Anda di halaman 1dari 9

Bambang Sugiyono Pengembangan Limbah Karet Skim dan Arang Tempurung Kelapa untuk Produk Karet

Nesi Susilawati Bantalan Kaki Sepeda Motor


Rahmaniar

PENGEMBANGAN LIMBAH KARET SKIM DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA


UNTUK PRODUK KARET BANTALAN KAKI SEPEDA MOTOR

DEVELOPMENT OF SKIM RUBBER WASTE AND COCONUT SHELL CHARCOAL FOR


MOTORCYCLE RUBBER STEP PRODUCTS

Bambang Sugiyono*, Nesi Susilawati dan Rahmaniar


Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
* main contributor and coresponding author
e-mail : sugiyonobambang88@gmail.com, nesithree@gmail.com, rahmaniar_een@yahoo.co.id

Diterima : 22 Mei 2019; Direvisi : 22 Mei – 25 Juli 2019; Disetujui : 25 Juli 2019

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kompon karet bantalan kaki sepeda motor yang
menggunakan Karet Skim dan Arang Tempurung Kelapa (ATK) sebagai bahan pengisi penguat. Pengaruh
penggunaan ATK dipelajari dengan memvariasikan konsentrasi arang tempurung kelapa masing masing 50
phr, 40 phr dan 30 phr. Pengujian mutu karakteristik kompon karet dilakukan untuk uji visual, kekerasan,
tegangan putus, perpanjangan putus dan pampatan tetap, nilai hasil uji dibandingkan dengan SNI 06-7032-
2004 Bantalan Kaki Sepeda Motor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai karakteristik fisik kompon
bantalan kaki sepeda motor terbaik terdapat pada formula 2 dimana arang tempurung kelapa yang digunakan
40 phr, dengan nilai hasil uji yaitu uji visual tidak cacat, kekerasan 63 shore A, tegangan putus 176,4 kg/cm2,
perpanjangan putus 570% dan pampatan tetap 8.92%, dan memenuhi SNI 06-7032-2004 untuk Bantalan Kaki
Sepeda Motor, kecuali pampatan tetap yang tidak dipersyaratkan di SNI tersebut.

Kata kunci : arang tempurung kelapa, bantalan kaki sepeda motor, karet skim, kompon karet

Abstract

This research aims to determine the characteristics of motorcycle rubber step compounds using Skim Rubber
and Coconut Shell Charcoal (CSC) as a fillers. The effect of using CSC was examined by varying the
concentration of coconut shell charcoal with 50 phr, 40 phr and 30 phr each variation. Characteristic quality
testing of rubber compounds was conducted for the visual test, hardness, tensile strength, elongation at break
and compression set where are compared with the standard. The results showed that the physical
characteristics of motorcycle rubber step with the best treatment results were found in formula 2 with coconut
shell charcoal was used 40 phr, with the test results named non-defective visual test, hardness of 63 shore A,
tensile strength 176.4 kg/cm2, elongation at break 570% and set compression 8.92%, and fulfill the standard
for motorcycle rubber step, except for set compression which is not required with the standar.

Keywords : coconut shell charcoal, motorcycle rubber step, skim rubber, compound rubber

PENDAHULUAN dikenal dengan nama karet skim dengan


kadar karet kering (KKK) 4 – 8%.
Limbah karet skim berasal dari Pembuatan produk jadi berbasis
proses pengolahan lateks alam menjadi karet, dimana bahan baku karet di
lateks pekat dengan metode sentrifugasi. campur dengan beberapa bahan kimia,
Limbah karet skim dapat dimanfaatkan sehingga menjadi kompon karet. Bahan
dan berpeluang untuk bahan pembuatan kimia yang berperan dalam pembuatan
barang jadi karet, penelitian ini akan kompon karet yaitu bahan pengisi.
menggunakan limbah karet skim sebagai Bahan pengisi yang umum digunakan
bahan baku untuk produk karet bantalan dalam pembuatan kompon karet yaitu
kaki sepeda motor. Karet skim diperoleh carbon black. Carbon Black (CB) sampai
dari hasil pemekatan (centrifugasi) lateks saat ini merupakan satu-satunya jenis
alam, yang secara umum menghasilkan bahan pengisi penguat terbaik yang
45% lateks pekat dan 55% lateks skim dapat memberikan sifat atau karakteristik
(serum) (Nurfianti, 2003). Lateks skim kepada kompon atau vulkanisat kare,
masih mengandung partikel karet yang terutama untuk produk yang memerlukan
persyaratan dan kekuatan khusus,

84
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 30 No 1 Tahun 2019 Hal. 84 - 92

misalnya untuk produk yang memerlukan karet wiper blade. Gamage, 2011,
sifat kekerasan, ketahanan sobek, dimana hasil penelitiannya
ketahanan kikis dan tegangan putus menyimpulkan bahwa, karakteristik
barang jadi karet. Selain itu juga CB ketahanan putus, kekerasan dan
merupakan filler penguat yang katahanan kikis kompon ban tapak mobil
dikembangkan untuk produk karet dan memberikan nilai yang maksimal
polimer lain, dalam pembuatan kompon dibanding bila menggunakan bahan
karet bahan pengisi berperan hampir pengisi Carbon Black.
sepertiga dari volume karet. CB Menurut Sareena et al., 2012,
diperoleh dari hasil proses thermal penelitian penggunaan arang tempurung
cracking hidro carbon dari minyak bumi kelapa sebagai bahan pengisi untuk
(Wigmore, 1972). karet alam, hasil penelitian menunjukkan
Penggunaan bahan pengisi akan bahwa jumlah penggunaan arang
mempengaruhi biaya bahan, spesifikasi tempurung kelapa sebagai filler,
produk yang dihasilkan dan energi untuk menghasilkan nilai tegangan putus,
produksinya (Ku, 2011). Kegunaan CB ketahanan sobek, kekerasan dan
semakin meningkat namun cadangan pengembangan karet lebih baik
minyak bumi yang makin menipis dibanding dengan karet alam yang tidak
ditambah persaingan industri yang dimodifkasi dengan bahan pengisi arang
derivatnya lebih menguntungkan (Fang tempurung kelapa. Menurut Aquele et
et al., 2001 dan Rattanasom, 2007), al.., 2014 dalam penelitiannya
maka usaha substitusi CB menggunakan menyebutkan, peningkatan kekerasan,
bahan alami non minyak bumi untuk tegangan putus dan modulus kompon
dikaji lebih mendalam. Diharapkan dapat karet seiring dengan meningkatnya
ditemukan alternative pengganti CB konsentrasi bahan pengisi arang
dengan harga murah, ketersediaan tempurung kelapa. Menurut Suharman et
melimpah, ramah lingkungan dan al., 2016, menghasilkan penelitian yang
menekan biaya impor. menyebutkan bahwa, sifat fisika sol
Dalam penelitian ini memanfaatkan sepatu menggunaan bahan pengisi
bahan pengisi arang tempurung kelapa arang tempurung kelapa mempunyai
(ATK). Tempurung kelapa memiliki karakteristik tegangan putus,
komposisi kimia yaitu selulosa 34%, perpanjangan putus, kekerasan dan
lignin 27%, hemiselulosa 21% dengan berat jenis memenuhi persyaratan SNI
kandungan atom-atom C, O, H, dan N 06-0899-1989 untuk Sol Sepatu.
(Rampe, 2013; Tomado 2013). Unsur Rahmaniar dan Susilawati, 2017,
utama arang tempurung kelapa adalah melakukan penelitian kompon karet
karbon dengan persentase kandungan dengan menggunakan bahan pengisi
82,92%. Selulosa mempunyai struktur arang tempurung kelapa, mendapatkan
rantai yang mirip dengan hydrocarbon kesimpulan bahwa arang tempurung
dalam minyak bumi (Herminiwati et al., kelapa memberikan effek sifat reinforcing
2003). Rantai yang panjang dari selulosa pada vulkanisat, dapat mempengaruhi
ini dimungkinkan dapat dipecah menjadi nilai tegangan putus, perpanjangan
agregat karbon dan senyawa-senyawa putus, kekerasan, ketahanan sobek,
kimia dengan berat molekul rendah. ketahanan kikis dan berat jenis.
Penelitian pemanfaatan tempurung Sedangkan penelitian dengan
kelapa sebagai sumber karbon untuk konsentrasi arang aktif tempurung
substitusi Carbon Black (CB) sudah kelapa dan nano silika sekam padi
dilakukan oleh Prasetya, 2016, dimana didapat interaksi keduanya berpengaruh
hasil penelitian menunjukkan bahwa, nyata terhadap kekerasan, tegangan
penambahan konsentrasi arang aktif putus, perpanjangan putus dan ketahan
tempurung kelapa, minyak biji karet dan kikis kompon karet yang dihasilkan
interaksi keduanya berpengaruh (Marlina et al., 2016).
terhadap kekerasan, tegangan putus, Penelitian yang telah dilakukan
perpanjangan putus, ketahanan sobek menggunakan bahan baku dari karet
dan ketahanan kikis dalam pembuatan alam yaitu SIR, sheet dan RSS, pada

85
Bambang Sugiyono Pengembangan Limbah Karet Skim dan Arang Tempurung Kelapa untuk Produk Karet
Nesi Susilawati Bantalan Kaki Sepeda Motor
Rahmaniar

penelitian ini menggunakan limbah karet Sepeda Motor yang digunakan dalam
skim yang merupakan limbah dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 1.
industri pengolahan lateks, dengan
pengunaan limbh karet skim ini Tabel 1. Formula pembuatan kompon
diharapkan dapat mengurangi impor No Bahan Formula (phr)
karet sintetis dan menekan harga 1 2 3
produksi sehingga dalam penerapan 1. Limbah skim 100 100 100
pada industri pengolahan barang jadi 2. Arang tempurung 50 40 30
karet memiliki kelayakan usaha. kelapa
3. TMQ 1 1 1
Sedangkan bahan pengisi yang
4. 6PPD 0,5 0,5 0,5
dimanfaatkan berasal dari sumber yang
5. ZnO 5 5 5
dapat diperbaharui yaitu tempurung
6. Asam stearate 1 1 1
kelapa, adapun produk yang dihasilkan
yaitu karet bantalan kaki sepeda motor, 7. CBS 1,3 1,3 1,3
diharapkan penelitian ini dapat memberi 8. TMTD 0,2 0,2 0,2
informasi, menurunkan biaya produksi 9. Sulfur 2,5 2,5 2,5
tanpa mengurangi mutu vulkanisat atau
barang jadi yang dihasilkan bagi industri
kompon barang jadi karet terhadap Tahapan Penelitian
pemanfaatan limbah karet skim dan a. Pembuatan arang tempurung kelapa
limbah tempurung kelapa. Tempurung kelapa dijemur selama 2
(dua) hari untuk mengurangi kadar air
BAHAN DAN METODE sehingga pembakaran lebih efektif.
Tempurung kelapa 200 gram
Bahan ditimbang, dimasukkan kedalam
Bahan-bahan yang digunakan cawan porselen untuk dibakar,
dalam penelitian ini adalah limbah skim tempurung kelapa dimasukkan ke
dari PT. Bumi Rambang Kramajaya, dalam tanur/furnace untuk dijadikan
arang tempurung kelapa didapat dari arang dengan suhu 200 oC. Arang
pasar Padang Selasa Bukit Besar tempurung kelapa diayak
Palembang, Trimethyl Quimon (TMQ), menggunakan sieve shaker dengan
(N-(1,3-dimethylbuthyl)-N’-phenyl-p- ukuran partikel yang dihasilkan 100
phenylenediamine) 6PPD, ZnO, asam mesh.
stearat, N-cyclohexyl-2-benzothiazole
Sulfenamide (CBS), tetramethylthiuram b. Pembuatan kompon karet
disulfide (TMTD), Sulfur. 1. Persiapan bahan
Bahan kimia dari masing-masing
Peralatan formula kompon ditimbang sesuai
Peralatan yang digunakan dalam dengan yang telah ditentukan.
penelitian ini adalah open mill L 140 cm Jumlah dari setiap bahan didalam
D18 cm kapasitas 1 kg, neraca analitis, formula kompon dinyatakan dalam
timbangan metler p120 kapasitas 1200 g, PHR (berat per seratus karet)
glassware, timbangan duduk merek dengan memperhatikan faktor
Berkel kapasitas 15 kg, cutting scraf konversinya.
besar, alat press, cetakan sheet, gunting 2. Mixing ( pencampuran )
dan alat uji laboratorium. Proses pencampuran bahan baku
karet skim dilakukan dalam gilingan
Rancangan Percobaan terbuka (open mill), yang telah
Penelitian ini memvariasikan dibersihkan. Selanjutnya dilakukan
konsentrasi arang tempurung kelapa proses :
formula 1 = 50 phr, formula 2 = 40 phr a. Mastikasi polimer selama ± 8
dan formula 3 = 30 phr. Formula menit.
pembuatan Bantalan Kaki (rubber step)

86
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 30 No 1 Tahun 2019 Hal. 84 - 92

b. Pencampuran polimer karet skim Tabel 2. Hasil Pengujian kompon bantalan


dengan bahan kimia sebagai kaki (rubber step) sepeda motor
berikut: dan persyaratan SNI 06-7032-
- Ditambahkan bahan 2004
penggiat/activator (ZnO dan Vulcanizates

asam stearat) dan antioksidan No Properties 1 2 3 4 (Standar)

(TMTD, 6PPD, TMQ). Potong 1. Uji visual Tidak ada cacat Tidak ada cacat

setiap sisi satu sampai tiga kali 2. Kekerasan, shore


A
60 63 63 605

selama ± 5 menit. 3. Tegangan putus, 217,2 176,4 145,004 Min 100


- Ditambahkan bahan pengisi kg/cm2
4. Perpanjangan 610 570 530 Min 350 %
arang tempurung kelapa putus, %
- Ditambahkan accelerator 5. Pampatan tetap 9.76 8.92 8.4 -

(CBS), dipotong setiap sisi


satu sampai tiga kali selama ±
8 menit. A. Uji visual
- Kompon dikeluarkan dari open Uji visual yang dilakukan terhadap
mill dan ditentukan ukuran kompon karet merupakan pengujian
ketebalan lembaran kompon secara visual terhadap adanya cacat
dengan menyetel jarak roll atau kerusakan. Hasil uji visual kompon
pada cetakan sheet, lalu karet SNI 06-7032-2004 bantalan kaki
dikeluarkan dan diletakkan sepeda motor seperti tercantum pada
diatas plastik transparan. Tabel 2. Berdasarkan hasil uji visual,
Selanjutnya dilakukan master tidak terlihat produk karet yang cacat,
bed terhadap kompon ±24 jam. baik formula 1, formula 2 dan formula 3.
- Ditambahkan vulkanisator Hasil pengamatan terhadap kompon
(sulfur) lalu dipotong setiap sisi karet, dimana permukaan kompon karet
satu sampai tiga kali selama rata, tidak terdapat bercak, tidak retak,
±10 menit. tidak ada goresan, tidak berlubang, tidak
- Dilakukan prosedur ini untuk sobek dan tidak ada benda asing lainnya.
formula1 sampai dengan Berdasarkan persyaratan SNI hasil uji
formula 3. kompon karet memenuhi persyaratan
mutu karet bantalan kaki (rubber step)
Penelitian menggunakan metoda sepeda motor SNI 06-7032-2004. Pada
percobaan dengan variasi berat 50 pHr, umumnya nilai cacat dapat disebabkan
40 pHr dan 30 pHr, dan dilakukan 3 kali karena pencampuran yang tidak merata,
ulangan dengan formula sesuai Tabel 1. perbandingan penggunaan bahan baku
Kompon karet diuji untuk parameter uji dan bahan penolong yang tidak sesuai.
visual, kekerasan, shore A (ASTM D Selain itu penggunaan temperatur pada
2240-05), tegangan putus, kg/cm2 saat pencampuran bahan tidak tepat,
(ASTM D 412) perpanjangan putus, (%) sehingga vulkanisasi tidak terjadi secara
(ASTM D 412) dan pampatan tetap. maksimal. Disamping itu pada saat
pelepasan produk karet dari cetakan
HASIL DAN PEMBAHASAN (moulding) dapat menyebabkan cacat
produk.
Hasil pengujian kekerasan,
tegangan putus, perpanjangan putus, B. Kekerasan
pampatan tetap dan uji visual barang jadi Kekerasan (hardness) shore A
karet bantalan kaki (rubber step) sepeda merupakan ukuran resistensi bahan
motor dan SNI 06-7032-2004 Bantalan
terhadap deformasi plastis lokal, dimana
kaki sepeda motor seperti yang semakin kaku dan keras vulkanisat
tercantum pada Tabel 2. kompon, maka kekerasan shore A makin
tinggi. Uji kekerasan bertujuan untuk
mengetahui besarnya nilai kekerasan
vulkanisat karet.

87
Bambang Sugiyono Pengembangan Limbah Karet Skim dan Arang Tempurung Kelapa untuk Produk Karet
Nesi Susilawati Bantalan Kaki Sepeda Motor
Rahmaniar

densitas cross linking berkurang akibat


ukuran partikel ATK besar.

C. Tegangan putus
Tegangan putus sangat erat
hubungannya dengan densitas sambung
silang dan densitas cross linking dalam
matrik polimer (Ismail et al., 2005). Hasil
pengujian tegangan putus seperti yang
tercantum pada Gambar 2 menunjukan,
Gambar 1. Hasil uji kekerasan karet bahwa makin besar jumlah konsentrasi
bantalan kaki (rubber step) bahan pengisi ATK makin tinggi nilai
sepeda motor tegangan putus kompon yang dihasilkan,
dengan kata lain makin rendah jumlah
Seperti yang ditunjukkan Gambar 1, konsentrasi bahan pengisi makin turun
nilai kekerasan yang tertinggi ditunjukkan nilai tegangan putus.
oleh formula 2 dan formula 3 masing
masing sebesar 63 shore A, sedangkan
formula 1 nilai kekerasan hanya 60 shore
A. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai
kekerasan tidak dipengaruhi oleh jumlah
konsentrasi bahan pengisi, nilai
konsentrasi bahan pengisi rendah nilai
kekerasannya makin tinggi. Kekerasan
vulkanisat karet berhubungan dengan
berkurangnya densitas ikatan silang dan
matrik polimer, hal serupa ditunjukkan
oleh hasil penelitian (Liu et al., 2008),
bahwa kekerasan merupakan pengaruh
adanya optimasi penambahan bahan Gambar 2. Hasil uji tegangan putus karet
pengisi penguat. bantalan kaki (rubber step)
Menurut Susanto dan Daud, (2017), sepeda motor
nilai kekerasan vukanisat kompon
dengan bahan pengisi ATK tidak akan Dengan menurunnya jumlah ATK
mampu melebihi nilai kekerasan kompon mengakibatkan menurunnya jumlah
yang menggunakan carbon black (65 ikatan sambung silang gaya dan daya
Shore A), hal ini disebabkan effek ikatan antar matrik pengisi dan polimer.
reinforcement ATK tidak seperti carbon Oleh karena bahan pengisi ATK sebagai
black, morfologi arang tempurung kelapa non petroleum filler mempunyai nlai
seperti ukuran, porositas, dan tegangan putus jauh lebih rendah
karakteristik permukaan tidak sama, walaupun pada konsentrasi tinggi
sehingga tingkat dispersi dan kerataan dibanding carbon black. Hal ini
dalam matrik polimer karet tidak baik. disebabkan karakteristik arang
Jumlah konsentrasi bahan pengisi tidak tempurung kelapa berbeda dengan
mutlak mempengaruhi kenaikan nilai carbon black, dimana ukuran partikel dan
kekerasan, tapi juga dipengaruhi oleh sifat kimia ATK dapat tidak membentuk
ukuran bahan pengisi yang digunakan, rubberization effect dan effect gaya Van
makin halus ukuran partikel bahan der Waals karena minimnya karbon,
pengisi ATK maka kemungkinan akan sehingga metric polimer karet alam dan
mampu menaikkan kekerasan, hal ini pengisi tidak maksimal terbentuk
sejalan dengan makin menurunnya (Leblanc, 2002).
ikatan Van der Walls dikarenakan luas
permukaan dalam polimer berkurang dan

88
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 30 No 1 Tahun 2019 Hal. 84 - 92

Nilai tensile strength punya karet bantalan kaki sepeda


kecenderungan untuk turun dikarenakan motor
efek elastisitas naik dengan menurunnya
jumlah filler reinforcement (Susanto dan Hasil uji perpanjangan putus
Prasetya, 2016). Tensile strength dan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3,
elongation at break adalah sifat utama nilai tegangan putus tertinggi diperoleh
dari kompon karet yang merupakan pada formula 1 (50 pHr) dan berikutnya
manifestasi dari densitas ikatan silang menurun untuk formula 2 (40 pHr) dan
dalam kompon dan keberhasilan filler formula 3 (30 pHr). Dari hasil tersebut
untuk dapat terinkorporasi ke dalam ternyata makin kecil jumlah konsentrasi
kompon, filler reinforcement akan ATK nilai perpanjangan putus makin
menguatkan kompon karet sedangkan rendah. Penurunan perpanjangan putus
non reinforcement filler akan dikarenakan arang aktif tempurung
menurunkan sifat mekanik penguatan kelapa sebagai bahan pengisi yang
kompon karet (Liu et al. 2008; Medalia, berinteraksi dengan polimer karet
1978; Sae‐Oui et al., 2002). sehingga rantai polimer menjadi kaku
Sehingga penggunaan filler dengan dan karenanya ketahanan untuk
jumlah yang sesuai akan membuat meregangkan menjadi rendah
karakteristik barang jadi karet yang (Egwaikhide et al., 2007).
dihasilkan optimal, hal ini sesuai dengan Hal ini kemungkinan disebabkan
pendapat Blow (2001), bahan pengisi ATK adalah arang yang mempunyai
dapat ditambahkan pada barang jadi ukuran partikel lebih besar dari carbon
karet dalam jumlah yang cukup besar black, sehingga dispersinya ke matrik
untuk mengurangi jumlah karet yang polimer tidak sebaik carbon black,
digunakan dan dapat memberikan sifat sehingga berpengaruh pada fluktuasi
fisik yang lebih baik. Tegangan putus perpanjang putusnya (Frohlich et al.,
sangat dipengaruhi oleh jumlah optimum 2005). Namun demikian tingginya
penambahan pengisi penguat, sehingga kandungan karbon pada ATK
akan meningkatkan tegangan putus memberikan kontribusi tingginya nilai
barang jadi karet. perpanjangan putus vulkanisat kompon
yang mendekati nilai perpanjangan putus
D. Perpanjangan Putus vulkanisat karet yang menggunakan
Perpanjangan putus merupakan carbon black pada ukuran partikel yang
pertambahan panjang suatu vukanisat sama (Daud, 2013).
karet bila diregangkan sampai putus.
Perpanjangan putus dan kuat tarik E. Pampatan tetap
merupakan manifestasi dari densitas Pampatan tetap merupakan uji
ikatan silang dan keseragaman elastisitas suatu vulkanisat. Elastisitas
inkorporasi filler dalam matrik polimer, merupakan kemampuan suatu bahan
effek karbon akan menguatkan dan silika untuk kembali ke bentuk semula setelah
akan menurun (Sae-Qui et al., 2012; Liu mengalami pembebanan (Nuyah dan
et al., 2008). Rahmaniar, 2013). Uji pampatan tetap
dilakukan untuk mengetahui sifat elastis
dari vuklkanisat karet setelah ditekan
pada waktu dan kondisi tertentu. (Sinurat
et al., 2001).

Gambar 3. Hasil uji perpanjangan putus

89
Bambang Sugiyono Pengembangan Limbah Karet Skim dan Arang Tempurung Kelapa untuk Produk Karet
Nesi Susilawati Bantalan Kaki Sepeda Motor
Rahmaniar

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji sifat


karakteristik vulkanisat karet untuk
bantalan kaki sepeda motor
menggunakan limbah karet skim dan
bahan pengisi arang tempurung kelapa,
disimpulkan bahwa arang tempurung
kelapa berpotensi digunakan sebagai
bahan pengisi penguat, sebagai
alternative pengganti carbon black (CB)
sehingga dapat menurunkan nilai impor.
Gambar 4. Hasil uji pampatan tetap karet Limbah karet skim juga berpotensi
bantalan kaki (rubber step)
sebagai bahan utama dalam pembuatan
sepeda motor
barang jadi karet sehingga dapat
menekan biaya produksi. Hasil uji
Hasil uji pampatan tetap (%)
vulkanisat karet Bantalan Kaki Sepeda
kompon seperti yang tercantum pada
Motor juga memenuhi syarat dalam SNI
Gambar 4. Menunjukkan bahwa nilai
SNI 06-7032-2004, terutama untuk yang
pampatan tetap (%) tertinggi diperoleh
terbaik diperoleh pada formula 2 (variasi
dari hasil uji formula kompon 1 (50 phr)
konsentrasi arang tempurung kelapa 40
sebesar 9,76 %, formula 2 dan fomula 3
phr), dengan nilai hasil uji yaitu uji visual
mempunyai nilai pampatan tetap masing
tidak cacat, kekerasan 63 shore A,
masing 8,92% dab 8,4%. Hasil uji ini
tegangan putus 176,4 kg/cm2,
menunjukkan, tingginya nilai pampatan
perpanjangan putus 570% dan
tetap dipengaruhi jumlah konsentrasi
pampatan tetap 8.92%.
bahan pengisi ATK yang ditambahkan.
Hasil ini menunjukkan adanya korelasi
UCAPAN TERIMA KASIH
antara pampatan tetap dan kekerasan.
Kekerasan kompon yang tinggi
Penulis mengucapkan terima kasih
memerlukan daya yang besar untuk
kepada Kepala Baristand Industri
menekannya, hal ini diakibatkan oleh
Palembang yang telah memfasilitas
ukuran resistensi bahan terhadap
pelaksanaan penelitian ini, Bapak Tri
deformasi plastis lokal, dimana semakin
Susanto, S.Si, M.Si M.AIE atas
kaku dan keras vulkanisat kompon,
bimbingan selama penelitian dan
maka kekerasan akan makin tinggi,
penulisan Karya ulis ilmiah ini. Tim
demikian terjadi dengan pampatan tetap,
pelaksana penelitian, para reviewer dan
makin kaku atau keras bahan makin
editor jurnal atas masukan yang telah
cepat kembali kebentuk semula setelah
diberikan untuk penyempurnaan tulisan
tekanan ditiadakan.
ini.
Penurunan nilai pampatan tetap
menunjukkan bahwa karet elastis. Nilai
DAFTAR PUSTAKA
pampatan tetap kecil menunjukkan sifat
vulkanisat yang baik, ketahanan tekan Aquele, F.O; Madufor, C.I; and Adekunle,
yang tinggi, sebaliknya nilai pampatan K.F. (2014). Comparative study of
yang semakin besar menunjukkan Physical Properties of Polymer
ketahanan tekan yang rendah, sehingga Composites Reinforced with
daya elastisnya berkurang. Semakin Uncarbonised and Carbonised choir.
banyak jumlah arang tempurung kelapa Journal of Polymer Chemistry. 4: 73-82.
yang digunakan semakin besar nilai Blow, C.M. (2001). Rubber Technology and
pampatan tetap vulkanisat karetnya Manufacture, 2nd Edition, London:
(Sugiyono dan Marlina, 2018). Butterworth Scientifics.
Daud, D. (2013). Perbandingan sifat fisika
kompon karet sol sepatu berdasarkan
jenis bahan pengisi yang digunakan

90
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 30 No 1 Tahun 2019 Hal. 84 - 92

(Arang Cangkang Sawit dan Karbon kimia Fakultas Matematika dan IPA
Hitam. Jurnal Industri Hasil Institut Pertanian Bogor.
Perkebunan Makassar. Vol. 8 No. 2. Nuyah dan Rahmaniar. (2013). Pembuatan
Egwaikhide, P. A, Akporhonor, E. E, and kompon karet dengan bahan pengisi
Okieimen, F. E. (2013). Effect of Arang Cangkang Sawit. Jurnal
coconut fibre filler on the cure Dinamika Penelitian Industri. Vol. 24
characteristics physico–mechanical No. 2 (114-121)
and swelling properties of natural Prasetya, H, A. (2016). Pengaruh bahan
rubber vulcanisates. International pengisi aktif arang tempurung kelapa
Journal of Physical Sciences. 2(2) : dan pelunak minyak biji karet pada
039-046. karakteristik karet wiper blade. Jurnal
Fang, Y.,M. Zhan, and Wang, Y. (2001). The Dinamika Penelitian Industri. Vol. 27
status of recycling of waste rubber. No. 1 (31-39).
Materials & Design 22 (2):123-128. Rahmaniar dan Susilawati, N. (2017).
Frohlich, J., W. Niedermeier, and H.D. Karakteristik kompon karet belt
Luginsland. (2005).The effect off filler- conveyor menggunakan bahan pengisi
filler and filler elastomer interaction on Arang Tempurung Kelapa. Jurnal
rubber reinforcement. Composites Part Dinamika Penelitian Industri. Vol. 28
A: Applied Science and Manufacturing. (1):
36(4): p.449-460 Rampe M.J, Tiwow V.A dan Rampe H.L.
Gamage, N.J.W. (2011). Use of coconut shell (2013). Potensi Arang Hasil Pirolisis
charcoal dust as a filler in the rubber Tempurung Kelapa sebagai Material
industry. Thesis, University of Karbon. Jurnal Sainsmat. 191-197 Vol.
Moratuwa Srilanka II. No. 2.
Herminiwati, Purnomo, D., dan Supranto. Rattanosom, N.T., Saowaparh and
(2003). Sifat Fiiler Kayu Kering Deeprasenhusk, C. (2007).
terhadap Vulkanisat Karet. Majalah Reinforcement of Natural Rubber with
Barang Kulit, Karet dan Plastik. 19(1): silica/carbon black hybrid filler.
32-39 Polymer test. 26(30):369-377.
Ismail, H., A. Rusli, and A. Rashid. (2005). Sae-Qui,P., C. Rakdee, and P. Thanmathorn.
Maleated natural rubber as a coupling (2002). Use of rice husk ash as filler in
agent for paper sludge filled natural natural rubber vulcanizates: In
rubber composites. Polymer testing. comparison with other commercial
24(7): 856-862 fillers. Journal of Applied Polimer
Ku, H. (2011). A review on the tensile Science. 83(11): p.2485-2493.
properties of natural fiber reinforced Sareena,.C., Ramesan,M.T, and
polymer composites. Composites Part Purosotaman,E. (2012). Utilization of
B: Engineering. 42(4): p. 856-873 coconut shell powder as a Novel Filler
Leblanc,J.L, (2002). Rubber- filler interaction in Natural Rubber. J Reinfor Plast and
and rheological properties in filler Comp. 31(8): 533-547
compound. Progress in polymer Sinurat, M, Handoko, B., Arizal, R., Santosa,
Science. 27(4): 627-687 A.M., dan Suparto, D (2001). Laporan
Liu, C.,Y. Shao, and D.Jia. (2008). Penelitian Peningkatan Mutu Serat
Chemically modified starch reinforced Sabut Kelapa Berkaret dengan
Natural Rubber composites. Polimer. Memperbaiki Sistem Vulkanisasi. Balai
49(8): p. 2176-2181 Penelitian Karet Bogor.
Marlina, P., Pratama F, Hamzah B, Sugiyono, B. dan Marlina, P. (2018).
Pambayun R, (2015). Karakteristik Pengaruh Suhu Vulkanisasi Terhadap
Kompon Karet dengan Bahan Pengisi Vulkanisat Karet Seal Radiator Dengan
Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Bahan Pengisi Pati Singkong
Nano Silika Sekam Padi. Jurnal Modifikasi. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Industri Pertanian. 25 (1):85- 1 Hasil Litbangyasa Industri. 1 : 1-7.
93. Suharman dan Daud, D. (2016). Mempelajari
Medalia, A. (1978). Effect of carbon black on Sifat fisika karet sol sepatu dari bahan
dynamic properties of rubber pengisi Arang Batok Kelapa. Seminar
vulcanizates. Rubber Chemistry and Nasional Riset dan Industri II.
Technology, 51(3), 437-523. Baristand Industri Bandar Lampung.
Nurfianti, (2013). Pencirian limbah dan karet Susanto, T dan Prasetya, H.A. (2016). Kajian
hasil pengolahan lateks skim. Jurusan Penggunaan Pati Umbi Gadung
Termodifikasi Sebagai Subtituen

91
Bambang Sugiyono Pengembangan Limbah Karet Skim dan Arang Tempurung Kelapa untuk Produk Karet
Nesi Susilawati Bantalan Kaki Sepeda Motor
Rahmaniar

Carbon Black pada Pembuatan


Vulkanisat Karet Alam. Jurnal
Dinamika Penelitian Industri. Vol. 27
(2) : 82-93.
Tomado, D (2013). Sifat Thermal Karbon
Aktif Berbahan Arang Tempurung
Kelapa. Dalam Seminar Nasional
Fisika Universitas Negeri Jakarta.
Wigmore, F-P.R (1972). Carbon Black
Production process. Google Patents

92

Anda mungkin juga menyukai