Disusunoleh :
Nim : 62019040049
1. Pengertian
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan (Suherni, 2009).
Masa Nifas (puerpurium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir
ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil,berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amru Sofian, 2012).
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau
seksio sesaria adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam
rahim (Mochtar,2012).
2. Jenis-jenis operasi SC
Menurut Nurarif dan Kusuma 2013 ada beberapa jenis section caesaria, yaitu :
a. Sectio caesarea transperitonealis
Adalah insisi di segmen bawah uterus, insisi pada bawah rahim, bias
dengan teknik melintang atau memanjang
b. Sectio caesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, section caesarea dapat dilakukan
sebagai berikut :
1) Sayatan memanjang (longitudinal)
2) Sayatan melintang (transversal)
3) Sayatan huruf T (T-incision)
c. Sectio caesarea klasik (Corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira sepanjang 10 cm.
d. Sectio caesarea ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintanng konkaf pada segmen
bawah rahim kira-kira sepanjang 10 cm.
Periode pasca partum ialah masa enam minggu setelah bayi lahir sampai
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil . Periode ini
kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan. Immediate
post partum –> Berlangsung dlm 24 jam pertama, Early post partum–
>Berlangsung sampai minggu pertama, Late post partum –> Berlangsung
sampai masa post partum berakhir.
Lunak
6. Etiologi
Menurut Manuaba 2009 ada beberapa factor yang menyebabkan dilakukan
section caesarea, yaitu :
a. Faktor ibu
1) Usia
2) CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)
3) PEB (Pre-Eklamsi Berat)
4) KPD (Ketuban Pecah Dini)
5) Infertil primer dan sekunder
b. Faktor janin
1) Bayi besar
2) Bayi kembar
3) Letak sungsang
c. Faktor plasenta
1) Plasenta previa
2) Solution plasenta
7. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif dan Kusuma 2013 beberapa tanda dan gejala section caesarea,
yaitu :
a. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
b. Panggul sempit
c. Partus lama
d. Partus tak maju
e. Pre-eklamsia
f. Letak sungsang
8. Komplikasi
Menurut Mochtar R 2015 komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan
section caesarea adalah :
a. Infeksi puerperal (nifas)
b. Perdarahan
c. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang
9. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas
500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia
jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah
gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan
mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk
oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya
sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena
itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat
regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya
terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir
dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin
bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap
tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga
mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan
terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian
diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari
mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di
lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka
pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa
endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan
pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2009).
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Saifudin, 2009 adalah :
a. Letakkan pasien dalam posisi pemulihan
b. Mobilisasi
c. Perawatan luka post SC
d. Pemberian antibiotik
3. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri
dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang
lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.
Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
4. Pathway (Carpenito,2009)
Hidramion, janin Plasenta previa, Panggul sempit, Gimeli Lilitan tali
kecil (prematur), tumor pelvis hidrosefalus (kehamilan pusat/ tali pusat
multipara ganda) pendek
Letak Sungsang
Sectio Caesarea
Perubahan fisiologis
(Carpenito,2009)
Pada Bayi :
Persalinan lama
Gangguan suplai O2 +
nutrisi ke plasenta
menurun
Hipoksia intra uteri
Fetal distress
Resiko gawat janin
Kematian janin
(Carpenito,2009)
5. Manifestasi Klinis
7. Penatalaksanaan
a. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak
sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG,
maka dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu.
Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan
karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan
setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar
dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi
luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus
dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul
sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa.
9. Komplikasi
a. Dari faktor ibu:
1) Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
2) Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
3) Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
b. Dari faktor bayi:
1) Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial,
perdarahanalat-alat vital intra-abdominal.
2) Infeksi karena manipulasi
3) Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian
leher,rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis
danfasialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata, trauma
langsung alat-alatvital (mata, telinga, mulut), asfiksisa sampai lahir
mati.