Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“PEREKAMAN EKG”
DOSEN MATA KULIAH: Ns. Usman B. Ohorella, S.Kep,Sp.Kep, MB

DISUSUN OLEH KELOMPOK III


NAMA : 1. INDAH LESTARI
2. HARTINI IPAENIN
3. NURLELA MARASABESSY
4. ZALINA
5. JAMALUDIN A. ELBETAN

TINGKAT : II C
SEMESTER : III

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

T. A 2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah berjudul “Perekaman EKG” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Masohi, 11 september
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari serat-serat
otot jantung secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG sebagai cara
pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik .sejak di
introduksi nya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun
1903 ,galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rekor perangkat
sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt
.perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung
perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke
sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik
mendahului penguncupan sel otot. Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang
begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan
demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada
giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan
bahwa EKG itu walaupun memberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa
salah .

B. Rumusan Masalahan
1. Apa pengertian EKG?
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
4. Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari gelombang
tersebut?
5. Dimana letak sandapan pada EKG?
6. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikanjantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri
atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika,
kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti
"menulis".

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif
khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA
kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah
yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri
dari:

1. SA Node ( Sino-Atrial Node )


Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel
dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls
(rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke
atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai
impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV
Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-
cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari
sel- sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel
akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang
secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.
B. Beberapa tujuan dari penggunaan EKG

1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia


2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan


sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang
yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang
ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan
unipolar.Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan
dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan
kaki.sedangkan, sandapan unipolar Sadapan ini memandang jantung secara
horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah
kanan).Indikasi dari penggunaan EKG

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun,


EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu
kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan
repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung[1]


 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada
infark otot jantung akut [2]
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan
hipokalemia)[3]
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang
berkas kanan dan kiri)[4]
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres
jantung[5]
 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis.
emboli paru atau hipotermia)[3]

C. Macam dan Makna Gelombang EKG


Bentuk Gelombang.
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri
dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U)
sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen
terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.Elektrokardiogram tediri atas sebuah
gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R
dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :
a. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis.
b. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke
bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
c. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan
repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi
positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif.
Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta
serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk
gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua
ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel
menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F.
Sangadji)

Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “ kompleks QRS “


, dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri,
gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya
impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang
Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang benar
benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai
kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.

Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium


mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh
arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum
berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS
adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.

Durasi atau Interval Gelombang


a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah
interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai
interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang interval
ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada. Interval Q-
T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir

gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering
tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah
(sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05 – 100Hz).
Nilai-nilai EKG Normal

1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.

Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selalu (-) di lead aVR

2. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang
QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.

a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam
<1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
• Tinggi ; tergantung lead.
• Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
• Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.

3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel


1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
2. (-) di lead aVR.
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
4. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan
dalam keadaan normal tidak terlihat.

D. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)

Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung
jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna
pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.

Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:
1. Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III).Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan
potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke
atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda,
yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan
kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan
kaki.Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari
empat kabel elektrode ini aka dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai
berikut.

1. Sadapan I.
sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak ke
sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung
dapat dilihat oleh sadapan I.

2. Sadapan II.
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan
LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh
sadapan II.

3. Sadapan III.
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan
RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh
sadapan III.

2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini
terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
 Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial
0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel
seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung
dalam arah vertikal.

1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian
lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak
ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior
jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.

3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak
ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).

Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung
dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya
kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan
dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
 Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode
eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh
dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung
secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel
sebelah kanan).

Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada


mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.
V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

Cara Merekam EKG

1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.


2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik

Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6.
Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali,
setelah itu matikan mesin EKG

4. Rapikan pasien dan alat-alat.


a. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah

5. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian

Perhatian
1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor,
bergerak, batuk dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan
sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang
ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
DAFTAR PUSTAKA

Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.

Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2,
Hipokrates, Jakarta.
PROPOSAL

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita

A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social yang
dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan
pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan
diri. Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada
dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan
timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok. Penggunaan kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dalam upaya
pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang.
Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive. Beberapa
keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui
dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan
hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien
dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989). Terapi aktifitas kelompok
sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas
kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam
keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan. Pimpinan kelompok
dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk
mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari
kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

B. Pengertian TAK Orientasi Realita

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien


bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan
oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan pengertian TAK orientasi realitas
menurut Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan
klien terhadap situasi
nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi
realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri
sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.

C. Tujuan TAK Orientasi Realitas

Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat,
dan waktu dan tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:

1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.

2. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.

3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan


tepat.

D. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : 23 mei 2016


Jam : 08.00 wib
Tempat : di ruang tulip 3

E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
F. Media / Alat
1. Spidol
2. Bola tenis
3. Tape recorder
4. Kaset ”dangdut”
5. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.
G. Setting Tempat

H. Pembagian Tugas

1. Peran Leader

a. Memimpin jalannya kegiatan


b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Peran Co – Leader
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader tentang kegiatan
d. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
3. Peran Observer

a. Mengobservasi jalannya acara


b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
f. Membuat laporan hasil kegiatan
4. Peran Fasilitator

a. Mamfasilitasi jalannya kegiatan


b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok
I. Pasien

1. Kriteria Pasien

a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi)


b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik

2. Proses Seleksi

a. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria


b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
e. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok
f. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok

J. Susunan Pelaksanaan

1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :

a. Leader : Astrid Delawati


b. Co Leader : Irma Ena
c. Fasilitator : Nurhafifah Manilet
d. Observer : Indah Lestari
e. Operator : Astin Nikma Tehuayo
2. Pasien peserta TAKS sebagai berikut :

No Nama Masalah keperawatan


1.
2.
3.
4.
5.

K. Antisipasi Masalah

a. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok


1. Memanggil pasien
2. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain

b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit :

1. Panggil nama pasien


2. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
3. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien
boleh kembali lagi

6. Aktivitas Dan Indikasi TAK Orientasi Realitas Aktivitas


TAK orientasi realitas, dimana aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas
pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK orientasi
realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah
mengenal orang lain, tempat dan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu :
sesi 1: pengenalan orang, sesi 2: pengenalan tempat dan sesi 3: pengenalan waktu
(Keliat dan Akemat, 2005).

Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita

Sesi 1: Pengenalan orang

A. Tujuan

1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat.

2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.

B. Setting

1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2) Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1) Spidol

2) Bola tenis

3) Tape recorder

4) Kaset ”dangdut” 5) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.

D. Metode

1) Dinamika kelompok

2) Diskusi dan tanya jawab

E. Langkah kegiatan

1) Persiapan

a) Memilih klien sesuai dengan indikasi.

b) Membuat kontrak dengan klien.

c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2) Orientasi

a) Salam terapeutik Salam dari terapis kepada klien

b) Evaluasi/validasi Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak

(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang.

(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta


ijin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3)
Tahap kerja
o Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing
klien.
o Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, dan asal.
o Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang dibagikan.
o Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan
diri secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari
terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi.
o Terapis menjelaskan langkah berikutnya: Tape recorder
akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis
dipindahkan dari satu klien ke klien lain. Saat musik
dihentikan, klien yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan nama lengkap;nama panggilan,asal,dan
hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan).
o Terapis memutar tape recorder dan menghentikan. Saat
musik berhenti klien yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,asal, dan
hobi klien yang lain.
o Ulangi langkah (6) sampai semua klien mendapat giliran.
o Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan
klien dengan mengajak klien bertepuk tangan.

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok


b) Tindak lanjut

(1) Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama
panggilan.

c) Kontrak yang akan datang

(1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu ”Mengenal
Tempat”

(2) Menyepakati waktu dan tempat.

B. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi
Realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama,
panggilan, asal, dan hobi klien lain.

C. Kemampuan Memperkenalkan Diri


Kemampuan mengenal orang lain: No Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Menyebutkan nama klien
2. Menyebutkan nama pangilan klien
3. Menyebutkan asal klien lain.
4. Menyebutkan hobi klien lain

Petunjuk:

1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama,
pangilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika
klien tidak mampu. Dokumentasi: Dokumentasikan pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien
mampu menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan. Terapi Aktifitas
Kelompok Orientasi Realita

Sesi 2: pengenalan tempat

A. Tujuan

1) Klien mampu mengenal nama rumah sakit.

2) Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat

3) Klien mampu mengenal kamar tidur.

4) Klien mampu mengenal tempat tidur.

5) Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan
WC.

B. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2) Ruangan tempat perawatan klien

C. Alat

1) Tape recorder

2) Kaset lagu “dangdut”.

3) Bola tenis

D. Metode

1) Diskusi kelompok.

2) Orientasi lapangan

E. Langkah kegiatan

1) Persiapan

a) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK Orientasi Realitas

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

a) Salam terapeutik salam dari terapis kepada klien.

b) Evaluasi dan validasi Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.


Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien lain.

c) Kontrak Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang


biasa dilihat. Menjelaskan aturan main yaitu :
i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis.

ii. Lama kegiatan 45 menit

iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3) Tahap kerja

a) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit,nama ruangan, klien


diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu
menjawab dengan tepat.

b) Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu dangdut,


sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta ke peserta yang lain
searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang
bola tenis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan
tempat klien dirawat.

c) Terapis menyalakan tape recorder , menghentikan lagu,dan meminta klien


yang memegang bola tenis untuk menyebutkan nama ruangan dan nama
rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.

d) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.

e) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi


ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat,
ruang TAK,dan ruangan lainnya.

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b) Tindak lanjut

(1) Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat.


c) Kontrak yang akan datang

(1) Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu mengenal waktu.

(2) Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi

Evaluasi dilakn saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di
evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk Tak Orientasi
Realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat dirumah
sakit.

D. Kemampuan Memperkenalkan Diri


Mengenal tempat di rumah sakit: No Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor perawat.
4. Menyebutkan letak kamar mandi dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Petunjuk:

1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal tempat-tempat
di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda
(X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi:

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

Contoh: klien mengikuti Sesi 2, ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum
mampu. Orientasikan klien dengan tempattempat di ruangan.
Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita

Sesi 3: pengenalan waktu

A. Tujuan

1) Klien dapat mengenal waktu dan tempat

2) Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat.

3) Klien dapat mengenal hari dengan tepat

4) Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

B. Setting

1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2) Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding

C. Alat

1) Kalender

2) Jam dinding

3) Tape recorder

4) Kaset lagu dangdut

5) Bola tenis

D. Metode

1) Diskusi

2) Tanya jawab

E. Langkah kegiatan

1) Persiapan

a) Mengingatkan kontrak dengan klien peserta Sesi 2 TAK orientasi realitas.

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2) Orientasi

a) Salam terapeutik Salam dari terapis kepada klien Terapis dan klien memakai
nama

b) Evaluasi/Validasi Terapis menanyakan perasaan klien saat ini Menanyakan


apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan yang sudah dipelajari
c) Kontrak Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu.
Menjelaskan aturan main yaitu :

i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis.

ii. Lama kegiatan 45 menit

iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3) Tahap kerja

a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan bola


tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik berhenti, klien
yang memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis

c) Terapis menghidupkan musik,dan mematikan musik. Klien mengedarkan bola


tenis secara bergantian searah jarum jam. Saat musik berhenti, klien yang
memegang bola siap menjawab pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan,
tahun, hari, dan jam saat itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien
mendapat giliran.

d) Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberi jawaban tepat

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b) Tindak lanjut

(1) Terapis meminta klien memberi tanda/mengganti kalender setiap hari

c) Kontrak yang akan datang

(1) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien.
(2) Menyepakati waktu dan tempat.

F. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi
Realitas waktu kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal waktu, hari, tanggal,
bulan, dan tahun.

E. Kemampuan Memperkenalkan Diri


Kemampuan mengenal waktu: No Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Menyebutkan jam
2 Menyebutkan hari
3 Menyebutkan tanggal
4 Menyebutkan bulan
5 Menyebutkan tahun Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui waktu,
hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda
(X) jika klien tidak mampu. Dokumentasi: Dokumentasikan kemampuan
yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti Sesi 3, TAK orientasi realitas waktu. Klien mampu
menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan
klien dengan tempat-tempat di ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha Medika
Keliat, Budi Ana, 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai