1. URAIAN UMUM
Kontraktor melakukan layanan Jasa Konstruksi yang meliputi dari memperkerjakan tenaga kerja
sesuai dengan ketrampilan yang dibutuhkan, menyediakan kebutuhan material dan peralatan
yang dibutuhkan. Untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar bestek, bill of quantity
dan spesifikasi teknis.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Pembangunan 6 (enam) Ruang Kelas Baru Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Bireuen Kabupaten Bireuen dengan Bill of Quantity dan Gambar Bestek, adapun
lingkup tersebut meliputi :
Pembangunan 6 (enam) Ruang Kelas Baru (RKB) SMA N 1 Bireuen, luas 432 m2.
Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan
syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor wajib megikuti ketentuan peraturan-peraturan
yang disebutkan diatas.
1
4. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi pekerjaan :
4.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
4.1.2. Pembuatan Pondok Kerja.
4.1.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
4.1.4. Pembuatan papan nama proyek
4.1.5. Pemasangan bouwplank
4.1.6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
4.1.7. Keselamatan Pekerja.
4.2.1. Untuk pondok kerja , digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng.
4.2.2. Untuk Konsultan Pengawas Keet ; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan
dicat dengan cat tembok, atap seng gelombang BJLS 020, dan lantai papan.
4.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-
15-1919-03.
4.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat
putih.
4.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II uk. 5/7 dan papan kelas III ukuran
2/20 cm.
4.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan
lain-lain digunakan bahan kayu setempat.
5. PEKERJAAN TANAH/URUGAN
Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut
dan lain-lain :
5.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling bangunan).
5.1.2. Timbunan kembali galian tanah pondasi
5.1.3. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
peadatannya.
5.1.4. Perataan tanah sekeliling bangunan (cut and fill) bila ada,
5.1.5 Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan
(bila ada)
Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu,
serta sampah lainnya.
5.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.
5.3.2. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
3
Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk seperlunya.
5.3.3. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk Septic-tank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih
dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar
detail.
5.3.4 Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu
pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah
pondasi selesai.
5.3.5 Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam
gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah
yang disyaratkan dalam Site Plan.
5.3.6 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir
urug.
5.3.7 Pengurugan bekas galian pondasi, galian Septic-tank, galian saluran air hujan,
saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat,
ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas.
Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
5.3.8 Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-
lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali
tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.
5.3.9 Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal
10 cm dan dipadatkan.
6. PEKERJAAN PONDASI
6.1. Lingkup Pekerjaan
4
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
6.1.1. Pondasi pasangan batu kali/batu belah/cyclopean beton.
6.1.2. Pondasi batu bata.
6.2. Persyaratan Bahan
6.2.1. Untuk pekerjaan cyclopean beton, batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang
berukuran maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu – abu hitam dan tidak berpori.
6.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang berkualitas baik.
6.3. Pedoman Pelaksanaan
6.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran – pengukuran untuk
as – as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi
tentang kesempurnaan galian.
6.3.2. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm dan dipadatkan,
sebagai lantai kerja. Diatas pasir, dipasang aanstamping terdiri dari batu kali dan
pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan
menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga – rongga batu kali
tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
6.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm², dibawah pondasi pasang
cerucuk kayu gelam/kelukup/bakau yang ditumbuk hingga mencapai kedalaman
tanah keras.
6.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail.
Campuran yang digunakan ; Pondasi beton cyclopean dibuat dengan adukan 1 Pc : 3
Ps : 5 Kr yang diisi 30 % batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat
1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian
sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
7.2. Bahan
5
7.2.1. Semen
) Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
) Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
) Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
7.2.3. Kerikil
) Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
) Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
7.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
8. PEKERJAAN DINDING
8.2.1. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk standar
batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku – siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang merugikan.
Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
8.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir – butir yang tajam dank eras, butir – butir harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
dukan pasangan harus dibuat secara hati – hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
8
8.3.3. Pengukuran (Uit – Zet) harus dilakukan Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar,dengan syarat :
8.3.3.1 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan Pengukuran pasangan benang antara satu kali
menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata
yang telah selesai.
8.3.3.1 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
8.3.4. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat – tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom – kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
8.3.5. Lubang untuk alat – alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibut
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum dipleseter). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama – sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
8.3.6. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
penutup sesuai (plastik). Dinding yang telah dipasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya.
9. PEKERJAAN PLESTERAN
9
) Dinding dibersihkan dari semua kotoran sampai benar-benar siap menerima
plester PC.
) Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan.
) Dinding dibasahi dengan air. Dinding jangan dipasang plester sampai
permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap.
) Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus
dikerok sedalam 1 cm untuk meberikan pegangan pada plesteran.
) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
) Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanent) serta untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan
yang datar / rata kontur dan profil-profil yang akurat.
9.3.2. Letakkan dan/atau tempelkan campuran plesteran dengan masa tunggu selama 2,5
jam (maksimum) setelah proses pencampuran, kecuali udara panas / kering,
kurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah kekakuan
yang bersifat sementara dari plester, jangan menambah air lagi untuk membasahi
plester yang sudah kaku itu.
9.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.
9.3.5. Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak
tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar untuk diperbaiki oleh Kontraktor.
9.3.6. Untuk bidang yang kedap air / pasangan dinding bata yang dekat dengan tanah
(diatas sloof), semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1
pc : 3 ps dengan ketinggian 40 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari
permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya (dapur,
pantry).
9.3.7. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesteran.
10
9.3.9. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.
10.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa
– pipa, saluran – saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
10.3.3. Adukan
¾ Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps.
¾ Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran
yang plastis.
10.3.4. Pemasangan
¾ Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester
setebal 1 cm. adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan
plesteran 1 Pc : 3 Ps.
11
¾ Lantai keramik dipasang diatas dasar lantai beton tumbuk tebal 5 cm
dengan campuran tersebut diatas. Diatas dasar lantai beton tersebut
diletakkan perekat untuk keramik dengan campuran seperti tersebut pada
analisa untuk lantai keramik. Kemudian keramik diletakkan diatas bahan
diatas dan diratakan dengan mengetuk keramik dengan kayu hingga
merata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan selesai keramik harus
dibersihkan dengan kain lap basah.
¾ Adukan perekat untuk lantai harus betul – betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga – rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan
konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin harus sama lebarnya,
lurus dan harus diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan
warna ubin. Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan
waterpass.
11.2.1. Untuk kayu kusen pintu/jendela dan lisplank digunakan jenis kayu
semantok atau dammar laut
11.2.2. Untuk daun pintu dan jendela digunakan kayu meurante
12
12. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ( PLAFOND )
13.3.1. Pemasangan atap dipakukan langsung pada rangka atap/ langsung pada
gording dengan menggunakan paku khusus tahan karat.
13.3.2. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Minimal tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5
alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil
akhir pasangan akan rapi.
13.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu
lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai
dengan persyaratan pabrik
14.3.1 Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag merek
14
Yale, yang berkualitas baik.
14.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
14.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur
seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini.
14.3.6. Pacok Pintu dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu
pada satu pintu)
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan
dan penyambungan arus dari sumber yang telah ada sehingga arus listrik dapat difungsikan.
Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera
dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan
stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah
berfungsi pada titik tersebut.
16.3.2. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
) 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
) 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
) Penghalusan dengan amplas
) Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
16.3.3 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
) Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap
dengan kain kering yang bersih.
) Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata minimal 2(dua)
kali.
) Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas
16.3.4 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut
) Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
noda-noda mengelupas.
) Warna yang digunakan ditentukan oleh Direksi Lapangan .
17.4 Pemasangan
a. Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan gambar rencana dan
bukan petunjuk pemasangan.
b. Jika terjadi kerusakan, seperti bengkok, bagian yang diatas putus, dan kesalahan
teknis, maka pemborong harus segera memperbaiki sesuai dengan gambar.
17
kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat
serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
18.3 Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % sampai 100 %
yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto harus dilakukan
pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas terlihat sisi tersebut dari
permulan pekerjaan sampai akhir pekerjaan.
18.4 Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan Kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
18.5 Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka
pekerjaan tesebut harus diaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis dari
Pemberi Pekerjaan.
18.6 Biaya – biaya administrasi dan finishing (pembersihan akhir) sudah termasuk
(larut) di dalam Bill of Quantity
18
18.7 Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor dan Pengawas Pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Konsultan Perencana
PT. DONYA LESTARI CONSULTAN
KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
19