Anda di halaman 1dari 91

PERTUMBUHAN BAKTERI

MICROBIAL GROWTH

Siswati Setiasih
Lab. Biokimia Dept. Kimia
FMIPA -UI
Pertumbuhan Bakteri
• Lukisan seperti pita –pita berwarna disebabkan oleh adanya
pertumbuhan bakteri berpigmen dan cyanobakteri
• Setiap warna berhubungan dengan perbedaan organisme yang dapat
tumbuh hanya pada zona temperatur tertentu saja

Wyoming, Montana, dan Idaho. Amerika Serikat


PENDAHULUAN

• Pertumbuhan bakteri biasanya lbh dikaitkan dengan


reproduksi, yaitu meningkatnya ukuran populasi dari pada
terhadap bertambah besarnya sel-sel secara individu.

• Bakteri dapat bereproduksi dengan berbagai mekanisme:


1. Binary fission
2. Budding
3.Conidiospores (actinomycetes)
4. Fragmentation of filaments
- Actinomycetes → membentuk filamen yang panjang dan
pecah menjadi fragmen yang secara individual mampu
tumbuh dan berkembang membentuk filamen yang baru
- Sterptomyces → mengembangkan spora dan melepaskannnya ,
dan spora tersebut dapat membentuk koloni baru
- beberapa bakteri → dengan cara budding, pembentukan sel-sel
baru yang lebih kecil dari permukaan sel induk
- pada umumnya sel bakteri berkembang biak melalui binary
fission, suatu proeses yang berlangsung ketika satu sel
terbagi menjadi 2 sel anak yang ukurannya sam (equal)
KONSEP
• Pertumbuhan didefinisikan sebagai adanya peningkatan
konstituen seluler mikroba → kenaikan ukuran sel dan
jumlah populasi atau kedua-duanya
• Bila mikroba ditumbuhkan dalam sistem yang tertutup,
pertumbuhan populasi akan tetap pada fase
eksponensial untuk beberapa generasi dan kemudian
terjadi fase stasioner karena terjadi keterbatasan nutrisi
dan akumulasi limbah.
• Pada sistem yang terbuka fase eksponensial akan
tetap terjaga sampai periode waktu yang panjang,
karena pada sistem ini dilakukan penambahan nutrisi
dan penghilangan waste secara terus menerus
TUJUAN

 Memahami konsep pertumbuhan mikroba


 Menjelaskan tahap-tahapan yg terlibat dlm proses
replikasi (binary fission)
 Membedakan antara pertumbuhan sel bakteri dan
replikasi pada bakteri, dan bacterial population growth
 Mengerti hitungan parameter-parameter pertumbuhan
populasi
 Menjelaskan kurva pertumbuhan populasi bakteri
(batch culture)
TUJUAN
 Menjelaskan proses yang terjadi pada sel bakteri pada
setiap fase dari siklus pertumbuhan dengan sistem batch
 menjelaskan secara umum penggunaan metode
perhitungan sel bakteri secara langsung (direct),
microscopic count, viable count, turbidometric methods
 Differentiate batch culture from continuous culture
Manfaat Mempelajari pertumbuhan Mikroba

• Dapat diaplikasikan untuk disain sistem pengendalian/ kontrol


pertumbuhan mikroba,
• Merupakan hal yang penting dalam siklus kehidupan , sbg
contoh :
- Untuk memonitor keamanan air oleh lembaga kesehatan
masyrakat terhadap tingkat pencemaran → MPN
- Membantu dokter untuk mngetahui apakah banyaknya
jumlah mikroba tertentu pada contoh preparat klinis
merupakan penyebab suatu penyakit atau hanya kontaminan
saja dari flora usus normal
- pada industri farmasi berguna dalam mengevaluasi
keefektifan suatu senyawa antimikroba
Pertumbuhan Mikroba

• Didefinisikan sbg → peningkatan jumlah sel


(ukuran sel, banyaknya sel dan berat sel)
• pada prokariot terjadi dengan pembelahan sel menjadi 2
sel yang baru→ binary fission
Proses Binary Fission
pada prokariot (bakteri batang)
Proses Binary Fission
pada prokariot (bakteri batang)
Pertumbuhan Bakteri
• Pertumbuhan suatu populasi mikroba
dapat dipelajari dengan menganalisis
kurva pertumbuhan (hasil plot antara
logaritma jumlah sel dengan waktu
inkubasi), bila Batch culture
- mikroba dikultur dlm medium cair
- diinkubasi dalam system yang
tertutup/batch
- mikroba berkembang biak secara
biner, seperti bakteri
- akan diperoleh 4 fase yang berbeda
.
Continuous culture
SIKLUS PERTUMBUHAN
1. lag phase
2. exponential or logarithmic phase
3. stationary phase
4. death or decline phase
Membuat Kurva standar

Viable count
OD
KURVA PERTUMBUHAN

Arithmatik Logaritmik

It's much easier to see the whole experiment if you plot


the number of viable cells on a logarithmic scale (or
more simply, plot the log of cell number).
Bentuk Kurva Pertumbuhan
dalam sistem BATCH

??!
Pertumbuhan dalam Koloni
• Kultur murni berisi hanya satu spesies atau strain
saja.
• Koloni adalah suatu populasi sel yang berasal dari
satu sel atau spora tunggal.
• Suatu koloni sering disebut sebagai colony-forming
unit (CFU).
SIKLUS PERTUMBUHAN

A. Fase permulaan
• belum terjadi pertumbuhan/pembelahan
• sel masih menyesuaikan dalam lingkungan yang baru
• sel yang kuat saja yang bisa hidup
B. Lag Fase
• ukuran sel mendekati maksimum
• awal dari aktivitas metabolisme
• waktu generasi makin pendek

lanjutan
C. Fase logaritma/eksponensial
• kecepatan pembelahan sel maksimal
• waktu generasi masih pendek dan konstan
• jumlah bakteri untuk tiap generasi menjadi dua kali lipat
• pertambahan waktu berbending lurus dengan jumlah sel
• ukuran sel paling minimum tetapi aktivitas metabolisme
dan biologis paling tinggi
D. Iodofase
• kecepatan pembelahan sel berkurang
• populasi sel yang mati bertambah karena terjadi :
 penimbunan hasil ekskresi/racun
 makanan makin berkurang
 perubahan pH lingkungan
F. Fase Stasioner
• makanan makin berkurang dan racun makin
bertambah
• jumlah total sel hidup konstan  terjadi
kesetimbangan antara yang sel yang membelah
dengan jumlah sel yang mati
• pertambahan sel dihambat atau praktis berhenti
walau pun aktivitas metaboisme masih tetap
aktif
F. Fase Stasioner

• Death rate = rate of reproduction


• cells begin to encounter environmental
stress
– lack of nutrients
– lack of water
– not enough space
– metabolic wastes
– oxygen
– pH
1. During the LAG PHASE, the bacteria in the original
inoculum adapt to their new environment (e.g.
synthesise enzymes required for growth). The number of
cells does not increase during this time (and under some
circumstances may even decrease slightly). The lag
phase is longest when there is the greatest difference
between the previous and present growth conditions of
the inoculum, e.g. when stationary phase cells are
transferred to fresh medium or when cells in a rich
medium are transferred to a nutrient-poor medium

2. During the EXPONENTIAL or LOGARITHMIC PHASE of


growth, the number of bacteria doubles at regular
intervals. During the exponential phase, "balanced growth"
occurs, i.e. a balanced increase in all cellular components
(c.f. the lag phase, where de novo synthesis of new
components, e.g enzymes, may occur).
3. During the STATIONARY PHASE, the bacteria have
exhausted one or more critical requirements for growth.
Growth slows as wastes accumulate and/or nutrients are
depleted. Bear in mind that a bacterial culture is a
dynamic situation - individual cells are dividing or dying
all the time. During the stationary phase, the rate of cell
division is equal to the rate of cell death, thus the number
of viable cells remains constant. Cells in the stationary
phase have significantly different properties from those in
the exponential phase of growth.
4. During the DEATH or DECLINE PHASE, the rate at
which cells die is greater than the rate at which they
divide - hence the number of viable cells decreases. Note
that there is a exponential decline in the number of cells
during the death phase - the reciprocal of the logarithmic
phase.
MENGUKUR PERTUMBUHAN MIKROBA
ENUMERATION OF MICROORGANISMS

• Di Lab Mikrobiologi sering dilakukan secara rutin


menghitung jumlah bakteri dlm suatu sampel dan
harus membandingkan jumlah bakteri yang
tumbuh pada berbagai kondisi.
• Perhitungan sel mikroba sangat penting , terutama
untuk food microbiology dan water microbiology
• Pertumbuhan populasi dapat diukur berdasarkan
- perubahan jumlah sel
- perubahan berat dari beberapa komponen sel
→ spt: protein, asam nukleat
- berat kering sel
MATEMATIKA PERTUMBUHAN
Two mathematical parameters are commonly used to define
the growth of a bacterial culture:
• growth rate constant
• mean generation time
Pemahaman laju pertumbuhan mikroba selama fase
eksponensial sangat penting baik untuk :
penelitian di bidang fisiologis dasar & ekologi maupun
dalam aplikasinya di industri
Untuk tujuan di atas
- perlu mempelajari aspek kuantitatif pd fase eksponensial
- selama fase eksponensial setiap mikroba sedang
mengalami pembelahan dg interval waktu yg konstan
(jumlah populasi 2x lipat) → doubling time atau waktu
generasi
WAKTU GENERASI
• waktu yg diperlukan bakteri untuk memperbanyak
diri secara teratur dari satu sel menjadi 2 sel , pada
interval waktu tertentu selama inkubasi.
• Nilainya bervariasi tergantung tipe organisme dan
kondisi lingkungan
• Rata-rata 15 – 20 menit (variasi : 10 menit – 24 jam)

Misal :
- jumlah bakteri mula-mula = a
- jumlah bakteri setelah selang waktu (t) = b
Maka ;
• Jumlah bakteri generasi ke 1 (b1) = a x 2 = a x 21
• Jumlah bakteri generasi ke 2 (b2) = (ax2) x 2 = a x 22
• Jumlah bakteri generasi ke 3 (b3) = (ax2x2) x 2 = a x 23
• Jumlah bakteri generasi ke n (bn) = a x 2n
• b = a x 2n … (1)
• logaritmakan pers (1) →
log b = log a+n log 2 ….(2)

log b  log a
n=
0,3010 .....(3)
n = jumlah generasi
• Konstanta laju pertumbuhan rata-ratanya ( k )

n log b  log a
k  k
t 0,301(t )

•. waktu generasi (g)

t t
g   0,301
n log b
a
Contoh :
Suatu populasi bakteri meningkat dari 103 sel menjadi
109 dalam waktu 10 jam . Hitunglah k dan g
Doubling time atau waktu generasi
• Biasanya untuk setiap organisme sepanjang kondisi fisik
dan kimianya tidak berubah, misal :
*E. coli – (pada kondisi ideal)
- generation time of 20 min
- 20 generations (about 7 hrs.) →1 million cells
- 30 generations ( about 10 hrs.) →1 billion cells
- 72 generations ( about 24 hrs.) → 1 x 1021
→ 1,000,000,000,000,000,000,000 cells
*E. coli – (dalam usus)
→ nutrisi fluktuatif dan bersaing dg mikroorganisme lain
→waktu generasinya menjadi 12 jam
* M. tuberculosis - → waktu generasi 24 jam
Measuring Microbial Growth
 Direct methods/Cara Langsung
• Plate counts
• Filtration
• MPN
• Direct microscopic count

 Indirect methods/Cara Tidak Langsung


• Turbidity
• Metabolic activity
• Dry weight
Metode Pengukuran Pertumbuhan
Mikroba
• Direct Method
- Total count → counting chember
• Indirect Method
1. Viable count /plate count/colony count:
- pour plate method
- spread plate method
2. Turbiditas (OD)
3. Berat kering sel (dry mass)
4. Kadar fosfat (DNA)
Mengukur Pertumbuhan Mikroba
1. Direct Method/ Direct microscopic count
 total count =
Pertumbuhan populasi dapat diukur secara langsung dengan
menggunakan mikroskop dan counting chember (Petroff –
Hauser)→menghitung jumlah sel hidup dan sel yg sudah mati.
Keuntungan cara ini
- jumlah sel per mL sampel bisa diketahui melalui luas bidang
- jika sampel yg akan diukur terlalu encer → volume sampel dapat
dipekatkan melalui membrane filter bakteri yang steril (0,22 mm)
- dapat dilakukan pengukuran dengan cepat, misal untuk
menentukan kualitas susu, untuk diagnostik infeksi saluran urin
- menghitung jumlah partikel pd pembuatan vaccin
- Kelemahan cara ini
1. sel hidup dg sel mati tdk dpt dibedakan, → hasil lebih
besar dari viable count
2. sel yg terlalu kecil sukar diamati dg mikroskop fasa
kontras dan banyak sel yang hilang
3. kurang akurat
4. tidak cocok untuk suspensi sampel yg sangat encer (<
106 sel/mL)
5. sulit dilakukan untuk bakteri yang bergerak
Direct Measurements of Microbial Growth
Direct Method/ Direct microscopic count
Counting Chamber
Petroff-Hausser Counter.
• Large Double-Lined Square of a Petroff-Hausser
Counter.
• The large, double-lined square holds a volume of
1/1,250,000 of a cubic centimeter. Using a microscope,
the bacteria in the large square are counted.
2. Indirect Method/
 Viable count
- metoda umum → dg plate count, yg dapat
mendeteksi mikroba hidup berdasarkan
pembentukan colony di atas permukaan agar →
(CFU= colony Forming Unit)
- Secara teoritis/dengan asumsi → setiap sel hidup
membentuk suatu singel colony pd media padat
- CFU → identik dg jumlah sel , jika setiap koloni
hanya berasal dari sel tunggal (unisel)
- Namun, ada organism yg tumbuh mebentuk agrgegat,
seperti : staphylococcus (cluster), streptococcus (rantai),
Actinomycetes (filamen)
- untuk kasus ini , maka jumlah CFU akan lebih rendah
dibandingkan dg jumlah mikroba yang sesungguhnya
Koloni , adalah sekumpulan sel-sel yang
tumbuh pada medium agar (padat) yang
dapat dilihat oleh mata yang berasal dari
satu sel induk yang sama
Viable count (undirect methode)
 Ada beberapa cara yg umum
1. spread plate (cawan sebar)
2. pour plate (cawan tuang)

 Sampel yang valid (secara statistik) berisi skitar


antara :
25 – 250 koloni / cawan petri yang standar
mengapa ?!?
Viable count (undirect methode)
METODE UMUM

1. Spread Plate
Beberapa tetes suspensi dari campuran sel
mikroba yang telah diencerkan (+ berisi 100-
200 sel) diletakkan di tengah-tengah cawan
petri yang berisi medium agar, lalu secara
perlahan-lahan diratakan pada permukaan
agar dengan batang gelas-bengkok yg steril.

Siswati Setiasih. Lab. Biokimia 44


dan Mikrobiologi FMIPA
2. Pour Plate
Sering digunakan untuk bakteri dan fungi
Prinsip :
sampel terlebih dahulu harus diencerkan
berkali-kali dan dicampur dengan medium
agar yang masih cair (+ 45oC) untuk
mendapatkan koloni yang terpisah (koloni
yang tumbuh tidak terlalu berdesak-desakan
maupun terlalu jarang Pada cara ini koloni
dapat tumbuh pada seluruh bagian medium,
tdk hanya di atas permukaan agar saja
• Untuk tujuan tertentu cara pour plate lebih
baik dan mudah, misal untuk mempelajari
koloni streptococcus dalam sel darah merah
.
Plate Count Dilution Procedure.
Viable count

10-1 dilution: 10-4 dilution:

10-2 dilution 10-5 dilution

10-3 dilution 10-6 dilution


10-5 dilution 10-6 dilution:
Siswati Setiasih. Lab. Biokimia 49
dan Mikrobiologi FMIPA
Viable count

• Only counts living cells


• Viable cell = cell that is able to divide & form
offspring
• Usual method – determine the number of cells
in the sample able to form colonies on
• suitable agar medium = plate count or colony
count
• Assumption:
– Each viable cell can form one colony
Fig. i7.6
Measuring Bacterial Growth Serial Dilutions
• Direct Measurements of Microbial Growth
• Plate counts: Perform serial dilutions of a sample
Standard Plate Count

Inoculate Petri plates


from serial dilutions
2 methods:
- Pour Plate
- Spread Plate
Latihan soal
Plate Count : Practice Problem #1

• A sample of E.coli is diluted according to the above


diagram. The number of colonies that grew is
indicated on the petri plates. How many CFUs are
there per ml in the original sample?
• The correct dilutions are shown on the tubes and
plates above.
• The formula to be used is:
• the number of CFUs per ml of sample = the number
of colonies (30-300) X
• the dilution factor of the plate counted
• First choose the correct plate to count, that is, one
having between 30 and 300 colonies.
– The correct plate is the one having 63 colonies on
the 1/1,000,000 or 10-6 dilution.
• Multiply 63 by the dilution factor of that plate.
– Since the dilution factor is 1/1,000,000 or 10-6, the
dilution factor or inverse is 1,000,000 or 106.
– 63 X 1,000,000 = 63,000,000 CFUs per ml (6.3 X
107 in scientific notation
Turbidimetric/OD

• Adanya pertumbuhan bakteri pada broth → kekeruhan


→ diukur dengan spektrofotometer (pada panjang
gelombang ??)
• Sel mati dan adanya debris sel/pengotor dapat
menghambat penyerapan cahaya pada saat pengukuran
• Hasil pengukuran → A (absorbansi ) atau T (transmittan)
dapat dikonversi menjadi jumlah sel per mL. Melalui
eksperimen → dengan membuat kurva standar
Turbidity measurements of
microbial growth
Other Methods:
Estimating Bacterial Numbers by Indirect Methods

Turbidity
MIcrobiological Assay (Bioassay)

• Pertumbuhan mikroba merupakan salah satu indikator yang


paling sensitif untuk penentuan konsentrasi senyawa-
senyawa kimia
• Indikatornya menggunakan mahluk hidup → bioassay
• Satu-satunya test yang disetujui (US ) untuk mengukur
konsentrasi vitamin B12 dalam pil, sereal dan bahan
makanan lain
• Dengan menggunakan kultur bakteri Lactobacillus
leichmannii ( membutuhkan vitamin B12 untuk tumbuh dan
akan berhenti tumbuh bila vitamin telah habis dikonsumsi).
→Pertumbuhannya berbanding lurus dengan konsentrasi vit
B12
MIcrobiological Assay
• Contoh peruhitungan
• Tentukan kandungan vitamin B12 dalam sampel biji kacang
hijau yang Sdr eksport dari Indonesia?
• Dengan menggunakan bakteri Lactobacillus leichmannii sebagai
kultur uji.
Caranya :
• Dengan menginokulasikan kultur bakteri tsb ke dalam 5 tabung yg
berisi larutan Vit B12 pada satu seri enceran dengan konsentrasi
(0,1 -0,5 μg/mL)
• Inokulasikan juga kultur tsb ke dalam satu seri enceran larutan
yang berisi ekstrak sampel yang tidak diketahui konsentrasinya .
Caranya :
1. Inokulasikan kultur bakteri tsb ke dalam satu seri
larutan yg mengandung vitamin B12 dengan
konsentrasi mulai dari 0,1 – 0,5 mg/mL. Lalu
diikubasi.
2. Tentukan jumlah sel yang tumbuh pada setiap
tabung tersebut.
3. Buat kurva standar dg memplot hubungan antara
konsentrasi vit. B12 dengan pertumbuhan sel
bakteri
4. Kemudian, Inokulasikan kultur yg sama ke dalam
satu seri hasil enceran cairan ekstrak kacang hijau
yang diketahui jumlahnya dalam beberapa tabung,
lalu inkubasi.
5. Tentukan konsentrasi sel bakteri dalam setiap
tabung
Lanjutan

• Misalkan sebagai contoh : pada tabung dengan


enceran yang paling tinggi (10-2), setelah diukur OD
nya diketahui T = 21 (Jika dibandingkan dengan
kurva standar ternyata nilai tersebut setara dengan
titik o,1 mg/mL)
• Berapakah konsentrasi vit B12 yang terdapat dalam
cairan ekstrak kacang hijau tsb dengan enceran 10-5 ?
EFEK LINGKUNGAN PADA
PERTUMBUHAN MIKROBA
• Temperatur
• pH
• Osmolaritas
• Aktivitas Air
• Oksigen
Factors Influencing
Microbial Growth in Foods
• Factors that affect microbial growth
• • Intrinsic: factors inherent to the food
• • Extrinsic: storage conditions of the food
Parameters that affect microbial growth
Intrinsic:
1. pH
2. Water activity (aw)
3. Oxidation-reduction potential
4. Nutrient content
5. Presence of antimicrobials
6. Biological structures
• Intrinsic factors that affect microbial growth
• 1. pH
• What is pH? Acidity-alkalinity
• pH = - log[H+]
• - pH Scale
• very acid neutral very alkaline
• 1- 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9- 10- 11- 12- 13-14
• Acidic Most
Microbial Growth - refers to the # of
cells, not the size of the cells

• Requirements for Growth


– Physical
– Chemical
Pengelompokan Bakteri berdasarkan
kisaran suhu pertumbuhan
– psychrophiles : (0o C - 20oC)

– mesophiles /moderate temp (20o C - 40oC)

– thermophiles (40o C - 100o C)


Laju metabolisme
berlangsung maksimum

Optimum

Laju Pertumbuhan

Minimum

Maksimum

Temperatur
Proses transfort sangat Protein terdenaturasi, sitoplasma rusak
lambat, pertumbuhan dan sel termal lisis
tidak dapat berlangsung
pH
• Most bacteria grow between pH 6.5 - pH 7.5

• Very few can grow at below pH 4.0


– many foods, such as sauerkraut, pickles, and
cheeses are preserved from spoilage by acids
produced during fermentation
• Acidophil (tumbuh optimum di bawah pH 5,5)

• Neutrophill (tumbuh optimum antara 6 - 8)

• Alkalophill (tumbuh optimum di atas pH 9)


Osmotic Pressure
• Microbes obtain almost all their nutrients in
solution from surrounding water

• Tonicity
– isotonic
– hypertonic
– hypotonic
Chemical Requirements
• Macro & Micro Elements
Ca, Fe, Mg, NaCl
Oxygen
• Bacteria can be classified base on their
oxygen requirements

1. Obligate 2. Obligate 3. Facultative Aerobes 4. Microaerophilic


Aerobes Anaerobes Facultative Anaerobes
Why obligate anaerobes?
• Oxygen itself is reactive (oxidizing agent),
capable of degrading organic molecules.
But oxygen can easily generate very toxic
byproducts, strong oxidizing agents that
react indiscriminately with any organic
molecules, including DNA, proteins, etc.:
Oxygen is lethal to some
organisms
• All organisms produce superoxide ( O2-)

• Superoxide is toxic to cells (steals electrons)

• Superoxide must be neutralized


Superoxide dismutase

• O2- + O2- + 2 H+ -------> H2O2 + O2

• Hydrogen peroxide is also toxic to cells


and it must be neutralized
Catalase
• 2 H2O2 --------> 2 H2O + O2

• Obligate Anaerobes lack:


– Superoxide dismutase ( SOD )
– Catalase
Special Culture Techniques
• 1. Anaerobic Bacteria
– a. Reducing Media
– b. Anaerobic Container
– c. Agar Stab
– d. Agar Shake
Special Culture Techniques
• 2. Microaerophilic Bacteria
– grow best under reduced O2 levels and
increased CO2 levels

– Normal Atmosphere 21 % O2
– 0.3 to 0.03 % CO2
Microaerophilic Bacteria
A. Candle Jar

16 % O2
4% CO2
Microaerophilic Bacteria
B. CO2 Generating Packet
Selective Media
• Inhibits the growth of some bacteria while
selecting for the growth of others
• Example:
– Brilliant Green Agar
• dyes inhibit the growth of Gram (+) bacteria
• selects for Gram (-) bacteria
• Most G.I. Tract infections are caused by Gram (-)
bacteria
Selective Media
• EMB (Eosin Methylene Blue)
– dyes inhibit Gram (+) bacteria
– selects for Gram (-) bacteria
– G.I. Tract infections caused by Gram (-)
bacteria
Selective and Differential Media
• Mannitol Salt Agar
– used to identify Staphylococcus aureus
• Mannitol Salt Agar
– High salt conc. (7.5%) inhibits most bacteria
– sugar Mannitol
– pH Indicator (Turns Yellow when acid)
Selective and Differential Media
• MacConkey’s Agar
– used to identify Salmonella
• MacConkey’s Agar
– Bile salts and crystal violet (inhibits Gram (+)
bacteria)
– lactose
– pH Indicator

Many Gram (-) enteric non-pathogenic bacteria can


ferment lactose, Salmonella can not
Differential Media
• Differentiates between different organisms
growing on the same plate
• Example:
– Blood Agar Plates (TSA with 5% sheep
blood)
• used to differentiate different types of Streptococci
AUTOCLAF

Anda mungkin juga menyukai