Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

1. ILMU EKONOMI DAN PEMIKIRAN AWAL MASA LAMPAU

1. Pemikiran Ekonomi Kaum Pra Klasik

Sejarah pemikiran ekonomi dimulai dari kaum perintis sosialis. Konsep-konsep ekonomi dari
kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaranajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau
aturan-aturan moral. Tokoh kaum perintis antara lain Plato yang memandang rendah terhadap
para pekerja kasar dan mereka yang mengejar kekayaan. Aristoteles sebagai tokoh kaum perintis,
konsep pemikiran ekonominya didasarkan pada konsep pengelolaan rumah tangga yang
baik,melalui tukar-menukar. Aristoteleslah yang membedakan dua macam nilai barang, yaitu
nilai guna dan nilai tukar. Ia menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam uang dengan bunga,
uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja, jika menumpuk kekayaan dengan jalan
minta/mengambil riba, maka uang menjadi mandul atau tidak produktif. Tokoh lain pada masa
ini adalah Xenophon, inti pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang sebagai dasar
kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh
negara,modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan
sector pertambangan menjadi milik bersama. Thomas Aquinas (1225-1274) seorang filosof dan
tokoh pemikir ekonomi pada abad pertengahan,mengemukakan tentang konsep keadilan yang
dibagi dua menjadi keadilan distributif dan keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum
Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga
uang adalah riba.Pemikiran ekonomi berikutnya adalah kaum Merkantilis.Pemikiran ekonomi
kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi industri, dalam negeri,
tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang terkontrol
dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga
dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah.
Proteksi industry yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah
mendorong ekspor. Mazhab fisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi
Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois Quesnay.
Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum
alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi.

2. Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik

Filsafat kaum klasik dengan tokoh

 Adam smith mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab
fisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak
dari suatu metode alamiah,keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat
senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
Asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar.
 Jean Batiste Say menjadi pendukung pemikiran Adam Smith, memperbaiki sistem Adam
Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis.Karya Say dikenal sebagai Hukum
Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap penawaran akan menciptakan
permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan
terjadi “produksi berlebihan” (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga
pengangguran total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Sayialah kelebihan
produksi yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas
(pengangguran friksi).
 Thomas Robert Malthus. Pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah
menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan
bahan makanan bertambah secara deret hitung.
 Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab
Klasik. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok
permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari
seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba,
teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi
dan perkembangan ekonomi.

3. Pemikiran Ekonomi Kaum Sosialis

Kritik yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan dengan doktrin laissez faire
dengan pengendalian tangan tak kentara (invisible hand) dan intervensi pemerintah. Pemikiran
yang dibahas adalah tentang teori nilai, pembagian kerja, teori kependudukan, dan the law of
deminishing return,dan kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang berhak untuk mengatur
kekayaan bangsa.

Tokoh kaum sosialis yaitu

 Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang ditentukan oleh kelangkaan dan
permintaan, sedangkan Muller dan List melihat bahwa nilai barang ditentukan juga tidak
hanya oleh modal fisik, tetapi juga oleh modal spiritual dan modal mental. Carey melihat
tentang teori nilai dari segi teori biaya reproduksi
 Bastiat bahwa faktor-faktor yang menentukan nilai barang adalah besarnya tenaga kerja
yang dikorbankan pada pembuatan barang, menurut beliau hal-hal yang menjadi karunia
alam tidak mempunyai nilai, kecuali telah diolah manusia. Sismonde mengajukan
keberatan terhadap teori kependudukan Malthus, dan tidak mungkin dapat dikendalikan
dengan cara-cara yang dikemukakan Malthus, sebab sangat tergantung pada kemauan
manusia dan kesempatan kerja, dan kemampuan ekonomi. Mesin mempunyai fungsi
untuk menggantikan tenaga kerja manusia, aspek mesin tidak selalu mempunyai
keuntungan dalam meningkatkan kekayaan bangsa. Carey berpendapat pertambahan
modal lebih cepat dari pertambahan penduduk. Pemikiran John Stuart Mill tentang teori
nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi telah menggunakan sisi permintaan melalui
teori elastisitas. Mill menjelaskan bahwa hukum yang mengatur produksi lain dengan
hukum distribusi pendapatan, juga memperkenalkan human capital investment yaitu
keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas. Teori
tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga
bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan konsentrasi, kedua teori
tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (dieverelendung atau increasing
misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang cenderung menurun.

4. Pemikiran Ekonomi Kaum NeoKlasik

Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun
dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya
produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Salah satu pendiri
mazhab neoklasik yaitu

 Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian
disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Selain Gossen,Jevons dan Menger juga
mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku
individulah yang berperan dalam menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences
yang menimbulkan perbedaan harga.Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde
berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan
terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus
teori distribusi. Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang
teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam
sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi,
konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan
sempurna,jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas,sedangkan teknologi produksi
dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka
terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi Sumbangan yang
paling terkenal dari pemikiran Marshall adalah bekerjanya kedua kekuatan, yakni
permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian,
analisis ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan
marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan
keseimbangan parsial, maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk
memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke
dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas
kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.
Marshall menemukan surplus konsumen yang dikaitkan pula dengan welfare economics.
Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil daripada
kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen. Selama pajak
yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu, maka
kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi,
terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall
menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata menurun dan meningkat
tergantung internal dan eksternal perusahaan atau industri.

5. Pemikiran Ekonomi Kaum Institusionalisme

 Veblen dapat dinyatakan dalam beberapa kenyataan ekonomi yang terlihat dalam
perilaku individu dan masyarakat tidak hanya disebabkan oleh motivasi ekonomi tetapi
juga karena motivasi lain (seperti motivasi sosial dan kejiwaan), maka Veblen tidak puas
terhadap gambaran teoretis tentang perilaku individu dan masyarakat dalam pemikiran
ekonomi ortodoks. Veblen melihat pengkajian ilmu ekonomi dari berbagai aspek ilmu
sosial sehingga diperlukan interdisiplin. Oleh karena itu pula Veblen mendapat tuduhan
bukan sebagai seorang pemikir ekonomi, tetapi sebagai seorang sociologist.
 John R. Commons banyak memberikan sumbangan dalam ekonomi perburuhan. Dalam
pasar ekonomi ortodoks terjadi pertukaran, tetapi bukan hubungan pertukaran. Dia
membagi tiga macam transaksi dalam pasar, yakni transaksi pengalihan hak milik
kekayaan, transaksi kepemimpinan, dan transaksi distribusi. Dalam transaksi tersebut,
melibatkan aspek-aspek kebiasaan, adat, hukum dan kejiwaan. Tokoh Institutional
lainnya adalah
 Wesley Mitchel
Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen. la berjasa dalam
mengembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-peristiwa
ekonomi. Salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah : Business Cycles and
Their Causes. Sesudah PD2, Mitchel mengorganisasi sebuah badan penelitian “National
Bureau of Economic Research”. Dari penelitian ini memungkinkan lebih
dikembangkannya penelitian penelitian tentang pendapatan nasional, fluktuasi ekonomi
atau Business cycles, perubahan produktivitas, analisis harga.
 Gunnar Myrdal
Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain: An American Dilema, Value in
Social Theory, Challenge to Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry into The Poverty of
Nations. Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value
judgement. Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi
tidak realistis. Myrdal percaya bahwa pemikiran Institusional sangat diperlukan dalam
melaksanakan pembangunan di Negara berkembang. Myrdal meraih nobel dibidang
Ekonomi pada tahun 1974 bersama F.A Hayek atas jasa-jasanya dalam menyumbang
pemikiran ekonomi, terutama bagi pembangunan Negara berkembang.
 J Schumpeter
Joseph A. Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional karena ia mengatakan
bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam ekonomi itu sendiri, melainkan
berada di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Sumber kemakmuran
terletak dalam jiwa kewiraswastaan para pelaku ekonomi yang mengarsiteki
pembangunan.

 Douglas North
menerima hadia nobel dalam bidang ekonomi. Selama ini kebanyakan pakar ekonomi
menganggap hanya mekanisme pasar sebagai satu-satunya penggerak roda ekonomi, dan
mengabaikan peran instuti. Hal ini dinilai North keliru, sebab peran institusi tidak kalah
penting dalam pembangunan ekonomi. la menyimpulkan bahwa Negara komunis hancur
karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme pasar. Terhadap
perubahan yang radikal di Eropa Timur dan eks Soviet, North mengatakan bahwa
reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki
kebijakan ekonomi macro saja tapi juga dibutuhkan dukungan seperangkat institusi yang
mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi. Contoh institusi
yang mampu memberikan insentif tersebut adalah hukum paten dan hak cipta, hukum
kontrak dan adanya kepemilikan oleh pemilikan tanah.Apa yang dimaksud North dengan
institusi sedikit berbeda dengan Veblen sebagai pendiri aliran institusional. Bagi Veblen
institusi djartikan sebagai norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya. Namun, bagi
North institusi adalah peraturan perundangundangan berikut bersifat pemaksaan dari
peraturan-peraturan tersebut serta normanorma perilaku yang membentuk interaksi antara
manusia secara berulang-ulang.North melihat institusi terutama pada konsekwensi
institusi tersebut atas pilihan-pilihan yang dilakukan oleh anggota masyarakat.

6. Pemikiran Ekonomi Keynes, Kaum Moneterist, aliran Sisi Penawaran dan aliran
Rational Expextations ( Ratex)

Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi modern. Ia
banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin klasik dan neoklasik.
Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam pembangunan. Keynes juga dianggap
sebagai peletak dasar ekonomi makro, yang sebelumnya baik aliran klasik maupun neoklasik
menggunakan analisis ekonomi secara mikro. Keynes melihat hubungan diantara variable-
variabel ekonomi seperti pendapatan, konsumsi, tabungan, pajak, pengeluaran pemerintah,
ekspor impor, pengangguran, inflasi secara agregatif. Tokoh-tokoh pendukung Keynes adalah
Simon Kuznets, Wassilily Leontief, dan Paul Samuelson. Pemikiran ekonomi berikutnya adalah
monetarist,tokoh-tokohnya Friedrich von Hayek, Milton Friedman. Kaum monetarist
beranggapan pentingnya laju pertumbuhan uang terhadap aktivitas-aktivitas ekonomi. Friedman
sangat anti dengan peran pemerintah yang terlalu besar dalam perekonomian. Jika penerimaan
pemerintah terlalu besar , otomatis pengeluarannya harus harus besar. Padahal, banyak program-
program pemerintah yang dinilai tidak efektif dalam mencapai sasaran. Harold McCure, Thomas
Willet adalah tokoh aliran sisi penawaran. Pandangan aliran sisi penawaran dalam menghadapi
masalah perekonomian adalah penurunan pajak dan anggaran berimbang, sedangkan aliran
Rational Expectations (Ratex) berargumentasi pendekatan keseimbangan ekspektasi rasional
dibangun dengan tujuan agar semua teori-teori makro didasarkan pada teori-teori mikro yang
kokoh. Setiap orang berusaha memaksimumkan well being-nya (konsumen menginginkan
kepuasan yang sebesar-besarnya dan produsen menginginkan laba yang setinggi-tingginya, dan
pemerintah menginginkan kesejahteraan masyarakat luas yang sebesar-besarnya) serta
menyerahkan perekonomian pada mekanisme pasar.

2. PEMIKIRAN KAUM SKOLASTIK

Walaupun persoalan ekonomi sudah ada sejak zaman purbakala, analisis rinci tentang
usaha untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi belum tampak hingga abat ke-xv. Menurut
Landerth (1976), baru sejak abat ke-15, ketika masyarakat petani eropa mulai proses
industrialisasi, cabang ilmu social yang berhubungan dengan analisis ekonomi muncul.
Kemunculan tersebut karena lahirnya pemikiran-pemikiran kaum ekonomi skolastik
(scholasticism), ciri utama dari aliran pemikiran ekonomi scolastik adalah kuatnya hubungan
antara ekonomi dengan cara etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini tidak
lain karena ajaran-ajaran scolastik mendapat pengaruh yang sangat kuat diajaran gereja.

Pada zaman pertengahan (medieval). Ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan
dibanding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis medieval terhadap tekhik
teori lemah Asumsi-asumsi mereka adalah: bahwa kepentingan-kepentingan ekonomi adalah
sub-ordinat suatu pengobatan (salvation) dan bahwa perilaku ekonomi adalah salah satu aspek
perilaku yang pribadi yang terkait dengan aturan-aturan moralitas. Orang massa itu menganggap
kekayaan materi perlu sebab tanpa materi orang tidak bias menghidupkan diri sendiri apalagi
mendorong orang lain. Tentang perdagangan dapat digambarkan oleh kalimat : the merchant can
scarcely or never be pleased to gold

Ada dua orang tokoh utama dari aliran scholastic yaitu Stalbertus Magnus (1206-1280) dan st.
Thomas Aqualis (12251274)

1. Albert Magnus adalah seorang filsuf-religius dari jerman. Salah satu pangangan yang
terkenal adalah pemikirannya tentang harga yang adil dan pantas (just price) yaitu
harga yang sama besarnya dengan tenaga yang dikorbankan nuntuk menciptkan barang
tersebut dengan berpatokan pada harga yang adil dan pantas ini, dalam aktifitas tukar
menukar barang harus disertakan unsur etnis seorang yang menetapkan harga melebihi
biaya-biaya dan pengelolah bahan lain untuk menciptakan barang, berarti ia telah
melanggar etika dan tidak pantas dihormati.
2. Thomas Aquinas adalah seorang teolog dan filsuf italia. Selain pengikut Albertus
Magnus, ajaran-ajaran Thomas Aquinas juga dipengaruhi oleh Aristoteles serta ajaran
injil, dengan latar belakang ini tidak heran kalau ia sangat mengutuk bunga dan
memvonisnya sebai riba, orang yang memperanakkan uang disebut pendosa , dalam
bukunya yang sangat terkenal yaitu, summa Theologica, Aquintas menjelaskan bahwa
memungut bunga dari uang yang dipinjamkanadalah tidak adil sebab ini sama artinya
menjual sesuatu yang Tidak ada.

Kalu diperhatikan, pandangan Thomas Aquintas diatas mirip dengan pandangan Aristoteles yang juga
mengutuk bunga, hal itu disebabpkan dengan bunga, orang memperoleh keuntungan tanpa usaha dengan
biaya. Akan tetapi, Pandangan Aristoteles dan pandangan Thomas Aquintas diatas, saat ini tidak dipakai
lagi. Hal itu karena pada masa sekarang uang selain sebagai alat tukar ia juga bisa dijadikan modal usaha
dengan menginvestasinya pada usaha yang menguntukan adalah tidak benar mengatakan bahwa yang
menguntungkan adalah meminjamkan uangnnya pada orang lain tidak menanggung resiko. Yang jelas,
dengan meminjamkan uang pada orang lain, si pemilik uang tidak lagi bisa memperoleh manfaat saat itu
juga dari uang yang dipunyainya. Sesorang yang meminjamkan uang pada orang lain menggeser
kesempatan orang lain untuk menginvestasikan uang tersebut pada usaha-usaha yang menguntungkan,
dengan demikian, wajar jika ia berhak menerima konpensasi atas lepasnya kesempatan memperoleh
keuntungan tersebut dalam bentuk bunga.

3. Pemikiran Ekonomi Merkantilisme

Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang
dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar negeri
yang menguntungkan. Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan
adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan
pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdagangan internasional.
Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat
melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi
pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan
kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri
dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri,
dan tingkat upah yang rendah mendorong ekspor. Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah
uang yang beredar mempengaruhi tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya
logam-logam mulia mempengaruhi tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang
beredar, dan kecepatan uang beredar.

Kebijakan ekonomi lebih bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi
industri di dalam negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini
dilakukan dalam usaha meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan
perluasan-perluasan kolonialisme. Merkantilisme berkembang pada abat ke-15 sampai 17, dan
berasal dari kata merchand yang artinya pedagang. Walaupun para ahli masih meragukan apakah
merkantilisme benar merupan suatu aliran/mashab atau bukan, namun aliran ini memiliki
dampak yang besar dalam perkembangan teori ekonomi.

Aliran ini timbul pada masa ketika perdagangan antar negara semakin berkembang pesat.
Kalau di masa sebelumnya masyarakat dapat mencukupi kebutuhannya dengan dengan
memproduksi sendiri, pada masa merkantilisme ini berkembang paham bahwa jika sebuah
negara hendak maju, maka negara tersebut harus melakukan perdagangan dengan negara lain,
surplus perdagangan berupa emas dan perak yang diterima merupakan sumber kekayaan negara.
Berdasarkan pandangan baru kaum merkantilisme yang berkembang pesat pada zaman itu,
banyak negara Eropa yang membangun perekonomiannya dengan upaya ekspor ke negara lain,
dan sedapat mungkin mengurangi impor. Paham yang di anut kaum merkantilisme adalah
sebagaiberikut: surplus perdagangan suatu negara merupakan tanda kekayaan negara tersebut
pemilikan logam mulia berarti pemilikan kekayaan dalam suatu transaksi perdagangan, akan ada
pihak yang mendapat keuntungan dan ada pihak yang menderita kerugian.
Tokoh-tokoh Merkantilisme

1. ThomasMun

Dalam bukunya yang berjudul “England Treasure by Foreign Trade” Thomas Mun
menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Ia menjelaskan bahwaperdagangan luar negeri
akan memperkaya negara jika menghasilkan surplus dalam bentuk emas dan perak.
Keseimbangan perdagangan hanyalah perbedaan antara apa yang di ekspor dan apa yang di
impor. Ketika negara mengalami surplus perdagangan, ini berarti ekspor lebih besar daripada
impor. Lebih lanjut Thomas Mun menjelaskan bahwa perdagangan domestik tidak dapat
membuat negara lebih makmur, karena perolehan logam mulia dari seorang warga negara adalah
sama dengan hilangnya logam mulia dari warga negara yang lain. Dengan meningkatkan
persedian uang domestik sebagai hasil dari surplus perdagangan ternyata dapat juga
memunculkan bahaya karena orang akan terpancing untuk membeli lebih banyak barang-barang
mewah. Hal ini menyebabkan harga barang dalam negeri akan naik dan pada akhirnya akan
mengurangi ekspor karena barang-barang yang diproduksi di dalam negeri akan terlalu mahal
bila dijual di luar negeri. Konsekuensi ini bisa dihindari yaitu dengan melakukan investasi
kembali. Reinvestasi ini akan menciptakan lebih banyak barang untuk diekspor.
Mun mengakui bahwa betapa pentingnya investasi modal dan Ia memandang keseimbangan
perdagangan merupakan sebuah cara untuk mengumpulkan modal produktif.
Untuk mendorong surplus ada tiga langkah yang harus dijalankan :

 Dengan Kebijakan Harga

Barang yang di ekspor haruslah dijual dengan harga terbaik yaitu harga yang
menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika negara memiliki monopoli
atau mendekati monopoli di dunia perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan
harga tinggi, tetapi ketika persaingan luar negeri sangat ketat harga barang harus ditekan
serendah mungkin. Hal ini akan menghasilkan lebih banyak penjualan bagi negara dan
membantu mengalahkan pesaing. Ketika pesaing asing lenyap, harga ditingkatkan kembali tetapi
tidak sampai pada tingkat dimana pesaing tertarik untuk kembali ke dalam pasar.

 Meningkatkan Kualitas Produk


Pemerintah dapat membantu meningkatkan kualitas produk dengan cara mengatur para
pengusaha pabrik dan membentuk dewan perdagangan yang akan memberikan nasehat kepada
pemerintah dalam persoalan-persoalanyang berkaitan dengan peraturan perdagangan dan
kegiatan industri. Peraturan-peraturan ini harus tegas agar negara dapat memproduksi barang
dengan kualitas yang tinggi.

 Kebijakan Pajak Nasional

Dalam hal kebijakan pajak, pemerintah harus dapat menyeimbangkan kepentingan


nasional dan swasta. Bea ekspor harus lebih kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya
penjualan di luar negeri. Bea impor harus rendah untuk barang-barang yang kemudian akan di
ekspor kembali dan harus tinggi untuk barang-barang yang cenderung dikonsumsi oleh warga
sendiri.

2. WillamPetty

Dalam bukunya “Political Arithmetic” pada tahun 1671, Petty memberi sumbangan teori
penting untuk ilmu ekonomi. Ia adalah ahli ekonomi pertama yang menjelaskan sewa tanah
berdasarkan surplus. Untuk memahami gagasan surplus ini bayangkan ekonomi pertanian
primitif yang hanya menanam jagung. Pada saat itu jagung merupakan input proses produksi dan
sekaligus output. Sebagai input jagung jagung dipakai sebagai benih dan dimakan oleh pekerja.
Pada akhir tahun jagung akan dipanen dan digunakan sebagai bahan pangan dan bibit untuk
tahun depan. Petty mendefinisikan surplus sebagai selisih antara total output dari jagung (saat
panen tahunan) dan input dari jagung yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut.
Menurut Petty pemilik tanah akan cenderung menerima pembayaran sewa yang sebanding
dengan surplus surplus yang dihasilkan oleh lahan mereka. (surplus = total output – input)
Tak seorangpun akan menyewakan lahan dengan biaya sewa melebihi surplus yang dihasilakan
lahan tersebut karena penyewa akan kehilangan uang/pendapatan.

4. Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Pisiokrat

Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh pemikir
yang paling terkenal pada mazhab ini adalah

1. Francois Quesnay.
Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-
hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi. Inti pemikiran utama dalam
mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam tabel ekonomi yang terdiri dari classe
productive dari kaum petani, classe des froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe
sterile atau classe stipendile yang meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe
passieve adalah kaum pekerja.Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam
perkembangan ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu
tentang teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang,
harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang
dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak
untuk kepentingan ekonomi.
2. Jaques Turgot
Mempunyai dua sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai
tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan
fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini merupakan gagasan ke arah
menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter
dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah karena jumlahnya.
3. Sir William Petty (1623-1687)
Petty adalah orang yang pertama kali memikirkan dan menulis secara sistematis tentang
ekonomi dan salah seorang yang menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam dunia nyata.
Karyanya memberikan pencerahan dalam sifat dan sewa tanah (rent) dan pajak. Ia
berusaha menjadikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang kuantitatif dan staistikal melalui
istilah “aritmatika politik”. Untuk membuktikan bahwa London itu makmur dan
berkembang secara ekonomi, Petty menunjukkan bagaimana London memiliki banyak
penduduk dan perumahan (realstate) dibanding Paris. Petty memberikan sumbangsih
terhadap perkembangan teori ekonomi, Petty adalah ekonom pertama kali yang
mendefinisikan gagasan surflus dan ahli ekonomi pertama yang menjelaskan tanah
berdasarkan gagasan surflus. Dia juga memikirkan secara mendalam tentang keuangan
publik. Dalam karyanya yang berjudul “A Treatise of Taxes and Contribution”, ia
menyatakan bahwa : (a) Bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang,
melainkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tetap bekerja. (b)
Uang diperlukan dalam jumlah secukupnya dan apabila lebih atau kurang dari yang
diperlukan maka dapat mendatangkan kemudharatan.
 Kekuatan atau nilai positif pemikiran William petty, antara lain :
a) Ia telah menggunakan statistika dan matematika dalam analisisnya, sehingga analisisnya
lebih tajam dibanding dengan ekonomi lainnya.
b) Ia telah memberikan pencerahan terhadap sifat sewa tanah dan pajak.
c) Ia mendukung penerapan pajak secara progersif.
 Sedangkan kelemahan atau nilai negatif pemikiran William Petty, antara lain :
a) Ia memandang pajak sebagai sesuatu yang buruk dan merusak perekonomian, Karena
akan mengurangi insentif bagi rakyat yang bekerja keras.
b) Menganggap bahwa pajak sebagai faktor penghambat dinamika atau perkembangan
perekonomian Inggris.
c) Analisis ekonominya terlalu berorientasi pada pendekatan kuantitatif, sehingga tidak
menggambarkan kenyataan yang ada.
4. John Locke (1632-1704)
John Locke yang akrab dengan panggilannya Locke lahir di Somerset Inggris tahun 1632
dari keluarga kaya yang moderat. Ayahnya adalah pengacara dan pemilik tanah yang
sangat luas. Ia mendapat beasiswa ke Universitas Oxford dan masuk ke gereja Kristen di
Oxford pada tahun 1659. Kemudian ia menjadi dosen di Universitas Oxford, dia
mengajar matakuliah sejarah Yunani dan reteorika.
Locke sangat terpesona dengan penemuan Petty bahwa darah mengalir ke seluruh tubuh
dan ia mau melakukan studi kedokteran di waktu luang. Ia menjadi dokter pribadi Lord
Ashley, seorang kanselir di Excherquer dan segera menjadi asisten pribadinya. Dari
hubungan itu ia lalu belajar tentang isu-isu ekonomi yang penting pada saat itu, misalnya
kegiatan perdagangan dengan koloni-koloni Inggris dan suku bunga.
Locke memberikan lima kontribusi terhadap perkembangan ilmu ekonomi, tiga buah
bersifat filosofis dan dua bersifat ekonomi. Ia memberikan justifikasi filosofis untuk
kepemilikan pribadi dan Negara. Ia mengembangkan metodologi yang membantu
ekonomi menjadi “ilmiah”. Sumbangan Locke untuk perkembangan ilmu ekonomi
lainnya adalah teori yang berkaitan dengan uang dan bunga. Ia menentang peraturan
pemerintah tentang tingkat suku bunga dan menentang pemerintah mendevaluasi mata
uang Inggris, karena akan berakibat buruk terhadap perekonomian.
Sumbangannya di bidang filsafat adalah justifikasinya bagi hak-hak individu atas milik
pribadi. Pada abad ke 17 di Inggris kegiatan komersil meningkat dengan besar dan
menimbulkan konflik dengan institusi feodal dan keagamaan. Waktu itu di akui bahwa
Tuhan memberikan alam ini kepada manusia seluruhnya. Menguasai atau memonopoli
sumber-sumber alam berarti sumber-sumber tersebut tidak tersedia bagi orang lain.
 Pemikiran John Locke mengandung beberapa kekuatan atau nilai positif
1) Pemikirannya tentang teori uang dan bunga yang menjadi cikal bakal
pengembangan teori ekonomi moneter oleh ekonom-ekonom pada periode
selanjutnya.
2) Pemikirannya tentang dampak buruk kebijaksanaan devaluasi terhadap
perekonomian secara makro.
3) Pemikirannya tentang kepemilikan pribadi dan Negara.
 kelemahan atau sisi negatif, antara lain :
1) Pemikirannya terlalu berorientasi pada penguasaan materi atau kebendaan.
2) Uang atau modal diakui sebagai atau merupakan hasil dari kerja sebelumnya,
sehingga kepemilikannya dapat dibenarkan.
3) Uang membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena
uang tidak rusak sebelum digunakan.

Pemikiran Locke yang masih relevan dengan kondisi terkini adalah : (i) Pemikiran
tentang perlunya kebijakan moneter yang dikelola secara bijaksana dan mempertimbangkan
kebijakan makro ekonomi lainnya, misalnya kebijakan fiscal atau APBN, pemerintah tidak boleh
serta merta melakukan kebijakan devaluasi karena akan merugikan perekonomian. (ii) Pemikiran
tentang perlunya kejelasan antara kepemilikan pribadi dan kepemilikan Negara. Dan (iii) Sumber
tertinggi dari penguasa politik adalah individu.
5. Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik

Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsip tidak berbeda dengan filsafat mazhab
pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak dari suatu
metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan
lain secara normatif. Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire.
Politik ini menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan
dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis
akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment. Asas pengaturan kehidupam
perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga merupakan bagian sentral dari
mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan pembagian pendapatan ditentukan
oleh mekanisme pasar. Dan dengan melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan
menuju kepada suatu keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang
didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perorangan. Ruang lingkup
pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan individu
serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik pemikiran
ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan
bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip laissez faire.

1. Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik Adam Smith (1723-1790)

Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia
tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh, perhatiannya bidang
logika dan etika, yang kemudian semakin diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi. Ia sering
bertukar pikiran dengan Quesnay dan Turgot dan Voltaire. Adam Smith adalah pakar utama dan
pelopor dalam mazhab Klasik. Karya besar yang disebut di atas lazim dianggap sebagai buku
standar yang pertama di bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang
mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand,
pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana dan
prasarana kelembagaan umum.

Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi, walaupun semula
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos
produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga
alamiah dan harga pasar dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga
alamiah, dan dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai. Sumber kekayaan
bangsa adalah lahan, tenaga kerja, keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan
pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan
tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan asumsi
berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan persaingan
tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang stationer. Smith
berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas.
Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti
meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.

2. Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik: J.B. Say, Malthus dan David Ricardo
Jean Batiste Say.

adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari keluarga saudagar
dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say memperbaiki sistem Adam Smith dengan
cara yang lebih sistematis serta logis. Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang
pasar dan pemasaran) dan dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven
demand tiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam
perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production) yang
sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi
menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang
sifatnya terbatas (pengangguran friksi). Thomas Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di
Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal
tahun 1834. Malthus adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan
perhatiannya kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus
adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan pelajaran dalam
ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat menjadi Profesor of History and
Political Economy di East India College. Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran
Malthus dan kerangka analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang
penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population. Teori
Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan penduduk
bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan bertambah secara deret
hitung.
Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab
Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya
deduktif. David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih
terjabar dan juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan
atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan menurut
pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok
permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh
produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang
nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan
ekonomi.
6. PEMIKIRAN TOKOH-TOKOH KLASIK LAINNYA

Ajaran klasik pertama kali dikembangkan oleh Adam Smith. Ajaran yang tampaknya
sangat sederhana tetapi betul-betul mem’’Bumi’’ini kemudian banyak diikuti, dipelajari, dan
dikembangkan oleh murid-murid dan para pengikutnya. Di antaranya begitu banyak murid dan
pengikut Adam Smith, ada beberapa orang yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut antara lain
:Thomas Maltus, David Ricardo, Jean Baptiste Say, John Stuart Mill.

 THOMAS ROBERTMALTUS (1766-1834)

Sesudah Adam Smith, Thomas Maltus dianggap sebagai pemikir klasik yang sangat
berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Maltus menimba pendidikan di
St.John’s College, Cambridge, Inggris, dan kemudian melanjutkan ke East India College.
Sewaktu ia diangkat sebagai dosen pada East India College, untuk pertama kalinya ekonomi
politik (political ekonomic) diakui sebagai disiplin ekonomi sendiri. Diantara buku-bukunya,
buku yang berjudul principles of population adalah yang dikenal paling luas. Maltus sangat
pesimis tentang masa depan umat manusia. Maltus mengamati manusia berkembang sesuai deret
ukur (geometric progression, dari 2 ke 4, 8, 16, 32 dan seterusnya). Sementara itu, pertumbuhan
produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung (arithmetic progression, dari 2 ke
4, 6, 8, dan seterusnya). Karena perkembangan jumlah manusia jauh lebih cepat di bandingkan
dengan pertumbuhan produksi hasil-hasil pertanian, Maltus meramal bahwa suatu ketika akan
terjadi malapetaka (disaster) yang akan menimpa umat manusia.

 DAVID RICARDO (1772-1823)

Disimak dari sejarah hidupnya, Ricardo tidak memiliki latar belakang pendidikan
ekonomi yang cukup. Namun, pekerjaannya dalam bidang pasar modal yang sudah digelutinya
sejak berusia 14 tahun membuatnya paham tentang dunia ekonomi. Ricardo sependapat dengan
smith bahwa labor memegang peran penting dalam perekonomian. Ide yang berasal dari smith
ini kemudian dikembangkan menjadi teori harga-harga relatif (theory of relativ prices) kapital.
Kapital mendapat perhatian yang cukup besar dalam analisis Ricardo sebab kapital tidak hanya
mampu meningkatkan produktiviitas labor. Tetapi juga berperan dalam mempercepat proses
produksi sehingga produksi dapat dengan cepat dinikmati atau dikonsumsi. Dalam buku The
Principles of political and Taxation (1817), Ricardo mengemukakan beberapa teori, antara lain:

a) Teori Sewa tanah (land rent)


Ia menjelaskan bahwa jenis tanah berbeda-beda. Ada yang subur, kurang subur hingga
tidak subur sama sekali. Untuk menghasilkan satu satuan unit produksi diperlukan biaya-
biaya (biaya rata-rata dan biaya-biaya marjinal). Dalam studinya tentang faktor-faktor
yang menentukan tinggi rendahnya sewa Tanah Ricardo menggunakan analisis yang
sama sekali baru dalam pembahasan ekonomi, yaitu pendekatan analisis marjinal
(marginal analysis)
b) Teori Nilai Kerja (labor theory of value)
c) Teori upah alami (natural wages)
Ricardo menjelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu
dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Karena biaya-biaya bahan mentah
relatif konstan, Ricardo menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga
adalah tingkat upah alami, yang besarnya hanya cukup hanya untuk bertahan hidup
(subsisten).
d) Teori uang
e) Teori keuntungan komparatif (comparative advantage) dari perdagangan internasional
Teori Ricardo yang paling terkenal dan sering dianggap sebagai andalan utama sistem
perdagangan bebas adalah teori keuntungan berbanding (comparative advantage).
Menurut Ricardo, setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan
diri menghasilkan produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Dengan teori itu, tidak
diragukan lagi. Ricardo dianggap sebagai arsitek pertama perdagangan bebas. Berkat
pengaruh Ricardo, timbul gerakan anticorn law antara tahun1820 hingga 1850, suatu
gerakan yang menentang diaturnya tata niaga jagung di Inggris. Gerakan ini dipimpin
oleh Cobden dan Bright serta didukung oleh Ricardo dari pihak akademis.
 JEAN BAPTISTE SAY (1767-1832)

J.B.Say berasal dari Prancis. Ia sangat memuja pemikiran-pemikiran Smith. Sebagai


pendukung yang loyal, ia sangat berjasa dalam menyusun dan melakukan kodifikasi terhadap
pemikiran-pemikiran Smith secara sistematis. Hasil kerjanya dirangkum dalam bukunya Traite
d’Economie Politique (1903). Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah
pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya
sendiri (supply creates its own demand). Pendapat Say ini disebut Hukum Say (Say’s law).
Dalam perekonomian yang mengatur pasar persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi
kelebihan penawaran (excess supply). Kalaupun terjadi, sifatnya hanya sementara.

Pasar lewat”tangan tak kentara” akan mengatur dirinya kembali ke arah kesimbangan.
Misalnya, kalau penawaran terlalu besar dibanding permintaan, stok barang naik, dan harga-
harga di pasar akan turun. Turunya harga ini menyebabkan produsen enggan berproduksi,
sehingga jumlah barang yang ditawarkan kembali sama dengan jumlah barang yang diminta.
Pendapat Say bahwa “produksi akan selalu menciptakan permintaannya sendiri” menjadi
pedoman dasar dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi selama kurun waktu seratus tahun.
Say sebetulnya dapat dikatakan sebagai orang pertama yang berbicara tentang entrepreneur.
Begitu juga ia adalah orang pertama yang bejasa mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas
3 bagian, yaitu tanah, labor, kapital (land, labor, and capital).

 JOHN STUART MILL (1806-1873)

Kebanyakan pakar ekonomi sepakat bahwa ajaran klasik mencapai puncaknya di tangan
J.S.Mill. Mill dikenal sebagai penulis yang sangat berbakat. Reputasinya sebagai penulis diakui
sewaktu dia menerbitkan bukunya yang pertama, A System of Logic tahun 1843. Buku kedua,
On the Liberty terbit tahun 1859. Dua bukunya yang lain, yang dikenal lebih luas, adalah: Essay
on Some Unsettled Questions of Political Economy (terbit tahun 1844 walaupun sebetulnya
sudah siap tahun 1829, saat ia berusia 23 tahun) dan Principles of Political Economy With Some
of Their Applications to Social Philosophhy (1848). Bukunya yang terakhir, Principles of
Political Economy dimaksudkan untuk menyarikan teori-teori ekonomi pada masanya. Dalam
buku tersebut Mill mengatakan tidak ada teori yang orisinil dari pemikirannya sendiri. Akan
tetapi tampaknya ia terlalu merendah. Hal itu disebabkan konsep return to scale adalah orisinil
dari Mill.

Mill orang yang pertama mengemukakan ide tentang konsep elastisitaspermintaan, yang
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Marshall. J.S.Mill juga tidak terlalu kaku dengan
campur tangan pemerintah. Mill memperbolehkan campur tangan pemerintah berupa peraturan-
peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang membawa ke arah peningkatan efisiensi dan
penciptaan iklim yang lebih baik. Sesudah membaca laporan hasil tinjauan parlemen tentang
kondisi kerja tenaga anak-anak, Mill merekomendasikan legislasi untuk melindungi buruh anak-
anak dan memperbaiki kondisi hidup dan kerja yang tidak dapat ditoleransi.

7. SOSIALISME SEBELUM MARXISME

Banyak bermunculan tokoh pemikir ekonomi kapitalis, seperti Robert Malthus, David
Ricardo, J.B. Say, dan J.S. Mill. Mereka tergabung kedalam mahzab klasik yang dimotori oleh
Adam Smith. Pemikiran mereka lebih berorientasi kepada sistem ekonomi pasar, atau liberal,
atau kapitalis. Sistem liberalisme-kapitalisme menimbulkan banyak kontroversi, karena pada
prakteknya kaum borjuis (bangsawan) yang lebih diuntungkan. Ini terlihat dari penguasaan
mereka atas negara. Oleh mereka negara dijadikan sebagai kekuatan dan alat pemaksa untuk
mengatur organisasi ekonomi politik dan kemasyarakatan guna memenuhi berbagai kepentingan
mereka. Kaum borjuis berada pada puncak perekonomian, kepemilikan akan modal yang besar
membuat mereka bertindak semaunya. Hal ini mendapat tentangan dari kaum proletar (buruh),
yang hidupnya semakin tertindas.

William Blake (1775-1827) menggambarkan bahwa kapitalisme telah merusak keadaan


Inggris yang semula damai, kemudian membawa masyarakat ke arah hidup penuh persaingan
dan perkelahian. Berangkat dari kenyataan dimana kapitalisme tidak membawa keadilan bagi
masyarakat dan hanya menguntungkan segelintir orang (kaum borjuis), maka muncullah para
pemikir-pemikir ekonomi baru yang lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat berdasar
azas keadilan dalam perekonomian. Ajaran-ajaran mereka lebih dikenal dengan sosialisme.
Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dibagi atas tiga
kelompok:
1. Kelompok pemikir sosialis sebelumMarx.

2. Pandangan Marx dan Engels.

3. Kelompok pemikir sosoalis sesudah Marx.

A. Pengertian Sosialisme dan Komunisme


Istilah sosialisme dapat merepresentasikan banyak arti. Selain sistem ekonomi, juga
menunjukkan aliran falsafah, ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Menurut J.S. Mill ,
secara sempit sosialisme ialah kegiatan menolong orang-orang yang tak beruntung dan tertindas.
Secara luas, sosialisme diartikan sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling
kurang bertindak sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga masyarakat untuk mengelola
perekonomian, termasuk kewenangan untuk menguasai unit produksi yang menyangkut hajat
hidup orang banyak dan menghilangkan kepemilikan oleh swasta (Brinton, 1981).
Jadi, sistem ini mengharuskan akan adanya kepemilikan secara kolektif terhadap sumber-sumber
produksi. Negara eks Soviet dan Inggris-yang dikuasai oleh partai buruh- dapat dimasukkan ke
dalam sistem sosialis.

Istilah ”komunisme” pertama kali muncul sejak meletusnya revolusi


Bolshevik tahun 1917. Menurut Brinton (1981), sosialisme menggambarkan pergeseran milik
kekayaan dari swasta ke pemerintah yang berlangsung secara perlahan-lahan melalui prosedur
pemerintah dengan memberikan kompensasi kepada swasta. Sedangkan pada komunisme
peralihan kepemilikan dilakukan secara cepat dan paksa tanpa memberikan kompensasi.
Jadi, walaupun tujuan yang akan dicapai sama, tetapi cara yang digunakan berbeda. Dapat
dikatakan bahwa komunisme adalah bentuk sosialisme yang paling ekstrem. Karena untuk
mencapai masyarakat komunis yang dicita-citakan diperoleh melalui suatu revolusi. Sistem
sosialisme-komunisme sering juga disebut sistem ”perekonomian komando” atau sistem
”ekonomi totaliter”, karena negara mutlak menguasai unit-unit ekonomi. Aliran sebelum Marx
ini sering dimasukkan kedalam sosialis, karena pemikirannya yang lebih bersifat utopis (dalam
angan-angan) walau ada beberapa tokoh aliran ini yang berusaha untuk mewujudkannya menjadi
sebuah kenyataan. Untuk itu pemikiran sebelum Marx ini dibagi atas dua konsep. Yaitu
sosialisme utopis dan sosialisme komunitas bersama.

B. Pemikiran-Pemikiran Sosialisme

1. Sosialisme Utopis

Sosialisme bukan hal yang baru, gagasan ini sudah ada sejak jaman Yunani kuno, dimana
Plato berpendapat bahwa negara hanya akan baik kalau dipimpin dan diperintah oleh orang-
orang baik serta negarawan ulung, yang disaring dari seluruh anggota masyarakat. Karena
gagasannya ini Plato dianggap sebagai pendiri ajaran sosialisme. Menurut Plato, sistem
pemerintahan yang baik adalah berbentuk totaliterisme, dikendalikan dan dipimpin oleh orang
terpandai dan terpilih.

Tokoh sosialis utopis adalah Sir Thomas More (1478-1535). Istilah sosialis utopis berasal
dari buku beliau “utopia”, dimana More memimpikan suatu negara impian, dimana semua milik
merupakan milik bersama. Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama. Makanan serta
segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula. Orang tidak perlu bekerja mati-
matian dalam waktu lama, melainkan cukup sekedar dapat memenuhi kebutuhannya saja.
Toleransi hidup ditanamkan.

Tulisan lain yang senada dengan More, antara lain dapat dilihat dari karangan: Tomasso
Campanella (1568-1639) berjudul Civitas Solis; Francis Bacon (1560-1626) berjudul New
Atlantis; dan James Harrington dengan judul Oceana. Para pemikir-pemikir itu mempunyai
kesamaan pandangan akan suatu negara impian dimana sosialisme menjiwai perekonomiannya.
Dan akhirnya angan-angan tetaplah angan-angan yang akan selalu berada di alam bawah sadar
manusia. Tetapi di kemudian hari buku-buku yang bersifat utopia itu akan mempengaruhi
pemikir sosialis lainnya.

2. Sosialisme Komunitas Bersama

Pada awalnya sosialisme hanya merupakan suatu utopis dimana berada dalam angan-
angan manusia. Akan tetapi dilain pihak ada tokoh sosialis yang merealisasi cita-cita mereka
dalam kenyataan. Diantaranya adalah Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837),
dan Louis Blanc (1811-1882). Robert Owen adalah seorang pengusaha yang kaya. Penderitaan
yang pahit membuatnya berpikir bagaimana menciptakan suatu komunitas yang ideal, dimana
kesejahteraan masyarakat sangat diperhatikan. Untuk itu Owen membangun pabrik sebagai
model untuk perbaikan kesejahteraan para pekerja, yang disebut parallelogram. Ide Owen
tentang sosialis dapat dilihat dari bukunya ”The New View of Society”. Ia juga menuntut adanya
partisipasipemerintah. Sama seperti Owen, Fourier dan Blanc juga berhasil merealisasikan
pemikirannya dengan membentuk suatu daerah ideal yang berdasar atas pemikiran sosialisme.
Tetapi sayang komunitas-komunitas itu tidak dapat bertahan lama karena beberapa faktor antara
lain

(1) oposisi dari beberapa kapitalis

(2) kekurangan modal

(3)tidak kuat bersaing dalam sistem kapitalis-liberalis

(4)serta kelemahan dalam pengelolaan.

Dapat dikatakan bahwa ide pemikir sosialis adalah masih bersifat utopis, bersifat angan-
angan, dan terlalu naif untuk diikuti. Karena dinilai idealisme mereka memang tinggi, tetapi
secara teoritis-praktis tidak bisa direalisasi. Kalaupun ada yang merealisasi kebanyakan akan
segera layu sebelum berkembang. Barulah ditangan Marx, ide sosialisme memperoleh ”landasan
ilmiah” untuk berkembang menjadi sesuatu yang realistis.

Anda mungkin juga menyukai