Profil Kesehatan Kab Mamuju
Profil Kesehatan Kab Mamuju
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah sebuah kondisi yang stabil atau umum dalam sistem
koordinasi badan dan jiwa raga manusia atau mahluk hidup lainnya pada rata-rata
normal. WHO yang merupakan organisasi di bidang kesehatan yang lahir pada tahun
1948, mendefinisikan kesehatan yaitu ”Keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahtraan
sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kesehatan merupakan
hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan
dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat hidup sehat yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal.
Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju adalah “Gerakan Membangun
Mamuju Menuju Masyarakat Maju dan Mandiri (Gerbang Maju) dan Misi Pemerintah
Daerah Kabupaten Mamuju yang sejalan dengan Komitmen Lima Jilid II, yaitu :
1. Meneruskan layanan pendidikan dan kesehatan gratis yang semakin dimantapkan
2. Ekonomi yang berbasis UKM dan lembaga Ekonomi Desa serta menghidupkan
pasar rakyat,
3. Percepatan pertumbuhan dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung
oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi,
4. Mewujudkan pemerintah bersih dan baik, berlandaskan pada keimanan yang
bermuara pada peningkatan layanan system satu atap,
5. Mendorong terciptanya Mamuju sebagai Provinsi yang berwawasan lingkungan.
Dalam upaya mencapai Visi & Misi tersebut salah satu sarana yang dapat
digunakan adalah dengan melakukan pelaporan, pemantauan dan evaluasi terhadap
pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal di bidang kesehatan di kabupaten Mamuju yang tertuang dalam
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju.
1
Pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara merata,
terjangkau dan berkesinambungan, ditunjang oleh informasi kesehatan yang baik
sehingga sejalan dengan hal tersebut di harapkan pula terjadi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara bermakna. Sistem informasi kesehatan merupakan
sumber daya non fisik manajemen kesehatan yang bertujuan untuk memperoleh data /
informasi yang akurat dan lengkap sehingga dapat memonitor perkembangan
operasional program dan untuk menentukan strategi dan kebijakan kesehatan baik
tingkat daerah maupun nasional.
Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke hari semakin meningkat
masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan
kesehatan yang telah di lakukan oleh pemerintah terutama terhadap masalah –
masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka, sebab
kesehatan menyangkut hajat hidup masyarakat luas, kepedulian masyarakat akan
informasi kesehatan ini memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu
sendiri. Untuk itu pengelola program mengadakan dan memberikan data serta informasi
yang di butuhkan masyarakat yang dikemas secara baik.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – undang nomor 32 tahun 2004
tentang pemerintah daerah yang mengatur berbagai kewenangan antara pemerintah
pusat dan daerah mengundang konsekuensi bahwa masing – masing daerah harus
memiliki system kesehatan sendiri. Termasuk dukungan system informasinya, profil
kesehatan adalah salah satu produk dari system informasi kesehatan .
Dalam rangka penyebaran data dan informasi kesehatan, “Profil Kesehatan”
Kabupaten Mamuju merupakan sarana informasi yang bertujuan untuk mengetahui
tentang gambaran situasi dan kondisi kesehatan masyarakat yang ada di Wilayah
Kabupaten Mamuju yang diterbitkan setiap tahun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju.
Profil kesehatan ini menyajikan tentang :
1. Gambaran Umum Kabupaten Mamuju yang meliputi ; keadaan geografis dan
administratif Wilayah Kabupaten Mamuju, dinamika penduduk, komposisi penduduk
2
dan kepadatan penduduk, situasi pendidikan menurut Kecamatan dan tingkat
pendidikan masyarakat yang ditamatkan, keadaan sosial ekonomi, sosial budaya
dan lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya masalah-masalah kesehatan
masyarakat
2. Situasi Derajat Kesehatan yang meliputi ; angka kelahiran penduduk, angka
kematian bayi dan balita, angka kematian Ibu akibat persalinan, angka kematian
akibat kecelakaan lalulintas, angka kesakitan penduduk dalam masyarakat
berdasarkan golongan penyakit dalam waktu tertentu, status gizi balita yang ada di
wilayah Kabupaten Mamuju yang mencakup BBLR, balita yang ditimbang, balita
berat badan naik, balita dibawah garis merah (BGM) dan balita gizi buruk
3. Situasi Upaya Kesehatan yang meliputi ; pencapaian program pokok pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas, Rumah Sakit dan Unit-unit pelayanan kesehatan
lainnya, jenis pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang di Puskesmas dan
Rumah Sakit, upaya kesehatan keluarga, upaya pemberantasan penyakit menular,
upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, upaya perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat/sarana kesehatan,
4. Situasi Sumber Daya Kesehatan yang meliputi ; keadaan tenaga kesehatan
menurut kualifikasi pendidikan yang ditamatkan dan jenis jabatan, keadaan sarana
pelayanan kesehatan sebagai penunjang, sumber dan besarnya pembiayaan
kesehatan dalam program pembangunan kesehatan di daerah, pembiayaan
sumber daya kesehatan lainnya,
5. Kesimpulan yang meliputi ; uraian tentang pencapaian program pembangunan
kesehatan di Kabupaten Mamuju dan masalah-masalah kesehatan yang belum
tercapai, serta
6. Lampiran yang meliputi ; penyajian data umum dan kesehatan yang disajikan dalam
bentuk tabel pada lampiran profil yang merupakan sumber rujukan dalam
pembahasan Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju, Tahun 2014.
Dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju, uraian penyajian data dan
informasi kesehatan meliputi :
3
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan
sistematika dari penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain
uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya,
bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, agama, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan, di wilayah Kabupaten Mamuju.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
diuraikan dalam Bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan di Kabupaten Mamuju.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya yang ada di
Kabupaten Mamuju.
Bab VI : Penutup
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
2014. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga
4
mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan program pembangunan kesehatan di wilayah
Kabupaten Mamuju.
Lampiran : Pada lampiran ini berisi Resume/angka pencapaian Kabupaten Mamuju
dan 81 tabel kesehatan yang terkait dengan kesehatan yang responsif
gender.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
6
Gambar 1 : Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013
19,157 Tommo
Tappalang
21,331
53,753
Sampaga
22,801
Kalumpang
25,724
Tapalang
Barat
Bonehau
2.2 PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada Tahun 2013 sebesar 252.295
Jiwa (Sumber: BPS, Mamuju Dalam Angka 2014) dengan laju pertumbuhan
penduduk per tahun (2010 – 2013) dari 11 Kecamatan, Kecamatan Mamuju
merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 61.694
jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Balabalakang sebesar 2.508
jiwa, kepadatan penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2013 adalah 50 jiwa
per Km², atau terdapat sekitar 50 jiwa setiap 1 Km².
Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamuju pada tahun 2013 sebanyak
128.704 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 123.591 jiwa.
Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki 1,04 persen lebih banyak
dari jumlah penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio)
104 yang berarti bahwa diantara 100 orang perempuan terdapat 104 laki-laki.
7
Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Mamuju sebanyak 55.178, Kecamatan
yang jumlah rumah tangganya paling banyak adalah Kecamatan Mamuju yaitu
sebanyak 12.918 dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 5
orang dan Kecamatan yang jumlah rumah tangganya paling sedikit adalah
Kecamatan Balabalakang sebanyak 448 dengan rata-rata jumlah anggota rumah
tangga sebanyak 6 orang.
2.3 IKLIM
Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi pada bulan November sebesar
5.073 mm³ dengan hari hujan selama 14 hari. Sedangkan curah hujan terendah
terjadi pada bulan Maret sebesar 1.041 mm³ dengan jumlah hari hujan selama 7
hari. (Sumber: BPS, Mamuju Dalam Angka 2014)
2.4 SOSIAL
2.4.1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan
adalah dengan mencanangkan program wajib belajar 9 tahun.
Dukungan Pemerintah Kabupaten Mamuju terhadap program
pemerintah dalam pengembangan SDM di sektor pendidikan tertuang
dalam Visi dan Misi, salah satu Misi Pemerintah Kab. Mamuju yang
menyentuh langsung pada sektor pendidikan adalah “Meneruskan
Layanan Pendidikan Dan Kesehatan Gratis Yang Semakin Dimantapkan”.
Pemerintah dalam rangka Pengembangan dan peningkatan SDM melalui
pendidikan dengan mencanangkan program wajib belajar 9 tahun,
diharapkan akan tercipta SDM yang siap bersaing dalam Era Globalisasi.
Keadaan pendidikan di Kabupaten Mamuju dapat dilihat dari jumlah
sekolah dan murid, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
Menengah Atas (SMA/SMK).
8
Tabel 1 : Banyaknya Sekolah Negeri , Guru, Murid Menurut Kecamatan
di Kabupaten Mamuju Tahun 2013
Guru Murid Rasio
Murid
Uraian Sekolah Laki- Laki-
Perempuan Perempuan terhadap
laki laki
Guru
TK 107 - 439 3347 4102 207
SD 300 911 1562 20201 18939 16
SMP 50 336 357 5211 5654 16
SMA 15 160 166 2116 2661 15
SMK 6 84 62 1405 937 16
(Sumber : BPS Kab. Mamuju - Mamuju Dalam Angka 2014)
9
2.4.2. Agama
Jumlah tempat peribadatan di Kabupaten Mamuju sebanyak 784 yang
terdiri dari 446 Masjid, 71 Mushollah, 249 Gereja, 17 Pura, dan 1 Vihara.
Masjid terbanyak berada di Kecamatan Kalukku sebanyak 98 buah,
sedangkan Gereja terbanyak berada di Kecamatan Kalumpang sebanyak
86 buah. Banyaknya penduduk Menurut Agama di Kabupaten Mamuju
Tahun 2013 terdiri dari Agama Islam sebanyak 245.425 jiwa, Agama
Protestan sebanyak 23.641 jiwa, Agama Katolik sebanyak 3.717 jiwa,
Agama Hindu sebanyak 6.229 jiwa, dan Agama Budha sebanyak 1.251 jiwa
(Sumber : BPS – Mamuju Dalam Angka 2014)
2.4.3. Ekonomi
Salah satu ukuran yang digunakan untuk melihat kemajuan
ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Selain itu PDRB juga dapat dijadikan cerminan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan yang telah dilaksanakan oleh suatu daerah.
Gambar 2 : Trend Perekonomian (PDRB) di Kabupaten Mamuju 2013
TREND
PDRB
45
40
35
38.99
30
25
20
TREND
PDRB
15
10
11.51
12.46
5
9.69
10.59
8.26
0
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
10
Secara umum sejak tahun 2009 perekonomian di Kabupaten
Mamuju selalu mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2008
perekonomian Mamuju tumbuh sebesar 9,69%, tahun 2009 tercatat
sebesar 8,26%, tahun 2010 sebesar 10,59%, tahun 2011 sebesar
11,51%, tahun 2012 sebesar 12,46%. Pada tahun 2013 sebesar 38,99%,
rata-rata mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, Sektor Jasa
merupakan sektor dengan tingkat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
20,68%. Sektor listrik, gas, air bersih merupakan sektor dengan tingkat
pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 14,91%. Sementara untuk angka
PDRB Tahun 2014 belum ada data yang dikeluarkan secara resmi.
PDRB Kabupaten Mamuju atas harga berlaku tahun 2013 sebesar
3.814.869,20 juta rupiah dengan kontribusi terbesar dari sektor pertanian
yaitu 38,99 %
11
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Kesehatan merupakan hak dasar setiap manusia dan sangat penting bagi
perkembangan sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang dipengaruhi 4 (empat) faktor menurut “Hendrik L.
Blum” yakni lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Dalam
mencapai tujuan itu Pemerintah telah banyak berupaya dan bersungguh-sungguh
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan baik yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Derajat kesehatan yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi
dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta
kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan harus selalu
diusahakan peningkatannya secara terus menerus.
Tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Mamuju adalah
terselenggaranya pelayanan kesehatan secara merata, bermutu dan berkeadilan
yang berhasil guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat Mamuju
yang optimal.
Derajat kesehatan Masyarakat merupakan gambaran kemampuan/kinerja
petugas kesehatan untuk mencapai indicator kesehatan, kemampuan SKPD dalam
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan program/kegiatan sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mengacu kepada indikator
berikut:
12
pertama (dinyatakan dengan per 1000 kelahiran hidup) setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang
dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada
saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan Kab. Mamuju tahun 2014 jumlah kematian neonatal
sebanyak 31 kasus dengan rincian laki-laki 19 kasus, perempuan
12 kasus, Angka Kematian Neonatal 2014 dilaporkan sebesar 7
Per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya tahun 2013 angka Kematian Neonatal mengalami
penurunan, tahun 2013 dilaporkan sebesar 10 per 1000 kelahiran
hidup.
13
tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian oleh
pengaruh lingkungan luar.
Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang
kesehatan adalah Angka kematian bayi ( AKB ) dalam setiap
seribu kelahiran hidup. Tingginya AKB merupakan indikator
buruknya derajat kesehatan masyarakat secara umum, sebagai
dampak dari rendahnya pelayanan kesehatan dan
ketidakmampuan secara ekonomi. Jumlah kematian Bayi dalam
dua tahun terakhir dapat di tekan melalui program – program di
bidang kesehatan.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan Kab. Mamuju tahun 2014 Jumlah Kematian Bayi
sebanyak 44 orang dengan rincian Laki-laki 29 orang
Perempuan 15 orang, atau sebesar 10 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan pencapaian tersebut terdapat penurunan dari tahun
sebelumnya dimana AKB pada tahun 2013 tercatat sebesar 11
per 1000 kelahiran hidup atau sebanyak 79 kasus dan dibawah
dari target MDGs 23 per KH. Hal ini tidak lepas dari peran
pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Mamuju antara
lain dengan menambah tenaga bidan dan sarana dan prasarana,
selain itu untuk pertama kalinya tahun 2014 dilaksanakan
kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) secara formal dengan
dana swadaya dari bidang Bina Kesehatan Keluarga.
3.1.3. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak dan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi,
sanitasi, penyakit infeksi, kecelakaan.
14
Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah kematian anak
berusia 0-4 tahun (59 Bulan) selama satu tahun tertentu per
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (termasuk
kematian bayi). AKBA menggambarkan faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti Gizi,
sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan.
Jumlah Kematian Balita di Kabupaten Mamuju tahun 2014
sebanyak 46 orang (laki-laki 30 orang, perempuan 16 orang)
atau sebesar 10 per 1000 kelahiran hidup. Mengalami
penurunan dari tahun 2013 dimana jumlah Kematian Balita di
Kabupaten Mamuju tahun 2013 sebanyak 86 orang (laki-laki 56
orang, perempuan 30 orang) atau sebesar 12 per 1000 kelahiran
hidup
Walaupun Angka Kematian Balita di Kabupaten Mamuju
Tahun 2014 (10 per 1000 KH) dibawah dari target MDGs (32 per
1000 KH) perhatian dan kerja sama dari pemerintah khususnya
pemerintah Kabupaten Mamuju perlu ditingkatkan demi
membantu menurunkan Angka Kematian Balita
Gambar 3 : Trend Angka Kematian Bayi, Kematian Anak Balita,
Kematian Neonatal (AKB, AKBA, NEONATAL) per
1000 kelahiran hidup di Kabupaten Mamuju Tahun
2014
20
17
17.3
15.2
18.3
12
14.8
15.2
10
13.2
11
17
10
11
12
10
10
7
15
3.1.4. Jumlah Kematian Ibu
Jumlah Kematian ibu ( AKI ) berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
kesehatan terutama untuk kesehatan ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.
Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat
persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi Utomo
1985).
Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2014
sebanyak 7 orang atau sebesar 152 per 100.000 kelahiran hidup
dimana jumlah kematian terbanyak pada ibu bersalin 3 orang
berturut turut ibu Nifas 2 orang dan ibu Hamil 2 orang,
mengalami penurunan dari tahun 2013 dimana jumlah Kematian
ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 12 orang atau
sebesar 166 per 100.000 kelahiran hidup dimana jumlah
kematian terbanyak pada ibu bersalin 6 orang berturut turut ibu
Nifas 5 orang dan ibu Hamil 1 orang.
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2014 (152
per 1000 kelahiran hidup) masih jauh diatas target MDGs (102
per 1000 Kelahiran hidup). Olehnya itu diperlukan perhatian
khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk
bekerjasama dalam menangani kasus kematian ibu di
Kabupaten Mamuju
16
Gambar 4: Trend Angka Kematian Ibu di Kab. Mamuju Tahun
2010-2014
350
300
300
250
200
197
180
150
152
100
50
0
0
2010
2011
2012
2013
2014
17
Berdasarkan Laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab.
Mamuju jumlah kasus baru BTA+ Tahun 2014 sebesar 235 orang
dengan CNR kasus baru BTA+ sebesar 92,62 per 100.000
penduduk
Mengalami peningkatan dari tahun 2013 dimana CNR kasus
baru BTA+ Tahun 2013 sebesar 189 orang dengan CNR kasus
baru BTA+ sebesar 56,09 per 100.000 penduduk
18
45,03% Perempuan 39,29%), sedangkan angka pengobatan
lengkap sebesar 27,23% dengan rincian (laki-laki 26,49%
perempuan 28,57%). Jumlah BTA(+) diobati sebanyak 235 orang
sedangkan angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru
BTA+ di Kabupaten Mamuju tahun 2014 sebesar 70 dan angka
kematian selama pengobatan per 100.000 penduduk atau
sebanyak 9 orang yang meninggal selama pengobatan
Mengalami penurunan dari tahun 2013 Angka kesembuhan
penderita di Kabupaten Mamuju sebesar 89,19 % dengan rincian
Laki-laki 89,83% Perempuan 88,46%, angka pengobatan lengkap
10,81% dengan rincian laki-laki 8,47% perempuan 13,46%. Jumlah
BTA(+) diobati sebanyak 222 orang jadi angka keberhasilan
pengobatan penderita TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju tahun
2013 sebesar 100% dan tidak ada kematian selama pengobatan.
19
menjadi lemah dalam melawan infeksi, dengan kata lain, kehadiran
virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)
system imun. Perlu diketahui bahwa menjadi terinfeksi HIV bukan
berarti kita menderita AIDS. Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia
berdasarkan tahun pelaporan s.d September 2014 sebanyak
22.869 penderita HIV dan sebanyak 1876 penderita AIDS dan
jumlah kematian sebanyak 211 orang (Sumber : Ditjen PP & PL
Kemenkes RI 17 Oktober 2014)
Berdasarkan laporan dari Bidang P2PL Dinkes Kab.Mamuju
tahun 2014 dan tahun 2013 tidak ada ditemukan kasus baru HIV.
20
3.2.8. Jumlah Kasus Syphilis
Jumlah kasus Syphilis yang dilaporkan oleh bidang P2PL
Dinkes Kab. Mamuju tahun 2014 yaitu dilaporkan 3 kasus, laki-laki
3 kasus, perempuan 0 kasus, terjadi penurunan dari tahun 2013
dimana Jumlah kasus Syphilis yang dilaporkan oleh bidang P2PL
Dinkes Kab. Mamuju tahun 2013 yaitu dilaporkan 8 kasus, laki-laki
6 kasus, perempuan 2 kasus.
21
terhadap HIV sebesar 100% dan positif HIV 0, untuk Mitra
Manakarra Mamuju dan RS Regional Provinsi Sulbar tahun 2014
melaporkan bahwa tidak ada pendonor.
22
3.2.13. Persentase Kasus baru Kusta Anak Usia 0-14 Tahun
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas kesehatan Mamuju
tahun 2014 jumlah kasus baru penderita kusta sebesar 6 kasus
dan tidak ditemukan kasus kusta anak usia 0-14 tahun. Demikian
pula di tahun 2013 tidak ditemukan kasus kusta anak usia 0-14
tahun.
23
10.000 penduduk, terjadi peningkatan dari tahun 2013 dimana
dilaporkan yaitu 0,6 per 10.000 penduduk
24
3.2.19. Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat
diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program Imunisasi,
adapun penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) adalah Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorium, Campak,
Polio dan Hepatitis B. penyakit-penyakit ini timbul karena
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Imunisasi.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Di
kabupaten Mamuju Pada tahun 2014 tidak ada ditemukan kasus
penyakit Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hepatitis B. Untuk
Tetanus Neonatorium ditemukan 1 kasus dengan yang dan tidak
ada yang meninggal jadi CFR (Case Fatality Rate) 0,00%,
25
Gambar 5.: Trend Jumlah kasus DBD di Kab. Mamuju Tahun
2009- 2014
300 271
250
200 173
150
99
100
81
37
50
8
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
26
Berdasarkan Laporan dari Bid. P2PL Dinkes Kab. Mamuju
Tahun 2014, Penemuan Penderita Malaria positif sebanyak 71
orang dari 9.954 orang suspek, jumlah penduduk beresiko 253.737
jiwa jadi Annual Parasite Insidence (API) per 1000 penduduk
beresiko yaitu 0,28 per 1000 penduduk.
Mengalami penurunan dari tahun 2013 dimana penemuan
Penderita Malaria positif sebanyak 241 orang (1,87%) dari sediaan
darah diperiksa sebanyak 11.390 orang dengan 11.390 orang
suspek, Annual Parasite Insidence (API) per 1000 penduduk
beresiko yaitu 0,7 per 1000 penduduk.
27
nyamuk atau lalat pengisap darah atau untuk Dracunculus oleh
kopepoda (Crustacea).
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2014 jumlah seluruh kasus baru
ditemukan sebanyak 9 kasus jumlah seluruh kasus 9 orang,
dengan rincian laki-laki 5 orang perempuan 4 orang jadi angka
kesakitan per 100.000 penduduk 4 per 100.000 penduduk
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 dimana tidak
ditemukan kasus penyakit Filariasis.
28
diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan
kuadrat tinggi badan dalam meter lebih dari 30 Kg/m2.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Tahun 2014 dan 2013 Cakupan Pemeriksaan Obesitas 0% karena
tidak ada data yang tercatat menyangkut pemeriksaan Obesitas
yang dilaporkan oleh bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju.
29
yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker pada
payudara pada tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang
lebih lanjut.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Tahun 2013 Cakupan Pemeriksaan CBE+ 0% karna tidak ada data
yang tercatat menyangkut pemeriksaan CBE+ yang dilaporkan oleh
bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.
30
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
31
4.1.3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis,
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat
bidan).
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian
terjadi pada masa di sekitar persalinan, salah satu cara untuk
menghindari atau mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
melakukan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai potensi kebidanan.
Berdasarkan laporan Bidang Kesga Dinas Kesehatan tahun
2014 Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten tahun 2014 tercatat 89,94% sebanyak 4.553 orang,
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya tahun 2013 dimana
Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tercatat
90,1% sebanyak 7.019 orang.
Gambar 8 :Trend Cakupan Persalinan di Tolong oleh Nakes di Kab.
Mamuju Tahun 2009-2014
32
Tahun 2014 Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan di Kabupaten Mamuju mengalami penurunan yang sangat
berarti dimana pada tahun 2014 tercatat 89.94%, tahun 2013 tercatat
90,1%, tahun 2012 sebesar 87,1% tahun 2011 sebesar 80%, tahun
2010 sebesar 66,95% dan 2009 sebesar 58.24%.
33
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan tahun 2014 Jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A
tercatat sebanyak 4.438 orang atau (87,67%) mengalami sedikit
penurunan dari tahun 2013 dimana Jumlah ibu nifas yang mendapat
vitamin A tercatat sebanyak 6.984 orang (89,66%)
34
penurunan dimana Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Fe3
(90 Tablet) tahun 2013 sebesar 91,86% dari (7.491 orang).
35
4.1.9. Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan tahun 2014 Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang
ditangani sebesar 44,11% atau 319 kasus diantaranya 173 laki-laki
dan 146 wanita. dari 723 perkiraan neonatal komplikasi,
Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana tahun
2013 Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar
37,5% (417 kasus diantaranya 229 laki-laki dan 188 wanita) dari
1.112 perkiraan neonatal komplikasi.
36
Gambar 9. : Persentase KB Aktif Manurut Jenis Kontrasepsi (MKJP)
di Kab. Mamuju Tahun 2014
1,3
0,1
0,6
3,8
2,9
39,0
52,3
37
(39,0%) dan Kondom (2,9%). Terjadi kesenjangan antara Peran laki-
laki (suami) dan Perempuan (Ibu) dalam pelaksanaan KB dengan
Metode Non MKJP, jenis kontarsepsi kondom memiliki persentase
yang sangat kecil dari jenis kontrasepsi lainnya.
38
lahir ditimbang sebanyak 6.950 bayi atau sebesar 96,2%, sehingga
diperoleh jumlah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebanyak 183
bayi atau sebesar 2,6%.
39
menggunakan rumus penentuan sasaran Bayi, hal ini menyebabkan
rumus yang digunaakan atau sasaran yang digunakan masih
menggunakan sasaran Bayi. Hal perlu mendapat perhatian khusus
dan memerlukan pemikiran dalam mencari upaya terobosan serta
tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider dibidang
kesehatan khususnya dan diharapkan semua komponen masyarakat
dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan tahun 2014 cakupan pemberian ASI Ekslusif usia 0-6
bulan sebesar 39,89% dengan rincian bayi laki-laki sebanyak 953
orang dan bayi perempuan 970 orang, masih belum memenuhi target
yang diharapkan yaitu 80%, namun mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya dimana tahun 2013 cakupan pemberian ASI Ekslusif
sebesar 67,7%.
40
dikaitkan dengan batasan Wilayah tertentu (desa), hal ini berarti
dalam Wilayah tersebut dapat diprediksi tingkat kekebalan
masyarakat terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan tahun
2014 Cakupan desa UCI di kabupaten Mamuju tahun 2014 sebesar
83,84% menurun dari tahun 2013 dimana Cakupan desa UCI di
Kabupaten sebesar 96,8%.
Berdasarkan laporan dan catatan Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju tahun 2014 Jumlah Desa/kelurahan
yang sudah mencapai UCI berjumlah 83,8% dari 99 desa/kelurahan
mengalami penurunan dari tahun 2013 dimana jumlah desa/kelurahan
yang sudah mencapai UCI berjumlah 96,8% dari 155
Desa/Kelurahan.
Trend cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Mamuju
dari tahun 2013 (96,8%) tahun 2012 (95,5%) tahun 2011
(85,8%).tahun 2010 (76%) Tahun 2009 (20%).
Gambar 11 : Trend Cakupan Desa UCI di Kab. Mamuju Tahun 2014
120
100
96.8
95.5
85.8
83.8
80
76
60
40
20
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
41
4.1.17. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi
Gambar 12 : Trend Cakupan imunisasi DPT1+HB1
105
100
97.4
100
100
95
91.7
90
89.86
85.3
85
80
75
2009
2010
2011
2012
2013
2014
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
120
100
98.9
100
97.4
96.39
80
91.5
71.6
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
42
Gambar 15 : Trend Cakupan Imunisasi BCG
120
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
120
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
43
atau sebesar 91,29% dari 4821 jumlah bayi. Cakupan pemberian
Vitamin A pada Anak balita (12-59 bulan) sebanyak 15.157 anak
balita atau sebesar 61,57% dari 24.617 jumlah anak balita,dan
cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan) sebanyak
24.300 atau sebesar 82,55%.
Mengalami penurunan dari tahun 2013 Cakupan pemberian
Vitamin A pada Bayi di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebesar
77,46%,
44
Cakupan Anak Balita yang mendapat pelayanan kesehatan (minimal
8 kali) di Kabupaten Mamuju tahun 2013 sebesar 81,4%
45
demikian adanya penurunan BGM mengindikasikan keberhasilan dari
program yang telah dilakukan selama ini tinggal bagamana program
tersebut ditingkatkan demi menekan/mengurangi jumlah kasus balita
yang BGM.
46
4.1.26. Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
Berdasarkan laporan SP2TP (LB 4) Bidang Bina Upaya Dinas
Kesehatan Kab. Mamuju rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap
sebesar 0,12% dari jumlah tupatan gigi tetap 244 orang dan
pencabutan gigi tetap sebanyak 2.108 siswa.
Berdasarkan laporan SP2TP (LB 4) Bidang Bina Upaya Dinas
Kesehatan Kab. Mamuju tidak ada data yang tercatat menyangkut
Tumpatan/pencabutan gigi tetap tahun 2013, tetapi terlaporkan
adanya pelayanan pencabutan gigi tetap sebanyak 634 yang terdiri
dari 268 orang Laki-laki dan 366 orang perempuan.
47
4.1.31. Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan
Mulut
Pada tahun 2014 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan
Gigi dan Mulut sebanyak 713 siswa atau sebesar 213,47%
4.1.32. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu layanan
kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu kelompok
tertentu atau individu dalam kurung waktu yang dilaksanakan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan untukmencapai tarif
kesehatan gigi dan mulut yang optimal(Depkes RI 2000).
Berdasarkan laporan bidang SP2TP (LB4) Bidang Bina Upaya
Dinas Kesehatan Kab. Mamuju Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
pada Anak SD dan setingkat yang mendapatkan pelayanan gigi tahun
2014 sebanyak 86 Sekolah dari 320 sekolah di Kabupaten Mamuju,
dan jumlah murid yang diperiksa sebanyak 2.933 dengan rincian
siswa Laki-laki sebanyak 1.507 orang dan siswa perempuan
sebanyak 1.426 orang mengalami penigkatan dimana Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan setingkat tahun 2013
sebanyak 556, Laki-laki sebanyak 332 orang dan perempuan
sebanyak 224 orang.
48
Mengalami peningkatan dari tahun 2013 dimana jumlah Usila
(60 tahun+) sebanyak 4.372 dan yang mendapat pelayanan
kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan Usia Lanjut (60 Tahun+)
jumlahnya 4.372 atau sebesar 100% dengan rincian laki-laki 2.164
orang perempuan 2.208 orang, mengalami peningkatan dari tahun
2012 sebesar 90,69% dengan rincian laki-laki 89,15% perempuan
92,35%
49
6.784 orang, Mitra Manakarra 1988 orang. cakupan kunjungan
sebesar 4,27% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
dimana jumlah Kunjungan rawat Inap di Kabupaten Mamuju Tahun
2013 sebanyak 2.804 atau sebesar 0,8% .
50
4.2.5. Bed Occupation Rate (BOR) di RS
Untuk melengkapi Indikator Standar Pelayanan Minimal sebagai
salah satu indikator pelayanan publik dalam penyusunan profil ini,
disajikan hasil pengumpulan dan analisis data dirumah sakit
Kabupaten Mamuju sebagai jenis rumah sakit Type D.
Persentase pemakaian tempat atau Bed Occupancy Rate
(BOR) Tahun 2014 sebesar 111,87% dengan rincian (RSUD
Kab.Mamuju 69,16%, RS Mitra Manakarra 42,70%, RS Regional Prof.
Sulbar 0%). Mengalami peningkatan dimana tahun 2013 Persentase
pemakaian tempat atau Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD
Mamuju sebesar 72,8%, Mitra manakarra 12,8%, RS Regional Prof.
Sulbar 0%).
Rata-rata lama rawatan (dalam satuan hari) seorang pasien
atau Length of Stay (LOS) RSUD Mamuju Tahun 2014 sebesar 5,78%
dengan rincian (RSUD Kab.Mamuju 3,00 RS Mitra Manakarra 2,78%,
RS Regional Prof. Sulbar 0%). Mengalami penurunan dari tahu 2013
dimana Rata-rata lama rawatan (dalam satuan hari) seorang pasien
atau Length of Stay (LOS) di Rumah Sakit Tahun 2013 sebesar 0%,
Mitra manakarra 12,8%, RS Regional Prof. Sulbar 0%).
Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke
saat terisi berikutnya atau Turn Over Interval (TOI) tahun 2014
sebanyak 5,89% dengan rincian (untuk RSUD Mamuju sebesar
1,78%, RS Mitra Manakarra 4,10%, RS Regional Prof. Sulbar 0%).
Mengalami peningkatan dari tahun 2013 dimana Rata-rata hari tempat
tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya atau Turn
Over Interval (TOI) RSUD. Mamuju tahun 2013 sebesar 1,5%
51
Tabel 5 : Indikator Pelayanan Rumah Sakit Unit Daerah Kabupaten
Mamuju Tahun 2014
52
Tahun 2014 Jumlah Rumah Tangga sebanyak 49.479 RT, jumlah
rumah tangga yang dipantau sebanyak 10.270 RT dan jumlah rumah
tangga yang ber-PHBS sebanyak 5..003 atau sebesar 48,7%. Terjadi
penurunan dari tahun 2013 dimana dilaporkan yang telah
melaksanakan pembinaan dan pendataan Rumah Tangga ber PHBS
Jumlah Rumah Tangga yang telah dipantau sebanyak 14.171 RT
Yang telah ber-PHBS sebanyak 8.962 RT atau sebesar 63,2 %.
53
dibina memenuhi syarat sebanyak 28.973 RT atau sebesar 60,27%,
dan jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah sehat sebanyak
56.235 RT atau sebesar 116,99% mengalami peningkatan dari tahun
2013 dimana jumlah Rumah Tangga dibina sebanyak 3.430 RT atau
sebesar 10,64% dan jumlah RT yang dibina memenuhi syarat
sebanyak 3.430 RT atau sebesar 100% sedangkan jumlah rumah
yang memenuhi syarat sebagai rumah sehat yaitu 42.222 RT atau
sebesar 59,20%.
54
4.4.3. Persentase Penyelenggara Ar Minum Memenuhi Syarat
Kesehatan
Air minum yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan menteri
kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan
kualitas air minum pada pasal 3 ayat 1 menjekaskan bahwa “ Air
minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,
mokrobiologis dan radioaktif yang dibuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan”.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab.Mamuju
tahun 2014 bahwa jumlah penyelenggara air minum sebanyak 3
sedangkan jumlah sampel yang diperiksa 16 dan yang memenuhi
syarat (fisik, bakteriologis, kimia) sebanyak 8 atau sebesar 50,00%
dibandingkan tahun 2013 mengalami penurunan dimana tercatat
jumlah penyelenggara air minum sebanyak 47 penyelenggara air
minum.
55
langsung terhadap rendahnya kualitas air, serta dapat menimbulkan
penyakit menular di masyarakat.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab.Mamuju
tahun 2014 Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban
sehat) berjumlah 137.192 atau sebesar 54% mengalami peningkatan
dari tahun 2013 dimana Jumlah penduduk dengan akses sanitasi
layak (jamban sehat) berjumlah 169.562 atau sebesar 50,3%
56
semuanya tidak Memenuhi Syarat Higiene Sanitasi, Mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2013 tercatat jumlah Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat Higiena Sanitasi
sebanyak 162.
B. TPM tidak memenuhi syarat dibina
Berdasarkan laporan Bidang Bidang Promosi kesehatan Dinas
Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2014 tercatat jumlah TPM tidak
memenuhi syarat 311 dari 311 jumlah TPM, dan jumlah seluruh
TPM yang dibina 112 dari 311 jumlah TPM
C. TPM memenuhi syarat diuji petik
Berdasarkan laporan Bidang Bidang Promosi kesehatan Dinas
Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2014 tidak ada data yang tercatat
jumlah TPM memenuhi syarat diuji petik.
57
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
58
buah, dengan kepemilikan Kemenkes 2 buah, dan kepemilikan
Pemerintah Kabupaten sebanyak 25 buah kepemilikan BUMN 1 buah.
59
pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997,
berpengaruh terhadap kinerja posyandu yang turun secara bermakna.
Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan
masyarakat. Menyikapi kondisi tersubut, pemerintah telah mengambil
langkah bijak dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 441.3/1116/SJ/ tanggal 13 Juni 2011 tentang Revitalisasi Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah seluruh posyandu di
Seluruh Indonesia. Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Mamuju
dalam hal Ini Bapak Bupati mengeluarkan Instruksi Bupati Mamuju pada
hari Gerak PKK ke 34 tanggal 17 Februari 2007 untuk Merevitalisasi
Posyandu Di Kabupaten Mamuju.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan tahun 2014 Jumlah
posyandu sebanyak 338 dan yang aktif sebanyak 59 atau sebesar
17,46% mengalami penurunan untuk Tahun 2013 sebanyak 448 buah
(Pratama 207, Madya 138, Purnama 99, Mandiri 4).
300
200
100
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
60
Berdasarkan gambar diatas secara kuantitas, perkembangan
jumlah posyandu sangat menggembirakan terjadi peningkatan setiap
tahunnya. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan
banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana yang belum memadai.
Salah satu bentuk upaya pembinaan Posyandu yang dilakukan
Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju dengan melakukan integrasi/
kerjasama lintas sektor yaitu dengan membentuk 31 Posyandu Binaan
yang diberi nama“SIOLA (Stimulasi Intervensi Optimalisasi Layanan
Anak)”. dimana terdapat kegitan Pelayanan Posyandu, PAUD, Bina
keluarga Balita (BKB) Koperasi Simpan Pinjam (Kredit Usaha). Walaupun
dalam penyelengaraannya masih perlu banyak pembenahan.
5.1.12 UKBM
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa Siaga Aktif atau
Kelurahan Siaga Aktif diselenggarakan melalui berbagai UKBM seperti
Poskesdes dan Posyandu.
a. Jumlah Poskesdes tahun 2014 sebanyak 113 sedangkan tahun 2013
sebanyak buah 173
b. Jumlah Polindes tahun 2013 dan tahun 2014 tidak ada
c. Jumlah Posbindu tahun 2014 sebanyak 15 sedangkan tahun 2013
sebanyak 3 buah
61
5.1.13 Jumlah Desa Siaga
Kabupaten Mamuju Tahun 2014 jumlah Desa/ Kelurahan Siaga 45
dari jumlah 90 desa atau 50%.
62
sebanyak 10 orang (RSUD 9 orang, RS Mitra Manakarra 1 orang) rasio
dokter spesialis terhadap 100.000 penduduk sebesar 2,96%.
Jumlah Dokter Gigi yang ada di wilayah kerja dinas kesehatan Kab.
Mamuju Tahun 2014 sebanyak 13 orang, untuk puskesmas sebanyak 20
orang. Rasio Dokter Gigi terhadap 100.000 penduduk adalah sebesar 5
per 100.000 penduduk, sedangkan Jumlah Dokter Gigi yang ada di
wilayah kerja dinas kesehatan Kab. Mamuju Tahun 2013 sebanyak 23
orang Rasio Dokter Gigi terhadap 100.000 penduduk adalah sebesar
6,82% orang,
63
RSUD Mamuju 1 orang) Rasio tenaga perawat gigi sebesar 3,86 per
100.000 penduduk.
64
Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 23 orang (Puskesmas 17
orang, RSUD Mamuju 5 orang, RS Mitra Manakarra 1 orang Rasio Jumlah
Tenaga Gizi di Kabupaten Mamuju sebesar 6,82% per 100.000 penduduk
5.2.6. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknis Medis dan Fisioterapis di Sarana
Kesehatan
Jumlah Fisoterapis di Kabupaten Mamuju tahun 2014 sebanyak 5
orang dengan rincian Puskesmas 0, RSUD Mamuju 2 orang, RS Mitra
Manakarra 0 orang. Rasio Fisioterapis terhadap 100.000 penduduk
sebesar 2 per 100.000 penduduk, untuk Jumlah Fisoterapis di Kabupaten
65
Mamuju tahun 2013 sebanyak 6 orang dengan rincian Puskesmas 0,
RSUD Mamuju 5 orang, RS Mitra Manakarra 1 orang. Rasio Fisioterapis
terhadap 100.000 penduduk sebesar 1,78 per 100.000 penduduk.
66
Berdasarkan rincian diatas, disebutkan bahwa Total Anggaran
Kesehatan Kabupaten Mamuju dana bersumber APBD dan APBN dimana
sumber dari APBD sebanyak Rp. 82.266.110.950 (DINKES & RSUD
Kabupaten Mamuju), untuk dari APBN sebanyak Rp. 9.535.302.069
Sehingga total Anggaran Kesehatan Kabupaten Mamuju pada tahun 2014
sebanyak Rp. 91.801.413.019,-
Rp70,000,000,000
Rp63,378,401,070
Rp60,000,000,000
Rp30,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp10,000,000,000
Rp-‐
2010
2011
2012
2013
2014
ANGGARAN
67
BAB VI
PENUTUP
Dalam upaya mencapai Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju yaitu Mamuju
Sehat Secara Merata, Bermutu dan Berkeadilan (Maju Serentak) salah satu sarana
yang dapat digunakan adalah dengan melakukan Pelaporan, Pemantauan dan
Evaluasii terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
telah ditetapkan.
Keberhasilan dan kegagalan suatu program tidak terlepas dari kinerja yang baik
dan didukung oleh perencanaan yang baik dan realistis sesuai dengan tujuan sasaran.
Oleh karena itu Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2014 diharapkan
mampu memberikan dan menyajikan data dan informasi kesehatan yang ada di
Wilayah Kabupaten Mamuju untuk kemudian dapat dijadikan acuan dalam membuat
perencanaan khususnya di bidang kesehatan.
A. Hambatan-Hambatan
Adapun hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan selama
Tahun 2014, antara lain :
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi kuantitas maupun
kualitas
2. Masih adanya daerah terpencil yang menyebabkan sulitnya akses pelayanan
terhadap sarana kesehatan.
3. Masih kurangnya partisipasi atau kerjasama lintas sektor terhadap pelaksanaan
kegiatan atau program yang mendukung peningkatan derajat kesehatan
masyarakat
4. Fungsi manajemen yang masih perlu dibenahi secara komprehensif
68
B. Saran
1. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Penyusunan rencana tahunan dilakukan dengan berdasarkan pada kondisi dan
kebutuhan secara lebih realistis dan objectif.
3. Peningkatan kemitraan dengan instansi terkait dan pihak swasta termasuk
Organisasi Kemasyarakatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat
Akhirnya kepada semua pihak kami selalu mengharapkan bimbingan dan
arahan untuk penyempurnaan dari Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2014
dan dapat dijadikan bahan acuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Mamuju.
69
DAFTAR ISI
Halaman
B A B I : PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
B A B II : GAMBARAN UMUM ....................................................................................................... 6
2.1 Keadaan geografis............................................................................................... 6
2.2 Penduduk ............................................................................................................ 7
2.3 Iklim ..................................................................................................................... 8
2.4 Sosial ................................................................................................................. 8
B A B III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN .................................................................................. 12
3.1 Angka kematian (Mortality Rate) ......................................................................... 12
3.1.1 Angka Kematian Neonatal ..................................................................... 12
3.1.2 Angka Kematian Bayi ............................................................................. 13
3.1.3 Angka Kematian Balita ........................................................................... 14
3.1.4 Jumlah Kematian Ibu ............................................................................. 16
3.2 Angka Kesakitan ................................................................................................. 17
3.2.1 CNR Kasus Baru BTA+ .......................................................................... 17
3.2.2 CNR Seluruh Kasus TB ......................................................................... 18
3.2.3 Proporsi Kasus TB Anak 0-14 tahun ...................................................... 18
3.2.4 Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+ .................. 18
3.2.5 Persentase Balita Dengan Pneumonia Ditangani .................................. 19
3.2.6 Jumlah Kasus HIV .................................................................................. 19
3.2.7 Jumlah Kasus AIDS ............................................................................... 20
70
3.2.8 Jumlah Kasus Syphilis ........................................................................... 21
3.2.9 Persentase Infeksi Menular Sexual Diobati ........................................... 21
3.2.10 Darah Donor Deskrining Terhadap HIV ................................................. 21
3.2.11 Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani .................................................. 22
3.2.12 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk ............... 22
3.2.13 Persentase Kasus Baru Kusta Anak Usia 0-14 tahun ............................ 23
3.2.14 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta ........................................ 23
3.2.15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Per 100.000 Penduduk .......... 23
3.2.16 Angka Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk ...................................... 23
3.2.17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat ........................................ 24
3.2.18 Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit “Flaccit
Paralysis” (AFP) per 100.000 Penduduk <15 Tahun ............................. 24
3.2.19 Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) .................................................................................... 25
3.2.20 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000
Penduduk ............................................................................................... 25
3.2.21 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) .............................. 26
3.2.22 Angka Kesakitan Malaria Positif Per 1000 Penduduk ............................ 26
3.2.23 Angka Kematian Malaria ........................................................................ 27
3.2.24 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani ....................................................... 27
3.2.25 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah ................................................... 28
3.2.26 Cakupan Pemeriksaan Obesitas ............................................................ 28
3.2.27 Cakupan Pemeriksaan IVA Positif ......................................................... 29
3.2.28 Cakupan Pemeriksaan CBE Positif ........................................................ 29
3.2.29 Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani <24 jam .................. 30
B A B IV : PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN ............................................................. 31
4.1 Pelayanan Kesehatan .............................................................................................. 31
4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 ........................................................... 31
4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 .......................................................... 31
71
4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan ...................... 32
4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas ........................................................................ 33
4.1.5 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas ......................................... 33
4.1.6 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil dan WUS .......................... 34
4.1.7 Pesentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe ................................. 34
4.1.8 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani ...................................... 35
4.1.9 Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani ........................... 36
4.1.10 Persentase Peserta Kb Aktif menurut Jenis Kontrasepsi ......................... 36
4.1.11 Persentase KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi ..................................... 38
4.1.12 Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah ............................................ 38
4.1.13 Cakupan Kunjungan Neonatal .................................................................. 39
4.1.14 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif ........................................ 39
4.1.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi ....................................................... 40
4.1.16 Cakupan Desa/Kelurahan “Universal Child Imunization” ......................... 40
4.1.17 Persentase Cakupan Imunisasi bayi ......................................................... 42
4.1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita ..................... 43
4.1.19 Cakupan Baduta Ditimbang....................................................................... 44
4.1.20 Baduta Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM) .................................. 44
4.1.21 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita ............................................. 44
4.1.22 Cakupan Balita Ditimbang D/S .................................................................. 45
4.1.23 Balita Berat Badan Dibawah BGM ............................................................ 45
4.1.24 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ..................................... 46
4.1.25 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat...................... 46
4.1.26 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap .................................................. 47
4.1.27 SD/MI Yang Melakukan Sikat Gigi Massal ................................................ 47
4.1.28 SD/MI Yang Mendapat Pelayanan Gigi ..................................................... 47
4.1.29 Murid Sd/MI Diperiksa (UKGS) ................................................................. 47
4.1.30 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) ............................................. 47
4.1.31 Siswa SD Dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi Dan Mulut ............... 48
72
4.1.32 Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut Pada Anak SD Dan Setingkat ....... 48
4.1.33 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila ....................................................... 48
4.2 Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan ................................................................... 49
4.2.1 Cakupan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ............................... 49
4.2.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan,Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan ................................................................................................. 49
4.2.3 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan...... 50
4.2.4 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit .................................................. 50
4.2.5 Bed Accupation Rate (BOR) Di RS ........................................................... 51
4.3 Perilaku Hidup Masyarakat ...................................................................................... 52
4.3.1 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS ..................................................... 52
4.4 Keadaan Lingkungan ............................................................................................... 53
4.4.1 Persentase Rumah Sehat ......................................................................... 53
4.4.2 Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak ........ 54
4.4.3 Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan....... 55
4.4.4 Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Sanitasi Yang Layak
(Jamban Sehat) ........................................................................................ 55
4.4.5 Persentase Desa STBM (Sanitasi Toal Berbasis Masyarakat) ................ 56
4.4.6 Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat ................................................ 56
B A B V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ........................................................................ 58
5.1 SARANA KESEHATAN ........................................................................................... 58
5.1.1 Jumlah Rumah Sakit Umum.................................................................... 58
5.1.2 Jumlah Rumah Sakit Khusus .................................................................. 58
5.1.3 Jumlah Puskesmas Rawat Inap .............................................................. 58
5.1.4 Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap ...................................................... 58
5.1.5 Jumlah Puskesmas Keliling..................................................................... 58
5.1.6 Jumlah Puskesmas Pembantu ................................................................ 59
5.1.7 Jumlah Apotek......................................................................................... 59
5.1.8 Rs Dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 ............................... 59
73
5.1.9 Jumlah Posyandu .................................................................................... 59
5.1.10 Posyandu Aktif ........................................................................................ 61
5.1.11 Rasio Posyandu Per 100 Balita............................................................... 61
5.1.12 UKBM ...................................................................................................... 61
5.1.13 Jumlah Desa Siaga ................................................................................. 62
5.1.14 Persentase Desa Siaga........................................................................... 62
5.2 TENAGA KESEHATAN……………………………………………………………………..62
5.2.1 Jumlah Dan RasioTenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter
Gigi) di Sarana Kesehatan ...................................................................... 62
5.2.2 Jumlah Dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat) Di
Sarana Puskesmas ................................................................................. 63
5.2.3 Jumlah Dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Apoteker, Asisten Apoteker) di
Sarana Kesehatan....................................................................................64
5.2.4 Jumlah Dan Rasio Tenaga Gizi Di Sarana Kesehatan ........................... 64
5.2.5 Jumlah Dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas,
sanitarian) Di Sarana Kesehatan ............................................................ 65
5.2.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Teknis Medis Dan Fisioterapis di Sarana
Kesehatan.................................................................................................65
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN……………………………………………………………….66
5.3.1 Persentase anggaran Kesehatan Kesehatan Dalam APBD
Kabupaten/kota.................................................................................. 66
BAB VI PENUTUP.......................................................................................................................... 68
LAMPIRAN
74
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2014
75