Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PEMBASAHAN

1.1 Definisi
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir,
sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat
asam arang dari tubuhnya. (Dewi, Vivian. 2013).
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang
mengalami gangguan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
lahir. Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan dan setelah persalinan.
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut dapat
disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis. Keadaan
asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti
pengembangan paru-paru. ( Alimul Aziz. 2012.)
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia
janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul
dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. ( Wiknjosastro
Hanifa. 2002).
1.2 Klasifikasi
Menurut teori (Dewi, Vivin. 2010) Jenis-jenis asfiksia sebagai berikut:
1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3).
Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis, sehingga
memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera.
2) Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
3) Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10)

1.3 Tanda dan Gejala


Menurut teori (Dewi, Vivin. 2010) Tanda dan Gejala asfiksia sebagai
berikut:

1
1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3).
a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit
b. Tidak ada usaha nafas
c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah
bersalin
2) Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali per menit
b. Usaha nafas lambat
c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
e. Bayi tampak sianosis
f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses
persalinan
3) Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10)
a. Takipnea dengan nafas lebih dari 60 kali per menit
b. Bayi tampak sianosis
c. Adanya retraksi sela iga
d. Bayi merintih (grunting)
e. Adanya pernafasan cuping hidung
f. Bayi kurang aktivitas
g. Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, rales dan wheezing

APGAR-score
Tanda Nilai

0 1 2

A: Appearance Biru/pucat Tubuh kemerahan, Tubuh dari


(color) Warna kulit ekstremitas biru ekstremitas
kemerahan
P: Pulse (heart rate) Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Denyut nadi

2
G: Grimance Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
(Reflek)
A: Activity (Tonus Lumpuh Fleksi lemah Aktif
otot)
R: Respiration Tidak ada Lemah, merintih Tangisan kuat
( Usaha nafas)
Penilaian:
7-10: normal
(vigorous baby)
4-6: asfiksia sedang
0-3: asfiksia berat

1.4 Etiologi
Menurut teori (Dewi, Vivian. 2013). Ada beberapa penyebab terjadinya asfiksia
sebagai berikut:
1. Pada janin, kegagalan pernapasan disebabkan oleh beberapa hal berikut
a. Gangguan sirkulasi pernafasan disebabkan oleh beberapa hal berikut:
 Gangguan aliran pada tali pusat, hal ini biasanya berhubungan
dengan adanya lilitan tali pusat, simpul pada tali pusat, tekanan
yang kuat pada tali pusat, ketuban telah pecah yang menyebabkan
tali pusat menumbung, dan kehamilan lebih bulan (post-term)
 Adanya pengaruh obat, misalnya pada tindakan SC menggunakan
narkoba
b. Faktor dari ibu selama kehamilan
 Gangguan his, misalnya karena atenia uteri yang dapat
menyebabkan hipertoni
 Adanya perdarahan pada plasenta previa dan solusio plasenta yang
dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara mendadak
 Vasokontriksi arterial pada kasus hipertesi kehamilan dan
preeklampsia dan eklampsia.
 Kasus solusio plasenta yang dapat menyebabkan gangguan
pertukaran gas (oksigen dan zat asam arang)
2. Menurut Towel, asfiksia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yakni faktor
ibu, plasenta, fetus, dan neonatus.
a. Ibu

3
Apabila ibu mengalami hipoksia, maka janin akan mengalami hipoksia
yang dapat berkelanjutan menjadi asfiksia dan komplikasi lain
b. Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta, dan lain-lain
c. Fetus
Kompresi umbilikus akan dapat mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin
d. Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal berikut:
 Pemakaian anestesi yang berlebihan pada ibu
 Trauma yang terjadi selama persalinan
 Kelainan kongenital pada bayi
Menurut teori (Kusuma H & Nurarif A. 2016) asfiksia dapat disebabkan
oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor ibu:
a. Hipoksia ibu
b. Gangguan aliran darah fetus
 Gangguan kontraksi uterus pada hipertoni, hipotoni,
tetani uteri
 Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
 Hipertensi pada penyakit toksemia, ekslampsia dll
2. Faktor plasenta
Abruptio plasenta, solusio plasenta
3. Faktor fetus
Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, meconium kental,
prematuritas, persalinan ganda.
4. Faktor lama persalinan
Persalinan lama, VE, kelainan letak, operasi caesar
5. Faktor neonatus

4
Anestesi/analgesik yang berlainan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pernafasan pada bayi
c. Trauma lahir sehingga mengakibatkan perdarahan intracranial
d. Kelainan kongenital seperti hernia diafragmatika,
atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dll
1.5 Manifestasi Klinis
Menurut teori (Kusuma H & Nurarif A. 2016) ada 2 macam kriteria
sebagai berikut:
Perbedaan Asfiksia pallida Asfiksia livida

Warna kulit Pucat Kebiru-biruan


Tonus otot Sudah kurang Masih baik
Reaksi rangsangan Negative Positif
Bunyi jantung Tidak teratur Masih teratur
Prognosis Jelek Lebih baik
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
 Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari :
Hb (normal 15-19 gr%), biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb cenderung
turun karena O2 dalam darah sedikit.
 Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct)
karena bayi preterm imunitas masih rendah sehingga resiko tinggi.
 Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct).
 Distrosfiks pada bayi preterm dengan pos asfiksi cenderung turun karena
sering terjadi hipoglikemi.
2. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari :
 pH (normal 7,36-7,44). Kadar pH cenderung turun terjadi asidosis
metabolik.
 pCO2 (normal 35 – 45 mmHg). Kadar pCO2 pada bayi post asfiksia
cenderung naik sering terjadi hiperapnea.
 pO2 (normal 75-100 mmHg). Kadar pO2 bayi post asfiksia cenderung
turun karena terjadi hipoksia progresif.
 HCO3 (normal 24-28 mEq/L)

5
3. Urine
 Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
 Natrium (normal 134-150 mEq/L)
 Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L)
 Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L)
4. Foto thorax
Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal. ( Scribd. Askep-
Asfiksia)
1.7 Komplikasi
Edema otak, perdarahan otak, anusia dan oliguria, hiperbilirubinumia,
enterokolitis, nekrotikans, kejang, koma. Tindakan bag and mask berlebihan dapat
menyebabkan pneumotoraks.
1. Otak : Hipokstik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis.
2. Jantung dan paru: Hipertensi pulmonal persisten pada neonatorum,
perdarahan paru, edema paru.
3. Gastrointestinal: enterokolitis, nekrotikans.
4. Ginjal: tubular nekrosisakut, siadh.
5. Hematologi: dic
1.8 Penatalaksanaan
Menurut teori (Dewi, Vivian. 2013). Tindakan yang dapat dilakukan pada
bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan jalan nafas dengan pengisap lendir dan kassa steril
2. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
3. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yng bersih
dan hangat
4. Nilai status pernapasan lakukan hal-hal berikut ini bila ditemukan
tanda-tanda asfiksia
a. Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan
penolong berdiri di sisi kepala bayi dari sisa air ketuban
b. Miringkan kepala bayi
c. Bersihkan mulut dengan kassa yang dibalut pada jari
telunjuk

6
d. Isap cairan dari mulut dan hidung
5. Lanjutkan menilai status pernapasan
Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya
dengan menggosok punggung bayi (melakukan rangsangan taktil).
Bila tidak ada perubahan segera berikan napas buatan.

Menurut teori ( Jitowiyono Sugeng dan Kristiyanasari Weni. 2011)


terdapat beberapa penatalaksanaan sebagai nerikut:
a. Membersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dan kasa steril
(cara penatalaksanaan lihat pada bayi normal)
b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan dengan antiseptik
c. Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut
1. Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-
elus dada, perut atau punggung
2. Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan resusitasi
mounth to mounth
3. Pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan
asfiksia dengan cara :
 Membungkus bayi dengan kain hangat
 Badan bayi harus dalam keadaan kering
 Jangan memandikan bayi dengan air dingin gunakan minyak
atau baby oil untuk membersihkan tubuhnya
 Kepala bayi ditutup dengan baik atau topi kepala yang terbuat
dari plastik
d. Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan
perawatan selanjutnya :
1. Membersihkan badan bayi
2. Perawatan tali pusat
3. Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat
4. Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan
5. Memasang pakaian bayi
6. Memasang peneng (tanda pengenal) bayi

7
e. Mengajarkan orang tua/ibu cara :
1. Membersihkan jalan napas
2. Pemberian ASI (meneteki) yang baik
3. Perawatan tali pusat
4. Memandikan bayi
5. Mengobservasi keadaan pernapasan bayi
f. Menjelaskan pentingnya :
1. Pemberian ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun
2. Makanan bergizi bagi ibu
3. Makanan tambahan buat bayi diatas usia kurang lebih 4 tahun
4. Mengikuti program KB segera mungkin
g. Apabila nilai apgar pada menit kelima belum mencapai nilai
normal, persiapkan bayi untuk dirujuk kerumah sakit. Beri
penjelasan kepada keluarga alasan dirujuk ke rumah sakit.

8
1.9 Pathway

Resiko ketidakseimbangan Persalinan lama, lilitan tali pusat, Faktor lain: obat-obatan narkotik
suhu tubuh presentasi janin aobnormal

Suplai O₂ dlm darah ASFIKSIA Paralisis pusat persalinan


Janin kekrangan O₂ & kadar MK: Ketidakefektifan
Paru-paru terisi cairan
O₂ meningkat Bersihan jalan nafas
Gangguan metabolisme & perubahan asam basa
Napas cepat Suplai O₂ ke paru
Asidosis respiratorik
Apneu Kerusakan otak
Gangguan perfusi
ventilasi
MK: Resiko cedera Kematian bayi
Nafas cuping hidung,
sianosis, hipoksia
Proses keluarga
DJJ & TD berhenti
MK: Hambatan
pertukaran gas
MK: Ketidakefektifan Janin tidak bereaksi terhadap
pola nafas rangsangan

MK: Resiko kematian bayi


mendadak

9
ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA
A. Pengkajian
Menurut Ilhamsyah (2008), antara lain :
1. Identitas klien / bayi dan keluarga
2. Riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibu
3. Pengukuran hasil nilai apgar score
( Bila nilainya 0 - 3 asfiksia berat, bila nilainya 4 - 6 asfiksia ringan )
4. Pengkajian dasar data neotalus
a. Sirkulasi
- Nadi apical mungkin cepat / tidak, dan teratur / tidak
- Murmur jantung yang dapat didengar
b. Neurosensori
- Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak buncit
- Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh,
sutura mungkin mudah digerakkan, fontanel mungkin besar
- Reflek tergantung pada usia gestasi
c. Pernafasan
- Nilai apgar rendah
- Pernafasan dangkal, tidak teratur
- Mengorok, pernafasan cuping hidung, retrakasi suprasternal
- Adanya bunyi mengi selama fase inspirasi dan ekspirasi
- Warna kulit
d. Keamanan
- Suhu berfluktuasi dengan mudah
- Menangis lemah
- Menggunakan otot – otot bantu nafas
e. Makanan / Cairan
- Berat badan bayi kurang dari 2500gram
- Turgor kulit elastis ( bervariasi sesuai gestasi )

10
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Menurut NANDA 2018-
2020 sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus berlebihan
2. Resiko cedera b.d hipoksia jaringan
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d Sindrom hipoventilasi
4. Hambatan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
5. Resiko kematian bayi mendadak b.d tidak bereaksi terhadap rangsangan

11
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan Tujuan: Manajemen Nutrisi (1100)


Bersihan Jalan Nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Definisi : Menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi yang
b.d mukus berlebihan selama 2x24 jam, diharapkan seimbang
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Health Education :
dapat teratasi dengan 1. Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di kursi, jika
Kriteria Hasil: memungkinkan
Status pernafasan: kepatenan jalan 2. Anjurkan keluarga untuk membaawa makanan favorit pasien
nafas (0410) sementara [pasien] berada di rumaah sakit atau fasilitas
1. Frekuensi pernapasan (4) perawatan, yang sesuai
2. Irama pernapasan (4) 3. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit
3. Kedalam inspirasi (4) (yaitu: untuk pasien dengan penyakit ginjal, pembatasan natrium,
4. Kemampuan mengeluarkan secret (4) protein, dan cairan)
5. Ansietas (4) Nursing Treatmeant
6. Ketakutan (4) 1. Bantu pasien membuka kemasan makanan, memotong makanan,
7. Pernapasan cuping hidung (4) dan makan, jika diperlukan
2. Bantu pasien untuk mengakses program-program gizi komunitas
Skor: (misalnya., Perempuan, Bayi, dan Anak, kupon makanan, dan
1= Deviasi berat dari kisaran normal makanan yang diantar ke rumah)

12
2= Deviasi yang cukup berat dari Observation :
kisaran normal 1. Monitor kalori dan aasupan makanan
3= Deviasi sedang dari kisaran normal 2. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dann kenaikan berat
4= Deviasi ringan dari kisaran normal badan
5= Tidak ada deviasi dari kisaran Kolaborasi : -
normal

2. Hambatan Tujuan: Manajemen jalan nafas (3140)


pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
ketidakseimbangan selama 2x24 jam, diharapkan Hambatan 1. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan
ventilasi-perfusi pertukaran gas dapat teratasi dengan alat membuka jalan nafas
Kriteria Hasil: 2. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
Status Pernafasan: Pertukaran Gas sebagaimana mestinya
1. Hasil Rontgen dada (5) 3. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana mestinya
2. Tidak karbondioksida akhir (5) Nursing Treatment:
3. Keseimbangan ventilasi dan perfus. 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
(5) 2. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya

13
4. Kadar PaO2,PaCO2,Ph, dan saturasi 3. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk
O2 dalam rentang toleransi (5) atau menyedot lendir
Skor: 4. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinyamenurun atau
1=Deviasi berat dari kisaran normal tidak ada dan adanya suara tambahan
2= Deviasi yang cukup berat dari 5. Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau nasotrakea,
kisaran normal sebagaimana mestinya
3= Deviasi sedang dari kisaran normal 6. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
4= Deviasi ringan dari kisaran normal Health Education:
5= Tidak ada deviasi dari kisaran 1. Istruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
normal 2. Ajarkan pasien bagiamana melakukan inhaler sesuai resep,
sebagaimana mestinya
Kolaborasi:
1. Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana mestinya
2. Kelola nebulizer ultrasonik, sebagaimana mestinya

14
3. Risiko Cidera b.d Tujuan: Manajemen lingkungan (6480)
hipoksia jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
selama 2x24 jam, diharapkan Hambatan 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
pertukaran gas dapat teratasi dengan 2. Lindungi pasien dengan pegangan pada sisi
Kriteria Hasil: Health Education:
Kejadian jatuh 3. Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien berdasarkan fungsi
1. Jatuh saat berdiri (5) fisik dan kognitif serta riwayat perilaku di masa lalu
2. Jatuh saat berjalan (5) 4. Singkirkan bahaya lingkungan (misalnya karpet, yang longgar dan
3. Jatuh saat duduk (5) kecil, furnitur yang dapat dipindahkan)
4. Jatuh dari tempat tidur (5) 5. Singkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan
5. Jatuh saat dipindahkan (5) Nursing Treatment:
Skor: 1. Berikan kamar terpisah, seperti diindikasikan
1=Deviasi berat dari kisaran normal 2. Sediakan tempat tidur dengan ketinggian yang rendah yang sesuai
2= Deviasi yang cukup berat dari 3. Sediakan tempat tidur yang bersih dan nyaman
kisaran normal 4. Sediakan linen dan pakaian dalam dengan kondisi baik, bebas
3= Deviasi sedang dari kisaran normal dari residu dan noda
4= Deviasi ringan dari kisaran normal 5. Berikan perawatan untuk bunga/tanaman
5= Tidak ada deviasi dari kisaran Kolaborasi:-
normal 1. Edukasi pasien dan pengunjung mengenai perubahan/tindakan
pencegahan, sehingga mereka tidak akan dengan sengaja

15
menganggu lingkungan yang direncanakan

4. Resiko kematian bayi Tujuan: Pengajaran: Keselamatan Bayi 0-3 Bulan (5645)
mendadak b.d tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:-
bereaksi terhadap selama 2x24 jam, diharapkan Resiko Nursing Treatment:
rangsangan kematian bayi mendadak tidak terjadi 6. Berikan orang tua materi-materi tertulis yang sesuai dengan
dengan kebutuhan pengetahuan yang telah diidentifikasikan.
Kriteria Hasil: Health Education:
Kinerja Pengasuhan: Keamanan fisik 7. Instruksikan orang tua/pengasuh untuk menempatkan bayi pada
Bayi/ Toddler (2900) punggung ntuk tidur dan jaga tempat tidur longgar, bantal dan
7. Memegang bayi/toddler dengan tepat mainan keluar dari boks bayi.
(2) 8. Instruksikan orang tua/pengasuh untuk tidak mrmrgang bayi
8. Meposisikan bayi pada punggung saat sambil minum cairan panas atau merokok
tidur (2) 9. Instruksikan orang tua/pengasuh untuk memonitor penyediaan
9. Memelihara lingkungan untuk perawatan anak yang berpengalaman/ terlatih
mencegah jatuh yang membahayakan 10. Instruksikan orang tua/pengasuh bagaimana mencegah jatuh
(2) Kolaborasi:-
10. Memelihara lingkungan untuk
menghindari keracunan (2)

16
Skor:
1= Tidak pernah menunjukkan
2= Jarang menunjukkan
3= Kadang-kadang menunjukkan
4= Sering menunjukkan
5= Secara Konsisten menunjukkan

17
SUMBER REFRENSI
Https://id.scribd.com/doc/290183391/Askep-Asfiksia

18
DAFTAR PUSTAKA

Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Edisi 5.
Jakarta: Salemba Medika
Kusuma Hardhi & Nurarif Amin. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi
Revisi. Jilid 1. Medication Publishing Yogyakarta.
Https://id.scribd.com/doc/290183391/Askep-Asfiksia Diakses pada tanggal 18
Agustus 2019. Pukul 09:00 WIB
Jitowiyono Sugeng & Kristiyanasari Weni. 2011.Asuhan Keperawatan

Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Mutia Medika.

Alimul Aziz. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba

Medika

Wiknjosastro Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

19

Anda mungkin juga menyukai