Disusun Oleh:
TAHUN 2019
9
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan Makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Asuhan Keperawatan Perioperatif
pada Ny.S dengan Diagnosa Medis Fraktur Tertutup Radius Sinistra 1/3 Distal di
Ruang Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Gombong”
Karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi sempurnanya tugas kuliah ini. Harapan penulis tugas kuliah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat
a. Bagi Individu
d. Bagi Perawat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Radius terletak di lateral dan merupakan tulang yang lebih pendek dari
dari dua tulang di lengan bawah. Ujung proksimalnya meliputi caput pendek,
dengan ulna, secara bertahap membesar saat ke distal. Ujung distal radius
B. Definisi
C. Klasifikasi / Jenis
1. Fraktur komplet
Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran dari posisi normal.
Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
3. Fraktur tertutup
4. Fraktur terbuka
b. Stadium Proliferasi
d. Stadium Konsolidasi
e. Stadium Remodelling
D. Etiologi
1. Trauma
a. Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat
tersebut.
b. Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya
fraktur berjauhan.
2. Fraktur Patologis : Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti
osteoporosis, kanker tulang dan lain-lain.
3. Degenerasi : Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia
lanjut
4. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olahraga (Corwin,
2011 : 298)
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri lokal
2. Pembengkakan
19
3. Eritema
4. Peningkatan suhu
5. Pergerakan abnormal (Smeltzer and Bare, 2012 : 2343)
F. Pathway
Nyeri Ekstravasasi
pembuluh darah Perlukaan jaringan disekitar area fraktur
Akut
Perdarahan meningkat
kejaringan
Fraktur terbuka Borok Hipoxia jaringan
(Nekrosis jaringan)
Metabolisme an aerob
G. Patofisiologi
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur trauma
2. Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI : memperlihatkan fraktur, juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai.
4. Hitung daerah lengkap : HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau
menurun (pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal setelah
trauma).
21
I. Penatalaksanaan
Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :
1. Rekognisi
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur.
Prinsipnya adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya,
jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi
oleh penderita sendiri.
2. Reduksi
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti
letak asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam
ruang gawat darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri
selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok
saraf lokal.
3. Retensi
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau
interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi dan teknik
fiksator eksterna.
4. Rehabilitasi
Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan
cara melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan klien. Latihan isometric dan setting otot. Diusahakan untuk
meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.
J. Komplikasi
Komplikasi fraktur dapat dibagi menjadi :
1. Komplikasi Dini
22
a. Nekrosis kulit
b. Osteomielitis
c. Kompartement sindrom
d. Emboli lemak
e. Tetanus
2. Komplikasi Lanjut
a. Kekakuan sendi
b. Penyembuhan fraktur yang abnormal : delayed union, mal union dan
non union.
c. Osteomielitis kronis
d. Osteoporosis pasca trauma
e. Ruptur tendon (Sjamsu Hidayat, 2017 : 1155)
a. Pre Operatif
Ansietas:
1) Kaji tingkat kecemasan
2) Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan lama operasi
3) Fasilitasi kecemasan pasien dan keluarga terkait kecemasannya
4) Berada di sisi klien
5) Orientasi dengan tim anestesi/bedah
6) Jelakan jenis prosedur tindakan pembedahan
7) Beri dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaan
8) Dampingi pasien untuk mengurangi rasa cemas
9) Ajarkan teknik relaksasi
b. Intra Operasi
Resiko Infeksi:
1) Monitor dan jaga suhu ruangan antara 45 dan 60 derajat.
24
Resiko Jatuh:
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari : Sabtu
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 48 Tahun
Pekerjaan :-
Status : Menikah
No Rm : 0022xxxx
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn B
Umur : 50 tahun
26
Alamat : Sidayu
C. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri bagian pergelangan kaki sebelah kiri
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke ruang IBS pukul 12.30 dengan diagnosa Close
fraktur Radius sinistra
3. Riwayat Dahulu
Pasien mengatkan tidak mempunyai riwayat penyakit Hipertensi,DM
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari keluarga tidak ada yang memiliki riwayat yang sama.
E. Kesadaran Umum
TD : 140/80 mmHg
Suhu : 37º C
Nadi : 68x/menit
RR : 20x/menit
SPO2 : 98%
29
F. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Head Toe-toe
Pre op :
Mukosa bibir basah, gigi terdapat caries, nyeri pergelangan kaki kiri
Intra op
Post op
8. Paru :
9. Abdomen :
P : suara timpani.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Foto Rongsen
3. EKG
Alamat : Sidayu
Waktu validasi : -
H. Terapi
1. Pre Medikasi :
Infus RL 500 ml 20 tpm, Inj ketorolac 30 mg , Ranitidine 50 mg,
Ceftriaxone 2 gram, antrain 3x1 amp
2. Intra Operasi
Inj Ceftriaxone 2 gram
3. Post Operasi
RL 500 ml 20 tpm, ketorolac 1 amp, Ondansetron 1 amp
A. PRE OPERASI
1. Data Fokus
6. Untuk
menenangkan
perasaan
pasien
sehingga tidak
ada rasa takut
dan khawatir.
B. INTRA OPERASI
1. Data fokus
35
4. Rencana Intra OP
C. POST OPERASI
1. Data Fokus
Pasien terdapat bekas luka pada kaki sebelah kiri , Pasien tampak
bingung, KU : sedang, TD : 121/80 mmHg, N : 80, RR : 20 x/menit,
S : 36 C SpO2 : 100 %.
2. Analisa data Post OP
4. Rencana Post OP
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian dilihat dari anamnesa pasien antara teori dengan
kasus tidak terdapat perbedaan yaitu mulai dari identitas pasien, pemeriksaan
fisik (head to toe), pasien akan mengalami nyeri pada saat lengan kiri
digerakkan ataupun ditekan, terdapat pembengkakan, terdapat spasme otot,
deformitas atau kelainan bentuk tulang serta krepitasi akibat gesekan antar
fragmen tulang semua ditemukan diteori close frakture radius.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian fokus pada Ny. S yaitu nyeri, gangguan fungsi,
pembengkakan pada area sekitar fraktur, spasme otot, deformitas, krepitasi.
Diagnosa keperawatan pada kasus pre operasi sesuai teori muncul diagnosa,
nyeri akut b.d agen injury fisik dan ansietas b.d kurang pengetahuan prosedur
bedah. Pada kasus intra operasi muncul diagnosa resiko defisit volume cairan
b.d perdarahan intra operatif. Diagnosa keperawatan pada post operasi
masalah resiko infeksi b.d port de entry dan resiko jatuh b.d penurunan
kesadaran. Intervensi keperawatan pada pre operasi untuk masalah masalah
resiko infeksi dilakukan kolaborasi tindakan operatif debridement, masalah
nyeri akut menggunakan prinsip manajemin nyeri dan mengimmobilisasi
bagian yang sakit dan pada masalah ansietas dilakukan pemberian informasi
tentang prosedur bedah. Intervensi pada intra operasi masalah resiko infeksi
menggunakan prinsip tindakan steril. Pada post operasi untuk masalah resiko
cidera intervensi dengan melakukan transportasi yang tetap memperhatikan
prinsip safety. Dalam melakukan implementasi terdapat tindakan yang harus
dikerjakan secara bersama-sama dan dengan kekompakan tim, antara dokter
bedah, dokter anestesi, perawat bedah, serta perawat anestesi. Evaluasi untuk
masalah keperawatan kasus pre operasi, masalah nyeri akut belum teratasi
dan untuk masalah ansietas hasil evaluasi masalah teratasi. Pada kasus intra
operasi tidak terjadi resiko infeksi. Pada post operasi didapatkan hasil
evaluasi tidak terjadi masalah resiko cidera.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai referensi pada asuhan
keperawatan perioperatif terhadap kasus close fraktur radius 1/3 distal sinistra
dengan tindakan ORIF. Sebagai tenaga kesehatan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan ORIF pada kasus close
45
fraktur radius 1/3 distal sinistra perawat harus senantiasa menjaga kesterilan,
keamanan serta kebersihan.
46
DAFTAR PUSTAKA