Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS TEKNIK
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Mengetahui,
Ka. Program Studi Teknik Informatika
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Kerja Praktek
serta dapat menyelesaikan laporannya tepat waktu dan tanpa adanya halangan yang
berarti. Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan apa yang telah kami lakukan
pada saat dilapangan yakni pada kerja Praktek yang beralamat di Jalan Perum YKP IV
Tenggilis Mejoyo Blok KK, Kecamatan Rungkut Surabaya Provinsi Jawa Timur
dimulai dari tanggal 1 Maret 2019 s.d 30 April 2019.
Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus ditempuh dalam
Program Studi Teknik Informatika. Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktek ini
kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktek ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Akhir kata, semoga
penulisan laporan praktek kerja ini bisa diterima dengan baik.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
iv
2.10. Peta Sistem Aplikasi.................................................................................. 16
v
4.5.7. Mockup Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUSTA14) ................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, dan tujuan serta manfaat analisis system informasi pada SMA Negeri
14 Surabaya. Serta penjelasan sistematika penulisan laporan pada kerja praktek ini.
1
2
dapat dilakukan oleh SMAN 14 Surabaya untuk meningkatkan potensi dan sebagai
branding Sekolahan, dapat dilakukan dengan adanya website branding.
Inisiasi website branding ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui
sebuah perencanaan strategis. Website branding didapatkan dari pemetaan aplikasi
sesuai dengan portofolio aplikasi McFarlan. Pemetaan dilakukan dengan
memasukkan kemungkinan aplikasi yang dapat dikembangkan oleh Sekolahanke
dalam empat kuadran yaitu strategic, high potential, key operational, support. Dari
hasil pemetaan aplikasi, rekomendasi pengembangan system informasi
diprioritaskan kepada apilkasi yang high potential yang bisa membantu para murid
dapat mengembangakan niat belajarnya melalui membaca dengan kemudahan
teknologi informasi, tujuannya agar SMAN 14 Surabaya akan menciptakan
kesempatan menjadi Sekolahan terfavorit dimasa mendatang dengan menerapkan
aplikasi yang inovatif yaitu Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUSTA14).
3
Bagi peneliti
1. Dapat melakukan analisis visi misi dan menyusun visi misi yang sesuai
dengan kriteria dari visi misi.
3. Dapat melakukan generating strategy tools (SWOT dan 5’s Forces Porter).
5
6. Dapat menentukan seperti apa nanti aplikasi yang akan dirancang dan
dibuat
Bagi Organisasi
Laporan ini bermanfaat sebagai gambaran mengenai visi misi yang digunakan
saat ini apakah sudah sesuai dengan kriteria visi misi, SWOT organisasi, strategi
organisasi, strategi bagian perpustakaan, ketercapaian kesuksesan, faktor penting
organisasi dan portofolio aplikasi. Selain itu, laporan ini dapat digunakan untuk
menentukan strategi yang dapat diambil untuk dapat bersaing dengan sekolah
lainnya.
Sistematika penulisan pada laporan tugas akhir ini dibagi menjadi Lima bab
sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini, dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan serta manfaat penulisan.
Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori – teori yang digunakan dalam
melakukan analisis visi misi organisasi, analisis kondisi terkini organisasi, analisis
penyusunan strategi organisasi, balance scorecard, key performance indicator,
critical success factor dan portofolio aplikasi.
6
BAB 3 METODOLOGI
Berisikan tentang metode pengambilan data dan analisis yang dilakukan oleh
penulis serta sistematika penulisan.
Bab ini tentang hasil dari analisis visi dan misi SMA Negeri 14 Surabaya,
analisis kondisi terkini SMA Negeri 14 Surabaya dengan menggunakan analisis
SWOT, serta penyusunan strategi untuk SMA Negeri 14 Surabaya menggunakan
SWOT dan 5’s Forces Porter. Pemetaan strategi dengan menggunakan metode
Balance Score Card dan strategi yang sudah dihasilkan, yang selaras dengan visi
misi bagian perpustakaan SMA Negeri 14 Surabaya, ketercapaian kesuksesan,
Critical Success Factor dan portofolio aplikasi juga dijelaskan dalam bab ini.
Merupakan penutup dari laporan analisis yang penulis lakukan dan penarikan
kesimpulan dari hasil pembahasan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai studi literature terhadap teori-teori atau
literature yang mendukung proses analisis kebutuhan pada SMA Negeri 14 Surabaya.
Dimana teori-teori tersebut sebagai pendukung dan pedoman dalam melakukan analisis
yang disajikan dalam tinjauan pustaka sebagai berikut ini.
SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 18 Oktober 1981. Pada saat itu
menempati gedung milik SD Negeri Kedung Baruk Surabaya sampai tahun 1982.
Pada tahun 1983 sampai sekarang secara permanen SMA Negeri 14 Surabaya
menempati gedung sendiri yang beralamat Perum YKP IV Tenggilis Mejoyo Blok
KK Rungkut Surabaya. Pada setiap hari senin dan hari nasional, siswa SMA
yang telah ditetapkan pada tanggal 19 november 2012. Jam masuk pada SMA
Negeri 14 Surabaya dari jam 06.30, apabila terdapat siswa yang terlambat tidak di
ijinkan masuk kecuali siswa tersebut memperoleh ijin dari bagian kesiswaan. Hal
ini diakukan untuk mendidik siswa agar menghargai waktu dan menanamkan sifat
7
8
ilmiah remaja, paskibraka, adiwiyata, beatbox, suffle dance, bola basket, futsal,
bulu tangkis, bola voli, parkour, dll. Jurusan yang dimiliki oleh SMA Negeri 14
Surabaya ada 2 yaitu IPA dan IPS. Untuk pengambilan jurusan tersebut pada saat
2.2. Visi
Pada hakekatnya visi merupakan model masa depan prganisasi yang menjadi
komitmen dan milik bersama seluruh anggota organisasi. Rumusan visi
merupakan kristalisasi dari rumusan tugas satuan organisasi. Visi juga diartikan
sebagai cara pandang jauh ke depan atau gambaran yang menantang tentang
keadaan masa depan ke mana dan bagaimana organisasi diarahkan agar dapat
secara konsisten dan berisi cita-cita serta citra yang ingin diwujudkan
2.2.1. Kriteria Visi
2.3. Misi
Misi merupakan pernyataan tentang fungsi organisasi yang mengarahkan
tujuan organisasi/instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Misi
menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Dengan pengertian lain bahwa misi adalah kegiatan yang harus
dilaksanakan atau fungsi yang diemban oleh suatu organisasi untuk merealisasikan
visi yang telah ditetapkan. Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita organisasi
10
dan seluruh komponen yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang harus
diikuti oleh seluruh komponen organisasi guna mewujudkan tujuan organisasi
2.3.1. Kriteria Misi
Rumusan misi yang baik mempunyai kriteria SMART, yang merupakan
kepanjangan dari specific, measurable, achievable, realistic, dan time bound.
Penjelasan untuk masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai berikut
(Haughey, 2014):
1. Specific, berarti misi didefinisikan dengan baik sehingga dapat
dimengerti oleh semua pihak yang terlibat.
2. Measurable, berarti misi dapat diukur, seberapa jauh
penyelesaiannya dan dimana titik pencapaiannya.
3. Achievable, berarti misi mampu dicapai oleh perusahaan.
4. Realistic, berarti misi mempertimbangkan ketersediaan sumber
daya, pengetahuan, dan waktu.
5. Time bound, berarti misi memiliki jangka waktu yang cukup dan
sesuai.
Pemodelan 5’s Forces Porter dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter.
5’s Forces Porter sendiri merupakan tool yang digunakan untuk melakukan
analisis bagaimana lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh terhadap
pemasaran suatu produk. Tool ini termasuk ke dalam tool yang sederhana tetapi
powerful untuk mengerti situasi dari bisnis yang sedang dijalankan. Selain itu, 5’s
Forces Porter juga membantu untuk mengetahui keunggulan potensi dari
kompetisi saat ini dan yang akan dihadapi kemudian. Sehingga perusahaan dapat
meningkatkan kekuatan, mengantisipasi kelemahan, dan menghindari kesalahan
pengambilan keputusan.
Dalam buku Michael Porter yang berjudul strategi bersaing, disebutkan ada
lima kekuatan bersaing, seperti pada gambar 2 yaitu:
• Customer
• Financial
Strategis
Transaksional
Operasional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
18
BAB IV
a. Social environment
20
21
b. Technology
1. Strength (S):
S1 : Fasilitas sekolah yang representatif dengan kegiatan akademik. Inilah
yang menjadi sarana kegiatan siswa-siswi yang ingin mengembangkan
22
1. Weakness (W) :
W1 : Belum memiliki banyak kerjasama kepada pihak terkait mengenai
pengembangan pendidikan. Salah satu kelemahan dan kekurangan yang
dimiliki Sekolah ini. Namun sekarang sudah menjalin kerjasama dengan
pihak-pihak civitas akademika dengan menerima para mahasiswa yang ingin
23
melaksanakan kerja praktek, dengan seperti ini akan dibuat penelitian dan
akan terbangun relasi yang baik.
W2 : Pengelolaan TI masih kurang. Hal ini dilihat dari perekapan dan
pengelolaan pada devisi perpustakaan, dimana masih memakai aplikasi Ms.
Word dan Ms. Excel, dari hal tersebut perlu pengembangan karena data atau
laporan yang disimpan belum secara realtime.
W3 : SDM guru dan karyawan kurang memahami TI. Inilah yang menjadi
kelemahan internal yaitu karyawan yang kurang memahami dunia teknologi.
2. Opportunity (O):
O1 : Beberapa Universitas di Surabaya salah satunya adalah STIKOM
Surabaya menawarkan program kerjasama dalam pengembangan
pendidikan seperti penggunaan TI.
O2 : Pemerintah Kota Surabaya memiliki program-program yang
mendukung sektor pendidikan di Surabaya. Dan juga bekerjasama dengan
sekolah dari luat negeri yaitu Rotary International.
3. Threat (T):
T1 : Tawaran kerjasama yang didapatkan dari beberapa universitas ada
kemungkinan tidak berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
komunikasi dan diaolog secara resmi dari kedua belah pihak.
T2 : Sekolah Negeri dan Swasta lain lebih memiliki daya saing dalam bidang
akademik. Ini adalah ancaman yang pasti dirasakan juga oleh sekolah-
sekolah lain.
T3 : Munculnya banyak sekolah swasta yang menawarkan konsep lebih
terkini dan image branding yang kuat.
24
STRENGTH WEAKNESS
1) Fasilitas sekolah yang representatif 1) Belum memiliki banyak kerjasama
dengan kegiatan akademik kepada pihak terkait mengenai
pengembangan pendidikan
2) Sekolah SMA Negeri 14 Surabaya ini 2) Pengelolaan TI masih kurang.
memiliki akreditasi A
3) Memiliki program peningkatan kualitas 3) SDM guru dan karyawan kurang
SDM terhadap guru & karyawan yang memahami TI
rutin dijalankan
4) Penanaman nilai budi pekerti &
kerohanian (religious) yang tinggi
terhadap siswa, guru dan karyawan.
5) Menyediakan sarana pembelajaran
ekstra kurikuler yang lengkap untuk
mengembangkan potensi siswa dalam
bidang non-akademik
6) Memiliki prestasi di bidang fungsi
pelestarian lingkungan hidup di
lingkungan sekolah.
7) Memiliki website resmi sekolah. Dari
sini bisa dikembangkan lebih lanjut, apa
saja yang kurang dibidang TI.
1) Beberapa Universitas di Surabaya A. Peningkatan kerjasama dengan D. Peningkatan kualitas kerja guru dan
salah satunya adalah STIKOM pihak eksternal (S2,O1,O2,T1) karyawan (W3,O2)
Surabaya menawarkan program B. Pemanfaatan sistem informasi E. Peningkatan sistem belajar mengajar
OPPORTUNITY
1) Tawaran kerjasama yang didapatkan G. Peningkatan pembinaan mental dan H. Peningkatan pembinaan siswa dalam
dari beberapa universitas ada spiritual bagi siswa (S4,S6) bidang prestasi akademik (O1,T1)
kemungkinan tidak berkelanjutan. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya
komunikasi dan diaolog secara resmi
dari kedua belah pihak.
THREAT
Apa yang penting dari realitas aktivitas pendidikan atau belajar yang
dapat terjadi dalam konteks kegiatan hidup yang beraneka ragam, maka SMA
Negeri 14 Surabaya tidak mungkin mengisolasi dirinya dari kehidupan
masyarakat yang lebih luas. Sekolah sebagai masyarakat kecil untuk
melaksanakan tugas pendidikan atau belajar bagi mereka yang belum siap
melaksanakan peran sosial dalam masyarakat seharusnya dapat membangun
kerjasama atau kemitraan atau kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam
masyarakat. Kemitraan sekolah dengan lembaga-lembaga lain (pihak eksternal)
dalam masyarakat ini dibutuhkan untuk memperkaya hubungan timbal balik
yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) Antara pihak sekolah
dengan lembaga eksternal dalam rangka pencapaian misi tertentu.
Identifikasi 5’s Forces Porter pada SMA Negeri 14 Surabaya tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
THREAT OF SUBSITUTES
SMAN 17 SURABAYA
HOMESCHOOLING
Threat Of Subtitutes
No Variabel Indikator
1 Produk pengganti Ada atau tidaknya produk pengganti
2 Tariff produk pengganti Perbandingan tarif dengan poduk pengganti
3 Pangsa pasar produk Pangsa pasar yang dimiliki oleh produk pengganti
pengganti
Diferensiasi produk
Produk dari pesaing yang telah ada memang telah memiliki diferensiasi
produk, misalnya SMA Negeri dan SMA Swasta yang menawarkan Program
Akselerasi atau Sekolah Berbasis Internasional. Namun, SMA Negeri 14
Surabaya belum memiliki produk tertentu yang membedakan dengan produk
yang ditawarkan oleh pesaing. Sebaliknya, Sekolah Alam Insan Mulia
Surabaya sebagai pendatang baru memiliki diferensiasi produk berupa inovasi
konsep pembelajaran dengan menggunakan alam sebagai sarana.
Biaya beralih
Kebutuhan modal
2. Threat of Substitutes
Produk pengganti
Walaupun homeschooling sudah mulai menarik minat para orang tua siswa,
namun pangsa pasar homeschooling masih sangat terbatas pada kalangan
tertentu saja. Masyarakat secara luas masih kurang familiar dan belum
menerima konsep dari homeschooling.
Informasi produk
Biaya beralih
Seperti yang telah dijelaskan di atas, biaya yang ditawarkan oleh produk
pengganti misalnya homeschooling relatif lebih mahal apabila dibandingkan
dengan biaya sekolah formal seperti SMA Negeri 14 Surabaya. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa biaya untuk melakukan pengalihan ke
produk pengganti besar.
Setelah dianalisis, didapatkan hasil analisis bahwa siswa dan orang tua
siswa tidak memiliki banyak informasi mengenai produk yang ditawarkan
oleh SMA Negeri 14 Surabaya. Hasil analisis kedua yang kami dapatkan
adalah biaya untuk melakukan pengalihan ke produk pengganti besar. Oleh
karena itu, SMA Negeri 14 Surabaya sebaiknya meningkatkan pemahaman
siswa mengenai rencana pembelajaran satu semester ke depan sehingga
mereka mengerti materi apa saja yang akan dipelajari dan kompetensi apa
saja yang ingin dicapai. Selain itu, SMA Negeri 14 Surabaya juga sebaiknya
lebih meningkatkan pembinaan hubungan bisnis dan non-bisnis dengan
orang tua siswa. Dalam hal biaya sekolah, SMA Negeri 14 Surabaya dapat
mengembangkan sistem subsidi silang untuk menarik minat calon siswa
yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Dominasi pemasok
Produk pemasok
Jumlah pesaing
Di Surabaya, terdapat 22 SMA Negeri dan 146 SMA Swasta (Situs Resmi
Pemerintah Kota Surabaya). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah
pesaing SMAN 14 Surabaya banyak.
Diferensiasi produk
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, SMA Negeri dan SMA Swasta
favorit yang menjadi kompetitor SMAN 14 Surabaya kini telah memiliki
diferensiasi produk, misalnya Program Akselerasi atau Sekolah Berbasis
Internasional. Selain itu, sekolah-sekolah tersebut pun telah memiliki fasilitas
yang representatif dan dapat menunjang peningkatan kualitas siswanya dalam
bidang akademik. Sebaliknya, SMAN 14 Surabaya belum memiliki produk
tertentu yang membedakan dengan produk yang ditawarkan oleh kompetitor.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat perbedaan antar produk kompetitor
tinggi.
38
Biaya tetap
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena seperti yang diketahui bahwa
pesaing dari SMA Negeri 14 Surabaya.
4.4. Hasil Generating Strategy Menggunakan SWOT dan 5’s Forces Porter
Berikut merupakan strategi bisnis untuk SMA Negeri 14 Surabaya yang
dihasilkan dengan menggunakan analisis SWOT:
1. Peningkatan kerjasama dengan pihak eksternal.
2. Pemanfaatan sistem informasi pendidikan guna meningkatkan mutu dan
kualitas.
3. Optimalisasi penggunaan fasilitas sekolah, terutama dalam bidang TI untuk
mendungkung pengembangan potensi siswa.
4. Peningkatan kualitas kerja guru dan karyawan.
41
Dari hasil generating strategy dengan menggunakan analisis SWOT dan 5’s
Forces Porter di atas, terdapat beberapa strategi yang memiliki kesamaan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penyatuan antara kedua hasil generating strategy
42
CUSTOMER FINANCIAL
Peningkatan sistem pengolahan perpustakaan yang Optimalisasi penggunaan fasilitas sekolah, terutama
credibilitasnya tinggi. dalam bidang TI untuk menunjang proses belajar
mengajar dan mendukung pengembangan potensi
minat baca siswa
Balance
Score Card
LEARNING & GROWTH
INTERNAL BUSINESS PROCESS
Peningkatan kerjasama dengan pihak eksternal.
Pemanfaatan sistem informasi pendidikan guna
meningkatkan mutu dan kualitas. Peningkatan pembinaan minat baca bagi siswa.
Peningkatan pencitraan positif di mata masyarakat
mengenai program pembelajaran, fasilitas, serta
prestasi yang dimiliki oleh SMA Negeri 14 Surabaya
Peningkatan kualitas pembinaan siswa dalam bidang
prestasi akademik sehingga dapat bersaing dengan
SMA Negeri dan SMA Swasta favorit di Surabaya
CUSTOMER FINANCIAL
Peningkatan
kompetensi karyawan
internal bagian sarana
dan prasarana
47
Perspektif Customer
Tujuan Measure Target Action CSF Inisiatife Strategi Strategi Strategi
Startegi Jangka Jangka Jangka
Pendek Menengah Panjang
1. Peningkatan • Jumlah • Dapat • Membuat • Pengkajian Menerapkan Meningkatkan Meningkatkan
sistem pengunjung menjadikan survei layanan system kebutuhan layanan yang
pengolahan • Volume para murid kepuasan system antrean system dan dapat diakses
perpustakaan transaksi gemar pengunjung perlu pengunjung Melakukan dari mana
yang membaca • Mengevaluasi ditingkatkan maintenance saja.
credibilitasnya • Meningkatkan secara • Pemenuhan
tinggi. jumlah murid berkala kebutuhan
untuk gemar pengunjung
membaca
49
oleh devisi perpustakaan, selain itu system ini dapat efektif dalam
transaksi peminjaman dan pengembalian buku, dan dapat mendolah data
siswa-siwi secara eksport melalui Ms. Excel, dan juga kemudahan saat
melakukan perekapan pelaporan dengan system ini dapat menjadikan
waktu lebih efisien, jadi waktu lebih berguna untuk kegiatan lain.
60
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dalam melakukan penyusunan strategi devisi, dapat dilakukan cascading
atau penurunan dari strategi Sekolahan yang dimiliki relevansi dengan devisi
tersebut. Cascading Balanced Scorecard akan menghasilkan functional scorecard
dimana perspektif financial sejajar dengan perspektif customer karena aspek
financial bukan merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh devisi.
Berdasarkan strategi SMA Negeri 14 Surabaya yaitu “Optimalisasi
penggunaan fasilitas sekolah, terutama dalam bidang TI” dan dari hasil analisis
SWOT dan 5’s Force Porter maka direkomendasikan untuk Sekolahan SMA
Negeri 14 Surabaya untuk menggunakan aplikasi-aplikasi berikut, Marketing
Information Sistem (MIS), Web Based Branding SMAN 14 Surabaya, Knowledge
Management Sistem (KMS), Office Automation Sistem (OAS), Finance and
Human Resource Information Sistem module attendance and payroll, Sistem
Informasi Perpustakaan SMAN 14 Surabaya (SIPUSTA14).
5.2. Saran
Untuk pengembangan laporan kerja praktek ini ke depan diharapkan adanya
lebih banyak referensi yang mendukung dasar teori. Dalam melakukan
pengambilan data pun sebaiknya tidak hanya dilakukan melalui observasi dan
wawancara saja, namun juga dapat menggunakan kuesioner sehingga data yang
didapatkan lebih akurat.
64
65
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved Maret 2014, from Situs Resmi Pemerintah Kota Surabaya:
http://www.surabaya.go.id/
Afandy, a., Ghozali, K., & Artwodini, F. (n.d.). Perencanaan Portofolio Aplikasi PT. XYZ Unit
Otonom ABC. 5.
Friesner, T. (2010). History of SWOT Analysis. Retrieved Maret 2014, from Marketing
Teacher: http://www.marketingteacher.com/swot/history-of-swot.html
Porter, M. (1980). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors.
New York: Free Press.
Ward, J., & Peppard, J. (2002). Strategic Planning for Information Systems.
Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja: Konsep Desain dan Teknik Meningkatkan Daya
Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Friesner, T. (2010). History of SWOT Analysis. Retrieved Maret 2014, from Marketing
Teacher: http://www.marketingteacher.com/swot/history-of-swot.html
http://e-journal.uajy.ac.id/6830/2/TF106596.pdf
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP17-2010Lengkap.pdf
LAMPIRAN
DOKUMENTASI SURVEI DAN PRESENTASI
1. Dokumentasi Survei Lapangan
2. Dokumentasi Peresentasi Progress