Anda di halaman 1dari 10

GEOGRAFI PARIWISATA

“Analisis SWOT (Taman Nasional Aketajawe Lolobata)”

Dosen : Muslim Fadel, S.S,.M.Sc

OLEH :

Nama : Fitri Ruslan

Npm : 06361711004

Prodi : Usaha Perjalanan Wisata (UPW)

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017/2018
Analisis SWOT Pengembangan Destinasi Pariwisata Kawasan
Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Latar Belakang

Kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, yang terdiri atas sumber daya
alam hewani, sumber daya alam nabati beserta ekosistemnya ataupun gejala keunikan alam
dan/atau keindahan alam lainnya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan anugerah
yang tak ternilai harganya. Potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya tersebut perlu
dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat melalui upaya
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga tercapai keseimbangan
antara perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari. Paradigma baru dalam
pemanfaatan kawasan hutan yang berbasis sumber daya hutan telah membuka peluang besar
bagi pemanfaatn jasa lingkungan hutan yang selam ini dapat dikatakan lebih banyak
terabaikan.

Pengembangan pariwisata alam di kawasan taman nasional aketajawe lolobata akan


memberikan dampak positif dalam menciptakan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha, peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan negara dan
pemasukan devisa. Selain itu, dapat pula meningkatkan rasa cinta tanah air dan budaya
bangsa, pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah serta meningkatkan ketahanan
nasional. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka taman nasional
yang memiliki keunikan alam, keindahan alam, dll. Sangat potensial untuk dikembangkan
sebagai obyek dan dayatarik wisata alam, disamping sebagai wahana penelitian, pendidikan,
dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agar obyek dan daya tarik wisata alam tersebut dapat
dimanfaatkan secara nyata, diperlukan arahan dan pedoman yang bersifat komprehensif
dalam perkembangannya.

Dalam rangka mewujudkan pengembangan pemanfaatan jasa wisata alam secara


lestari di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata, diperlukan upaya strategis yang
terprogram dan terstruktur. Untuk itulah kemudian diperlukan adanya rencana pengembangan
pariwisata alam yang merupakan pedoman dan arahan dalam pengembangan pariwisata alam
di kawasan yang antara lain memuat tentang rencana pengembangan pariwisata alam di zona-
zona pemanfaatan taman nasional yang berupa analisis SWOT. Analisis SWOT dalam
menganalisa pengembangan destinasi wisata inilah yang akan saya bahas dalam tulisan ini.
diharapkan dengan analisa SWOT bisa memberikan masukan dan rencana strategis bagi
pengembangan Taman Nasional Aketajawe Lolobata.

Beberapa jenis atraksi wisata berbasis alam yang dapat dikembangkan :

1. Health tourism

Dengan memanfaatkan kondisi aktual alami, pariwisata kesehatan dapat


dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata berbasis alam.

2. Adventure tourism

Jenis wisata ini menawarkan aktivitas wisata yang mengandung resiko dan aktivitas
fisik yang tinggi, tetapi tidak membahayakan pengunjung. Aktivitas yang terkait
dengan pariwisata petualangan diantaranya adalah , hiking di alam bebas, dan lain-
lain.

3. Ecotourism

Aktivitas utama yang ditawarkan oleh kegiatan ekowisata adalah aktivitas yang
berkaitan dengan alam dengan mempertimbangkan kelestarian alam dan lingkungan.

Konsep pengembangan pariwisata di wilayah konservasi memerlukan suatu


pendekatan khusus yang membedakannya dengan pengembangan pariwisata di wilayah lain.
Taman Nasional merupakan kawasan dengan tujuan pengelolaan sebagai daerah konservasi,
oleh karena itu dalam pembentukan konsep rencana pengembangan pariwisatanya, aspek
konservasi haruslah menjadi paradigma utama.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang


pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya,
dan Taman Wisata Alam; pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut. Sementara dalam undang-undang RI No. 5 tahun 1990 tentang
konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya, dinyatakan bahwa taman nasional
merupakan salah satu bentuk kawasan pelestarian alam.

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Sterngth) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threaths).

Analisa SWOT terbagi atas empat komponen :

1. S= Strength = Situasi atau kondis yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program
pada saat ini.

2. W=Weakness= situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau
program pada saat ini

3. O= Opportunity= situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.

4. T= Threat= situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

Analisis SWOT memberikan suatu “pandangan dasar” tentang analisis kondisi situasi
yang dihadapi sehingga bisa didapatkan strategi yang tepat dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu. Analisis SWOT menjabarkan secara rinci aspek-aspek yang menjadi kekuatan
(strengtha), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan tantangan (threat) rencana
pengembangan kawasan Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata, meliputi jenis dan daya tarik
(atraksi), ketersediaan amenitas (sarana-prasarana), dan dukungan aksesibilitas.
Pembahasan

1. Deskripsi Kawasan

Secara administrasi pemerintahan, kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata


terletak di Desa Koli, Kecamatan Oba, Kepulauan Tidore.

Pada kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata memiliki banyak antraksi wisata
di antaranya adalah burung bidadari, air terjun laki-laki, air terjun perempuan, air terjun
bidadari.

Beragam jenis kegiatan wisata dapat dilakukan di dalam kawasan Taman Nasional
aketajawe. Aktifitas wisata yang telah lama berlangsung dan ramai dikunjungi oleh
wisatawan adalah tempat pengamatan burung bidadari dan Air Terjun laki-laki.

Terdapat juga kawasan Pattunuang Asue juga dapat dilakukan aktifitas wisata yang
beragam, mulai dari wisata tirta sampai dengan pengamatan satwa unik. hacking dapat juga
dilakukan pada kawasan hutan tayawi.

2. Analsis SWOT Kawasan

Analisis SWOT kawasan dilakukan untuk menemukenali faktor-faktor kekuatan,


kelemahan, dan peluang serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan.

1. Kekuatan

1. Dukungan dari pemerintah melalui eksistensi kementerian Kehutanan, Balai Taman


Nasional Aketajawe Lolobata, serta perangkat yang ada dibawahnya.
2. Perangkat peraturan perundang-undangan serta kebijakan Pemerintah Indonesia yang
terkait dengan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta
lingkungan hidup.
3. Perangkat kebijakan internasional yang terkait dengan konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistem serta lingkungan hidup.
4. Potensi kawasan Taman Nasional Aketajawe yang merupakan ekosistem unik serta
keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.
5. Ketersediaan sumber daya manusia
6. Memiliki daya tarik wisata alam yang lengkap, seperti: aneka ragam jenis Burung-
burung, air terjun, sungai untuk bermain, pegunungan dan hutan alam
7. Memiliki beragam atraksi wisata seperti: burung bidadari, air terjun laki-laki dan suku
togutil
8. Memiliki daya tarik buatan seperti Bendungan dan Resort
9. Aksesibilitas yang mudah dari Kota Ternate, Sofifi, Desa Koli
10. Status lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya

2. Kendala (Weaknessess)

1. Sistem birokrasi yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi


2. Masih lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi yang lemah antar berbagai sektor
4. Kekurangan sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi dan perlindungan
terhadap kawasan.
5. Masih banyak potensi pariwisata didalam kawasan yang belum dieksplorasi
6. Bentang lahan di kawasan taman nasional aketajawe sebagian besar adalah kawasan
karst menyebabkan sulitnya aksesibilitas di dalam kawasan
7. SWAT{SANGGAR WISATA ALAM TAYAWI} pemda, dan masyarakat sekitar yg
bekerja sama dalam melestarikan dan mengembangkan taman nasinoal aketajawe
lolobata.

3. Peluang (Opportunities)

1. Komitmen para penentu kebijakan di tingkat nasional dan regional terhadap


pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
2. Komitmen dan dukungan masyarakat nasional terhadap lingkungan dan pelestarian
sumber daya alam.
3. Dukungan lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal terhadap pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan
4. Potensi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang unik, langka, dan bernilai
ekonomi tinggi serta tingginya minat masyarakat lokal dan manca negara.
5. Peluang investasi ke kawasan konservasi dalam rangka pengembangan wisata alam.
6. Tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata
7. Tingginya minat wisatawan untuk melihat satwa yang terdapat dikawasan ini
8. Perkembangan pariwisata yang memerlukan wadah dan kegiatan wisata yang akan
terus menunjukkan peningkatan

4. Ancaman (Threats)

1. Masih tingginya tingkat kerawanan kawasan, baik dari aktifitas penebangan liar dan
perdagangan kayu illegal, perambahan kawasan, kebakaran hutan dan kegiatan
pertambangan tanpa izin.
2. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di sekitar kawasan
3. Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung pada ketersediaan
sumber daya alam di dalam kawasan {suku togutil}
4. Daya dukung lingkungan yang terbatas untuk akumulasi kegiatan wisata yang lebih
besar, yang akan berdampak pada penurunan kualitas fisik lingkungan alam dan daya
tarik obyek wisata itu sendiri
5. Keberadaan habitat satwa dari ancaman kepunahan

3. Penyusunan Strategi

o Strategi Kekuatan dan Peluang (SO)

1) Pengembangan kawasan Taman Nasional aketajawe lolobta diarahkan dengan brand


image “The Kingdom of the angels bird”

2) Pengembangan kawasan Taman Nasional aketajawe lolobata sebagai kawasan wisata


minat khusus

3) Khusus untuk Taman Wisata Alam tayawi aketajawe lolobata bisa dikembangkan
sebagai kawasan wisata massal dengan atraksi kegiatan yang beraneka ragam (wisata
tracking, outbound, pengamatan burung bidadari)

4) Peningkatan pelaksanaan kerjasama, koordinasi serta keterpaduan antar instansi terkait,


pengusaha pelaksanaa dan masyrakat dalam memanfaatkan potensi wisata daerah

5) Pemberian kemudahan bagi investor agar berminat menanamkan modalnya pada daerah
kawasan yang telah dan akan dijadikan sebgai kawasan wisata
o Strategi Kelemahan-Peluang (WO)

1) Pengembangan subsidi silang bagi kegiatan wisata sekawasan

2) Pengembangan paket wisata khusus segmen wisatawan asing

3) Pengembangan bauran promosi khusus produk-produk pariwisata daerah

4) Penyebarluasan informasi tentang kawasan Taman Nasional aketajawe lolobata melalui


promosi terpadu

5) Peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata dan optimalisasi pelaksanaan tugas


pembinaan kepariwisataan terhadap masyarakat melalui kerjasama dengan instansi terkait

6) Peningkatan program kerja dan kegiatan melalui dukungan instansi terkait

o Startegi Kekuatan-Ancaman (ST)

1) Pengembangan kesadaran masyarakat tentang wisata nusantara

2) Peningkatan keterampilan dan daya inovasi pelaku usaha wisata dalam negeri

3) Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pembinaan yang berkesinambungan.

4) Pembentukan kelompok masyarakat sadar wisata dan sadar lingkungan bekerja sama
dengan instansi terkait untuk kepentingan pelestarian lingkungan

5) Peningkatan kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan untuk mendorong


tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kepariwisataan.

o Strategi Kelemahan – Ancaman (WT)

1. Peningkatan peran Pemda dan instansi terkait untuk mendukung usaha pariwisata di
daerah dalam menjaring wisnus
2. Pengembangan pariwisata budaya sebagai salah satu daya tarik wisata
3. Pengembangan kewirausahaan di bidang pariwisata bagi masyarakat lokal
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi dalam upaya pengembangan pariwisata
5. Penyempurnaan sarana kerja terutama sarana dan prasarana penunjang kepariwistaan
dalam upaya pelayanan prima
6. Penyusunan program dan kegiatan yang berbasis masyarakat dalam rangka
mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat di bidang pariwisata.

Penutup

Kesimpulan

Dalam pengembangan destinasi pariwisata Taman Nasional aketajawe lolobata


memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan selanjutnya menjadi destinasi utama
pariwisata di kawasan Indonesia Timur pada umumnya dan Provinsi maluku utara pada
khususnya. Sesuai dengan analisis SWOT yang saya gunakan pada tulisan ini maka dengan
mengusung branding “The Kingdom of angels bird” ini bisa menjadi magnet untuk menarik
wisatawan luar negeri. Dengan meningkatnya minat pada destinasi wisata special interest
maka objek destinasi ini bisa menjadi pilihan bagi para wisatawan yang mencari something
different. Diperlukan kerjasama dengan oleh seluruh stakeholders yang terlibat dalam
merencanakan, mempromosikan, mengelola dan menjaga Taman Nasional aketajawe
lolobata.

Saran

1. Peningkatan pelaksanaan kerjasama, koordinasi serta keterpaduan antar instansi


terkait, pengusaha pelaksanaa dan masyarakat dalam memanfaatkan potensi wisata
daerah
2. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pembinaan yang berkesinambungan.
3. Pemberian kemudahan bagi investor agar berminat menanamkan modalnya pada
daerah kawasan yang telah dan akan dijadikan sebgai kawasan wisata.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai