Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA TEKNIK

“GELOMBANG”

Di Susun Oleh :

Ahmad Fauzi

K2516004

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sebelas Maret
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sempurna. Shalawat
serta salam tak lupa kami haturkan kepada Junjugan kita Nabi Agung Muhammad
SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia Teknik “Struktur
atom”.

Kami ucapkan terimakasih kepada Nyenyep Sriwedari selaku Dosen


Pengampu Mata Kuliah Fisika Teknik. Dalam penyusunan makalah ini, kami
menyadari masih banyak kekurangan dan masih sedikit pengetahuan serta
pengalaman kami. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca
guna membangun, melengkapi dan memperbaiki makalah ini agar dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Surakarta, 07 November 2016

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

APengertian Gelombang.........................................................................

B.Jenis Gelombang.................................................................................

C.Sifat Sifat Gelombang.........................................................................

D.Contoh dan Penerapan Gelombang………………………………….

BAB II PERMASLAHAN...............................................................................

2.1 Gejala Gelombang Bunyi.................................................................

2.2 Contoh Gelombang Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari...............

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Simpulan.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran
yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi,
gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkanenergi (tenaga).
Gelombang tali adalah gelombang yang merambat pada tali. Gelombang ini
merupakan gelombang mekanik, dengan tali sebagai mediumnya. Jenis gelombang
ini walaupun terlihat sederhana dapat menjelaskan efek-efek gelombang pada
umumnya seperti refraksi, refleksi, transmisi dan superposisi.
Gelombang Air adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
biasanya disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke
permukaan perairan, menyebabkan riak-riak, alunan/bukit, dan berubahmenjadi apa
yang kita sebut sebagai gelomau ombak.
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh
lainnya. Ketika Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang,
akan muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh
lain adalah gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila
Anda menggerakan tali naik turun. Ketika kita berbicara mengenai gelombang, kita
tidak bisa mengabaikan getaran. Getaran dan gelombang mempunyai hubungan
yang erat sekali. Pokok bahasan getaran telah Anda pelajari di kelas XI.
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan
yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik
setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada
genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka
gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang
air adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak
bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian
pula, ketika Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda
berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya
bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap partikel air tersebut
berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa
gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang memindahkan air,
maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai
medium bagi gelombang untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air
laut, Anda merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi
karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang
lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut

3
karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang
laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.

B. Jenis gelombang
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan beberapa contoh gelombang yang kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terdapat banyak contoh gelombang
dalam kehidupan kita, secara umum hanya terdapat dua jenis gelombang saja,
yaknigelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Pembagian jenis
gelombang ini didasarkan pada medium perambatan gelombang :
1. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium.
Misalnya: gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang bunyi,
gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali.

2. Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang perambatannya tidak


memerlukan medium. Misalnya gelombang cahaya, cahaya, sinar ultra violet,
infra merah, gelombang radar, gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan
sinar gamma (γ)

Sedangkan berdasarkan arah rambatan dan getarannya, dibagi menjadi dua, yaitu
gelombang transversal dan longitudinal:
1. Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus
dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali.
Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun
dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang.
Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun
dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang. Garis putus-putus yang
digambarkan di tengah sepanjang arah rambat gelombang menyatakan posisi
setimbang medium (misalnya tali atau air). Titik tertinggi gelombang
disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah. Amplitudoadalah
ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur dari
posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada
gelombangdisebut panjang gelombang (disebut lambda – huruf Yunani). Panjang
gelombang juga bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak
dari lembah ke lembah.
2. Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan
arah getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki
yang digetarkan, searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan dan regangan.
Jarak dua rapatan yang berdekatan atau dua regangan yang berdekatan disebut satu
gelombang.
Contoh: getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyang-goyangkan
pada salah satu ujungnya.
Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat,
sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling menjahui.
Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan lembah, maka
gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang gelombang
adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang
dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada
rapatan atau regangan.

4
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara.
Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang
sepanjang arah rambat gelombang udara.
Istilah-istilah pada gelombang transversal
Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode disebut panjang gelombang (λ).
Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut. Jarak
antara dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang
gelombang atau ½ λ.
Amplitudo (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai partikel.
Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua puncak
berurutan atau jarak antara dua dasar berurutan.
Istilah-istilah pada gelombang longitudinal
Panjang gelombang dari gelombang longitudinal. Karena panjang rapatan
dan renggangan tidak sama, maka panjang gelombang sebaiknya kita definisikan
dengan istilah pusat rapatan dan pusat renggangan.
Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1λ) terdiri dari 1 rapatan dan
1 renggangan. Panjang gelombang didefinisikan sebagai sebagai jarak antara dua
pusat rapatan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang
berdekatan. Jarak antara pusat rapatan dan renggangan yang berdekatan adalah
setengah panjang gelombang atau ½ λ.
Sedangkan berdasarkan amplitudonya, dibagi menjadi dua, yaitu gelombang
berjalan dan gelombang stasioner.

1. Gelombang berjalan yaitu gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang
dilewatinya.

2. Gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik
yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan
pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya
berlawanan.

C. Sifat-Sifat Gelombang
Dispersi Gelombang
Ketika Anda menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah getaran), sebuah pulsa
transversal merambat melalui tali (tali sebagai medium). Sesungguhnya bentuk
pulsa berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali, pulsa tersebar atau mengalami
dispersi. Jadi, dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika
gelombang merambat suatu medium.
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat kita dekati sebagai
medium non dispersi. Dalam medium non dispersi, gelombang dapat
mempertahankan bentuknya. Sebagai contoh medium non dispersi adalah udara
sebagai medium perambatan dari gelombang bunyi..
Gelombang-gelombang cahaya dalam vakum adalah nondispersi secara sempurna.
Untuk cahaya putih (polikromatik) yang dilewatkan pada prisma kaca mengalami
dispersi sehngga membentuk spektrum warna-warna pelangi. Apakah yang
bertanggungjawab terhadap dispersi gelombang cahaya ini? Tentu saja dispersi
gelombang terjadi dalam prisma kaca karena kaca termasuk medium dispersi untuk
gelombang cahaya.

5
Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar
menunjukkan pemantulan gelombang lingkaran sewaktu mengenai batang datar
yang merintanginya.
Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan hukum
pemantulan, yaitu sudut datang =sudut pantul, kita peroleh bayangan O adalah I.
Titik I merupakan sumber gelombang pantul sehingga muka gelombang pantul
adalah lingkaran-lingkaran yang berpusat di I,
Contoh:
Sebuah pembangkit bola digetarkan naik dan turun pada permukaan air dalam
tangki riak dengan frekuensi tertentu, menghasilkan gelombang lingkaran seperti
pada Gambar 1.36. Suatu keping logam RQS bertindak sebagai perintang
gelombang. Semua muka gelombang pada Gambar 1.36 dihasilkan oleh
pembangkit bola dalam waktu 0,6 s. Perintang keping logam berjarak 0,015m dari
sumber gelombang P. Hitung (a) panjang gelombang, (b) frekuensi, dan (c) cepat
rambat gelombang.Pembahasan:
(a) Jarak dua muka gelombang yang berdekatan = 1λ.
Dengan demikian, jarak PQ = 3(1λ)
0,015 m = 3λ
λ = 0,005 m
(b) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang
berdekatan =1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang (garis
utuh) dari P ke Q menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis putus-putus)
dari Q ke P menempu waktu 3T.
Jadi, selang waktu total = 3T + 3T
0,6 s = 6T
T = 0,1 s.
Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga:
f = 1/(0,1s) = 10 Hz.
(c) Cepat rambat v = λf = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s

Pembiasan Gelombang
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh
karena frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (λ=v/f) juga
tetap untuk gelombang yang menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang
menjalar pada dua medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya
dapat merambat dari udara ke air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat
rambat cahaya di udara lebih besar daripada cepat rambat cahaya di dalam air. Oleh
karena (λ=v/f), maka panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar daripada
panjang gelombang cahaya di dalam air. Perhatikan λ sebanding dengan v. Makin
besar nilaiv, maka makin besar nilai λ, demikian juga sebaliknya.
Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan cara
memasang keping gelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak memiliki dua
kedalaman air yang berbeda, dalam dan bahwa panjang gelombang di tempat yang
dalam lebih besar daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2).
Oleh karenav=λf, maka cepat rambat gelombang di tempat yang dalam lebih besar
daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2).

6
Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang seperti
diperlihatkan pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus
mengenai bidang batas antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam
suatu tangki riak Pembelokan gelombang dinamakan pembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.20. Mula-mula, muka gelombang
datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar
datang dan sinar bias dilukis sebagai garis yang tegaklurus muka gelombang
datang dan bias.
Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut
sudut bias (diberi lambang r). Pada Gambar 1.20 tampak bahwa sudut bias di
tempat yang dangkal lebih kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r <
i). Dapat disimpulkan bahwa sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat yang
dangkal sinar dibiaskan mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang
dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis normal
(r>i).

Difraksi Gelombang
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh
karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk
gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang
atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang
datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang
disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas
terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah,
Jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang
gelombang,maka difraksi gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber
gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan
berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya.

Interferensi Gelombang
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan
gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut.
Peristwa ini di sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang
yang terpadu akan mempengaruhi medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh
gelombang-gelombang yang terpadu tersebut disebut interferensi gelombang.
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi antara
gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Anda
dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut, kedua gelombang
saling memperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling
besar, yaitu dua kali amplitudo semuala. Sedangkan pada titik-titik tertentu,
disebut simpul, kedua gelombang saling
memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan dihasilkan amplitudo
nol.
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi
konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu

7
memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali
amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila
kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan
sama dengan nol. Interferensi konstruktif dan destruktif mudah dipahami dengan
menggunakan.

Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada
gelombang tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang
bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali, gelombang
permukaan air, dan gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan
gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang
yang hanya dapat terjadi pada gelombang transversal, yaitu polarisasi. Jadi,
polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal, misalnya
pada gelombang bunyi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969.
Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah
tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika
melewati filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal
diserap sebagian. Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak
terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada
satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.

D. Contoh dan Penerapan Gelombang


a. Tsunami
Tsunami adalah kata yang berasal dari Jepang dan terdiri atas dua kata yaitu tsu
(atas) yang berarti harbor dan nami (bawah) yang berarti wave. Jadi tsunami
dalam bahasa inggrisnya disebut ”harbor wave” . Kenapa disebut harbor wave
atau gelombang pelabuhan? Apakah tsunami ini memang hanya terjadi di harbor
atau pelabuhan saja? Alasan kenapa tsunami disebut ”harbor wave” adalah karena
gelombang tersebut mempunyai dampak yang sangat menghancurkan pada
daerah-daerah pantai yang relatif rendah di Jepang. Magnitudo Tsunami yang
terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5
skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai
pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar
antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
b. Penyebab Tsunami
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah gempa
yang terjadi di dasar laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo
lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis penyesaran gempa tergolong sesar
naik atau sesar turun.

8
Proses terjadinya tsunami
Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :

1. Gempa Bumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi
tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber gempabumi berada di laut
b. Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
c. Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR.
d. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault).
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang
yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan
yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat
memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi,
letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga,
penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan
laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor
di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan
tsunami

Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal
dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara
vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng
yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif
untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah
lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.

2. Land Slide (Tanah Longsor).


Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan
terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya
tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat
gempabumi.

3. Gunung Berapi
Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat
menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar,
tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung

9
api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling
terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat
Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga
menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa
maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di
negara lain.

Mengapa tsunami di pinggir lebih besar daripada di tengah ?


hal tersebut terjadi karena setelah terjadi gempa di dasar laut, air laut menuju ke
pinggir,ketika naik ke daratan gelombang tersebut berbalik arah dengan kecepatan
yang lebih kecil dan bertabrakan dengan gelombang yang baru datang,sehingga
terbentuk gelomang yang lebih besar.

BAB II
Permasalahan

10
Gejala-gejala Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. Termasuk gelombang
mekanik karena memerlukan media untuk merambat. Sifat-sifat gelombang bunyi
sama seperti sifat gelombang secara umum, tapi gelombang bunyi tidak dapat
mengalami polarisasi.
Frekuensi Bunyi
Sebagai bentuk gelombang, bunyi memiliki frekwensi. Berdasarkan
frekwensinya, gelombang bunyi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu audiosonik,
ultrasonik, dan infrasonik.
a. Gelombang audiosonik (audible wave). Gelombang audiosonik merupakan
gelombang bunyi yang berada pada rentang frekwensi pendengaran kita, yakni
berada pada kisaran frekwensi antara 16 Hz hingga 20.000 Hz.
b. Gelombang infrasonik (infrasonic wave). Gelombang infrasonik merupakan
gelombang bunyi yang frekwensinya berada di bawah frekwensi gelombang
audiosonik, yaitu frekwensinya lebih kecil dari 16 Hz.
c. Gelombang ultrasonik (ultrasonic wave). Gelombang ultrasonik merupakan
gelombang bunyi yang frekwensinya berada di atas frekwensi gelombang
audiosonik, yaitu frekwensinya lebih besar dari 20.000 Hz.

Contoh Penerapan Gelombang dan Gelombang Bunyi dalam


Kehidupan Sehari-hari :
1. Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran
panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter.
Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan
sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta
3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan
memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.
2. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm.
Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi
melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa
microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk
mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall
Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi
microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan
dan intensitas hujan.
3. Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran
inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan untuk
mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah
dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa
sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote
control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang dihasilkan
oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga kita dapat
menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.

11
4. Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-
kuman penyakit kulit.
5. Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan
tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi
penggunaan sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak
akibat penggunaan sinar X yang terlalu lama.
6. Alat musik
Pada alat musik seperti gitar sumber bunyinya dihasilkan oleh benda yang bergetar,
yaitu senar. Jika senar dipetik dengan amplitodu (simpangan) yang besar maka
bunyi yang ditimbulkan akan lebih keras. Dan jika ketegangan senar di diregangkan
maka suara lengkingannya akan semakin tinggi. Begitu pula pada kendang dan alat
musik yang lain. Suara timbul karena sumber suara digetarkan.

Contoh Penerapan Gelombang dan Gelombang Air dalam


Kehidupan Sehari-hari :
A. Pasang Surut Air
Misalnya Jika kita melempar batu ke tengah kolam, kita akan melihat air yang
bergelombang dari tempat jatuhnya batu ke tepi kolem. Gelombang air kolam
berasal dari energi yang di timbulkan oleh batu yang jatuh kemudian merambat
menuju tepi kolam.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori


kesetimbangan, yakni rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari, dan revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori
dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis),
dan gesekan dasar. Selain itu, terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasang surut di suatu perairan, seperti topogafi dasar laut, lebar
selat, bentuk teluk, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang
berlainan.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi
bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap
jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan
dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang
surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya
tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang
surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).

12
Gambar 1.1 Gravitasi antara bumi dan bulan
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap
bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik
menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar
dibanding matahari. Hal tersebut disebabkan walaupun masa bulan lebih kecil dari
matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan
air lautyang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang
menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di
bawah muka air yang menggelembung tersebut yang mengakibatkan kenaikan dan
penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi
matahari juga memiliki efek yang sama, namun dengan derajat yang lebih kecil.
Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode
sedikit di atas 24 jam (Priyana, 1994).
Bumi berputar pada porosnya, maka pasang tinggi yang terjadi pun akan
bergerak bergantian secara perlahan-lahan dari satu tempat ke tempat yang lain di
permukaan bumi. Satu perputaran yang dialami bumi sehubungan dengan gerakan
bulan memerlukan waktu selama 24 jam 50 menit, maka dua pasang tinggi dan dua
pasang rendah terjadi dalam periode tersebut.
Gaya tarik gravitasi matahari juga mempengaruhi terjadinya pasang
walaupun tenaga yang ditimbulkan terhadap lautan hanya sekitar 47% dari tenaga
yang dihasilkan oleh gaya gavitasi bulan. Pada waktu bulan baru dan bulan penuh
matahari dan bulan terletak pada satu garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang
ditimbulkan mempunyai arah yang sama. Akibatnya, gaya tarik gabungan tersebut
menghasilkan tonjolan air pasang yang lebih besar dari biasanya dan pasang yang
terjadi pada saat ini dinamakan spring tide. Pada waktu bulan seperempat dan tiga
perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku
(90°) satu sama lain, sehingga pada saat ini gaya tarik gravitasi matahari bersifat
melemahkan gaya tarik bulan. Akibatnya, gaya tarik yang ditimbulkan terhadap
massa air laut menjadi berkurang dan terjadi pasang yang lebih kecil
dinamakan neap tide.

13
Gambar 1.2 Tenaga pembentuk pasang surut air laut
Faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di
sekitarnya kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap
sifat-sifat pasang. Contohnya, di Cua Cam di Teluk Tonkin, tipe pasangnya adalah
diurnal, di sini hanya terjadi satu periode pasang tinggi dan satu periode pasang
rendah dalam waktu satu hari. Mixed tide adalah tipe pasang yang tingginya selalu
berubah-ubah yang terjadi di beberapa tempat. Pasang campuran (mixed tides) yang
bentuk pasangnya berdasar pada pola pasang semi diurnal terjadi di daerah
Sandakan di Laut Sulu, sedang yang bentuk pasangnya berdasar pada pola
pasang diurnal terdapatdi Hon Nie Nieu di Vietnam.

Gambar 1.3 Bentuk pantai juga memepengaruhi


pasang surut air laut
Faktor lain yang mempengaruhi efek ketinggian gelombang adalah proses
revolusi bulan mengelilingi bumi dalam elliptical orbit. Titik perige apabila bulan
berada dekat dengan bumi dan titik apogee apabila bulan berada pada titik terjauh
dari bumi. Gelombang yang terjadi akibat proses revolusi bulan terhadap bumi
dibedakan menjadi:
a. Fase gelombang perige, apabila 2 kali dalam setahun bumi, bulan dan matahari
berada dalam satu garis dan bulan berada dalam titik perige sehingga terjadi puncak
gelombang benar-benar tinggi dan lembah gelombang benar-benar rendah.

14
b. Fase gelombang apogee, apabila dalam setahun terjaadi 2 kaliposisi bumi,
bulan, dan matahari berada dalam fase yang tidak segaris dab bulan berada pada
titik apogee, sehingga menyebabkan puncak gelombang benar-benar rendah, dan
lembah gelombang benar-benar tinggi.
Gelombang pasang merupakan sinergi dari tiga fenomena yang terjadi
serentak yakni:
a. Pasang tertinggi. Terjadi setiap 18,6 tahun sekali pada 17 mei terjadi bulan baru
sehingga bumi segaris lurus dengan bulan dan matahari pada jarak terdekat
(perigeum), sehingga kombinasi gravitasi keduanya mampu mengangkat air hingga
mencapai pasang maksimal.
b. Gelombang Kelvin. Gelombang di samudra atau atmosfer yang mengimbangi
gaya Conolis (gaya akibat rotasi bumi). Gayatersebut mengarah dari masing-
masing kutub ke equator dengan tendensi ke timur dengan kecepatan tetap, hingga
membentur pantai atau saling berbenturan dengan gelombang Kelvin dari arah yang
berlawanan di equator.
c. Gelombang Swell. Gelombang akibat tiupan angin dengan skala yang lebih besar
dari pada riak (ripples). Angin terjadi karena perbedaan pemanasan. Perbedaan
pemanasan ini antara lain diakibatkan oleh perbedaan liputan awan yang berbeda.
Sinergi tiga kekuatan ini (pasang surut, rotasi bumi, dan angin) yang
masing-masing pada kondisi maksimum, mengahasilkan gelombang maksimum
pula. Ketika gelombang tersebut bertemu topografi dasar laut yang melandai di
dekat pantai, maka puncak gelombang tersebut akan tampak membesar, sehingga
ketika menghantam pantai menimbulkan bencana yang mengerikan.
Beberapa tipe gelombang pasang surut tersebut juga mempengaruhi arus
gelombang pasang surut. Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan
turunnya pasang surut, diiringi oleh gerakan air horizontal yang disebut
dengan arus pasang surut. Permukaan air laut senantiasa berubah-ubah setiap saat
karena gerakan pasang surut, keadaan tersebut juga terjadi pada tempat-tempat
sempit, seperti teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasut(Tidal
current). Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan
mengalami perubahan, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah
berkurangnya kedalaman (Mihardja, 1994).
Arus yang terjadi di laut teluk dan laguna akibat massa air mengalir dari
permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan oleh
pasang surut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan
teluk yang memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut. Pada waktu gelombang
pasang surut merambat memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau
teluk, maka badan air kawasan ini akan bereaksi terhadap aksi dari perairan lepas
(King, 1962).
Daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada
dasar laut menghasilkan potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi
menyebabkan bercampurnya lapisan air bawah secara vertikal. Pada daerah lain,

15
di mana arus pasang surut lebih lemah, pencampuran sedikit terjadi, dengan
demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan kepadatan berbeda) dapat terjadi.
Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari perairan yang bercampur dan
terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga terdapat perbedaan
lateral yang ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas.
Tipe pasang surut juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal (F)
yang dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]

Tabel 2.1 Tipe pasang surut berdasarkan bilangan Formzal (F)


Sifat pasang surut yang periodik tentunya dapat diramalkan. Untuk
meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-
masing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang
surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena
interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang
pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang
surut yang baru.
B. Tsunami
Perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara
vertikal dengan tiba-tiba dinamakan Tsunami. Perubahan permukaan laut tersebut
bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut
dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per
jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal
yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter. Hantaman gelombang tsunami dapat masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karenatsunami dapat diakibatkan hantaman air maupun material yang terbawa oleh
aliran gelombang tsunami.

16
Gambar 3.1 Proses Tsunami

Gambar 3.2 Tsunami akibat gempa tektonik di dasar laut

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana


gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam
dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi
gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat
mencapai pantai tinggi gelombangnya dapat mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa
beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan
gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya,
dasar laut naik-turun secara tiba-tiba, sehingga keseimbangan air laut yang berada
di atasnya terganggu. Demikian pula benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas.
Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.

17
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gelombang pasang surut air laut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut
teori keseimbangan gaya pembangkit pasang surut terjadi karena pemisahkan
pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2, yaitu sistem bumi-bulan dan
sistem bumi matahari. Sedangkan menurut teori dinamik gaya pembangkit pasang
surut menghasilkan gelombang pasang surut (tide wive) yang periodenya sebanding
dengan gaya pembangkit pasang surut. Selain itu, faktor faktor lokal seperti bentuk
dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya kemungkinan menghalangi aliran air
yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang.
. Tenaga pembentuk pasang surut juga berasal dari bulan, bumi, dan
matahari yang menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang
surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).
Tipe-tipe pasang surut air laut bermacam-macam. Salah satunya
berdasarkan kedudukan bulan, bumi, dan matahari antara lain spring tides dan nead
tides. Indonesia terjadi tipe pasang surut harian, campuran, dan semi diurnal.
Indonesia juga memiliki pasang surut yang tinggi karena dipengaruhi oleh
Samudera Hindia dan Pasifik.
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran pasang surut air laut antara
lain, tide staff, Tide Gauge, dan satelit. Sedangkan metode yang digunakan dalam
pengukuran pasang surut air laut dengan proses perhitungan dari komputer
didasarkan pada penyesuaian lengkung dari data pengamatan dengan metoda
kuadrat terkecil dengan menggunakan beberapa komponen yang dianggap
mempunyai faktor yang paling menentukan. Dengan bantuan komputer, maka akan
memperoleh data pasang surut air laut.
Tsunami merupakan gelombang laut besar yang terjadi karena gempa
tektonik di dasar laut, gunung meletus, dan tanah longsor. Gerakan vertikal ini dapat
terjadi pada patahan bumi atau sesar. Patahan tersebut akan terisi oleh air secara
tiba-tiba yang biasanya dinamakan surut secara drastis. Jika sudah cukup terisi oleh
air dan mendapat tekanan yang kuat, maka gelombang tersebut lama-kelamaan akan
tinggi dan sangat kuat untuk mencapai daratan, hingga membuat
kerusakan. Gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan500-1000 km
per jam. Dengan gelombang besar tersebut menyebabkan daerah di sekitar pantai
juga luluh lantak.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan Bahwa Gelombang tali sebagai
berikut:

18
1. Getaran adalah gerak bolak balik secara periodik melalui titik kesetimbangan.
2. Ciri-ciri getaran ditandai dengan adanya amplitudo dan frekuensi
3. Gelombang adalah getaran yang merambat atau menjalar ke suatu tempat dalam
suatu ruang (gelombang adalah fenomena perambatan energi).
4. Getaran merupakan elemen dasar dari gelombang, maka seluruh karakteristik
getaran juga dimiliki oleh gelombang
5. Berdasarkan arah rambat gelombang, gelombang digolongkan menjadi
dua:Gelombang Longitudinal dan gelombang transversal.
Berdasarkan cara rambat dan medium yang dilalui, gelombang dikelompokkan
menjadi dua:Gelombang Mekanik dan gelombang elektromagnetik
6. Sifat-sifat umum gelombang , antara lain: dapat dipantulkan, dapat dibiaskan,
dapat dipadukan, dapat dilenturkan, dapat diserap arah getarnya.
7. Manfaat getaran dan gelombang antara lain sebagai berikut:
Manfaat gelombang elektromagnetik:
1. Sinar gamma : membunuh sel kanker dan sterilisasi.
2. Sinar X : mendiagnosa penyakit dan analisis atom
3. Sinar ultraviolet : membunuh kumandan sterilisasi
4. Gelombang radar : alat komunikasi
5. Gelombang radio : alat komunikasi

19

Anda mungkin juga menyukai