BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA - PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Bagus Ramadhony 5190711023 (2019)
Krisna Adi Suryadarma 5190711029 (2019)
Noor Azizah Azmah 5190711022 (2019)
Jian Nurdwiyati 5190711049 (2019)
Menyetujui,
Dosen Mata Kuliah Energi Terbarukan Ketua Pelaksanaan
Kegiatan
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya
terusmeningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola
konsumsienergi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sedangkan energi fosil
yang selama inimerupakan sumber energi utama ketersediaannya sangat terbatas
dan terus menipis.Proses alam memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat
kembali menyediakanenergi fosil ini.
Menurut Blueprint Pengelolaan Energi Nasional yang dikeluarkan oleh
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005,
cadanganminyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan
habis dalam kurunwaktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada tahun
tersebut. Sedangkan gasdiperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan
batubara 147 tahun, sepertiyang diperlihatkan tabel 1.1 di bawah ini.
Banyak sumber daya alam terbarukan yang ada di Indonesia yang belum
dimanfaatkan secara optimal seperti energi angin, energi air, energi surya dan
lainnya. Pemanfaatan energi terbarukan dapat mencegah terjadinya kenaikan
jumlah karbon dioksida atau CO2 pada lapisan atmosfer yang menyebabkan
pemanasan
global. Pada sebuah surat kabar The Atjeh Post pada Rabu 1 Juni 2011,
”International Energy Agency (IEA) mengungkapkan bahwa kenaikan emisi
karbondioksida CO2 pada tahun 2010 sebesar 1.6 gigaton (Gt), saat
diakumulasikan
kenaikan karbondioksida di tahun 2010 menjadi 30.6 Gt, Nicholas Stern dari
1
London School of Economics bahkan mengklaim, jika hal ini terus berlangsung
pada 2100, suhu Bumi akan naik 4 derajat Celcius”.
Penggunaan tenaga angin hanya 1% dari total produksi listrik dunia
(2005). Jerman merupakan produsen terbesar tenaga angin dengan 32% dari total
kapasitas dunia pada 2005; targetnya pada 2010, energi terbarui akan memenuhi
12,5% kebutuhan listrik Jerman. Jerman memiliki 16.000 turbin angin,
kebanyakan terletak di utara negara tersebut - termasuk tiga terbesar dunia, dibuat
oleh perusahaan Enercon (4,5 MW), Multibrid (5 MW) dan Repower (5 MW).
Provinsi Schleswig-Holstein Jerman menghasilkan 25% listriknya dari turbin
angin.
Kapasitas Tenaga Angin yang Terpasang (Akhir Tahun)
Urutan Negara 2004 2005
01 Jerman 18.428 16.629
02 Spanyol 10.027 8.263
03 AS 9.149 6.725
04 India 4.430 3.000
05 Denmar 3.128 3.124
06 Italia 1.717 1.265
07 Britani Raya 1.353 888
08 China 1.260 764
09 Belanda 1.129 1.078
10 Jepang 1.040 896
Total Dunia 51.571 4.555
Angin di kawasan wilayah Indonesia mempunyai kecepatan dan arah
yang selalu berubah-ubah. Menurut Karwono (2008), pada turbin angin poros
horisontal pemanfaatan nya harus diarahkan sesuai dengan
arah angin yang paling tinggi kecepatannya.
Ridho Hantoro, I.K.A.P. Utama, Erwandi, Aries Sulisetyono (2009)
melakukan penelitian ketidak stabilan gaya dan interaksi fluida-struktur pada
turbin sumbu vertikal untuk pembangkit energi arus laut, dengan hasil Simulasi
dilakukan dengan menggunakan foil jenis NACA 0018 tanpa puntiran (twist)
mengindikasikan adanya fluktuasi gaya yang harmonik selama turbin berotasi
penuh 360 derajat, terdapat fenomena munculnya dua pola fluktuasi dari resultan
gaya yang
dihasilkan. perbandingan nilai koefisien gaya seret (Cd) dan Koefisien gaya angka
t (Cl)dilakukan pada sudut serang 0-90 derajat dan memberikan nilai kesalahan
maksimum
6% untuk Cl dan 7% untuk Cd. Dinamika perubahan gaya disimulasikan
2
dalaminterval 5 derajat dan menggunakan variasi kecepatan upstream dengan nilai
1 m/s, 2m/s, dan 3 m/s.
Penelitian Moch. Arif Afifuddin (2010), mengenai performansi turbin
angina vertical axis. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa semakin
panjang lengan turbin maka semakin semakin kecil putarannya namun nilai
torsinya semakin besar dengan turbin angin sumbu vertikal tipe Savonious.
Konstruksi turbin angina Vertical Axis yang dapat memanfaatkan potensi
angin dari segala arah, konstruksi sederhana, dan tidak memerlukan
tempat pemasangan yang begitu luas serta menghasilkan momen yang
besar merupakan suatu pertimbangan penulis dalam memilih jenis turbin
angin ini. Hal inilah yang membuat penulis ingin melakukan analisa pada
turbin angin yang dapat digunakan pada kondisi tersebut yaitu dengan
mengembangkan turbin angina Vertical Axis.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengetahui
karakteristik daya dan efisiensi turbin angina Vertical Axis dua tingkat dengan
jumlah blade masing-masing tingkat tiga skala rumah tangga di lapangan ?
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan, penelitian dibuat batasan-batasan, antara lain:
1. Turbin angin sumbu vertical yang digunakan mengadopsi turbin angina
verticalaxis tipe Darieus type-H.
2. Jenis Blade.
3. Perhitungan kekuatan material turbin, seperti kekuatan rangka, rotor, dan
bearingdiabaikan.
4. Variasi sudut pitch blade yang digunakan adalah 0,15 o, 20 o, 25 o, 30 o.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik daya
danefisiensi turbin angina vertical axis dengan jumlah tiga blade dengan optimum.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi
penulissendiri, bagi para pembaca atau pihak – pihak yang berkepentingan.
Manfaat penelitian ini yaitu:
1. Penguasaan teknologi turbin angin sumbu vertical sebagai media pemanfaatan
anginsebagai sumber energy.
2. Teknologi tepat guna turbin angin dari penelitian dapat digunakan sebagai
alat peraga untuk menunjang perkuliahan Mesin Konversi Energi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi
ketekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh
perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar
matahari. Karena bergerak angin memiliki energi kinetik. Energi angin dapat
dikonversi atau ditransferke dalam bentuk energi lain seperti listrik atau
mekanik dengan menggunakan kinciratau turbin angin. Oleh karena itu, kincir
atau turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (Saiful,
2008).
a. Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat di dunia saat ini adalah
energi angin. Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat
fleksibel.Energi angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya
pemompaan air untuk irigasi, pembangkit listrik, pengering atau pencacah hasil
panen, aerasi tambakikan/udang, pendingin ikan pada perahu-perahu nelayan dan
lain-lain. Selain itu, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana-
mana, baik di daerah landau maupun dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di
laut, berbeda halnya dengan energi air (Daryanto, 2007).
2.2 Turbin Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomopdasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda dan negara-
negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Turbin angin dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan arah sumbu:
1. Turbin Angin Horizontal Axis
Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin yang sumbu
rotasirotornya paralel terhadap permukaan tanah. Turbin angin sumbu horizontal
memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara dan diarahkan
menuju dari arah datangnya angin untuk dapat memanfaatkan energi angin. Rotort
urbin angin kecil diarahkan menuju dari arah datangnya angin dengan pengaturan
baling – baling angin sederhana sedangkan turbin angin besar umumnya
menggunakan sensor angin dan motor yang mengubah rotor turbin
mengarah padaangin. Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin angin
sumbu horizontal mengalami gaya lift dan gaya drag, namun gaya lift jauh lebih
besar dari gaya drag sehingga rotor turbin ini lebih dikenal dengan rotor turbin
tipe lift, seperti terlihat pada gambar:
4
Gambar 2.2 Gaya Aerodinamis rotor turbin angin ketika dilalui aliran udara
Turbin angin jenis upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya
angin sedangkan turbin angin jenis downwind memiliki rotor yang
membelakangi/ menurut jurusan arah angina.
5
Gambar 2.5 Turbin angin jenis upwind dan downwind
6
aerodinamik rotor yang digunakan, turbin angin sumbuvertikal dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a) Turbin angin DarrieusTurbin angin Darrieus pada umumnya dikenal sebagai
turbin eggbeater .Turbin angin Darrieus pertama kali ditemukan oleh Georges
Darrieus pada tahun
1931. Turbin angin Darrieus merupakan turbin angin yang menggunakan prinsip
aerodinamik dengan memanfaatkan gaya lift pada airfoil dalam mengekstrak
energy angin.
Turbin Darrieus memiliki torsi rotor yang rendah tetapi putarannya lebih
tinggidibanding dengan turbin angin Savonius sehingga lebih diutamakan untukm
enghasilkan energi listrik. Namun turbin ini membutuhkan energi awal untuk
mulai berputar. Rotor turbin angin Darrieus pada umumnya
memiliki variasi sudu yaitu duaatau tiga sudu. Modifikasi rotor turbin angin
Darrieus disebut dengan turbin angin H.
7
C. Airfoil
Sudu-sudu rotor turbin seringkali berpenampang airfoil tetapi
adakalanyasudu ini terbuat dari plat lengkung atau sudu layar yang
merupakanpenyederhanaan dari bentuk propeller.NACA
(National Advisory Committe for Aeronautics) merupakan standar
dalam perancangan suatu airfoil. Perancangan airfoil pada dasarnya
bersifat khusus dan dibuat menurut selera serta sesuai dengan kebutuhan dari
pesawat yang akan dibuat
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah tentang metodologi yang berkaitan dengan
penelitian yang penelitilakukan, antara lain:
9
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2007. Kajian Potensi angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
BalaiPPTAGG-UPT-LAGG. Yogyakarta. 5 April.
Hermawan. 2010. Unjuk Kerja Model Turbin Angin Poros Vertikal Tipe Savonius
Dengan Variasi Jumlah Sudu Dan Variasi Posisi Sudut Turbin. Univesitas Gadjah
Mada.Yogyakarta.
10