Anda di halaman 1dari 21

BERITA ACARA DAN PROBLEMATIKANYA

Disusun oleh :

DRS.H.M. ALWI MALLO.MH.

PENDAHULUAN

Sifat acara pemeriksaan perkara di depan sidang pengadilan di Indonesia


berdasarkan HIR dan R.Bg. dilakukan secara lisan yang berarti dilakukan dengan
kontak langsung berupa tanya jawab dengan lisan antara majelis hakim dengan
para pihak, begitupula sewaktu mendengar keterangan saksi-saksi;

Atas dasar pemeriksaan seperti itu, hakim dalam melaksanakan tugas


pokoknya yaitu memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan
oleh pihak pencari keadilan, sangat memerlukan seseorang untuk membantu
mencatat jalannya pemeriksaan dipersidangan.

Undang-Undang telah menentukan bahwa tugas tersebut diberikan kepada


Panitera/Panitera Pengganti yang berkewajiban membantu hakim dengan
menghadiri dan mencatat jalannya sidang dipengadilan. Berdasarkan catatan yang
dibuat oleh Panitera/Panitera Pengganti disusunlah Berita Acara Sidang yang
sangat berguna bagi hakim dalam menyusun putusan, oleh karena pentingnya
Berita Acara Sidang tersebut , sehingga pembuatan atau penyusunannya harus
dilakukan dengan cermat, teliti dan hati-hati, agar akurasinya benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan;

PENGERTIAN BERITA ACARA

Kata berita acara merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata yaitu
kata “ berita” dan “ acara”. Menurut bahasa kata berita berarti :Cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa, kabar, pemberitahuan,
pengumuman. Sedangkan kata acara berarti :

1. Hal atau pokok yang akan dibicarakan;

1
2. Hal atau isi karangan;

3. Kegiatan yang dipertunjukkan, disiarkan atau diperlombakan;

4. Pemeriksaan dalam pengadilan;

5. cara.

Dalam bahasa Belanda berita acara disebut dossier atau process verbal
atau verslag yang artinya berita acara atau berkas perkara. Sebutan yang hampir
sama dalam bahasa Inggris disebut “ dossier” atau “official report” yang berarti
juga berita acara.

Menurut istilah dijelaskan oleh M. Yahya Harahap,SH. (mantan Hakim


Agung ), bahwa berita acara dilihat dari segi hukum adalah akta resmi yang
mempunyai nilai autentik karena dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang,
sedangkan bila dilihat dari segi fungsinya berita acara adalah akta resmi yang
memuat segala kejadian di persidangan pengadilan yang terkait dengan perkara
yang diperiksa sebagai dasar pembuatan putusan.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Berita


Acara Sidang adalah akta yang dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang tentang
proses pemeriksaan perkara dalam persidangan yang dijadikan dasar atau bahan
bagi hakim dalam membuat putusan.

Sebagai akta autentik, semua yang tercantum dalam berita acara adalah
keterangan resmi, sepanjang tidak terbukti sebaliknya. Jika ada orang yang
menilai berita acara tersebut palsu maka harus membuktikan kepalsuannya (
Pasal 165 HIR ).

DASAR HUKUM

- Pasal 185 dan186 HIR;

- Pasal 197 dan 198 R.Bg.

2
- Pasal 97 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang berbunyi “Panitera,
WakilPanitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti bertugas membantu
Hakim, yaitu dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan”;

BENTUK – BENTUK BERITA ACARA

Dalam praktek di pengadilan terdapat 6 (enam) bentuk berita acara yang


sering dibuat yaitu ;

1. Berita acara panggilan sidang atau yang disebut dengan relaas panggilan. Berita
acara seperti ini dibuat oleh juru sita/juru sita pengganti yang berisi
pemberitahuan atau panggilan kepada pihak untuk menghadiri sidang yang
disertai pernyataan bertemu atau tidak dengan pihak yang dipanggil;

2.Berita acara sidang adalah berita acara yang dibuat oleh Panitera/Panitera
Pengganti yang mengikuti persidangan. Berita acara sidang merupakan
rekaman peristiwa yang terjadi dalam persidangan yang berhubungan dengan
perkara;

3. Berita acara pemeriksaan setempat ( descente ), berita acara ini juga termasuk
berita acara sidang, hanya saja tempat persidangannya bukan di dalam ruang
sidang melainkan dilokasi tempat objek sengketa, Pemeriksaan setempat
dapat dibuka di ruang sidang kemudian berangkat ke tempat objek barang
kemudian kembali keruang sidang untuk menutup persidangan atau dapat
juga dibuka dan ditutup di kantor kelurahan bahkan dapat juga dibuka dan
ditutup dilokasi objek sengketa;

4. Berita acara aanmaning, yaitu berita acara yang dibuat dipersidangan pada saat
pihak yang kalah di aanmaning atau ditegur agar melaksanakan putusan
dengan suka rela;

5. Berita acara eksekusi yaitu berita acara yang dibuat oleh Panitera/Juru Sita/
juru sita pengganti pada saat pelaksanaan eksekusi;

6. Berita acara penyitaan yaitu berita acara yang dibuat oleh juru sita/ juru sita
pengganti sewaktu atau setelah melakukan penyitaan terhadap barang –

3
barang objek sengketa yang merupakan milik penggugat atau tergugat atau
keduanya;

FUNGSI BERITA ACARA SIDANG

Berita acara sidang mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1. Sebagai dasar bagi hakim dalam menyusun putusan ;

2. Sebagai landasan dalam menilai putusan tingkat pertama dalam pemeriksaan


tingkat banding ;

3. Sebagai bagian dari dokumentasi pengadilan;

4. Sebagai rujukan dalam membuat pengganti putusan;

5. Sebagai bahan informasi ilmu pengetahuan;

TEKNIS PEMBUATAN BERITA ACARA SIDANG

Pembuatan berita acara sidang menggunakan kertas A4 70 gram. Margin atas dan
bawah berjarak 3 cm, margin kiri 4 cm dan margin kanan 2 cm. jarak antara baris
pertama dengan baris berikutnya 1,1/2 spasi, dengan menggunakan huruf font
arial 12.

Format atau bentuk berita acara sidang menggunakan format balok atau segi empat
atau format iris talas. Kalau format balok, kertas di bagi dua seperdua bagian kiri
diisi dengan pertanyaan dan seperdua bagian kanan disi dengan jawaban,
sedangkan format iris talas kertas juga dibagi dua tapi pada kolom pertanyaan
bagian kanannya berbentuk miring kebawah semakin kebawah semakin kecil,
sedangkan pada kolom jawaban bagian kiri miring kebawah semakin kebawah
semakin besar;

Dalam menulis Tanya jawab dalam berita acara dapat dilakukan dengan
menggunakan kalimat langsung seperti; “ Apakah saudara saksi mengenal
tergugat” jawaban “ ya, saya kenal dengan tergugat “ , tetapi dapat juga
menggunakan kalimat tidak langsung seperti “ atas pertanyaan ketua majelis

4
tergugat menyatakan akan memberi jawaban secara tertulis dan mohon diberi
waktu” .

Kepala BAS ( Berita Acara Sidang ) memakai huruf capital tanpa diberi garis di
bawahnya. Nomor perkara ditulis dengan 4 digit dan setelah kata nomor tidak
memakai titik dua. Di bawah Nomor BAS untuk sidang pertama ditulis “ Sidang
Pertama dan untuk sidang berikutnya cukup ditulis “ Lanjutan “. Contoh:

BERITA ACARA SIDANG

Nomor 0003/Pdt.G/2015/PA. Ab.

Sidang pertama

Penulisan identitas para pihak meliputi nama, umur, agama, pendidikan,


pekerjaan dan tempat tinggal. Bila para pihak atau salah satu pihak
menggunakan kuasa hukum, maka identitas kuasa hukum ditulis/diletakkan
setelah identitas para pihak.

Kata melawan ditempatkan di tengah-tengah ( center text) dengan menggunakan


huruf kecil.

Untuk menjelaskan susunan majelis ditulis dengan menggunakan kalimat “


Susunan majelis yang bersidang “. Nama-nama majelis hakim ditulis lengkap
dengan titelnya dengan menggunakan huruf capital pada awalnya, Jika
susunan majelis pada BAS sidang pertama dan BAS lanjutan tidak terjadi
perubahan, maka pada BAS lanjutan ditulis kalimat” Susunan majelis yang
bersidang sama dengan sidang yang lalu”, tetapi jika terjadi perubahan
susunan majelis maka pada BAS lanjutan ditulis nama majelis yang baru;

Alinea baru pada setiap kalimat pengetikannya harus masuk 5(lima)


karakter(ketukan).

Berita acara sidang harus diberi nomor halaman secara bersambung dari sidang
pertama sampai sidang yang terakhir dan diletakkan pada sebelah kanan
bawah. Semua jawaban ( termasuk dalam rekonpensi), replik, duplik, rereplik,
reduplik, alat bukti tertulis dan semua surat/dokumen tertulis serta

5
kesimpulan para pihak, menjadi satu kesatuan dengan berita acara sidang juga
diberi nomor halaman secara berurutan menurut kronologis persidangan.

Pada dasarnya seorang panitera pengganti dalam mendampingi majelis hakim di


persidangan bertugas mencatat semua peristiwa atau kejadian di persidangan,
namun demikian seorang panitera pengganti harus pintar memilih dan
memilah hanya peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan pokok
perkara saja yang harus di muat dalam berita acara sidang, untuk itu seorang
panitera dituntut untuk mengetahui pokok perkara yang disidangkan, tahapan-
tahapan persidangan dan agar dapat mengikuti jalannya persidangan dengan
baik perlu konsentrasi penuh terhadap pertanyaan majelis hakim dan jawaban
para pihak dan dapat menulis cepat dengan singkatan-singkatan.

Pembuatan berita acara sidang harus mengunakan bahasa Indonesia yang


baku ( EYD ), jika ada bahasa asing, bahasa asing tersebut harus ditulis
terjemahannya dalam kurung, juga harus dihindari memakai kata-kata gaul
atau bahasa daerah setempat.

Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan berita acara sidang, maka


memperbaikinya tidak boleh menggunakan correction fluid seperti Tip-Exdan
sejenisnya, tetapi harus menggunakan metode renvoi seperti : SC = Sah Coret
untuk kata/kalimat yang tidak dipakai, atau SCG = Sah Coret Ganti untuk
kata/kalimat yang diganti, kemudian kata penggantinya ditulis di atas kata
yang dicoret, atau ST =Sah Tambah apabila ada penambahan kata,
tambahannya ditulis diatasnya. Kata yang dicoret atau diganti diberi garis ( tapi
tetap bisa terbaca), dan bila kalimat yang dicoret atau ditambah itu panjang
dipakai Z Cross, kemudian pinggir sebelah kiri ditulis SC, ST, atau SCG baru
diparaf oleh Panitera pengganti/Ketua Majelis.

HAL-HAL YANG HARUS TERCANTUM DALAM BAS.

Suatu berita acara sidang harus memuat hal-hal sebagai berikut ;

1. Judul , Nomor perkara dan pernyataan sidang keberapa ; untuk masalah ini
telah di jelaskan di atas;

6
2. Nama pengadilan yang memeriksa, tempat persidangan, tanggal,bulan dan
tahun pelaksanaan sidang;

3. Nama, bin, agama, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal dan kedudukan


para pihak yang berperkara, jika menggunakan kuasa hukum, identitas
pihak principal ditulis terlebih dahulu;

4. Nama-nama majelis hakim dan panitera pengganti yang menyidangkan


perkara, jika pada sidang pertama dan keduatidak berubah, maka untuk
sidang berikutnya cukup ditulis susunan “majelis yang bersidang sama
dengan sidang yang lalu”, tapi jika terjadi pergantian majelis, maka nama-
nama majelis yang baru kembali ditulis lengkap;

5. Pernyataan sidang dibuka dan terbuka untuk umum;

6. Pernyataan hadir atau tidaknya para pihak yang berperkara, kalau hadir
apakah dia hadir sendiri atau diwakili oleh kuasanya;

7. Keterangan tentang usaha mendamaikan para pihak oleh majelis hakim (


untuk perkara perceraian), kalau tidak berhasil maka kedua belah pihak
diperintahkan mengikuti proses mediasi , selanjutnya menulis dan
menetapkan nama mediator yang dipilih atau yang ditunjuk oleh majelis
hakim;

8. Pernyataan sidang tertutup untuk umum ( bagi perkara yang harus tertutup
untuk umum), seperti perkara perceraian;

9. Pernyataan tentang adanya pembacaan surat gugatan, jawaban, replik dan


kesimpulan masing-masing pihak;

10. Dalam hal pemeriksaan bukti tertulis/surat harus ada pernyataan kalau alat
bukti tersebut telah dicocokkan dengan aslinya dan diberi kode P1 dan
seterusnya untuk penggugat/pemohon dan kode T1 dan seterusnya untuk
tergugat/termohon;

11.Pernyataan sidang terbuka untuk umum ( apabila sidang sebelumnya


dinyatakan tertutup untuk umum );

7
12.Terhadap perkara yang ditunda pemeriksaannya, harus ditulis adanya
penundaan sidang disertai dengan hari, tanggal, bulan dan tahun untuk
sidang berikutnya. Bagi yang hadir diberitahukan agar hadir pada hari dan
tanggal tersebut, sedang bagi yang tidak hadir diperintahkan kepada juru
sita pengganti untuk memanggil yang bersangkutan, dan penundaan sidang
harus pula disebut alasan penundaannya; contoh: sidang ditunda sampai
dengan hari………………..tanggal………………..2015 untuk ……………….;

13.Pernyataan persidangan ditutup dan penandatanganan berita acara sidang


oleh ketua majelis dan panitera pengganti / panitera sidang;

Apabila ketua majelis berhalangan tetap, maka berita acara sidang


ditandatangani oleh hakim anggota yang lebih senior, tetapi jika panitera
sidang yang berhalangan harus dicatat dalam berita acara dan disebutkan
dalam putusan.

Setelah Panitera Pengganti mengikuti persidangan dengan mencatat jalannya


sidang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sidang, maka panitera
pengganti kembali menyusun/mengetik Berita acara sidang secepat
mungkin atau paling lambat sehari sebelum persidangan berikutnya
dilakukan,hal ini perlu dilakukan untuk menjamin akurasi isi berita acara
sidang, sebab jika penyusunan/pengetikan terlambat dilakukan Panitera
pengganti dikhawatirkan tidak dapat mengingat secara detail dan
sempurna apa yang terjadi dalam persidangan terutama jawaban para
pihak dan keterangan-keterangan saksi, sementara pembuatan putusan
sangat tergantung kepada isi berita acara sidang yang akurat, bukan
sebaliknya.

Contoh BAS pertama P dan T hadir

8
BERITA ACARA SIDANG

Nomor 0002/Pdt.G/2015/PA. Ab.

Sidang pertama

Pengadilan Agama ………………. yang memeriksa dan mengadili perkara


tertentu dalam tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang
Pengadilan Agama tersebut pada hari ……………….. tanggal………………….. atas
perkara…………………………….. antara :

…………………bin/binti……………….. Umur…………. Agama Islam ,


Pendidikan…………………….., Pekerjaan
……………………………… Tempat tinggal / kediaman
di………………………………. RT………….RW………,
Kelurahan…………………, Kecamatan………………….
Kota/Kabupaten………………………….sebagai
Penggugat/Pemohon;

melawan

…………………..bin/binti …………………Umur …………Agama Islam,


Pendidikan…………………….,
Pekerjaan………………………………… Tempat tinggal/
kediaman
di………………………..RT……………….RW…………..,Kelurah
an ……………………….,Kecamatan…………………………….,
Kota/Kabupaten…………………………….sebagai
Tergugat/Termohon;

Susunan Majelis yang bersidang :

Nama lengkap sebagai Ketua Majelis

9
………………………………………….. sebagai Hakim Anggota

………………………………………….. sebagai Hakim Anggota, dan


dibantu oleh…………………………………………. …….sebagai Panitera Pengganti

Setelah persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum


oleh Ketua Majelis, Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon
menghadap ke persidangan;

Penggugat / Pemohon menghadap sendiri ;

Tergugat / Termohon menghadap sendiri ;

Selanjutnya Ketua Majelis memeriksa identitas


Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon, yang ternyata sesuai
dengan yang tertera dalam surat gugatan/permohonan;

Selanjutnya Ketua majelis mendamaikan kedua belah pihak yang


berperkara agar kembali rukun membina rumah tangga, namun upaya
tersebut tidak berhasil. Selanjutnya Ketua Majelis menjelaskan bahwa
Penggugat/Pemohon dan Tergugat/ Termohon harus menempuh proses
mediasi di Pengadilan. Setelah itu Ketua Majelis menjelaskan tatacara
mediasi, lalu Ketua Majelis memberi kesempatan kepada
Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon, untuk berunding guna
memilih mediator yang terdaftar di Pengadilan Agama……………………………..

Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon sepakat memilih


saudara(i) ………………………… sebagai mediator, dan atas dasar itu Ketua
Majelis menetapkan mediator tersebut dengan penetapan sebagai
berikut*;

Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon, sepakat


menyerahkan kepada Majelis untuk menunjuk mediator, atas dasar itu
Ketua Majelis menunjuk Saudara(i)………………. Sebagai mediator dengan
penetapan sebagai berikut;

10
Selanjutnya Ketua Majelis memerintahkan kepada Panitera
Pengganti untuk menyampaikan penetapan penunjukan mediator tersebut
kepada mediator yang bersangkutan, kepada Penggugat/Pemohon dan
Tergugat/Termohon diminta untuk menghubungi mediator yang sudah
ditunjuk;

Selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang ditunda sampai


dengan hari ……………… tanggal………………….pukul………….untuk memberi
kesempatan kepada Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon
mengikuti proses mediasi, serta memberitahu kepada penggugat/Pemohon
dan Tergugat/Termohon, supaya hadir kembali dalam sidang yang telah
ditetapkan tersebut tanpa dipanggil lagi.*

Selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang ditunda pada hari


dan tanggal yang ditentukan kemudian, guna memberikan kesempatan
kepada Penggugat/pemohon dan tergugat/Termohon mengikuti proses
mediasi ;*

Setelah penundaan tersebut diumumkan, selanjutnya Ketua


majelis menyatakan sidang ditutup.

Demikian berita acara sidang ini dibuat dan ditandatangani oleh Ketua
Majelis dan Panitera Pengganti.

Panitera Pengganti, Ketua Majelis,

11
Contoh BAS pertama P hadir T tidak hadir

BERITA ACARA SIDANG

Nomor 0003/Pdt.G/2015/PA. Ab.

Sidang pertama

Pengadilan Agama……………………………yang memeriksa dan mengadili


perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang
Pengadilan Agama tersebut, pada hari………….. tanggal………….. dalam
perkara……………… antara :

………………………….bin/binti…………. Umur………tahun, agama Islam,


pekerjaan…………………,
pendidikan………………………, tempat
kediaman di
……………..RT………..RW………..Kelurahan……
……………….,Kecamatan………………..Kota/Ka
bupaten……………………… sebagai
Penggugat/Pemohon;

melawan

………………………..bin/binti…………umur…….tahun, agama
Islam,pekerjaan……………….,pendidikan,
tempat kediaman
di………………RT………..RW…………..,Keluraha
n/Desa………………..Kecamatan…………….
Kabupaten/Kota………………………………………
sebagai tergugat/Termohon;

Susunan majelis yang bersidang :

1…………………………………… sebagai Ketua Majelis;

12
2……………………………………sebagai Hakim Anggota;

3…………………………………….sebagai Hakim Anggota; dan dibantu

…………………………………………sebagai Panitera Pengganti;

Setelah siding dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh


Ketua Majelis, Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon dipanggil
menghadap kepersidangan;

Penggugat/Pemohon menghadap sendiri;

Tergugat/Termohon tidak menghadap ke persidangan sekalipun


menurut relaas Nomor…………… tanggal……………. Yang dibacakan di
persidangan Tergugat/Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut
untuk menghadap ke persidangan;

Selanjutnya Ketua Majelis menunda sidang sampai dengan


hari………..tanggal…………………,pukul…………..,untukmemanggil
Tergugat/Termohon dan memerintahkan Jurusita/Jurusita Pengganti
memanggil kembali Tergugat/Termohon untuk menghadap ke persidangan
pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan di atas serta memberitahu
Penggugat/Pemohon untuk hadir kembali pada hari dan tanggal tersebut
tanpa dipanggil lagi;

Setelah penundaan sidang tersebut diumumkan, selanjutnya


Ketua Majelis menyatakan sidang ditutup;

Demikian berita acara siding ini dibuat dan ditandatangani oleh


Ketua Majelis serta Panitera Pengganti;

Panitera Pengganti Ketua Majelis

…………………………………………… …………………………………….

13
BERITA ACARA SITA

Berita acara sita adalah berita acara yang dibuat oleh


Panitera/Panitera Pengganti atau Juru Sita/ Juru Sita Pengganti pada saat
melakukan atau setelah melakukan penyitaan. Suatu penyitaan yang tidak
disertai dengan berita acara, maka penyitaan yang dilakukan adalah tidak
sah.

Berita acara sita dipandang benar dan telah memenuhi syarat


formil, apabila telah memuat hal-hal sebagai berikut ;

1. Waktu pelaksanaan sita yang meliputi hari, tanggal, bulan, tahun dan
jam;
2. Mencantumkan nama, pekerjaan dan alamat kedua orang saksi;
3. Merinci secara lengkap tindakan yang dilakukan yang meliputi :
- Barang/benda apa saja yang disita;
- Jenis, ukuran dan letak barang/objek yang disita;
- Keterangan tentang hadir/tidaknya termohon;
- Penegasan mengenai penjagaan barang yang disita;
- Penjelasan tentang non bevending terhadap barang/objek yang tidak
ditemukan;
- Keterangan tentang terlaksana/ tidaknya pelaksanaan sita;
4. Penandatanganan berita acara oleh pejabat pelaksana sita dan dua
orang saksi;
5. Mendaftarkan berita acara sita kepada Kantor Kelurahan/Desa (barang
tetap tidak bersertifikat)atau Kantor Pertanahan Nasional ( barang tetap
yang bersertifikat)

CONTOH Berita Acara Sita


BERITA ACARA SITA JAMINAN
( CONSEVATOIR BESLAG)
Nomor…../Pdt.G/2015/PA.Ab.
Pada hari ini………………. Tanggal……………….. ,
saya………………………..Panitera/jurusita Pengadilan Agama…………….. atas

14
perintah Ketua Pengadilan Agama tersebut dalam surat penetapannya
tanggal……………………. Nomor dalam perkara :

………………………..,umur…………….. agama……………
pendidikan……………………,Pekerjaan bertempat tinggal di………………………..
Selanjutnya disebut Penggugat/Pemohon;

Melawan
……………………..,umur………………..agama…………………….pendidikan…………….
Pekerjaan…………………….,bertmpat tinggal di……………………………………….
Selanjutnya disebut Tergugat/ Termohon;
Untuk melukukan penyitaan( sita Jaminan) atas barang yang ada di
tangan Tergugat/Termohon yang lebih jelas diuraikan dalam surat
gugatan/permohonan, maka saya dengan disertai dua orang saksi
masing-masing :
1………………………………..umur…………….agama………….pendidikan………………
pekerjaan…………………..bertempat tinggal di…………………………
2…………………………………umur……………agama…………..pendidikan………………
pekerjaan…………………….bertempat tinggal di…………………………………………
telah datang dilokasi objek yang akan disita, dan disana bertemu dan
berbicara dengan tergugat/Termohon sendiri;
Setelah kepadanya diberitahukan tentang maksud kedatangan saya
dengan memperlihatkan surat penetapan tersebut di atas, maka saya
dengan disaksikan oleh dua orang saksi tersebut melakukan penyitaan
atas barang-barang kepunyaan Tergugat/Termohon berupa;
1.………………………………………………………………………
2……………………………………………………………………… dst;
Sebagai penyimpan barang- barang sitaan tersebut di atas telah
ditunjuk…………………………… dengan diberitahukan kepadanya bahwa
sebelum ada penetapan lebih lanjut mengenai penyitaan ini, barang-
barang yang telah disita tersebut tidak boleh dipindahkan atau
dihilangkan dari tangannya sendiri dengan jalan penjualan dan
sebagainya;
15
Kepada…………………. Selaku Kepala Desa/Lurah telah saya
beritahukan mengenai penyitaan barang-barang itu dengan maksud
supaya hal itu diumumkan di tempat itu agar dapat diketahui orang
banyak;
Kemudian saya telah meninggalkan dan menyerahkan pula
kepada pihak Penggugat/Pemohon dan tergugat/termohon masing-
masing sehelai salinan berita acara penyitaan ini;
Demikian, berita acara penyitaan ini dibuat dan ditandatangani
oleh saya Panitera/Jurusita, saksi-saksi, Tergugat/termohon dan
Kepala Desa/Lurah;
Saksi-saksi Panitera/Jurusita
1……………………………….
2……………………………….
Penyimpan barang sitaan
Tergugat/ Termohon

……………………………………………..
Perincian biaya
……………………………….Rp………………
……………………………….Rp………………..
Pada hari…………………tanggal………………….pukul………..telah
memerintahkan supaya penyitaan barang-barang tetap tersebut di
atas diumumkan dengan jalan mendaftarkannya dalam register yang
telah disediakan untuk itu.
Panitera/Jurusita

…………………………
Pada hari ini……………………… tanggal………………jam………………….
Saya Panitera/Jurusita Pengadilan Agama………………… telah
mendaftarkan untuk seperlunya kepada Kepala Kantor Badan
Pertanahan Nasional…………….. tentang penyitaan barang-barang tetap
tersebut.
Panitera/Jurusita
16
………………………………………….

BERITA ACARA EKSEKUSI

Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilakukan


secara paksa oleh pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara dan
tidak mau melaksanakan putusan secara sukarela .

Pasal 197 ayat(5) HIR atau Pasal 209 ayat (4) RBg memerintahkan
kepada pejabat yang melaksanakan eksekusi untuk membuat berita acara
eksekusi, dengan demikian keabsahan suatu eksekusi sangat ditentukan
dengan adanya berita acara. Banyak terjadi ketidak pastian eksekusi
disebabkan karena berita acaranya yang tidak betul seperti ;

- Tidak menerangkan secara seksama peristiwa yang terjadi pada saat


pelaksanaan eksekusi;

- Tidak dijelaskan secara tegas objek yang dieksekusi, sebagian atau


seluruhnya;

- Tidak menyebutkan secara jelas identitas,luas atau batas-batas tanah


yang dieksekusi ;

- Barang yang dieksekusi tidak sesuai dengan amar putusan


pengadilan.

Dengan demikian dalam pembuatan berita acara eksekusi perlu


memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ;

1. Harus memuat nama, pekerjaan dan tempat tinggal dua orang saksi
yang membantu pejabat pelaksana eksekusi dalam melaksanakan
eksekusi ( Pasal 197 ayat 5 HIR atau Pasal 210 RBg.);
2. Harus merinci secara lengkap jalannya pelaksanaan eksekusi terutama
mengenai identitas barang yang dieksekusi seperti jumlahnya, jenisnya,
batas-batasnya, luasnya dsb;
17
3. Keterangan tentang hadir/tidaknya termohon eksekusi;
4. Keterangan tentang pengawasan barang/objek yang dieksekusi;
5. Penjelasan tentang non bevending (objek yang tidak ditemukan/tidak
sesuai dengan amar putusan);
6. Keterangan tentang dapat/tidaknya eksekusi dilaksanakan;
7. Keterangan tentang penyerahan barang yang dieksekusi kepada
pemohon eksekusi;
8. Berita acara harus ditandatangani oleh pejabat pelaksana eksekusi dan
dua orang saksi ;

Penandatanganan berita acara merupakan syarat sahnya suatu


eksekusi ( Pasal 197 ayat 6 HIR atau Pasal ayat 1 RBg.). Keikutsertaan
Kepala Desa dan pihak tereksekusi menandatangani berita acara eksekusi
bukan merupakan syarat formil keabsahan eksekusi, akan tetapi ikut
sertanya kepala Desa dan tereksekusi menandatangani berita acara
menjadikan pelaksanaan eksekusi lebih sempurna lagi;

CONTOH BERITA ACARA EKSEKUSI.

BERITA ACARA EKSEKUSI

Nomor ………/Pdt.G/2015/PA. Ab.

Pada hari ini………………………… tanggal………………saya………………………

Panitera/Jurusita Pengadilan agama…………………..atas perintah Ketua


Pengadilan Agama tersebut dengan penetapan
tanggal…………………Nomor………/Pdt.G/2015/PA. Ab. Dengan dibantu oleh
dua orang saksi yang saya kenal dan dapat dipercaya masing-masing:

1……………………………….umur ………… pekerjaan Pegawai Pegawai Pengadilan


agama………………….. bertempat tinggal di…………………..

2. …………………………….. umur…………… pekerjaan Pegawai Pengadilan


Agama………………… bertempat tinggal di……………………..

18
Telah datang di tempat objek yang menjadi sengketa dalam perkara ini
yaitu diDesa/Kelurahan…………………..Kecamatan………………….Kabupaten/
Kota…….…….untuk melaksanakan putusan Pengadilan Agama………………..
tanggal……………nomor……../Pdt.G/2015/PA. Ab. Yang telah berkekuatan
hukum tetap, dalam perkara :

…………………………..Umur…………..pendidikan………….pekerjaan………………..ber
tempat tinggal di…………………Desa/Kelurahan……………….Kecamatan………….

Kabupaten/ Kota…………………sebagai Penggugat/Pemohon

melawan

…………………………..Umur……………….pendidikan………………..pekerjaan……………
bertempat tinggal di………………..Desa/Kelurahan…………………..Kecamatan……

…………….Kabupaten/Kota……………… di sana kami bertemu dan berbicara


dengan :

1. Pemohon eksekusi…………………………………..
2. Termohon eksekusi…………………………………….
Dan kami beritahukan maksud kedatangan kami yaitu untuk
melaksanakan putusan Pengadilan Agama………………..tanggal…………………
Nomor………/Pdt.G/2015/PA.Ab. yang telah berkekuatan hukum tetap,
sambil menunjukkan dan membacakan surat penetapan Ketua
Pengadilan Agama tersebut;
Selanjutnya saya menjelaskan isi dan maksud surat penetapan tersebut
dan menyampaikan kepada pihak-pihak yang hadir dan kepada saksi-
saksi bahwa pelaksanaan putusan ini segera akan dilaksanakan;
Selanjutnya kami datang ketempat objek yang menjadi sengketa dalam
perkara ini yaitu berupa yaitu sebidang tanah yang terletak di
Desa/Kelurahan………………………………,Kecamatan…………………………..,
Kabupaten/Kota Persil No………. kelas…………..luas………… beserta
bangunannya dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara………………………………
Selatan…………………………..
19
Barat………………………………..
Timur…………………………………
Setelah objek sengketa tersebut dibenarkan oleh kedua belah pihak,
maka tanah beserta bangunan tersebut kami cabut dari
tangan/penguasaan Tergugat…………………………,dan seketika itupula kami
bagikan kepada pihak-pihak berperkara sebagaimana bunyi amar
putusan Pengadilan agama……………..;
Demikian berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh saya
dan saksi-saksi dan selanjutnya selembar dari berita acara ini diberikan
kepada masing-masing pihak pemohon eksekusi dan termohon eksekusi;

Yang melakukan eksekusi

Saksi-saksi Panitera/jurusita

1……………………………..
2………………………………… …………………………………

PENUTUP.

Demikian uraian tentang sekelumit masalah berita acara, semoga


ada manfaatnya amin.

Penyusun.

DAFTAR PUSTAKA

1. M.Yahya Harahap,S.H.; Hukum Acara Perdata;


2. ------------------------------; Ruang Lingkup Permasalahan eksekusi Bidang
Perdata;

20
3. Mahkamah Agung R.I ; Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
Peradilan Agama, Buku II Edisi Revisi, Tahun 2013;
4. Pengadilan Tinggi Agama Surabaya; Konfigurasi dan Dinamika Hukum
Peradilan Agama, Tahun 2013;
5. Pengadilan Tinggi Agama Makassar; Pedoman Kerja Hakim, Panitera dan
Jurusita sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Makassar, Edisi Revisi Tahun
2011;

21

Anda mungkin juga menyukai