Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PENILAIAN READING SKILL DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SISWA DI KELAS

Ummi Hayati
English Department
Faculty of Teacher Training and Education
University Muhammadiyah of Makassar
ummi_edsa@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek dalam reading skill dan
teknik asesmen dalam reading. Artikel ini menggunakan jenis metode penelitian
library research (studi pepustakaan). Menurut Sugiyono pada tahun 2012, studi
kepustakaan adalah kajian teoritis, referensi serta literasi ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti. Data diperoleh melalui buku, jurnal, dan artikel dalam internet. Aspek-
aspek dalam reading yang nantinya akan membantu siswa maupun guru mencapai
hasil yang diinginkan dalam reading comprehension. Guru yang akan merancang,
mengimplementasikan, dan menindak lanjuti penelitian otentik di sekolah.
Sedangkan siswa sebagai subjek untuk melakukan triangulasi terhadap data yang
diperoleh dari guru mengenai implementasi penelitian otentik yang mereka lakukan.
Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian,
waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa dan banyaknya/jumlah materi
pelajaran yang sudah disampaikan. Diharapkan artikel ini dapat bermanfaat sebagai
bahan referensi dalam memberikan asesmen reading pada siswa.

Keyword: Intensive Reading, Extensive Reading, Aloud Reading, Silent Reading.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam
mengetahui sesuatu. Dengan membaca seseorang akan memperoleh berbagai
informasi yang dapat digunakan dalam aspek kehidupannya seperti sandang, pangan,
papan, kesehatan, pendidikan, pencapaian cita-cita, dan estetika. Membaca akan
membuka cakrawala seseorang lebih luas sehingga mampu bersaing dengan orang
lain. Para pakar dari berbagai bidang ilmu mustahil akan mengetahui bidangnya tanpa
membaca. Membaca adalah bagian yang penting dalam kehidupan manusia.
Komponen dasar utama yang harus dikuasai siswa SD selama bersekolah
adalah kemampuan membaca, menulis, berhitung yang dikenal dengan 3R (reading,
writing, and arithmetic). Artinya pemerintah sadar bahwa tanpa penguasaan ketiga
kemampuan tersebut tidak mungkin bangsa tersebut akan maju. Namun,
kenyataannya kegiatan membaca pada siswa masih kurang. Untuk membaca mata
pelajarannya saja susah apalagi dengan ilmu yang lain. Penyebabnya sangat
kompleks, misalnya kurangnya kemampuan guru, gaji guru belum memadai untuk
memenuhi kebutuan hidup sehari-hari yang layak, imprasktruktur dan fasilitas
pendidikan masih kurang, minat belajar siswa belum optimal, orang tua siswa kurang
mengerti pentinnya pendidikan, dan ekonomi orang tua siswa tidak sanggup untuk
membiayai sekola anak-anak mereka.
Di samping faktor-faktor tersebut, masih banyak faktor lain yang membuat
para siswa kurang menguasai kemampuan dasar, terutama membaca, yakni budaya
dan lingkungan siswa yang kurang kondusif. Tentang pengaruh buadaya yang tidak
suka membaca secara turun temurun, suka menerima informasi melalui mulut ke
mulut atau dengar cerita dari orang ke orang. Fenomina menerima informasi hanya
mulut ke mulut ini sangat mengganggu dalam melatih kemahiran membaca siswa.
Di dalam era reformasi dan kemajuan teknologi saat ini, sudah saatnya
bangsa kita berlomba-lomba meraih kemajuan di segala bidang sebagaimana bangsa-
bangsa lainya. Kemajuan itu, tidak terlepas dari peran para guru yang ada di sekolah-
sekolah. Guna untuk peningkatan kemampuan siswa sesuai dengan bidang yang
dipercayakan kepada masing-masing guru. Siswa saat ini perlu dituntut untuk bisa
mengembangkan sistem membaca secara tepat dan guna. Perkembangan ilmu dan
arus informasi yang semakin berkembang pesat mengharuskan pencari informasi
menemukan cara paling jitu atau tepat, agar dengan mudah memahami setiap
informasi yang tersaji dalam media tulis.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah kriteria yang baik
dalam membaca karena siswa dapat mengetahui perkembangan membaca yang
dimilikinya. Untuk itu penulis memberikan sebuah wacana efektivitas Reading skill
dalam meningkatkan keterampilan siswa di kelas.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja aspek-aspek yang dikaji dalam reading skill ?
2. Bagaimana cara asesmen dalam reading skill ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui aspek-aspek yang dikaji dalam reading skill.
2. Untuk mengetahui asesmen dalam reading skill.

D. Manfaat penulisan
1. Dapat menjadi sumber literasi bagi membaca dalam memberikan asesmen
kepada siswa.
2. Dapat menjadi acuan yang baik dalam pembuatan artikel selanjutnya.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Intensive Reading
Intensive reading adalah membaca teks atau beberapa bagian dalam bacaan.
Dalam kegiatan membaca ini siswa membaca sebuah teks untuk memperoleh ilmu
atau analisanya. Tujuan kegiatan membaca ini adalah untuk membaca teks yang
pendek. Kegiatan membaca ini dilakukan dengan cara mencari informasi yang
spesifik. Intinya, Siswa membaca demi mendapatkan ilmu pengetahuan. Intensive
reading memberikan dasar penjelasan akan kesulitan susunan bahasa dan
pengembangan pengetahuan vocabulary dan idiom. Kegiatan reading ini juga
memberikan materi pengembangan penguasaan yang lebih besar akan kemampuan
berbicara dan menulis.
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti,
dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas
yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-
pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan
bagian dari teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai
dengan maksud ini haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi bentuk maupun dari
segi isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara
langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan
tersebut.
Membaca intensif bukanlah hakekat keterampilan-keterampilan yang terlihat
yang paling diutamaan atau yang paling menarik perhatian kita, tetapi hasil-hasilnya.;
dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam serta terperinci
terhadap tanda-tanda hitam atau aksara di atas kertas (Kuswari, 2012).
B. Extensive Reading
Materi Extensive reading ini dapat dipilih pada level kesulitan terendah dari
intensive reading. Tujuan extensive reading ini adalah melatih siswa untuk membaca
secara langsung dan lancer pada bahasa sasaran untuk kesenangan, tanpa bantuan dari
guru. Extensive reading artinya membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pengertian atau pemahaman
yang bertaraf relatif rendah, karena saking banyaknya bacaan seperti surat kabar,
majalah, buku bacaan ringan, dan sebagainya (Kuswari, 2012).

C. Aloud Reading
Reading aloud atau juga membaca dengan keras memiliki peran yang sangat
penting dalam dunia pengajaran Bahasa Inggris. Guru harus tahu bahwa pengajaran
reading aloud ini harus diberikan pada level utama karena kegiatan membaca jenis ini
adalah basis pelafalan kata. Membaca nyaring dibedakan menjadi dua tipe yaitu
membaca sebagai pengujian demi kepentingan orang lain, membaca sebagai kegiatan
komunikasi atau sebagai kesenangan dan kegembiraan (Kuswari, 2012).

D. Silent Reading
Silent reading atau membaca lirih ini adalah skil yang sangat penting dalam
pengajaran Bahasa Inggris. Kegiatan reading ini harus digunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca. Silent reading dilakukan untuk
memperoleh banyak informasi. Guru harus membuat siswa membaca dengan lirih
sehingga siswa dapat membaca tanpa hambatan apapun.
BAB III
METODE PENULISAN

Artikel ini menggunakan jenis metode penelitian library research (studi


pepustakaan). Menurut Sugiyono pada tahun 2012, studi kepustakaan adalah kajian
teoritis, referensi serta literasi ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai,
dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Subjek dalam
penulisan ini adalah guru dan siswa sebagai pemeran dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, guru yang akan merancang, mengimplementasikan, dan menindak
lanjuti penelitian otentik di sekolah masing-masing. Sedangkan siswa sebagai subjek
untuk melakukan triangulasi terhadap data yang diperoleh dari guru mengenai
implementasi penelitian otentik yang mereka lakukan.
Data yang dikumpulkan dalam artikel ini diperoleh melalui berbagai literatur
yang relevan dari masalah yang diangkat, seperti buku, jurnal dan artikel-artikel
yang diperoleh melalui internet. Setelah informasi terkumpul, selanjutnya diseleksi
dan direduksi kerelavanannya dengan masalah yang dikaji, proses penyajian masalah
yang diangkat, dibahas yaitu data yang terkumpul di analisis secara deskriptif.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Aspek-aspek dalam Reading Comprehension yang Harus Diketahui


1. Identifying Main Idea
Main idea adalah ide pokok. Ada banyak pertanyaan di dalam reading
comprehension test yang mengharuskan kita menemukan ide pokok dari suatu
paragraf dan teks. Ada beberapa tips menemukan main idea seperti yang telah
dijelaskan oleh ehow.com:
2. Membaca Judul
Dari judul, kita bisa mengetahui apa yang dijelaskan di dalam sebuah teks.
Misalnya ada sebuah paragraf yang berjudul “The Most Beautiful Actresses”,
maka ide pokoknya sudah bisa ditebak yaitu penjelasan mengenai artis-artis
yang paling cantik.
3. Membaca Kalimat Pertama di Awal Paragraf
Di beberapa paragraf, kalimat pertama bisa menjadi ide pokok sehingga kita
tidak perlu lagi ke kalimat-kalimat lainnya untuk mendapatkan main idea.
Meskipun ini jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan hal ini bisa
ada di sebuah teks.
4. Membaca Keseluruhan Paragraf
Kebanyakan, untuk mendapatkan main idea, kita diharuskan untuk membaca
keseluruhan isi dari sebuah paragraf. Karena main idea itu bisa berada di
awal, tengah, dan akhir paragraf. Bisa juga, main idea tersirat di dalam
keseluruhan paragraf sehingga kita harus menganalisa dengan baik.
5. Garis Bawahi Kemungkinan-Kemungkinan yang Bisa Menjadi Ide
Pokok
Setiap Anda membaca sebuah paragraf, maka catat atau garis bawahi kalimat-
kalimat yang mungkin bisa menjadi ide pokok. Kemudian, setelah Anda
membaca keseluruhan teks, lanjutkan menganalisa ide-ide pokok yang Anda
miliki dan pilih yang paling memungkinkan menurut Anda untuk menjadi
sebuah main idea.
a. Identifying Supporting Details
Jika sebuah teks berjudul “Tumbuhan yang Dilindungi”, maka biasanya
akan muncul pertanyaan:
1. Apa saja tumbuhan yang dilindungi?
2. Mengapa Raflessia Arnoldi dilindungi?
Aturan apa saja yang melingkupi perlindungan sebuah tumbuhan?
Pertanyaan-pertanyaan yang mengungkapkan tentang detail isi dari suatu
teks itulah disebut dengan supporting details. Bagaimana cara
menjawabnya? Cobalah untuk membaca pertanyaan terlebih dahulu,
kemudian mengambil kata yang penting, dan mencarinya di dalam teks.
Misalnya pertanyaan kedua membahas tentang Raflesia Arnoldi, maka
cari kata-kata Raflesia Arnoldi di dalam teks tersebut.
b. Identifying Reference
1. The word it refers to?
2. He can speak Spanish. The word he in that sentence refers to?
Pernah membaca kedua pertanyaan di atas? Itulah yang disebut dengan
identifying reference. Anda akan menganalisa pronoun yaitu I, You, They,
We, She, He, dan It. Cara menganalisanya juga tidak terlalu sulit. Silakan
Anda lihat kalimat-kalimat sebelumnya, biasanya ada kalimat yang
menyatakan siapa pemilik pronoun tersebut
c. Understanding Vocabulary
Dari sekian banyak pertanyaan, biasanya kita diperintahkan untuk mencari
sinonim dan makna dari sebuah kata. Untuk menjawabnya, tentu saja
Anda harus memperbanyak pembendaharaan kosakata dengan menghafal
dan membaca, sehingga tidak asing lagi dengan kata-kata bersinonim yang
ada di berbagai pertanyaan tersebut.

d. Making Inference
Making inference merupakan aspek yang ditunjukkan dengan pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan hal di luar teks namun masih dalam satu
konteks. Misalkan ada sebuah teks berjudul “Tumbuhan-Tumbuhan yang
Dilindungi”, kemudian muncul pertanyaan “Jika Anda adalah pemerintah,
apa yang akan Anda lakukan untuk melindungi tumbuhan tersebut?”.
Pertanyaan itu tidak ada jawabannya di dalam teks. Anda diharuskan
untuk membuat dugaan berdasarkan pemikiran Anda sendiri.

B. Teknik Penilaian dalam Reading Comprehension


Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan
penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa dan
banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan. Teknik dan instrumen
penilaian hasil belajar yang dapat dikembangkan guru berupa penilaian jenis tes,
non-tes, penilaian berbasis kelas, penilaian kinerja dan juga penilaian portofolio
(Muhsin, 2016).
Penilaian otentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi siswa, khususnya
dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para siswa menyebutkan unsur-unsur proyek atau tugas yang akan
digunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan
formasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa, baik dalam
bentuk laporan narasi atau laporan kelas. Ada beberapa cara untuk merekam hasil
penilaian:
1. Daftar cek (checklist) digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-
unsur tertentu dari indikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau
tindakan.
2. Catatan anekdot/narasi digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi
tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing siswa selama melakukan
tindakan.
3. Skala penilaian (rating scale) digunakan dengan menggunakan skala numerik
misalnya, 5= baik sekali, 4= baik, 3= cukup, 2= kurang, 1= kurang sekali.
4. Memori atau ingatan (memory approach) digunakan oleh guru dengan cara
mengamati siswa ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan
(Yuniawan, 2014).
Terkait dengan asesmen yang dapat diimplementasikan dalam pelajaran
membaca, O’Malley & Pierce, (1996) menjelaskan dalam artikel Indra (2015) bahwa
ada beberapa asesmen yang dapat diterapkan dalam pelajaran membaca. Adapun
asesmen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asesmen Penilaian Diri
Asesmen penilaian diri adalah asesmen yang digunakan untuk menilai diri
sendiri. Asesmen ini juga bisa memberikan umpan balik kepada siswa terkait
proses yang mereka jalani dalam pembelajaran. Dalam penerapannya, asesmen
penilaian diri dapat membantu baik guru dan siswa mengenai sikap, kekuatan
dan kelemahan siswa dalam pelajaran membaca. Adapun format yang bisa
digunakan ada berbagai macam seperti: ceklis, rentangan skala, rubric penilaian,
pertanyaan-jawaban, melengkapi kalimat, log pembelajaran, log refleksi, dsb.
2. Rubrik Penilaian Membaca
Rubrik penilaian membaca adalah rubric penilaian yang berisikan criteria-
kriteria dalam menilai siswa terkait kinerja mereka dalam sebuah kegiatan di
pelajaran membaca. Rubrik penilaian membaca dapat diimplementasikan
sebelum memulai kegiatan membaca. Dimana tujuan rubric ini adalah untuk
memantau perkembangan siswa dalam membaca. Dalam penyusunannya, guru
diharapkan mencari sumber yang sesuai atau dapat mengadaptasi dari rubric
penilaian yang mereka dapatkan di internet atau di buku.
3. Rekaman Anekdot
Rekaman anekdot adalah observasi berbentuk notasi yang berisikan komentar
yang spesifik mengenai bagaimana performa siswa serta apa yang dibutuhkan
siswa dalam pelajaran membaca. Rekaman anekdot ini sangat berguna untuk
mendokumentasikan perkembangan siswa dalam pelajaran membaca. Ada 3 hal
yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan rekaman anekdot yaitu, (1)
mendiskripsikan kegiatan yang spesifik, (2) melaporkan apa yang dilihat, dan (3)
menginterpretasikan apa yang diketahui mengenai siswa.
4. Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan dari pekerjaan siswa yang disimpan dalam
sebuah folder. Dalam pelajaran membaca, portofolio dapat digunakan dengan
mendokumentasikan catatan siswa, respon siswa, ataupun pekerjaan lainnya
yang berhubungan dengan jurnal atau teks yang dibaca oleh siswa. Melalui
portofolio ini, siswa dapat mengetahui bagaimana perkembangan mereka dalam
pelajaran membaca dari waktu ke waktu.
Menurut Zaim dalam jurnal pendidikan karakter tahun 2013 kemampuan
membaca (reading) adalah kemampuan menggali informasi tertulis. Komponen
utama yang diukur adalah kemampuan memahami isi bacaan dan kemampuan
memahami makna kata dan makna kalimat. Pembelajaran reading di kelas dapat
berupa reading aloud dan reading comprehension. Reading aloud (membaca keras)
adalah kemampuan membaca dengan penekanan pada intonasi, pelafalan kata, di
samping kemampuan memahami isi wacana. Reading comprehension menekankan
pada pemahaman isi wacana baik secara umum maupun secara detail. Berikut ini
adalah rubrik penilaian yang digunakan oleh guru bahasa Inggris SMPN A Padang.
Ada dua komponen yang diukur dalam penilaian ini, yaitu grammar dan content.
Tabel 4.1 Rubrik penilaian reading kelas VII dan VIII SMP A dan B Padang
No Description score
1 Accurate grammar and content 3

2 Accurate content, inaccurate grammar 2

3 Inaccurate grammar and content 1


4 No response 1

Pada table di atas dapat dilihat bahwa rubrik penilaian reading mempunyai dua
indikator yaitu grammar dan content. Kedua indikator ini dilihat keakuratan dan
ketidak akuratannya. Kedua komponen ini terkait dengan upaya mencari makna dalam
suatu bacaan.
Menurut pendapat Christine Nuttal (2000:44) dalam jurnal Marliah, 2007,
pemahaman bukan satu-satunya kriteria untuk efficient reading, kecepatan membaca
juga sangat penting. Untuk itu ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu:
1. Knowing what you want from reading
Kriteria efesiensi tidak sama dengan tujuan anda membaca. Jika tujuan membaca
hanya untuk mengisi waktu luang kecepatan waktu tidak begitu dibutuhkan, akan
tetapi jika membaca untuk studi diperlukan kecepatan membaca.
2. Choosing the right material
Seorang pembaca yang terampil akan memanfaatkan informasi berbentuk acana
nonlinear seperti reference apparatus dan figures, karena beberapa materi mata
kuliah lain, biasanya ada yang berbentuk reference apparatus dan figures.
Memahami acana nonlinear lebih mudah dan efisien serta menghemat waktu.
3. Using the text effectively
Jika pembaca sudah mendapatkan materi yang sesuai, kita harus memanfaatkan
secara efektif. Efktif dalam artian dapat memanfaatkan materi bacaan secara
fleksibel, dapat memanfaatkan semua sumber bacaan atau making use of all the
resources dan dapat meningkatkan kecepatan membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Indra K, 2015. Jenis Asesmen dalam Reading (online)


http://www.proenglishteacher.com/2015/05/asesmen-dalam-reading-
penjelasan-dan.html, diakses pada tanggal 5 April 2017.
Kuswari, A. (2012). Membaca Intensif.
Marliah, L. (2007). EFFICIENT READING. Jurnal Sosioteknologi, 6 (11), 267-272.
Muhsin, M. A. TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA.
Yuniawan, T. (2014). MODEL PENILAIAN KINERJA DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA BERBASIS TEKS NARASI
BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKATER CINTA BUDAYA. Jurnal
Pendidikan Karakter, (2).

Zaim, M. (2013). Asesmen otentik: implementasi dan permasalahannya dalam


pembelajaran bahasa Inggris di sekolah menengah. Prosiding ISLA FBS
Universitas Negeri Padang, 39-61.

Anda mungkin juga menyukai