Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN

“WASPADA DIARE!!”

Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
PUSKESMAS HALMAHERA

Oleh :

Fitrian Hanif Zulkarnain

30101407191

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS HALMAHERA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2019

SATUAN ACARA PENGAJARAN


PUSKESMAS HALMAHERA

POKOK PEMBAHASAN : Waspada Diare

SASARAN : Pengunjung Puskesmas Halmahera

TEMPAT : Ruang Tunggu Puskesmas Halmahera

HARI / TANGGAL : Sabtu, 20 Juli 2019

WAKTU : Pukul 08.00 WIB – selesai

PELAKSANA : Fitrian Hanif Zulkarnain (Dokter Muda) dan Tim

Promkes Puskesmas Halmahera

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan seluruh Ibu-
ibu peserta posyandu ibu balita mengetahui pentingnya ASI eksklusif.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan seluruh peserta dapat:
1. Menjelaskan kembali pengertian pentingnya ASI eksklusif
2. Menyebutkan keuntungan pemberian ASI
3. Menjelaskan manfaat ASI : bagi bayi dan bagi ibu
4. Menjelaskan cara pemberian ASI
5. Menyebutkan masalah dalam menyusui
6. Menjelaskan cara menyimpan ASI yang baik
7. Menjelaskan cara memerah ASI yang benar\
III. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
NO TAHAP KEGIATAN MEDIA
1. Pendahuluan 1. Memberi salam PPT, leaflet
(3 menit) 2. Mempekenalkan diri
3. Mengkaji pengetahuan seluruh
audiens tentang pentingnya ASI
eksklusif
2. Pemberian 1.Menjelaskantentang: PPT, leaflet
materi a.
(30 menit) Pengertian ASI
b.
Keuntungan pemberian ASI
c.
Manfaat ASI bagi bayi dan bagi
ibu
d.
Cara pemberian ASI
e.
Masalah dalam menyusui
f.
Cara menyimpan ASI yang baik
2. Diskusi dengan cara memberikan
kesempatan pada peserta penkes
untuk bertanya.
3. Penutup 1. Menyimpulkan seluruh materi PPT, leaflet
(5 menit) yang telah diberikan
2. Evaluasi dengan tanya jawab.

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet
3. PPT
4. Poster
5. Sticker

VI. MATERI (terlampir)


1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Gejala Diare
4. Perawatan Diare
5. Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis
6. Diare Infektif
7. Penanggulangan diare
8. Pncegahan Diare
9. Diare pada bayi
VII. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Penyaji
: Observer
: Fasilitator
: Audiens / Peserta Penkes

VIII. EVALUASI
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu kegiatan telah disepakati
b. Kontrak tempat kegiatan telah disepakati
c. Persiapan SAP sudah dikonsulkan dan disetujui
d. Persiapan alat, bahan, media telah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh
1) Menyampaikan materi dengan bahasa yang dapat dipahami sasaran
2) Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
3) Melakukan tugas dan fungsi sesuai perencanaan
b. Sasaran
1) Mengikuti penyuluhan dari awal s/d akhir
2) Mendengarkan dan aktif bertanya
3) Aktif terlibat diskusi dan demonstrasi
3. Evaluasi hasil
a. 75% sasaran dapat menjelaskan pentingnya ASI eksklusif

IX. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI. 2002. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil, Modul
Diklat Jarak Jauh. Jakarta
Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2.
Jakarta : EGC.
FKUI. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal
Persis Mary Hamilton. 2005. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan Antenatal
Buku 2. Jakarta

X. LAMPIRAN
A. Dokumentasi kegiatan
B. Daftar hadir (DARI PUSKESMAS)
C. Media

MATERI
A. Pengertian Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk
dan konsistensi tinja melembek sampai mencai dan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (lazimnya tiga kali atau lebih dalam sehari). Menurut
banyaknya cairan dan elektrolit dari tubuh, diare berdasarkan derajat dehidrasi
dapat dibagi menjadi:
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare dengan dehidrasi ringan (kehilangan cairan sampai 5% dari berat
badan).
- Diare dengan dehidrasi sedang (kehilangan cairan 6 – 10% dari berat badan).
- Diare dengan dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih 10% dari berat badan)
B. Penyebab Diare
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose,
lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya
disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain
yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare
adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari. Memakan makanan yang asam,
pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga
karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.
Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan
tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna
terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air,
meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus
besar rusak/radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang
berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga
seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari
infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun
untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi
yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri,
kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti
penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare,
diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan,
terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau
mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus
sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat
ditimbulkan oleh :
 infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie
 infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
 infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan “travellers diarre”
 akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
 keracunan makanan atau minuman
 gangguan gizi
 pengaruh enzym tertentu
 pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)
Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus
C. Gejala Diare
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus
disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah.
Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut
sering berbunyi.
D. Perawatan Diare
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang
mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan
elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit
dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah
menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir. Untuk banyak orang,
perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Dosis oralit disesuaikan dengan umur penderita dan keadaan diare atau
dehidrasinya.
Dosis acuan adalah sebagai berikut:
Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1,5 gelas, kemudian 0,5 gelas setiap
mencret.
Antara 1-4 tahun : 3 jam pertama 3 gelas, kemudian 1 gelas setiap mencret.
Antara 5-12 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, kemudian 1,5 gelas setiap mencret.
Di atas 12 tahun : 3 jam pertama 12 gelas, kemudian 2 gelas setiap mencret.
E. Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
 Diare pada balita
 Diare menengah atau berat pada anak-anak
 Diare yang bercampur dengan darah.
 Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
 Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut,
demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.
 Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang
eksotis seperti parasit)
 Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut
kesehatan mental.
F. Diare infektif
Diare infektif yang tidak biasa untuk diare dapat bertahan lama. Diare ini
disebabkan karena beberapa organisme penyebabnya tersebut dapat bertahan
selama bertahun-tahun tanpa gejala penyakit jangka panjang yang signifikan.
G. Penanggulangan diare
Penderita diare sebaiknya segera meminum oralit yang merupakan
campuran dari gula dan garam untuk menjaga cairan tubuh.
Beberapa cara penggulangan diare antara lain:
1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling
sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi
sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat
dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang
berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal
(keracunan air).
2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit,
frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat
mengancam jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh
tubuh.
5. Hamburger : Sebuah mitos perkotaan mengatakan bahwa dengan memakan
hamburger seminggu menjaga pencernaan akan tetap lancar.
6. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama
dalam membatasi penyebaran penyakit.
Pencegahan Diare
Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah
penderita diare. Saat ini ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus.
Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Cholera sedang
dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare.
Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering
melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan
untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan
bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat
untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian
yang signifikan pada diare.
Diare pada bayi
Salah satu penyakit yang sering diderita oleh balita dan anak-anak adalah
diare. Penyakit diare adalah penyakit yang berbahaya dan tidak bisa dipandang
sepele. Jika diare berlangsung terus menerus, bayi atau anak Anda akan terkena
dehidrasi yang bisa berbahaya bagi organ-organ tubuhnya.
Berikut adalah gejala-gejala diare yang harus anda perhatikan:
1. Jika anak atau bayi anda secara tiba-tiba buang air besar dalam frekuensi dan
jumlah yang besar lalu menjadi cair maka kemungkinan besar ia terkena diare.
2. Muntah, panas, badan lesu, tidak nafsu makan, ada darah dan lendir dalam
kotoran adalah beberapa gejala diare yang harus anda waspadai.
3. Jika bayi anda buang air besar lebih dari 4 kali dalam sehari juga harus anda
waspadai, karena kemungkinan besar anak anda terkena penyakit diare.
Bila bayi atau anak anda menderita gejala-gejala di atas, berikut adalah
langkah-langkah pengobatan yang bisa anda lakukan untuk mengatasi diare:
2. Menggantikan cairan tubuh yang hilang adalah langkah yang paling penting
untuk dilakukan dalam mengatasi diare. Anda bisa memberikan cairan yang
mengandung elektrolit seperti oralit melalui botok susu atau gelas. Jika diare
anak atau bayi anda terlihat berat dan ia tidak sanggup untuk minum, maka ia
harus diberi cairan melalui infus.
3. Jika bayi anda masih menyusui, jangan stop asupan ASI bayi anda. Bayi
sebaiknya tetap disusui agar tetap terjaga asupan gizinya. Jika bayi anda tidak
disusui dengan ASI, anda bisa memberikan susu formula yang tidak
mengandung laktosa, namun berikan hanya setelah dehidrasinya teratasi
dengan cairan elektrolit.
4. Antibiotik yang diberikan oleh dokter biasanya hanya untuk diare infektius
yang disebabkan oleh bakteri. Jika anak anda hanya menderita diare yang
disebabkan infeksi biasa, pemberian antibiotik tidak diperlukan karena diare
akan mereda dengan sendirinya.
Satu hal penting yang harus anda perhatikan adalah terkadang memberikan obat
untuk menghentikan penyakit diare bisa membahayakan bayi karena biasanya obat
ini akan menghalangi tubuh untuk membuang penyebab infeksi melalui tinja.
Karena itulah konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli sebelum anda
memberikan obat diare kepada anak atau bayi anda.

Anda mungkin juga menyukai