Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Spasial Vol 6. No.

1, 2019
ISSN 2442-3262
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN MASYARAKAT PADA KAWASAN PESISIR
KECAMATAN BUNAKEN

Lisa Meidiyanti Lautetu1, Veronica A. Kumurur2 & Fela Warouw3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
2&3
Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

E-mail: lautetulisa@gmail.com

Abstrak
Kawasan pesisir merupakan sebuah bentang alam yang unik, karena tempat bertemunya lautan dan daratan.
Kecamatan Bunaken merupakan salah satu Kecamatan dengan letak geografis pesisir dan berada paling utara Kota
Manado. Sebagai wilayah pesisir yang berada pada pinggiran kota menjadikan permukiman masyarakat Kec.
Bunaken memiliki ciri khas yang tersendiri, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menganalisis karakteristik fisik lingkungan (alamiah), fisik permukiman (buatan) dan sosial ekonomi masyarkat
pesisir Kec. Bunaken. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif untuk menjelaskan
fenomena yang ada dengan memberikan gambaran secara jelas dan sesuai dengan fakta di lapangan secara detail
yang disajikan dalam bentuk peta, gambar maupun presentase yang dideskripsikan. Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui permukiman masyarakat yang berada pada kawasan pesisir memiliki karakteristik yang khas, untuk
karakteristik fisik (alamiah) kawasan pesisir Kec. Bunaken didominasi oleh lahan perkebunan 48% dengan
kemampuan lahan dari morfologi rendah, juga daerah sempadan pantai dan kawasan hutan mangrove yang
merupakan benteng pesisir terakhir di Kota Manado. Untuk karakteristik fisik permukiman (buatan) yaitu konstruksi
bangunan/ rumah masyarakat pesisir adalah semi permanen 56%, dengan pola permukiman membetuk pola linear
dan orientasinya menghadap ke jalan. Cakupan sarana prasarana yang masih kurang, tidak ada sarana kesehatan dan
tidak optimalnya prasarana drainase, air minum dan sanitasi (MCK). Untuk karakteristik sosial ekonomi masyarakat
59% merupakan masyarakat asli yang secara emosi mengaku nyaman dengan lingkungannya, namun secara biologi
masyarakat masih kesulitan air minum. Terdapat organisasi pesisir yang khusus dalam pelestarian hutan mangrove.
Budaya masyarakat yang agraris, sehingga mata pencaharian masyarakat didominasi oleh petani 31% dengat tingkat
pendidikan didominasi oleh tamatan SD 35%, dan pendapatan masyarakat yang tergolong cukup rendah 39%.

Kata Kunci: Karakteristik, Kawasan Pesisir, Permukiman, Kecamatan Bunaken

PENDAHULUAN pesisir yang cukup beragam. Adapun


Kecamatan Bunaken merupakan salah penggunaan lahan yang masih didominasi oleh
satu kecamatan dengan letak geografis pesisir perkebunan, sehingga kehidupan masyarakat
dan berada paling utara kota Manado. Luas pada kawasan pesisir Kec. Bunaken adalah
wilayah Kec. Bunaken sebesar 4.036,59 Ha kehidupan yang bergantung pada kondisi alam,
dengan panjang garis pantai ± 12 Km. Didalam dan juga letak Kec. Bunaken yang berada pada
RTRW Kota Manado tahun 2014 - 2034, pinggiran kota Manado, sehingga menjadikan
dijelaskan terdapat dua peruntukan lahan di ciri kehidupan masyarakat masih sangat lekat
kawasan pesisir Kec. Bunaken diantaranya dengan kehidupan masyarakat pedesaan.
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Sebagai masyarakat pesisir dengan ciri
Sebagai wilayah yang berada pada kawasan permasalahan seperti kemiskinan, kualitas
pesisir tentu saja kehidupan masyarakat pada sumber daya manusia yang cukup rendah,
Kec. Bunaken memiliki karakteristik yang unik maupun degdradasi sumberdaya lingkungan,
baik dari segi fisik alamiah, non alamiah, menjadikan kehidupan masyarakat pada Kec.
maupun sosial ekonomi masyarakat. Bunaken tidak menutup kemungkinan untuk
Berdasarkan peta Topografi didalam menghadapi permasalahan demikian. Sehingga
RTRW Kota Manado 2014 - 2034, kawasan perlu diketahui karakteristik permukiman
permukiman Kec. Bunaken pada umumnya masyarakat, untuk kemudian diketahui ciri khas
berada pada ketinggian 0 – 25 m yang dan permasalahan yang dihadapi masyarakat
merupakan daerah datar dengan ekosistem pada permukiman pesisir Kec. Bunaken.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 126


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Tujuan dari penelitian ini yaitu “untuk pesisir sebagai berikut.
mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik Tabel 1. Kawasan dan zonasi wilayah pesisir
Zona Kategori Zona
fisik lingkungan, karakteristik fisik permukiman (Kawasan)
Zona (Kawasan) UU
Berdasarkan Peraturan
Pengelolaan
dan karakteristik sosial ekonomi masyarakat UU Tata
Pesisir dan Pulau-Pulau
Menteri Kelautan dan
yang berada di permukiman pada kawasan Ruang No.
Kecil No.
Perikanan No.
26 Tahun PER.16/MEN/2008 pasal
pesisir Kecamatan Bunaken.” 2007
1 Tahun 2014, Pasal 11
15
Kawasan Rencana Kawasan 1. Pariwisata
TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Pemanfaatan 2. Pemukiman
Umum 3. Pertanian
Pengertian Wilayah Pesisir 4. Hutan
Menurut UU No. 1 tahun 2014 tentang 5. Pertambangan
6. Perikanan Budidaya
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau 7. Perikanan Tangkap
Kecil menjelaskan bahwa wilayah pesisir adalah 8. Industri
daerah peralihan antara ekosistem darat & laut 9. Infrastruktur umum
10. Pemanfaatan Terbatas
yang dipengaruhi oleh perubahan di darat & sesuai dengan karakteristik
laut. Kemudian menurut Kay dan Alder (1999) biogeofisik lingkungan
menyatakan bahwa pesisir merupakan wilayah Kawasan Rencana Kawasan 1. Konservasi Perairan
Lindung Konservasi 2. Konservasi Pesisir dan
yang unik, karena dalam konteks bentang alam, Pulau-Pulau Kecil
wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya 3. Konservasi Maritim
daratan dan lautan. 4. Sempadan Pantai
Kawasan Rencana Kawasan 1. Pertahanan Keamanan
Khusus Strategis Nasional 2. Situs Warisan Dunia
Batas Wilayah dan Zonasi Wilayah Pesisir Tertentu 3. Perbatasan dan Pulau-
Setiap penggunaan pesisir pada wilayah Pulau Kecil Terluar
Sumber: Suparno (2009).
pesisir memiliki pengelolaan yang berbeda-beda,
sehingga penentuan batas pesisir pun harus
Klasifikasi Kawasan di Wilayah Pesisir
dilihat dari tujuan penggunaan pesisir tersebut
dan Pulau-Pulau Kecil berdasarkan UU No. 27
(Kay, Alder: 2002). Menurut Dahuri, dkk (2013)
tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan
dan Pulau-Pulau Kecil, dapat dilihat pada
antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari
ilustrasi gambar di bawah ini.
garis pantai (coastalline), maka suatu wilayah
pesisir memiliki dua macam batas tegak lurus
terhadap garis pantai (cross-shore). sejauh ini
belum ada kesepakatan, hal ini karena setiap
pesisir memiliki karakteristik lingkungan,
sumber daya dan sistem pemerintahan tersendiri
(khas).

Gambar 2 Contoh Ilustrasi Klasifikasi Kawasan dan pembagian


kawasan menjadi zona di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
(Sumber: Subandono, 2008 dalam RZWP3K, 2013)

Pengertian Permukiman
Permukiman pesisir dapat didefinisikan
sebagai bagian dari permukiman bumi yang
dihuni manusia sebagai wadah dengan segala
sarana dan prasarana penunjang kehidupan
penduduk, yang menjadi kesatuan dan terletak
Gambar 1 Zona Wilayah Pesisir pada wilayah daratan meliputi daerah-daerah
(Sumber: Beatly, Brower dan Schwab. Hal: 14. 2002)
yang tergenang air maupun yang tidak tergenang
air yang masih dipengaruhi proses-proses laut.
Adapun penetapan arahan pemanfaatan
Kawasan permukiman sendiri dapat
kawasan pesisir berdasarkan kategori zona
dilihat dari pola permukiman berdasarkan sifat

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 127


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
komunitasnya menurut Kostof (1983) dalam dan keamanan bagi manusia. Menurut Doxiadis
Wardi dkk (2014) yaitu: (1967),
a. Linear, Pola permukiman bentuk ini adalah
suatu pola sederhana dengan peletakan unit- Elemen-Elemen Ekistics
unit permukiman (rumah, fasum, fasos dan Permukiman merupakan totalitas
sebagainya) secara terus menerus pada tepi lingkungan yang terbentuk oleh lima elemen
sungai dan jalan. utama yaitu diantaranya:
b. Clustered, pada pola ini berkembang a. Elemen Alam (nature
b. Elemen Manusia (man)
dengan adanya kebutuhan lahan dan
c. Elemen Masyarakat (society)
penyebaran unit-unit permukiman telah
d. Elemen Bangunan (shells)
mulai timbul. e. Elemen Sarana prasarana (network),
c. Kombinasi, pola ini merupakan suatu
kombinasi antara kedua pola di atas. Pola
ini menunjukkan adanya gradasi dari
intensitas lahan dan hirarki ruang mikro
secara umum.
Linear Cluster Kombinasi

Gambar 4 Elemen-elemen Ekistics


Sumber : MSFAU, greenage II workshop, 2012 dalam Dariwu 2016

Gambar 3 Pola permukiman berdasarkan struktur ruang


METODE PENELITIAN
(Sumber: Wardi, dkk. 2014). Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada pada tiga
kelurahan di Kecamatan Bunaken diantaranya
Teori Ekistics kelurahan Molas, Meras dan Tongkaina yang
Istilah “permukiman” menurut Doxiadis merupakan kelurahan dengan letak geografis
(1967) dalam buku “Ekistics : An Introduction to pesisir. Adapun lokasi penelitian lebih
The Science of Human Settlements. Science,” dikhususkan pada kawasan pesisir yang dibagi
diartikan sebagai “Human Settlements” yaitu dalam empat titik segmen. Pembagian segmen
hunian untuk manusia, didalamnya termasuk ini dibagi berdasarkan batas admnistrasi
pengertian mengenai hubungan manusia dengan lingkungan dan batas wilayah pesisir
manusia, manusia dengan masyarakat dan berdasarkan pendekatan perencanaan. Selain itu
manusia dengan alam. Permukiman terdiri atas pembagian segmen ini dimaksudkan untuk
the content (isi) yaitu manusia dan the container mempermudah skala penelitian, sehinggaa
(tempat fisik manusia tinggal yang meliputi pembagian segmen difokuskan pada
elemen alam dan buatan manusia). Dua Unsur permukiman yang hanya berada pada kawasan
Permukiman yaitu Isi (manusia) dan Tempat pesisir dengan masih dipengaruhi aktifitas laut.
(wadah) dapat dibagi menjadi lima elemen a. Segmen 1 : Kelurahan Molas
utama yang disebut lima elemen Ekistics. b. Segmen 2 : Kelurahan Meras
Tujuan Ekistics adalah adanya c. Segmen 3 : Ling. 3, Kelurahan Tongkaina
keseimbangan antara elemen - elemen d. Segmen 4 : Ling. 4, Kelurahan Tongkaina
permukiman, agar terpenuhinya kenyamanan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 128


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Metode Analisis Data

34
Dalam mengidentifikasi karakteristik
permukiman pesisir pada Kecamatan Bunaken
digunakan teknik analisis yaitu analisis
2 deskriptif yang merupakan metode penelitian
1 yang memusatkan perhatian pada masalah-
masalah fenomena yang bersifat aktual pada saat
penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan
fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi
yang rasional dan akurat. Adapun analisis
Gambar 5 Peta indeks pembagian wilayah penelitian Karakteristik Permukiman dengan menggunakan
Sumber: Penulis, 2018
elemen Ekistics (Doxiadis, 1967). Analisis ini
Metode merupakan sebuah analisis untuk mengetahui
Metode penelitian yang digunakan karakteristik permukiman masyarakat pada
adalah kualitatif yang bersifat deskripif, untuk kawasan pesisir dengan melihat karakteristik
menjelaskan fenomena yang ada dengan fisik yang terbagai menjadi karakteristik fisik
memberikan gambaran secara jelas dan sesuai alamiah dan non alamiah, serta karakteristik
dengan fakta di lapangan secara detail yang sosial dan ekonomi masyarakat.
kemudian disajikan dalam bentuk peta, gambar, Tabel 3. Analisis Elemen Ekistics
dan presentase yang dideskripsikan. Adapun No.
Elemen
Analisis
Ekistics
metode pengumpulan data yaitu data primer dan 1. Nature - Menganalisis secara visual yaitu menyajikan
data sekunder, yang dilakukan dengan cara peta sesuai dengan data yang didapatkan
untuk menjelaskan kondisi fisik atau alam di
survey langsung pada lokasi penelitian dan permukiman pada kawasan pesisir, Kec.
diperoleh melalui literature atau studi pustaka. -
Bunaken.
Indikator elemen Nature yang dipakai dalam
Untuk variabel data penelitian sebagai berikut. analisis ini diantaranya Penggunaan lahan,
pemanfaatan sempadan pantai, ekosistem
mangrove, dan SKL morfologi.
Tabel 2. Variabel Data Penelitian
2. Man - Menganalisis secara deskriptif kondisi
No. Variabel Indikator Jenis Penyajian manusia (Man) yang bermukim di kawasan
Data Data pesisir Kec. Bunaken.
1. Lingkungan Jenis penggunaan Pemetaan - Indikator elemen Man yang dipakai dalam
Fisik lahan Tabel analisis ini diantaranya kebutuhan biologi,
Pemanfaatan Diagram kebutuhan emosi, sensasi dan presepsi (rasa).
Sekunder presentase
sempadan pantai 3. Network - Menganalisis secara deskriptif kondisi sistem
dan Primer Deskriptif
Ekosistem jaringan permukiman masyarakat pada
mangrove kawasan pesisir di Kec. Bunaken, dengan
Morfologi fisik menyajikan tabel dan grafik serta gambar
2. Masyarakat, Kebutuhan Pemetaan yang didapatkan pada saat penelitian.
Sosial dan biologis Tabel - Indikator elemen Network yang dipakai dalam
ekonomi Kebutuhan emosi Diagram analisis ini diantaranya jaringan jalan,
Persepsi dan presentase drainase, sanitasi, air bersih dan persampahan.
sensasi (rasa) Deskriptif 4. Society - Menganalisis secara deskriptif kondisi sosial
Kepadatan masyarakat yang bermukim di kawasan
Sekunder pesisir Kec. Bunaken. Analisis elemen ini
penduduk
dan Primer disajikan dalam bentuk grafik dan tabel untuk
Organisasi pesisir
lebih mudah dipahami.
Mata pencaharian
- Indikator elemen Society yang dipakai dalam
Tingkat analisis ini diantaranya kepadatan penduduk,
pendidikan organisasi pesisir, dan tingkat pendidikan,
Pendapatan mata pencaharian masyarakat, pendapatan
masyarakat masyarakat.
3. Bangunan/ Kondisi bangunan Pemetaan 5. Shells - Menganalisis kondisi lindungan atau tempat
Rumah Pola permukiman Tabel tinggal masyarakat pesisir yakni bangunan/
Sekunder
Orientasi Diagram rumah maupun permukiman itu sendiri.
dan Primer
bangunan presentase Analisis ini kemudian disajikan dalam bentuk
Deskriptif tabel dan juga visual berdasarkan data yang
4. Infrastruktur Jaringan Jalan Pemetaan didapatkan dilapangan.
Drainase Tabel - Indikator elemen Shells yang dipakai dalam
Sanitasi Sekunder Diagram analisis ini diantaranya kondisi rumah
Sumber air bersih dan Primer presentase masyarakat, orientasi bangunan dan sarana
Sarana Deskriptif permukiman.
permukiman Sumber: Penulis, 2018
Sumber: Penulis, 2018

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 129


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Morfologi Fisik Kawasan Pesisir Kec.
Karakteristik Fisik Lingkungan pada Bunaken
Kawasan Pesisir Kecamatan Bunaken Berdasarkan hasil analisis SKL
Untuk menganalisis karakateristik fisik Morfologi diketahui bahwa permukiman pada
lingkungan pada kawasan pesisir di Kecamatan kawasan pesisir Kec. Bunaken memiliki
Bunaken dilakukan dengan mengidentifkasi morfologi fisik Datar, Gunung/Pegunungan dan
kondisi fisik kawasan pesisir berdasarkan Bukit/Perbukitan. Dengan kemiringan lereng
elemen Nature (Alam) sebagai berikut. mulai dari 0 – 2% dan 25 – 40%. Selain itu juga
a. Penggunaan Lahan dan Pemanfaatan permukiman pada kawasan pesisir di Kec.
Sempadan Pantai Kec. Bunaken Bunaken kebanyakan berada pada kemampuan
Diketahui bahwa penggunaan lahan pada lahan dari morfologi rendah yaitu 60%. Menurut
kawasan pesisir Kecamatan Bunaken terdiri PERMEN PU No. 20 Tahun 2007,
dari lahan tidak terbangun yaitu lahan Kemampuan lahan dari morfologi rendah
perkebunan, hutan mangrove dan tambak. merupakan kondisi morfologi tidak kompleks,
Adapun juga lahan terbangun yaitu kawasan sehingga dapat dikembangkan sebagai tempat
permukiman dan kawasan hotel/ resort. Untuk permukiman dan budidaya.
pemanfaatan sempadan pantai Kec. Bunaken
yang dilakukan dengan cara buffer dengan
jarak 100 m dari titik pasang tertinggi menuju
kearah darat, diketahui didominasi oleh lahan
perkebunan 79%.

Gambar 7. SKL Morfologi Kawasan Pesisir Kec. Bunaken


Sumber: Penulis, 2018

Karakteristik Fisik Permukiman (Non


Gambar 6. Pemanfaatan sempadan pantai Kec. Bunaken Alamiah) pada Kawasan Pesisir Kec.
Sumber: Penulis, 2018
Bunaken.
Kawasan pesisir di Kecamatan Bunaken Untuk menganalisis karakateristik fisik
memiliki hutan mangrove yang merupakan permukiman pada kawasan pesisir di Kecamatan
mangrove terakhir di Kota Manado dengan luas Bunaken dilakukan dengan mengidentifkasi dan
± 141.14 Ha. Berdasarkan hasil penelitian analisis kondisi fisik permukiman berdasarkan
diketahui bahwa kawasan hutan mangrove telah elemen Network (jaringan) dan elemen Shells
terjadi konversi lahan berupa kawasan hotel/ (bangunan).
resort dan juga air limbah rumah tangga yang a. Analisis Prasarana Permukiman Pesisir
berakhir pada kawasan hutan mangrove. (Network)
Kondisi prasarana permukiman pada
kawasan pesisir Kec. Bunaken dengan melihat
lima aspek yang menggunakan standar
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang
Gambar 8. Sistem drainase yang mengarah pada Mangrove Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman.
Sumber: Penulis, 2018

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 130


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Tabel 4. Kondisi Prasarana Permukiman baik, karena kondisi bangunan ini dapat
Prasarana Kelurahan
No. merepresentasikan karakter penghuni dan
Permukiman Molas Meras Tongkaiana
kemampuan finansialnya yaitu kemampuan
1. Jalan Kondisi baik dengan cakupan yang sudah sesuai
dengan standar. ekonomi masyarakat.
Jenis Jalan: jalan kolektor primer, jalan
lingkungandan jalan setapak. Kondisi Bangunan
2. Drainase Kondisi Cukup Baik
Pemanfaatan: Kurang dimanfaatkan oleh
masyarakat dan mampu menampung air hujan. 15%
29%
3. Air Minum PDAM dan Mata Air Air Isi Permanen
Air Isi Ulang Ulang
Semi permanen
4. Kondisi Semi Semi Non
Non permanen
MCK Permanen Permanen Permanen
dengan lokasi dengan lokasi dengan 56%
berada di berada di lokasi di
dalam rumah dalam rumah luar rumah
5. Persampahan Konsep TPST, namun ada juga yang masih
mengolah sampah dengan cara dibakar dan Kondisi Bangunan
ditimbun.
Sumber: Penulis, 2018 Permanen Semi Permanen Non Permanen

Berdasarkan kondisi prasarana


permukiman pada tabel diatas, diketahui bahwa
prasarana drainase, air minum dan sanitasi
(MCK) dan persampahan merupakan prasarana
Gambar 10. Presentase dan kondisi bangunan/ rumah
dengan kondisi pengeleloaan dan pemanfaatan masyarakat Kawasan Pesisir Kec. Bunaken
yang kurang baik. Berikut adalah gambar Sumber: Penulis, 2018

eksisting prasarana permukiman tersebut.


Kemudian untuk pola permukiman pada
kawasan pesisir di Kecamatan Bunaken berada
pada ketinggian 8-54 meter, pada umumnya
membentuk pola linear mengikut jalan, dengan
orientasi bangunan menghadap utara-selatan
dan juga barat-timur.

Gambar 9. Kondisi prasarana permukiman


pada kawasan pesisir Kec. Bunaken
Sumber: Penulis, 2018

b. Analisis Kondisi Fisik Bangunan/ Rumah


Masyarakat Pesisir (Shells).
Kondisi fisik bangunan/ rumah
masyarakat pesisir dilihat dari tiga aspek yakni
kondisi bangunan, pola permukiman dan sarana Gambar 11. Pola permukiman dan orientasi bangunan pada
Kelurahan Tongkaina Kec. Bunaken
permukiman. Untuk kondisi bangunan, Sumber: Penulis, 2018
berdasarkan hasil survey dan analisis diketahui
bahwa kondisi bangunan yang ada pada kawasan Kemudian untuk sarana permukiman
pesisir Kec. Bunaken didominasi oleh bangunan pada kawasan pesisir Kec. Bunaken diketahui
semi permanen. Sehingga dapat dikatakan memiliki sarana permukiman yang diantaranya
bahwa kualitas permukiman pada kawasan sebagai berikut ini.
pesisir Kec. Bunaken pada umumnya cukup

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 131


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Tabel 5. Kondisi Sarana permukiman Dan untuk aspek sensasi dan persepsi
No.
Sarana Jumlah
Keterangan (rasa) sudah sangat baik, dengan kebanyakan
Permukiman Sarana
1. Sarana pendidikan 1 TK Dapat melayani seluruh masyarakat juga nyaman dengan tempat mereka
2 SD
1 SMP
masyarakat pada kawasan
pesisir.
bermukim, hal ini dilihat dari waktu bermukim
1 SMA masyarakat yang kebanyakan dan tetap memilih
2. Saran Peribadatan 8 Gereja Dapat melayani seluruh bermukim dari lahir pada kawasan pesisir di
masyarakat yang mayoritas
Kristen Kec. Bunaken.
3. Sarana Kesehatan 1 Pustu Sudah tidak berfungsi lagi.
Sehinga untuk sarana Waktu bermukiman masyarakat
kesehatan belum
mencukupi dan perlu untuk 80%
diperhatikan lebih lanjut.
Sumber: Penulis, 2018 60%

40% Sejak Lahir


Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat
Pesisir Kecamatan Bunaken 20%
Sejak Menetap

Untuk mengetahui karakateristik sosial


ekonomi masyarakat pada kawasan pesisir di 0%
Molas Meras Tongkaina
Kecamatan Bunaken dilakukan dengan
Gambar 13. Presentase waktu bermukim masyarakat pada
mengidentifkasi dan menganalisis kondisi sosial kawasan pesisir Kec. Bunaken
masyarakat berdasarkan elemen Man (manusia) Sumber: Penulis, 2018

dan elemen Society (sosial).


a. Analisis Kondisi Masyarakat Pesisir b. Analisis Kondisi Sosial (Society)
(Man) Kec. Bunaken Masyarakat Pesisir Kec. Bunaken
Pada elemen ini akan dibahas tentang Pada elemen ini akan dibahas tentang
kondisi manusia pada masyarakat pesisir di Kec. kondisi sosial pada masyarakat pesisir di Kec.
Bunaken dengan melihat beberapa aspek yaitu Bunaken dengan mengkaji dan melihat
diantaranya kebutuhan biologi, sensasi dan beberapa aspek yaitu diantaranya kepadatan
persepsi (rasa) serta kebutuhan emosi penduduk, organisasi masyarakat pesisir,
masyarakat. Untuk kebutuhan biologi diketahui tingkat pendidikan, perekonomian masyarakat
bahwa kebutuhan masyarakat akan air bersih (mata pencaharian dan pendapatan masyarakat
belum terpenuhi kebanyakan masyarakat masih perbulan).
kesulitan air bersih, hal ini karena tidak a) Kepadatan Penduduk pada Kawasan
terdistribusi dengan baik air minum PDAM, Pesisir Kec. Bunaken
adapun sumber air bersih namun memiliki Berdasarkan data sekunder yang
kondisi yang kurang baik, karena berasa dan didapatkan, diketahui bahwa kawasan pesisir di
keruh. Kemudian untuk kebutuhan emosi kecamatan Bunaken rata-rata memiliki
masyarakat mengaku nyaman dengan tempat kepadatan rendah, dengan nilai total kepadatan
tinggalnya, dan juga untuk tingkat keamanan penduduk hanya sebesar 31.7%, dengan wilayah
dan kerukunan masyarakat sangat tinggi, hal ini penelitian Segmen 3 yang memiliki tingkat
karena masyarakat masih memegang kuat kepadatan terendah yaitu 5%.
budaya gotong royong ataupun budaya Tabel 6. Tingkat kepadatan penduduk pada kawasan pesisir
pedesaan. Kec. Bunaken
Nilai
Jumlah Luas
N Kepadatan
Wilayah Penelitian Penduduk Wilaya
o Penduduk
(Jiwa) h (Ha)
(%)
1 Segmen 1
286 53 Ha 5.4%
. (Kelurahan Molas)
2 Segmen 2
672 72 Ha 9.3%
. (Kelurahan Meras)
3 Segmen 3
295 58 Ha 5%
. (Kelurahan Tongkaina)
4 Segmen 4
Gambar 12. Kegitaan gotong royong masyarakat pesisir 409 34 Ha 12%
. (Kelurahan Tongkaina)
Kec. Bunaken Total 1.662 217 Ha 31.7%
Sumber: Penulis, 2018 Sumber: Penulis, 2018

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 132


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
b) Organisasi Masyarakat Pesisir Kec. masyarakat memiliki tingkat pendapatan dengan
Bunaken kategori rendah yaitu ≤ Rp. 500.000 per bulan.
Masyarakat yang bermukim pada Dengan tingkat pendidikan dan pendapat
kawasan pesisir di Kec. Bunaken, berdasarkan yang rendah, sehingga menjadikan mayoritas
hasil penelitian diketahui bahwa memiliki satu kondisi bangunan di kawasan pesisir Kec.
organisasi pesisir yang khusus bergerak dalam Bunaken adalah Semi Permanen dan memiliki
pelestarian hutan mangrove. Organisasi pesisir kondisi sanitasi (MCK) yang buruk,
ini berada pada wilayah penelitian Segmen 4, sebagaiamna yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kelurahan Tongkaina dengan nama “Kelompok
Tabel 7. Tingkat pendidikan dan perekonomian masyarakat
Tunas Baru”. Organisasi ini dibentuk oleh pesisir Kecamatan Bunaken
masyarakat lokal dan dijalankan oleh Wilayah Penelitian
N Kondisi
masyarakat lokal juga. Kegiatan Kelompok o Sosial Molas Meras Tongkaina
(Segmen 1) (Segmen 2) (Segmen 3 & 4)
Tunas Baru adalah mulai dari menanam bibit 1 Tingkat SLTA SD SD
mangrove pada kawasan pembibitan, yang . Pendidikan
2 Mata Karyawan Petani Petani dan
kemudian bibit ini kembali ditanam pada . Pencaharian Swasta Nelayan
kawasan hutan mangrove oleh masyarakat. Bibit 3 Pendapatan
Sedang. Cukup Rendah
.
mangrove ini juga dijadikan sebagai tempat Rp. Rendah. ≤ Rp. 500.000
1.000.000 – Rp. 500.000
ekonomi yakni bibit mangrove yang ada dijual 1.500.000,- – 1.000.000,-
pada masyarakat luas. Sumber: Penulis, 2018

Berdasarkan tabel diatas berikut adalah


presentase secara keseluruhan tingkat
pendidikan, mata pencaharian dan pendapatan
masyarakat pada kawasan pesisir Kec. Bunaken
sebagai berikut.
Gambar 14. Fasilitas dan kegiatan Kelompok Tunas Baru
Sumber: Survey Lapangan, 2018
5% Tingkat Pendidikan

Untuk wilayah penelitian yang lain tidak 4%


0%
0% SD SMP

memiliki organisasi pesisir, berdasarkan hasil 0%


0% SMA D-1
wawancara hal itu diakibatkan kebayakan
34%
masyarakat tidak berprofesi sebagai nelayan, D-2 D-3
33%
dan sebagiannya belum merasa penting untuk S-1 S-2
membuat organisasi pesisir. 24%
S-3

c) Tingkat Pendidikan dan Perekonomian


Masyarakat Pesisir Gambar 15. Presentase tingkat pendidikan masyarakat
pesisir Kec. Bunaken
Berdasarkan hasil survey lapangan Sumber: Penulis, 2018
diketahui bahwa tingkat pendidikan
masyarakarat yang juga cukup rendah yaitu pada
Mata Pencaharian
umumnya hanya tamatan Sekolah Dasar.
11%
Untuk mata pencaharian masyarakat, pada
umumnya masyarakat memiliki mata Nelayan

21% Petani
pencaharian sebagai Petani. Hal ini karena
23% PNS
budaya maritim belum sepenuhnya merambah Wirausaha
pada kehidupan masyarakat, akhirnya jumlah 34%
Karyawan Swasta

nelayan pada kawasan Kec. Bunaken sangat 4% Lainnya

sedikit. Kemudian juga didukung dengan 7%


kondisi penggunaan lahan yang didominasi oleh Gambar 16. Presentase mata pencaharian masyarakat pesisir
lahan perkebunan. Kemudian untuk tingkat Kec. Bunaken
pendapatan masyarakat, pada umumnya Sumber: Penulis, 2018

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 133


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
bahwa Permukiman merupakan totalitas
Tingkat Pendapatan lingkungan yang terbentuk oleh lima elemen
8%
utama. Berdasarkan temuan penelitian diketahui
3% ≤ Rp. 500.000
bahwa karakteristik permukiman pada kawasan
Rp. 500.000 - 1.000.000
pesisir di Kec. Bunaken dibentuk oleh semua
33%
18% Rp. 1.000.000 - 1.500.000 elemen ekistics, hal ini karena setiap elemen
Rp. 1.500.000 - Rp. ekistics memiliki ciri khas atau karakteristik
38% 2.000.000
permasalahannya masing-masing. Dan ciri khas
≥ Rp. 2.000.000
ini tidak berdiri sendiri, semua memiliki
Gambar 17. Presentase tingkat pendapatan masyarakat hubungan antar satu sama lain dengan elemen
pesisir Kec. Bunaken
Sumber: Penulis, 2018 nature yang sangat berpengaruh dalam
membentuk elemen ekistics lainnya di
Karakteristik Permukiman pada Kawasan permukiman pesisir Kec. Bunaken. Sehingga
Pesisir Kec. Bunaken dalam Elemen Ekistics. pada hierarki elemen ekstics dalam permukiman
Karakteristik permukiman pada kawasan pesisir Kec. Bunaken, elemen nature berada
pesisir Kec. Bunaken berdasarkan elemen paling atas dan diikuti dengan elemen ekistics
Ekistics yaitu Nature, Network, Shells, Man dan lainnya.
Society diketahui bahwa setiap elemen Ekistics
membentuk setiap karakteristik permukiman
yaitu karakteristik fisik (alamiah), karakteristik
permukiman (buatan) dan karakteristik sosial
ekonomi masyarakat.
Tabel 8. Karakteristik permukiman dalam elemen Ekistics
Karakteristik Elemen Ekistics
No. Permukiman
Pesisir Kec. Nature Network Shells Man Society
Bunaken
Karakteristik
1. fisik Gambar 18. Elemen ekistics dalam permukiman pesisir
lingkungan Kec. Bunaken
Karakteristik Sumber: Penulis, 2018
2. fisik
permukiman
Karakteritik
3. sosial KESIMPULAN
ekonomi
masyarakat
Berdasarkan pembahasan dan tujuan
Sumber: Penulis, 2018 penelitian pada penjelasannya sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa: Untuk
Keterangan: karakteristik fisik lingkungan (alamiah) dapat
= Karakteristik permukiman dibentuk elemen Ekistic ditarik kesimpulan:
 Penggunaan lahan yang didominasi oleh
= Karakteristik permukiman tidak dibentuk elemen Ekistic perkebunan dengan luas 171.53 Ha.
 Morfologi lahan pada kawasan pesisir Kec.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Bunaken terdiri dari tiga kelas, yaitu
bahwa untuk karakteristik fisik lingkungan kemampuan lahan dari morfologi cukup
(alamiah) dibentuk oleh elemen Nature, kurang dan rengah.
kemudian untuk karakteristk fisik permukiman  Sempadan pantai dengan pemanfaatan
dibentuk oleh elemen Network dan Shells, serta masih didominasi oleh lahan perkebunan
karakteristik sosial ekonomi masyarakat dengan luas 57.22 Ha.
dibentuk oleh elemen Society dan Man.  Kawasan hutan mangrove dengan luas
141.14 Ha yang merupakan satu-satunya
Menurut Doxiadis (1967) menjelaskan kawasan hutan mangrove di Kota Manado.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 134


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Untuk karakteristik fisik permukiman yang berada pada kawasan pesisir, seperti
(buatan) dapat disimpulkan sebagai berikut. menata saluran drainase sehingga air
 Permukiman masyarakat berada pada buangan rumah tangga tidak langsung
kontur 8 – 54 meter, membentuk pola mengarah kea rah laut.
permukiman linear dengan orientasi  Pemerintah juga perlu untuk
bangunan/ rumah menghadap ke jalan. memperhatikan kondisi sosial ekonomi
 Kondisi rumah masyarakat cukup baik masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
dengan konstruksi bangunan didominasi pendapatan masyarakat dan meningkatkan
oleh semi permanen yaitu sebanyak 56%. mutu pendidikan masyarakat.
 Cakupan sarana prasarana permukiman  Untuk peneilitian berikutnya dapat meneliti
yang sudah mencakupi dengan kondisi terikait dengan kesejahteraan masyarakat
baik. Namun Prasarana drainase, air bersih pesisir Kec. Bunaken, juga dampak pola
dan sanitasi (MCK) merupakan prasarana permukiman terhadap keberlanjutan hutan
dengan kondisi yang cukup buruk. mangrove.
 Untuk sarana permukiman juga sudah
mencukupi terdapat 8 sarana peribadatan, 5 DAFTAR PUSTAKA
sarana pendidikan namun untuk sarana Anonim, Kecamatan Bunaken Dalam Angka
kesehatan masih kurang. 2017. Badan Pusat Statistik.
Kemudian untuk karakteristik sosial ekonomi Anonim, Kementrian Kelautan dan Perikanan,
masyarakat dapat disimpulkan sebagai berikut. Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau
 Masyarakat pesisir adalah masyarakat asli Kecil, Direktorat Tata Ruang Laut
yang sudah sejak lahir bermukim pada Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, 2013.
kawasan pesisir 59%, dan secara kebutuhan Pedoman Teknis Penyusunan RZWP3-K
emosi mengaku nyaman dengan lingkungan (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
yang ditempati. Namun untuk kebutuhan Pulau-Pulau Kecil) Provinsi.
biologi masyarakat belum terpenuhi. Anonim, Keputusan Menteri Permukiman dan
 Terdapat organisasi masyarakat yang Prasarana Wilayah Nomor 534/
berfokus pada ekosistem pesisir kawasan KPTS/M/2001. Pedoman Penentuan
hutan mangrove. Standar Pelayanan Minimal Bidang
 Masyarakat pada kawasan pesisir memiliki Penataan Ruang, Perumahan dan
mata pencaharian yang didominasi petani Permukiman dan Pekerjaan Umum.
sebanyak 31% dengan tingkat pendidikan Anonim, Peraturan Presiden Republik Indonesia
adalah tamatan SD 35% dan memiliki Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Batas
pendapatan pada umumnya merupakan Sempadan Pantai.
tingkat pendapatan cukup rendah yaitu Anonim, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
sebanyak 39%, dengan nomial Rp. 500.000 Manado, 2014 – 2034. Rencana Struktur
– Rp. 1.000.000 per bulan. Ruang dan Rencana Pola Ruang Kota
Manado. Bappeda. Kota Manado.
Anonim, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
SARAN tentang Perumahan Dan Kawasan
Berdasarkan kesimpulan diatas maka Permukiman.
dapat dikemukakan beberapa saran yang Anonim, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
diantaranya: tentang Perubahan Atas Undang-
 Diperlukan perencanaan dan penetapan Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
zonasi pesisir yang jelas, sehingga Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
ekosistem pesisir dapat tetap terjaga Pulau-Pulau Kecil.
sehingga kawasan lindung seperti
sempadan pantai dan kawasan hutan Beatley T. Brower D.J. dan Schwab A.K.
mangrove tidak mengalami alih fungsi. (2002). An Introduction To Coastal
 Perlunya penataan kembali permukiman Management. Second Edition. Island

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 135


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Press.
Dahuri R., Rais J., Ginting Putra S., Sitepu M.J.
(2013). Pengelolaan Sumber Daya
Pesisir Secara Terpadu. PT. Balai
Pustaka (Persero). Jakarta Timur.
Dariwu T. C. (2016). Ekistics Dalam
Permukiman Nelayan Pesisir Pantai
Sindulang Satu. Jurnal. Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
Doxiadis, Constantinos A. 1968. EKISTICS An
Introduction To The Science Of Human
Settlements. London: Hutchinson Of
London.
Kay R. dan Alder J. (2002). Coastal Planning
and Management. Published: USA and
Canada.
La Sara, (2014). Pengelolaan Wilayah Pesisir,
Gagasan Memeilihara Aset Wilayah
Pesisir dan Solusi Pembangunan
Bangsa. Alfabeta. Bandung.
Suparno. (2009). Zonasi Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Sebagai Salah Satu
Dokumen Penting Untuk Disusun Oleh
Pemerintah Daerah Propinsi
/Kabupaten/Kota. Skripsi. Universitas
Bung Hatta. Padang.
Wardi Liza., Sushanti R. Ima., dan Widayanti H.
B., (2014). Karakteristik dan Perubahan
Pola Permukiman Nelayan Lingkungan
Karang Panas, Kelurahan Ampenan
Selatan Kota Mataram. Jurnal
Penelitian. Universitas Muhammadiyah
Mataram. Nusa Tenggara Barat.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 136

Anda mungkin juga menyukai