Anda di halaman 1dari 4

Skip to main content

Academia.edu

Search for papers, people, and interests

Materi ACLS (Pdf)

dr. Fatir M.Natsir

dr. Fatir M.Natsir

Get PDF

Academia gold

Bulk Download

Library

Share

More

PAPER

ABOUT

RELATED

ACLS (ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT)

Oleh : Fatir M.Natsir

Indian J. Anaesth.2005;49 (2):96-104

REVIEW ARTIKEL

RESUSITASI : SUATU TINJAUAN ATAS PEDOMAN YANG DIREKOMENDASIKAN


Dr. Ali Jamshid Dr. Dar. A. Q.

Ringkasan:

Resusitasi serebral adalah tujuan yang paling penting dari seluruh upaya resusitasi dan agar resusitasi
berhasil harus ada rangkaian kejadian yang tidak terputus mulai dari bantuan hidup dasar dan
intermediat (BLS dan ILS) dan berakhir dengan bantuan hidup jantung lanjut (ACLS). Waktu sama dengan
keadaan kritis dan interval waktu antara pingsannya korban dan mulainya upaya resusitasi oleh
penolong menentukan hasil dari semua upaya resusitasi. Setiap masyarakat seharusnya melaksanakan
rangkaian upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup yang mencakup resusitasi kardiopulmoner
dini (CPR), defibrilasi dini dan ACLS dini

9,2

Banyak upaya resusitasi tidak akan berhasil; penolong harus mengetahui kapan harus berhenti dan yang
lebih penting lagi kapan untuk tidak memulainya. Rencana lanjutan sama pentingnya dan setiap
percobaan resusitasi memiliki struktur yang berkembang setiap waktu dan melewati berbagai tahap.

Di dalam lingkungan masyarakat dan juga rumah sakit kita, tingkat kesadaran tentang protokol
resusitasi sangat buruk dan kami berharap dengan mereview pedoman- pedoman tersebut kita dapat
merumuskan strategi- strategi resusitasi dalam masyarakat kita dan dengan penuh harapan
melaksanakannya dalam waktu dekat mendatang

Kata kunci : bantuan hidup dasar (BLS), bantuan hidup jantung lanjut (ACLS), penilaian A B C D,
defibrilasi.

PENDAHULUAN

Teresusitasi dari keadaan henti jantung- paru adalah salah satu bentuk hasil intervensi yang paling efektif
dalam ilmu kedokteran.

Fibrilasi ventrikel tetap merupakan irama jantung yang paling sering ditemukan pada saat henti jantung
dan yang mayoritas terjadi di luar rumah sakit. Resusitasi kardiopulmoner (CPR) yang dilakukan di rumah
atau di tempat umum hanya membantu 50% saja untuk menghidupkan kembali jantung dan
mengembalikan pernapasan, bahkan di sebagian besar masyarakat yang berhasil. Bahkan setelah
jantung berdenyut kembali, hanya separuh dari korban henti jantung dengan ventrikel fibrilasi (VF) yang
masuk rumah sakit dapat bertahan hidup dan pulang ke rumah, dengan kata lain 3 dari 4 percobaan
tidak akan berhasil.

Keberhasilan kembalinya sirkulasi pada henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit di beberapa negara
seperti Amerika Serikat bervariasi dari 3- 33%; hanya 20% dari pasien- pasien tersebut yang masih hidup
untuk kemudian keluar dari rumah sakit dan hanya 50% pada kasus seperti itu yang memiliki keluaran
neurologis yang memuaskan.

3,4

Terdapat sebuah konsensus yang berkembang tentang fakta bahwa kembalinya sirkulasi spontan
bukanlah akhir dari upaya resusitasi dan banyak tindakan dibutuhkan untuk meningkatkan kelangsungan
hidup jangka panjang dan keluaran neurologis.

1,2

Resusitasi serebral adalah tujuan CPR yang paling penting dan beberapa orang lebih senang
menggunakan istilah resusitasi jantung paru dan otak (CPCR). Tindakan resusitasi dimulai dengan
bantuan hidup dasar, dilanjutkan dengan bantuan hidup intermediat, dan berakhir dengan bantuan
hidup jantung lanjut (ACLS). Bantuan hidup intermediate, adalah istilah yang dibuat baru-baru ini untuk
menjembatani celah antara BLS dan ACLS; termasuk di dalamnya penggunaan defibril

ator eksternal otomatis (AED’S) dan beberapa alat bantu pernapas

an lanjutan oleh anggota penolong terlatih. ACLS mencakup penggunaan peralatan dan teknik lanjut
untuk membuat dan mempertahankan ventilasi dan juga sirkulasi, mempertahankan akses intravena,
terapi untuk pasien dengan henti jantung dan paru, selain itu juga untuk mengobati pasien dengan
sindrom koroner akut (ACS) dan pasien- pasien stroke yang memenuhi syarat.

3 Meskipun penelitian tentang ACLS telah berlangsung berpuluh tahun lamanya, kemampuan bertahan
hidup korban setelah mengalami henti jantung, bahkan di negara- negara barat, tetap saja buruk.
Berkaitan dengan adanya kendala etik, banyak dari penelitian tersebut dilakukan pada hewan mamalia
dan beberapa penelitian dengan hasil yang memuaskan telah di uji cobakan pada manusia dengan
protokol penelitian yang didesain dengan baik dan tersusun teliti.

1
Resusitasi oleh orang yang pertama kali menemukan korban (

responder

) dan orang- orang yang ada di sekitar korban (

bystander

) menjadi sasaran di negara- negara berkembang, dan penggunaan defibrilator eksternal otomatis (yang
dapat menganalisa irama jantung dan merekomendasikan tindakan yang sesuai) baik oleh penolong
awam maupun yang terlatih sedang dianjurkan. Defibrilasi bifasik dan mungkin trifasik sedang
menggantikan defibrilasi monofasik konvensional sebagai prosedur yang telah terbukti jelas sama atau
lebih manjur dan lebih sedikit mencederai miokardium.

1,2,5,6,7,8

Waktu adalah kritis; interval waktu yang pendek sejak korban pingsan sampai pertolongan menentukan
seluruh keluaran pasien.

Setiap masyarakat harus berusaha untuk melaksanakan rangkaian upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan memberikan komponen ACLS yang berkualitas tinggi. Sayangnya di masyarakat
kita dan juga di rumah sakit- rumah sakit kita terdapat protokol-protokol resusitasi bermutu rendah.
Tujuan kami adalah untuk mereview pedoman- pedoman resusitasi sehingga kita dapat mengembangkan
strategi- strategi yang efektif untuk melaksanakannya dalam waktu dekat mendatang. Rekomendasi baru
berdasar pada review dari bukti- bukti dan opini konsensus serta pedoman dari konferensi ACLS pada
tahun 2000; Perhatian telah diberikan pada pengklasifikasian berbagai macam intervensi atas dasar efek
klinis yang terbukti pada percobaan klinis yang baik.

Anda mungkin juga menyukai