuk pos benthos 1
didapatkan hasil sebesar 11,98 mg/L, benthos 2 sebesar 19,08 mg/L, benthos 3
sebesar 19,976 mg/L, benthos 4 sebesar 39,952 mg/L, benthos 5 sebesar 27,96
mg/L, benthos 6 sebesar 19,8 mg/L. Pada pos perifiton 1 didapatkan hasil
sebesar 39,6 mg/L, perifiton 2 sebesar 19,8 mg/L, perifiton 3 sebesar 15,9808
sebesar 39,952 mg/L. Nilai CO2 yang tertinggi terdapat pada stasiun perifiton 6.
bebas maupun sebagai karbonat dan bikarbonat terdapat dalam air terutama
dalam perairan. Daya toleransi organisme terhadap CO2 bebas dalam air
diperairan merupakan hasil proses difusi CO2 dari udara dan hasil proses
respirasi organisme akuatik. Selain itu, CO2 di perairan juga dihasilkan dari
perairan berkaitan erat dengan bahan organik dan kadar oksigen terlarut.
di dalam perairan merupakan hasil proses difusi karbondioksida dari udara dan
50
juga dihasilkan dari proses dekomposisi. Kandungan karbondioksida bebas di
perairan tidak boleh > 12 mg/L dan tidak boleh < 2 mg/L.
ini terdiri dari satu atom C dan dua atom O. Pada umumnya bila senyawa ini
karbondioksida bebas di perairan berkaitan erat dengan bahan organik dan kadar
oksigen terlarut. Peningkatan kadar CO2 diikuti oleh penurunan kadar oksigen
terlarut. Kandungan karbondioksida bebas di perairan tidak boleh > 12 mg/l dan
tidak boleh < 2 mg/l apabila kondisi DO <2 mg/l karbondioksida akan
160
140
120
100 BENTHOS
80
PERIFITON
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6
Matter (TOM) didapat data hasil dari 6 pos. Pada pos benthos 1 didapatkan hasil
sebesar 5,056 mg/L, benthos 2 sebesar 63,2 mg/L, benthos 3 sebesar 17,696
mg/L, benthos 4 sebesar 12,64 mg/L, benthos 5 sebesar 45,5 mg/L, benthos 6
sebesar 20,224 mg/L. Pada pos perifiton 1 didapatkan hasil sebesar 55,616
51
mg/L, perifiton 2 sebesar 15,2 mg/L, perifiton 3 sebesar 27,808 mg/L, perifiton 4
162,95 mg/L. Pada bentos nilai TOM tertinggi ada pada bentos 5 sebesar 45,5
mg/L dan terendah pada bentos 1 yaitu 5,056 mg/L. Sedangkan pada perifiton
nilai tertinggi ada pada perifiton 6 dengan hasil hasil sebesar 162,95 mg/L dan
Menurut Nugroho, et al. (2014), nilai bahan organik total perairan yang
ideal untuk budidaya adalah berkisar antara 20-30 mg/L. Jika lebih dari itu bisa
perairan juga dapat berubah secara cepat yang dipengaruhi oleh ledakan alga,
menjadi indikator kesuburan perairan tersebut. Dalam hal ini, unsur zat hara yang
dilihat adalah kandungan bahan organik total di perairan sungai. Zat hara
pengaruh terhadap proses dan perkembangan hidup organisme. Zat hara ini juga
berperan penting dalam sel jaringan jasad hidup organisme serta dalam proses
fotosintesis. Bahan-bahan organik total secara alamiah berasal dari perairan itu
sedang atau belum mengalami proses dekomposisi. Kisaran TOM yang baik
52
pada perairan yaitu 50-75 ppm. Beberapa manfaat TOM sebagai sumber
perairan. Dalam hal ini, unsur zat hara yang dilihat adalah kandungan bahan
53
e. Amonia
1
0.8 BENTHOS
0.6 PERIFITON
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
didapatkan hasil data dari 6 pos. Pada pos benthos 1 didapatkan hasil sebesar
1,44 mg/L, benthos 2 sebesar 0,81 mg/L, benthos 3 sebesar 0,18 mg/L, benthos
4 sebesar 0,28 mg/L, benthos 5 sebesar 1,09 mg/L, benthos 6 sebesar 0,79
mg/L. Pada pos perifiton 1 didapatkan hasil sebesar 1,46 mg/L, perifiton 2
sebesar 1,16 mg/L, perifiton 3 sebesar 0,10 mg/L, perifiton 4 sebesar 0,03 mg/L,
perifiton 5 sebesar 0,63 mg/L, perifiton 6 sebesar 0,26 mg/L. Dari data diatas nilai
tertinggi amonia pada benthos sebesar 1,44 mg/L dibenthos 1 dan nilai terendah
0,18 mg/L pada bentos 3. Sedangkan pada perifiton nilai tertingggi amonia ada
pada perifiton 1 yaitu 1,46 mg/L dan nilai terendah pada perifiton 4 yaitu 0,03
mg/L.
disebabkan karena proses nitrifikasi yang mengubah amonia menjadi nitrit dan
54
Menurut Mantaya, et al. (2016), aktivitas berlebihan dari Kegiatan
amoniak kadar amoniak. Pada perairan alami, amoniak biasanya kurang dari 0,1
mg/L, sedangkan baku mutu parameter amoniak yaitu maksimal sebesar 1,4
mg/L.
organisme. Amonia juga dapat dihasilkan dari penguraian zat organik oleh
bakteri. Faktor yang mempengaruhi amonia yaitu suhu dan pH. Fungsi amonia
f. Nitrat
0.3
0.25
Nitrat (mg/L)
0.2
PERIFITON
0.15 BENTHOS
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5 6
Praktikum Ekologi Perairan yang dilakukan uji nitrat didapatkan hasil data
dari 6 pos. Pada benthos 1 didapatkan hasil sebesar 0,3 mg/L, benthos 2
sebesar 0,2 mg/L, benthos 3 sebesar 0,3 mg/L, benthos 4 sebesar 0,2 mg/L,
55
benthos 5 sebesar 0,2 mg/L, benthos 6 sebesar 0,1 mg/L. Pada perifiton 1
didapatkan hasil sebesar 0,2 mg/L, perifiton 2 sebesar 0,2 mg/L, perifiton 3
sebesar 0,1 mg/L, perifiton 4 sebesar 0,12 mg/L, perifiton 5 sebesar 0,2 mg/L,
perifiton 6 sebesar 0,3 mg/L. Dari data diatas didapat data uji nitrat tertinggi
bentos sebesar 0,3 mg/L pada bentos 1 dan data terendah sebesar 0,2 mg/L
pada benthos 4. Pada perifiton tertinggi sebesar 0,12 mg/L di perifiton 4 dan
dominan di perairan alami adalah ion nitrat (NO3-) dan sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman dan alga. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi
yang penting dalam siklus nitrogen. Klasifikasi dan kriteria baku mutu air limbah
kelas II, bahwa nilai ambah batas nitrat di perairan adalah 10 mg/L. Sedangkan
kadar nitrat yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adlah berkisar antara 3,9
ppm- 15,5 ppm, dan apabila kurang dari 0,114 ppm akan menyebabkan nitrat
suatu perairan diperkiran dipengaruhi oleh parameter kualitas perairan, dalam hal
sisa pupuk dan tinja hewan. Tingginya kadar nitrat menggolongkan perairan ini
pada golongan perairan eutrofik (kadar Nitrat 5 – 50 mg/L) yaitu perairan dengan
kadar unsur hara dan produktifitas primer tinggi. Kadar nitrat yang tinggi ini dapat
56
Nitrat dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di
berkisar antara 3,9 ppm- 15,5 ppm, dan apabila kurang dari 0,114 ppm akan
dalam hal ini yang mempengaruhi adalah kandungan oksigen terlarut. Kadar
nitrat yang melebihi baku mutu merupakan gambaran dari adanya pencemaran
perairan oleh aktifitas manusia, sisa pupuk dan tinja hewan. Kadar nitrat yabf
g. Orthofosfat
0.5
0.4
PERIFITON
0.3
BENTHOS
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5 6
didapat dari stasiun perifiton. Pada benthos 1 didapatkan hasil sebesar 0,61
ppm, benthos 2 sebesar 0,12 ppm, benthos 3 sebesar 0,09 ppm, benthos 4
sebesar 0,05 ppm, benthos 5 sebesar 0,15 ppm, benthos 6 sebesar 0,07 ppm.
Pada perifiton 1 didapatkan hasil sebesar 0,14 ppm, perifiton 2 sebesar 0,09
ppm, perifiton 3 sebesar 0,11 ppm, perifiton 4 sebesar 0,09 ppm, perifiton 5
57
sebesar 0,11 ppm, perifiton 6 sebesar 0,10 ppm. Dari pemaparan data diatas
nilai tertinggi orthofosfat bentos didapat 0,61 ppm pada benthos 1 sedangkan
nilai terendah ada pada bentos 6 sebesar 0,07 ppm. Pada perifiton nilai
orthofosfat tertinggi ada di perifiton 1 sebesar 0,14 dan terendah pada perifiton 4
bagi kepentingan air minum adalah 0,2 mg/L dalam bentuk Phospat (PO4).
Tingkat maksimum Phospat yang disarankan untuk sungai dan perairan yang
telah dilaporkan adalah 0,1 mg/L. Sedangkan konsentrasi phospat sebesar 0,025
kadar zat hara yang terkandung di dalam badan air seperti fosfat. Fosfat terlarut
terbagi atas fosfat organik dan anorganik yang terdiri atas ortofosfat dan
langsung oleh tumbuhan akuatik. Kisaran othofosfat yang baik adalah 0,05 -0,02
58
pelepasan sedimen dasar yang di dalamnya terkandung padatan terlarut dan
tersuspensi.
a. Benthos
dan benthos 1 termasuk ke dalam filum Arthopoda. Untuk pos benthos 2,3,4,5,6
memiliki nilai tertinggi N: 9,6 ind/ml yang didapatkan oleh pos benthos 4 dengan
n: 12. Nilai terendah N adalah 0,4 ind/ml yang didapatkan oleh pos benthos
berasal dari tiga kelas yang berbeda yaitu kelas Insekta, Pelecypoda, dan
kecepatan arus yang lambat dan memiliki substrat dasar yang berlumpur, dimana
gambaran yang jelas tentang kualitas perairan. Salah Satu aspek biologi yang
cahayanya tidak sampai ke dasar sungai, kecepatan arus yang lambat dan
b. Perifiton
memiliki nilai tertinggi N: 162,96 ind/ml yang didapatkan oleh pos perifiton 6
dengan n: 2. Nilai terendah N adalah 35,8 ind/ml yang didapatkan oleh pos
perifiton 4 dengan n: 1.
60
Menurut Nasria, et al. (2016), kelas Bacillariophyceae memiliki
penyebaran yang luas di perairan yan mengalir. Tingginya kelas ini disebabkan
oleh kecocokan habitat dan kemampuan kelas ini untuk beradaptasi dengan
umumnya terdiri dari kelas diatom dan ganggang hijau. Disamping itu juga
baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berkembang biak dengan
cepat
dengan fitoplankton. Hal ini terjadi karena fitoplankton akan selalu terbawa arus,
sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya. Dengan sifatnya
dan ikan. Keberadaan jenis perifiton di perairan sungai dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan perairan yang meliputi faktor fisika, kimia, dan biologi. Faktor-
faktor tersebut, antara lain adalah suhu, arus, kekeruhan, unsur hara (nitrat,
amonium, dan ortofosfat), oksigen, pH, gas-gas terlarut, dan adanya interaksi
perairan. Komunitas perifiton yang memiliki sifat hidup menempel, lebih berperan
61
kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut, antara lain adalah suhu, arus,
kekeruhan, unsur hara (nitrat, amonium, dan ortofosfat), oksigen, pH, gas-gas
terlarut, dan adanya interaksi dengan organisme lain. Perifiton memiliki 5 macam
62
4.3 Kualitas Perairan di Bedengan
Kabupaten Malang masih tergolong baik. Hal ini didapat dari hasil pengukuran
parameter - parameter fisika, kimia dan biologi perairan yang menunjukkan nilai
optimal untuk perairan Bedengan. Kualitas perairan di Bedengan juga bisa dilihat
dari banyaknya organisme akuatik yang masih hidup di perairan Bedengan. Hal
manusia dan tempatnya yang berada di hulu. Hal tersebut membuat perairan
Sungai Bedengan ini tidak banyak terkontaminasi oleh kegiatan manusia yang
Kualitas air yang layak merupakan fokus dalam pengelolaan sumber daya
terutama dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat luas. Hal ini
penting untuk mencegah kerugian yang semakin besar dan menyebarnya water
disease sehingga perlu diadakannya pengelolaan baik dari hulu hingga bagian
sungai tanpa mengurangi fungsi dan kualitas lingkungan hidup (Pitayati, et al.,
2017).
adalah:
63
1. Tempat sampah sebaiknya diperbanyak agar pengunjung tidak
tempat sampah
perairan tawar, ekologi perairan laut dan lain-lain. Manfaat lainnya di bidang
sebagai tolak ukur organisme yang hidup didalamnya. Contohnya yaitu seperti
kadar amonia yang tergantung di suatu perairan dimana jika kadarnya melebihi
batas normal batas normal yakni diatas ppm maka perairan tersebut kurang baik
untuk kehidupan ikan air tawar. Contoh lain dapat diambil dari pH, dimana pH
juga merupakan salah satu parameter kualitas air tawar maupun laut apabila pH
suatu perairan tinggi maka organisme air diperairan tersebut tidak dapat hidup.
64
5. PENUTUP
4.3 Kesimpulan
hari Sabtu, 14 April 2018 yang bertempat di perairan sungai Bedengan yang
didapatkan hasil pengamatan fisika, kimia dan biologi pada kelompok 5 yaitu:
parameter yang diuji menunjukkan nilai yang optimal. Setiap parameter memiliki
4.4 Saran
14 April 2018 kami memberikan saran yaitu untuk pengelola Bedengan yaitu agar
65
mandi. Untuk tempat perkemahan sebaiknya diberi batas yang sesuai. Sehingga
66
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, N. E. dan A. Kasry. 2013. Kualitas Perairan Muara Sungai Siak Ditinjau
Dari Sifat Fisik-Kimia Dan Makrozoobentos. Berkala Perikanan
Terubuk. 41(1): 37-52
Ganis, T. K., M. Zainuri dan L. Maslukah. 2016. Sebaran konsentrasi fosfat dan
total suspended solid berdasarkan pasang surut di perairan Muara
Sungai Cilauteureun, Garut. JURNAL OSEANOGRAFI 5(3): 325-333
Gulo, U. Z., T. A. Barus dan A. Suryanti. 2015. Kualitas air Sungai Belawan
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara. Jurnal Aquacoastmarine 9(4): 1-11
Mahyudin, Soemarno dan T. B. Prayogo. 2015. Analisis kualitas air dan strategi
pengendalian pencemaran air Sungai Metro di Kota Kepanjen
Kabupaten Malang. J-PAL 6(2): 105-114
Mantaya, S., M. Rahman dan Z. Yasmi. 2016. Model storet dan beban
pencemaran untuk analisis kualitas air di Bantaran Sungai Batu
Kambing, Sungai Mali-Mali Dan Sungai Riam Kiwa Kecamatan Aranio
Kalimantan Selatan. Fish Scientiae 6(11): 35-52
Pitayati, P. A., A. Napoleon dan M. H. Dahlan. 2017. Analisis kualitas air sungai
dan air limbah (outlet) perusahaan dengan metode indeks pencemaran
dan pengaruhnya terhadap populasi dan jenis ikan. Jurnal Penelitian
Sains. 19(2): 73-81
67
Pratiwi, D. A., Yustina dan Suwondo. 2018. The quality of Rangau River waters
based on community indicators plankton as source of handout design
on material change environment in Class X SMA. Jurnal Online
Mahasiswa 5(1): 1-15
Trisna, D. E., A. d. Sasanti dan Muslim. 2013. Populasi bakteri, kualitas air media
pemeliharaan dan histologi benih Ikan Gabus (Channa striata) yang
diberi pakan berprobiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia 1(1): 90-
102
Vandra, B., Sudarno dan W. D. Nugraha. 2016. Studi analisis kemampuan self
purification pada Sungai Progo ditinjau dari parameter Biological
Oxygen Demand (BOD) dan Dissolved Oxygen (DO). Jurnal Teknik
Lingkungan 5(4): 1-8
68
LAMPIRAN
- Fisika
a. Suhu
b. Thermometer Hg
Dimasukkan kedalam dimasukkan ke dalam perairan
(usahakan pengukuran membelakangi matahari dan
thermometer tidak bersentuhan langsung dengan tangan
pengukur).
Dibiarkan 2-5 menit sampai skala suhu pada thermometer
menunjukkan angka yang stabil.
Diangkat thermometer pada perairan dan dicatat hasilnya.
Hasil
b. Kecepatan Arus
Current Meter
-
Diisi air pada salah satu botol sebagai pemberat, dan botol
lain dibiarkan kosong
Dihanyutkan pada peraitan dan ditunggu hingga tali rafia
merenggang
Dicatat waktu tali merenggang dengan stopwatch
Dicatat hasil dan dihitung dengan rumus:
s
V=
t
Hasil
69
- Kimia
pH Paper
Hasil
Botol DO
Hasil
70
c. Carbondioxide (CO2)
Air Sampel
Hasil
Hasil
e. Ammonia
Air Sampel
Hasil
f. Nitrat
Air sampel
Hasil
72
g. Orthofosfat
Air Sampel
h. Penggunaan Spektrofotometer
Spektrofotometer
73
- Biologi
a. Benthos
Jaring Kicking
Sampel Benthos
Hasil
74
b. Perifiton
Substrat Perairan
Hasil
Sampel Perifiton
n × At × Vt
N=
Ac × Vs × As
Hasil
75
Lampiran 2 Data Hasil Pengamatan Organisme Perairan
Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Plecoptera
(Lancare research, 2018)
Family :
Leuctridae
Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Neuroptera
Sisyridae
Arthropoda
Kelas : Insecta
Family :
Gomphidae
76
(Lancare research, 2018)
Perhitungan :
1. N = = = 0,1 individu/m3
2. N = = ,
= 2,4 individu/m3
3. N = = ,
= 0,8 individu/m3
77
- Stasiun Benthos dan Perhitungan
Family : Prasiolaceae
Genus : Schizogonium
Spesies: Schizogonium
murale
Perhitungan :
× ×
1. N =
× ×
× , ×
=
, × ×
= 0,358 individu/cm3
78
Lampiran 3. Data Hasil Kualitas Air
NO. 1
Kecepatan arus
V=
= 0,83 m/s
DO
× × ×
DO =
× , × ×
=
CO2
79
× × ×
CO2 =
, × , × ×
=
= 11,98 ppm
TOM
× × , ×
TOM =
, × × , ×
= ,
= 5,056 ppm
80
Perhitungan :
Kecepatan arus
V=
= 1,25 m/s
DO
× × ×
DO =
, × , × ×
=
= 5,58 ppm
CO2
× × ×
CO2 =
, × , × ×
=
= 39,6 ppm
TOM
× × , ×
TOM =
, × × , ×
= = 55,616 ppm
,
81
No. 2
Kecepatan arus
V=
= 1 m/s
DO
× × ×
DO =
, × , × ×
=
= 28,8 ppm
82
CO2
× × ×
CO2 =
, × , × ×
=
= 19,8 ppm
TOM
× × , ×
TOM =
, × × , ×
= ,
= 63,2 ppm
83
Perhitungan :
Kecepatan arus
V=
= 1 m/s
DO
× × ×
DO =
× , × ×
=
= 6,8 ppm
CO2
× × ×
CO2 =
× , × ×
= = 19,8 ppm
84
TOM
× × , ×
TOM =
, × × , ×
= ,
= 15,2 ppm
85
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
Suhu
Kecepatan Arus
86
Carbondioxide (CO2)
Amonia
87
Nitrat
Orthofosfat
Spektrofotometer
88
Benthos
Perifithon
89
Lampiran. 5 Terminologi
1. EKOLOGI :
2. EKOLOGI PERAIRAN :
atau hubungan timbal balik antara organisme atau makhluk hidup dengan
lingkungan perairan.
3. PERAIRAN LOTIK :
Perairan darat dibagi menjadi dua yaitu Lotik dan Letik. Lotik merupakan
4. PERAIRAN LENTIK :
5. SUNGAI :
Sungai merupakan aliran air yang besar (memiliki arus) dan memanjang
dan berakhir di hilir (muara). Aliran sungai dari hulu menuju hilir.
90
6. SIKLUS HIDROLOGI :
Sirkulasi air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang berulang dari
merupakan kunci.
7. EVAPORASI :
lenyapnya cairan.
8. EVAPOTRANSPIRASI :
9. INFILTRASI :
Aliran masuknya air di dalam tanah lewat dari pori atau permukaan tanah
itu sendiri. Di dalam tanah, air menuju pinggir yang nantinya menuju mata
air, danau, dan sebagainya. Secara vertikal yaitu penyaringan menuju air
tanah.
91
10. KONDENSASI :
Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan. Uap air akan
terkondensasi pada permukaan yang lebih dingin dan titik embunnya atau
11. RUN-OFF :
Aliran air permukaan, merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir
12. PRESIPITASI :
hujan salju, embun, dan sejenisnya. Merupakan komponen siklus air dan
a. SUHU :
berkisar 28oC-29oC.
92
b. KECEPATAN ARUS :
Arus merupakan gerakan massa air yang mengalir dan luas. Gerakannya
a. pH :
asam karbonat, juga bisa disebabkan adanya FeS2 dalam air yang akan
membentuk H2SO4 dan Ion Fe2+. Hujan juga mempengaruhi dari nilai pH.
b. DO :
air untuk bernapas dan faktor yang penting dalam ekosistem akuatik.
93
c. CO2 :
Merupakan gas yang tersusun atas satu atom karbon dan dua atom
oleh difusi pada atmosfer, kecepatan angin, arah angin, curah hujan.
Salinitas, pH, air pada tanah organik serta respirasi makhluk hidup.
dibawah 20 mg/L.
e. AMONIA :
bakteri aerob dan anaerob, agar amonia tidak terlalu berbahaya maka
oleh bakteri yang akan menghasilkan nitrat, juga dipacu oleh tinggi
rendahnya suhu. Nilai optimum tidak boleh lebih dari 0,1 mg/L.
94
f. NITRAT :
bila semakin jauh dari titik pembuangan yang disebabkan adanya aktivitas
aktivitas mikroorganisme.
g. ORTHOFOSFAT :
Merupakan salah satu dari tiga bentuk fosfat yaitu senyawa fosfor
anorganik. Dapat larut dalam air dan dapat dimanfaatkan langsung oleh
Dipengaruhi oleh suhu dan pH. Selain itu sumbernya berasal dari batu
- Pengertian
- Jenis
Benthos dibagi menjadi dua yaitu benthos sesial yang hidupnya terikat
pada suatu tempat (tiram, koral), Benthos vagil yang hidupnya bergerak di
dasar laut (landak laut, siput laut, cacing, dan ular laut).
95
16. PERIFITON (PENGERTIAN, KLASIFIKASI BERDASARKAN TEMPAT
MELEKAT, PERAN DI PERAIRAN) :
- Pengertian
- Klasifikasi
- Peran di Perairan
a. SUHU :
disebut hipolimnion.
Epilimnion = 0-100m.
Metalimnion = 101-200m.
Hipolimnion = >200m.
96
b. KECERAHAN :
Afotik = >200m
c. JUMLAH NITRAT :
perairan.
d. ORTHOFOSFAT :
97
19. NITRIFIKASI :
dioksidasi menjadi ion nitrat, serta ion nitrit menjadi ion nitrat.
20. DENITRIFIKASI :
21. EUTROFIKASI :
98
24. UPWELLING :
Sebuah fenomena dimana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis
99
1