Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

MASA NIFAS BENDUNGAN ASI PADA NY. “R”


DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Disusun oleh :
AMALLIYA
NIM : 12.002

AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA KEDIRI


TAHUN 2015
LAPORAN PENDAHULUAN
BENDUNGAN ASI

I. PENGERTIAN
Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama nifas
yaitu 6-8 minggu (Mochtar, R., 2008).
Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Scott,
R.J., 2010).
Puerperium adalah masa mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh genitalia baru pulih
kembali seperti sebelum hamil yaitu dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo,
S., 2006).

II. PEMBAGIAN NIFAS


1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium internal yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila sebelum hamil atau waktu persalinan
memiliki komplikasi , dimana waktu untuk sehat sempurna bias
berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

III. PENGERTIAN BENDUNGAN ASI


 Bendungan ASI adalah peningkatan veln da dan limfe pada payudara
dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi (Maternal Neonatus
2002).
 Bendungan ASI adalah pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan
ASI dan rasa nyeri (Sarwono 2005).

IV. FAKTOR PENYEBAB BENDUNGAN ASI


a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
b. Hisapan bayi yang tidak aktif
c. Posisi menyusui bayi yang tidak benar
d. Puting susu terbenam

V. TANDA DAN GEJALA


a. Payudara terasa keras
b. Payudara terlihat bengkak
c. Payudara terasa panas
d. Nyeri tekan pada payudara
e. Suhu badan meningkat lebih dari 38 derajat celcius

VI. PENANGANAN
Bila ibu menyusui bayinya:
a. Susukan sesering mungkin
b. Kedua payudara disusukan
c. Kompres hangat payudara sebelum disusukan
d. Bantu memijat payudara untukpermulaan menyusui
e. Kompres dingin payudara diantara waktu menyusui
f. Sangga payudara
g. Berikan parasetamol 500 mg peroral setiap 4 jam

VI. PATOFISIOLlOGI
Sesudah bayi lahir dan keluar kadar estrogen dan progesteron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor hipotalamus yang menghalangi
prolaktin waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak
dikeluarkan lagi dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofise. Hormon ni
menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamae terisi dengan air susu,
terapi pengeluaran dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-
sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-
kelenjar tersebut. Reflek ini timbul bila bayi menyusui.
apabila bayi tidak menyusui dengan baik / jika tidak dikosongkan
dengan sempurna maka terjadi bendungan air susu . gejala yang biasa
terjadi pada bendunga air susu antara lain.
1. Payudara penuh terasa panas, berat, keras, terlihat mengkilat
meski tidak kemerahan.
2. ASI biasanya mengalir tidak lancar namun ada pula payudara
yang terbendung, membesar, membengkak, dan sangat nyeri,
puting susu teregang menjadi rata.
3. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk
menghisap ASI.
4. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang
dalam waktu 24 jam (Wiknjo Sastro, 2005).
POHON MASALAH
BENDUNGAN ASI

PENGERTIAN
BENDUNGAN ASI

FAKTOR PENYEBAB a. Pengosongan mamae yang tidak


BENDUNGAN ASI sempurna
b. Hisapan bayi yang tidak aktif
c. Posisi menyusui bayi yang tidak benar
d. Puting susu terbenam

TANDA DAN GEJALA a. Payudara terasa keras


b. Payudara terlihat bengkak
c. Payudara terasa panas
d. Nyeri tekan pada payudara
e. Suhu badan meningkat lebih dari 38
derajat celcius

PENANGANAN a. Susukan sesering mungkin


b. Kedua payudara disusukan
c. Kompres hangat payudara sebel
d. Disusukan
e. Bantu memijat payuda
f. untukpermulaan menyusui
g. Kompres dingin payudara diantara
waktu menyusui
h. Sangga payudara
i. Berikan parasetamol 500 mg peroral
setiap 4 jam
DAFTAR PUSTAKA

 MOCHTAR,Rustam.2005.Sinopsis Obstetri Jilid II .Jakarta:ECG


 Prawiroharjo.Sarwono.2012.Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta,yayasan darma pustaka
 Prawiroharjo,Sarwono.2010. Ilmu kebidanan. Jakarta.Yayasan bina
pustaka
AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA
 Ijin Depkes RI No.HK.03.2.4.1.03896
 Ijin Dikti No. 194/D/O/2007
 Akreditasi B
Jl Dr. Saardjo No. 16 Kediri Telp. (0354) 776638

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


Nama Mahasiswa : Amalliya
NIM : 12.002
Semester : V ( Lima )

Tanggal masuk RS : 19 – 1 - 2015


Jam : 09.00 WIB
Tanggal pengkajian : 19 – 1 - 2015
Jam : 09.00 WIB
No.registrasi : 2803276
Diagnosa masuk : Nifas hari ke-7 dengan bendungan ASI

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas (biodata)
Nama pasien : Ny. R Nama Suami : Tn. F
Umur : 24 th Umur : 30 th
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat kantor : - Alamat kantor : -
Alamat rumah : Ngronggo Alamat rumah : Ngronggo

2. Keluhan Utama
Ibu merasakan payudaranya bengkak dan terasa nyeri

3. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Kawin pertama kali usia : 23 tahun
Dengan suami sekarang sudah : 1,5 tahun

4. Riwayat Menstruasi
Menstruasi selama nifas : lochea sanguinolenta
Jumlah : 2× ganti softek/hari
Warna/bau : merah kuning tidak berbau

5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat Kehamilan
G:I P : 0000
Usia kehamilan berapa saat persalinan anak terakhir : 39 2/7 minggu
b. Riwayat persalinan
Tanggal persalinan : 12 – 1 – 2015
Proses persalinan : spontan B
Penolong : bidan
Penyulit persalinan : tidak ada
Tindakan penyulit : tidak ada
c. Keadaan bayi
Apgar skor : A-S : 7-8
IMD : 1 jam (reflek hisap baik)

6. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi : Belum Pernah
Mulai menggunakan :-
Mulai melepas :-

7. Riwayat Kesehatan yang Lain


Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV,Hepatitis

8. Riwayat Kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada penyakit menurun seperti jantung, DM,hipertensi

9. Pola makan dan minum


- Selama hamil
Makan : 3x/hari, porsi sedang (nasi,lauk,sayur,buah jika ada)
Minum : > 8 gelas/hari.
- Selama nifas
Makan : 3x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur, buah) dari RS.
Minum : > 6 gelas /hari.
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll)
Nafsu makan ibu berkurang setelah melahirkan.

10. Pola aktivitas sehari-hari


a. Saat hamil
Istirahat : 2 jam siang, 12.00-14.00 WIB
Tidur : siang  1 jam(10.00-11.00), malam ± 6 jam(21.00-
04.00 WIB)
Seksualitas : tidak pasti
b. Selama Nifas
Istirahat : 2 jam siang, 12.00-14.00 WIB
Tidur : siang  1 jam(10.00-11.00), malam ± 6 jam(21.00-
04.00 WIB)
Seksualitas : belum melakukan

11. Pola eliminasi


a. Selama hamil

BAB : 1x sehari (kuning, lembek, bau khas)


BAK : 5-6/hari (kuning, jernih, bau khas)
b. Selama Nifas
BAB : 1x sehari (kuning, lembek, bau khas)
BAK : 5x/hari (kuning, jernih, bau khas)

12. Perilaku kesehatan


Minum alkohol / obat-obatan : tidak pernah
Merokok, makan sirih, kopi : tidak pernah
Ganti pakaian dalam : 3 x sehari

13. Kepercayaan yang berhubungan dengan nifas : Brokohan, tidak boleh


makan pedas

14. Keadaan pikologi


 Hubungan pasien dengan keluarga
Baik, keluarga menemani ibu saat proses persalinan
 Hubungan pasien dengan masyarakat
Baik, ada tetangga yang menjenguk

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Penampilan : menahan rasa sakit
d. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
e. Suhu tubuh : 37,8 0C
f. Denyut nadi : 84 x/m
g. Pernafasan : 23 x/m
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, keadaan bersih
Palpasi : tidak ada benjolan, rambut tidak rontok
b. Muka cloasma gravidarum : tidak
c. Mata : Kelopak mata : simetris ka/ki dan tidak odema ka/ki
Inspeksi : Konjungtiva : merah muda ka/ki
Sklera : putih keabuan ka/ki
Pupil : meiosis ka/ki
d. Hidung
Inspeksi : Bentuk : simetris : ya
Sekret : tidak ada ka/ki
Polip : tidak ada ka/ki
e. Mulut dan gigi
Inspeksi : Lidah : bersih
gusi :tidak epulis
gigi :tidak caries

f. Telinga : Serumen : tidak ada ka/ki


g. Leher
Inspeksi : Bentuk normal
Palpasi : Pembesaran kel tyroid : tidak ada
pembesaran V.Jugularis : tidak ada
h. Axilla : Pembesaran kel. Limfe : tidak ada ka/ki
i. Dada
Payudara : Pembengkakan : ada ka/ki
Simetris : ya (ka/ki)
Papilla mamae : menonjol ka/ki
benjolan/tumor : tidak ada ka/ki
pengeluaran : ada (kolostrom) ka/ki
strie : tidak ada ka/ki
Kebersihan : payudara bersih ka/ki
Palpasi : ada nyeri tekan
j. Abdomen
 TFU dan kontraksi : 1 jari bawah pusat, kontraksi baik
 Bekas luka operasi : tidak ada
 Kandung kemih : kosong
k. Punggung
Inspeksi : normal, tidak ada spina bifida
l. Ekstremitas atas
Inspeksi : Odema : tidak ada ka/ki
Varises : tidak ada ka/ki
Simetris : iya ka/ki
m. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Odema : tidak ada ka/ki
Varises : tidak ada ka/ki
Simetris : iya ka/ki
n. Ano genital
 Keadaan perineum : ada luka ruptur perineum
 Luka jahitan episiotomi : ada
 Lochea : Sanguilenta
 Anus : tidak haemoroid
Perkusi
 Reflek patela : positif ka/ki

3. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

II. DIAGNOSA / MASALAH/KEBUTUHAN


Diagnosa : P1001 Post Partum hari ke 7 dengan bendungan ASI.
Ds : Ibu merasakan payudaranya terasa nyeri dan bengkak.
Do : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compomentis
Keadaan emosional : stabil
TTV
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu tubuh : 37,8 ˚C
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 23 x/menit
Mammae membesar ka/ki, payudara teraba sakit dan keras ,
pengeluaran ASI sedikit, puting susu menonjol ka/ki, bersih ka/ki.
Palpasi : terdapat nyeri tekan payudara keras
TFU : 1 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
Genetalia : lochea sanguilenta, perineum ada luka jahitan
(menutup)

III. POTENSIAL DIAGNOSA/MASALAH


- Mastitis
- Abses payudara

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- Antibiotik dan kompres hangat
- Insisi abses payudara

V. INTERVENSI
Diagnosa : P1001 post partum hari ke 7 dengan Bendungan ASI
Tujuan : Ibu dapat melewati masa nifas dengan lancar dan bendungan
asi dapat teratasi.
KH :
- KU ibu baik
- Kesadaran comosmentis
- Keadaan emosional stabil
- TTV dalam batas normal
- TFU sesuai hari masa nifas
- Kontraksi uterus (+)
- Payudara sehat
- Ibu dapat menyusui anaknya dengan baik dan benar
Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien.
R : dengan komunikasi terapeutik akan terjalin hubungan saling percaya
dan tercipta kerjasama yang baik antara klien dan nakes saat
melakukan tindakan.
2. Anjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI secara normal
R/ Dengan mengeluarkan ASI secara normal maka dapat mengurangi
pembengkakan sehingga pembengkakan dan nyeri dapat berkurang.
3. Anjurkan ibu untuk memakai BH yang menyangga
R/ Dengan BH menyokong dapat mengangkat payudara kedepan sehingga
ibu merasa nyaman
4. Berikan kompres dingin pada payudara ibu
R/ Dengan kompres dingin dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah sehingga nyeri berkurang
5. Kolaborasi dengan dokter
R/ Dengan berkolaborasi dokter untuk pemberian obat sehingga rasa nyeri
dapat berkurang.
6. Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan.
R/ sebagai bukti tertulis telah dilakukan tindakan dan untuk memantau
kesejahteraan ibu.

Masalah : cemas
Tujuan : masalah cemas ibu teratasi
KH : Ibu tenang
Cemas berkurang/hilang
Intervensi
1. Anjurkan ibu untuk rileks dan tenang
R/ Dengan perasaan tenang tidak menjadikan otot menjadi tegang
sehingga rasa cemas berkurang
2. Anjurkan keluarga untuk mendampingi
R/ Dengan keluarga mendampingi dan memberi semangat akan
menjadikan ibu tenang sehingga ibu tidak cemas.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 19 – 1 – 2015 pukul : 09.00 WIB
Diagnosa : P1001 PP hari ke 7 dengan bendungan ASI.
Implementasi :
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan klien sehingga tercipta hubungan
saling percaya dan terjalin kerjasama yang baik antara klien dan nakes.
2. Menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI secara manual.
3. Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang menyokong.
4. Meberikan kompres dingin pada payudara ibu.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti piretik yaitu
paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.
6. Melakukan dokumentasi hasil observasi dan pemerikasaan pada lembar
pasien di lembar observasi.

Masalah : Cemas
Implementasi :
1. Menganjurkan ibu untuk rileks / tenang.
2. Memganjurkan keluarga untuk mendampingi memberikan dukungan

VII. EVALUASI
Tanggal : 19 – 1 - 2015 pukul : 10.00 WIB
Diagnosa : P1001 PP hari ke 7 dengan Bendungan ASI
S : Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
O : KU ibu baik,ibu mengaguk angguk tanda mengerti dan
dapat mengulangi kembali pertanyaan yang diberikan
A : P1001 PP hari ke 7 dengan Bendungan ASI
P : 1. Lanjutkan intervensi
2.Anjurkan ibu melaksanakan tindakan sesuai anjuran nakes
- Melakukan perawatan payudara
- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin
- Menganjurkan ibu untuk kembali 3 hari bila tidak ada
perubahan

Masalah : Cemas
S : Ibu merasa lebih tenang setelah tahu kondisinya
O : KU ibu baik, ibu terlihat lebih tenang
A : masalah cemas ibu berkurang
P : 1.Lanjutkan intervensi
2.Anjurkan ibu melakukan tindakan sesuai anjuran nakes.

Anda mungkin juga menyukai