Makalah KMB
Makalah KMB
TINGKAT : II C
SEMESTER : III
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
T. A 2017 / 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah berjudul “Perekaman EKG” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Masohi, 11 september
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari serat-serat
otot jantung secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG sebagai cara
pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik .sejak di
introduksi nya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun
1903 ,galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rekor perangkat
sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt
.perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung
perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke
sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik
mendahului penguncupan sel otot. Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang
begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan
demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada
giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan
bahwa EKG itu walaupun memberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa
salah .
B. Rumusan Masalahan
1. Apa pengertian EKG?
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
4. Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari gelombang
tersebut?
5. Dimana letak sandapan pada EKG?
6. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikanjantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri
atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika,
kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti
"menulis".
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif
khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA
kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah
yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri
dari:
gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering
tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah
(sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05 – 100Hz).
Nilai-nilai EKG Normal
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selalu (-) di lead aVR
2. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang
QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.
a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam
<1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
• Tinggi ; tergantung lead.
• Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
• Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung
jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna
pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:
1. Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III).Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan
potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke
atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda,
yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan
kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan
kaki.Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari
empat kabel elektrode ini aka dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai
berikut.
1. Sadapan I.
sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak ke
sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung
dapat dilihat oleh sadapan I.
2. Sadapan II.
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan
LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh
sadapan II.
3. Sadapan III.
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan
RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh
sadapan III.
2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini
terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial
0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel
seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung
dalam arah vertikal.
1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian
lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak
ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior
jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak
ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung
dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya
kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan
dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode
eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh
dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung
secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel
sebelah kanan).
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6.
Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali,
setelah itu matikan mesin EKG
Perhatian
1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor,
bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan
sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang
ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
DAFTAR PUSTAKA
Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2,
Hipokrates, Jakarta.
PROPOSAL
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social yang
dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan
pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan
diri. Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada
dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan
timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok. Penggunaan kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dalam upaya
pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang.
Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive. Beberapa
keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui
dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan
hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien
dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989). Terapi aktifitas kelompok
sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas
kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam
keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan. Pimpinan kelompok
dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk
mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari
kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat,
dan waktu dan tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
F. Media / Alat
1. Spidol
2. Bola tenis
3. Tape recorder
4. Kaset ”dangdut”
5. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.
G. Setting Tempat
H. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
1. Kriteria Pasien
2. Proses Seleksi
J. Susunan Pelaksanaan
K. Antisipasi Masalah
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1) Spidol
2) Bola tenis
3) Tape recorder
4) Kaset ”dangdut” 5) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.
D. Metode
1) Dinamika kelompok
E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
2) Orientasi
c) Kontrak
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama
panggilan.
(1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu ”Mengenal
Tempat”
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi
Realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama,
panggilan, asal, dan hobi klien lain.
Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama,
pangilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika
klien tidak mampu. Dokumentasi: Dokumentasikan pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien
mampu menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan. Terapi Aktifitas
Kelompok Orientasi Realita
A. Tujuan
5) Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan
WC.
B. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
C. Alat
1) Tape recorder
3) Bola tenis
D. Metode
1) Diskusi kelompok.
2) Orientasi lapangan
E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
2) Orientasi
3) Tahap kerja
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
b) Tindak lanjut
F. Evaluasi
Evaluasi dilakn saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di
evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk Tak Orientasi
Realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat dirumah
sakit.
Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal tempat-tempat
di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda
(X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi:
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti Sesi 2, ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum
mampu. Orientasikan klien dengan tempattempat di ruangan.
Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1) Kalender
2) Jam dinding
3) Tape recorder
5) Bola tenis
D. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik Salam dari terapis kepada klien Terapis dan klien memakai
nama
i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis.
3) Tahap kerja
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
b) Tindak lanjut
(1) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien.
(2) Menyepakati waktu dan tempat.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi
Realitas waktu kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal waktu, hari, tanggal,
bulan, dan tahun.
Prabowo, 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha Medika
Keliat, Budi Ana, 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC