DISUSUN OLEH :
2019
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
2
3
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat serta
karunia-NYA kami mampu menyelesaikan Laporan Internship Gizi Masyarakat
yang berjudul “Laporan Internship Gizi Masyarakat Desa Srikamulyan Kecamatan
Tirtajaya Kabupaten Karawang (Dusun Jati Tengah)”. Dengan terselesaikannya
Laporan Internship Gizi Masyarakat ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Internship Gizi Masyarakat ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis membuka diri untuk kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga Laporan Internship Gizi Mayarakat ini bisa
bermanfaat bagi masyarakat, institusi ataupun penulis sendiri.
Karawang, 10 Oktober 2019
3
4
Penulis
DAFTAR ISI
4
5
DAFTAR TABEL
5
6
DAFTAR GAMBAR
6
7
DAFTAR LAMPIRAN
7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang
ditunjukan dengan nilai standar deviasi (SD) unit z (Z-Score) tinggi badan
menurut umur (TB/U) < -2 SD ≥ -3 SD. Malnutrisi didefinisikan
pertumbuhan linier yang tidak mencapai rata-rata pertumbuhan untuk
kelompok umur dan jenis kelamin tertentu (WHO, 2010). Stunting dapat
diketahui apabila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya
lalu dibandingkan dengan standar World Health Oragnization (WHO) dan
hasilnya berada di bawah normal (Kemenkes R.I., 2016).
Menurut data Riskesdas 2018 di Indonesia prevalensi status gizi
berdasarkan PB/U pada anak 0-23 bulan sebesar 12,8% yang memiliki
status gizi sangat pendek, sebesar 17,1% yang memiliki status gizi pendek,
70,1% yang memiliki status gizi normal. Prevalensi status gizi berdasarkan
BB/U pada anak umur 0-23 bulan (baduta) sebesar 11,4% yang memilliki
status gizi kurang, sebesar 3,8% yang memiliki status gizi buruk, sebesar
82,0% yang memiliki status gizi baik, sebesar 2,7% yang memiliki status
gizi lebih. Prevalensi status gizi berdasarkan BB/PB pada anak 0-23 bulan
(baduta) sebesar 4,5% yang memiliki status gizi sangat kurus, sebesar 7,2%
yang memiliki status gizi kurus, sebesar 79,2% yang memiliki status gizi
normal, sebesar 9,0% memiliki status gizi gemuk. Di Jawa Barat prevalensi
status gizi berdasarkan PB/U pada anak 0-23 bulan (baduta) sebesar 13,2%
yang memiliki status gizi sangat pendek, sebesar 15,9% yang memiliki
status gizi pendek, sebesar 70,9% yang memiliki status gizi normal.
Prevalensi status gizi berdasarkan BB/U pada anak umur 0-23 bulan
(baduta) sebesar 2,5% yang memiliki status gizi buruk, sebesar 8,1% yang
memiliki status gizi kurang, sebesar 87,2% yang memiliki status gizi baik,
2
sebesar 2,2% yang memiliki status gizi lebih. Prevalensi status gizi
berdasarkan BB/PB pada anak 0-23 bulan (baduta) sebesar 4,0% yang
memiliki status gizi sangat kurus, sebanyak 5,4% yang memiliki status gizi
kurus, sebanyak 80,8% yang memiliki status gizi normal, sebanyak 9,8%
yang memiliki status gizi gemuk. Data dari TNP2K Kabupaten Karawang
pada tahun 2013 prevalensi stunting mencapai 34,8% dan pada 2016
menunjukan bahwa prevalensi status gizi buruk di Kabupaten Karawang 9%.
Karawang merupakan salah satu dari 100 kota/kabupaten prioritas untuk
intervensi anak kerdil (stunting) (Dinkes Jabar, 2016).
Program untuk mencegah dan mengurangi prevalensi kejadian stunting
secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan secara tidak langsung
(intervensi gizi sensitif). Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada
kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan yakni 270 hari (9 bulan) masa
kehamilan ibu, ditambah 730 hari (usia 0-2 tahun) setelah anak lahir dan
intervensi gizi sensitif dengan penigkatan penyediaan air minum dan
sanitasi, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan,
peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan anak,
serta peningkatan akses pangan bergizi (Kemendes PDTT, 201).
Upaya pencegahan stunting tersebut untuk pemenuhan nutrisi yang baik
pada periode 1000 HPK diharapkan akan menurunkan beban ganda dalam
permasalahan gizi (gizi kurang dan gizi lebih) khususnya stunting,
meningkatkan kualitas SDM, dan menurunkan risiko obesitas dan Penyakit
Tidak Menular (PTM) (Bove dkk, 2012). Oleh karena itu, peneliti
bermaksud meneliti faktor ibu dan anak pada periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK) yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
kejadian stunting.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis situasi status gizi baduta dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dalam rangka pendataan stunting di Dusun Jati
Tengah Desa Srikamulyan Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui persentase status gizi baduta dan faktor-faktor
yang mempengaruhi stunting.
b. Untuk menganalisis pemberian informasi tentang pentingnya 1000
HPK.
c. Untuk mengetahui skor pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
penyuluhan tentang 1000 HPK.
d. Untuk mengetahui peningkatan skor pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan tentang 1000 HPK.
4
C. Kerangka Masalah
Permasalahan yang ada di desa Srikamulyan khususnya di dusun jati tengah adalah
rendahnya pendidikan, kurangnya pengetahuan karena kurang terpapar dengan
infromasi dan sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap informasi baru
mengenai kesehatan. Sedangkan permasalahan yang ada pada pelayanan kesehatan
di dusun jati tengah adalah lokasi posyandu yang cukup jauh dari sebagian tempat
tinggal masyarakat membuat kurangnya antusias mendatangi posyandu.
1
BAB II
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Jati Tengah Desa Srikamulyan, Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan selama
3 Minggu terhitung dari 1-19 Oktober 2019, dimana pada tanggal 03, 04, 07, 08
Oktober 2019 pendataan baduta, dan pada tanggal 14-15 Oktober 2019 dilakukan
penyuluhan. Sasaran yang dituju yaitu Ibu Baduta, dan Ibu Hamil dengan
memberikan Penyuluhan “Kenali 1000 HPK Cegah Stunting Sejak Dini”.
1
BAB III
ASUHAN GIZI MASYARAKAT
A. Analisis Situasi
Data analisis masalah diperoleh dari pengambilan data yang dilakukan pada
tanggal 03, 04, 07, 08 Oktober 2019 di Dusun Jati Tengah Desa Srikamulyan
dan didapatkan data dari indikator sebagai berikut:
1. BB/U
BB/U
3.4% 3.4%
93.1%
badan. Berat badan yang rendah dapat disebabkan karena tinggi badan
yang kurang (pendek) yang bersifat kronis, ataupun karena adanya
penyakit infeksi yang bersifat akut seperti diare. Berat badan menurut
umur merefleksikan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak.
Indikator ini digunakan untuk menilai apakah seorang anak beratnya
kurang atau sangat kurang, tetapi tidak dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan apakah seorang anak mengalami kelebihan berat
badan atau sangat gemuk. Indikator ini mudah diukur, paling umum
digunakan, namun tidak cocok digunakan pada situasi dimana umur anak
tidak diketahui dengan pasti (Sukraniti dkk, 2018). Apabila seorang anak
memiliki nilai z score diatas 1 memiliki kemungkinan mempunyai
masalah pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak dinilai
berdasarkan indikator BB/PB atau IMT/U. Apabila nilai z score 0 sampai
dibawah -1 maka anak tersebut memiliki status gizi baik sedangkan
dibawah -2 maka status gizi BB kurang (underweight) dan dibawah -3
maka status gizi BB sangat kurang (severe underweight) (Sukraniti dkk,
2018).
3
2. PB/U
PB/U
6.9%
93.1%
Normal Pendek
3. BB/PB
BB/PB
3.4% 3.4%
93.1%
status gizi sangat gemuk (obase) dengan persentase 3,4% dengan jumlah
1 orang.
41.4%
58.6%
>8 <8
27.6%
58.6%
6. Pelaksanaan IMD
Pelaksanaan IMD
3.4%
41.4%
55.2%
48.3%
48.3%
13.8%
20.7%
65.5%
bulan keatas dan pengetahuan ibu tentang MP-ASI yang baik sehingga
anak tersebut tidak diberikan makanan pendamping ASI.
100%
Iya Tidak
93.1%
Iya Tidak
96.6%
Iya Tidak
89.7%
Iya Tidak
13.8%
86.2%
Iya Tidak
13.8%
86.2%
Iya Tidak
13.8%
86.2%
Iya Tidak
17.2%
82.8%
Iya Tidak
17.2%
82.8%
Iya Tidak
B. Prioritas Masalah
Dari data yang sudah didapatkan ASI Eksklusif yang menjadi pertimbangan
kami, dikarenakan sebagian besar ibu tidak melakukan ASI eksklusif
sehingga kami mengangkat materi tentang ASI Eksklusif dengan judul
“Kenali 1000 HPK Cegah Stunting Sejak Dini”, dimana materi yang
disampaikan berkaitan tentang 1000 HPK meliputi Pemenuhan Nutrisi,
Pemenuhan ASI Eksklusif, dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Periode emas yang terjadi dalam 1000 HPK untuk memperbaiki tumbuh
kembang anak secara optimal. WHO merekomendasikan pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama dan pemberian ASI diteruskan hingga
berusia 2 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak pada masa yang
akan datang. Pemberian ASI eksklusif hingga 2 tahun juga dapat
mempercepat pengembalian stastus gizi ibu, menurunkan risiko obesitas,
hipertensi, kanker payudara.
b. Tanggal Kegiatan :
- 03 Oktober 2019 – 04 Oktober 2019
- 14 Oktober 2019 – 17 Oktober 2019
c. Manfaat Kegiatan :
Untuk mengetahui persentase bayi 0-24 bulan di dusun jati tengah dan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan ibu sehingga dapat
mengurangi angka kejadian stunting di dusun jati tengah
2. Pelaksanaan Program
a. Nama kegiatan :
- Pendataan bayi 0-24 bulan di dusun jati tengah desa srikamulyan
- Pemberian pendidikan gizi mengenai 1000 hari pertama kehidupan
b. Tujuan :
- Untuk mengetahui jumlah bayi 0-24 bulan di dusun jati tengah
- Untuk membangun kesadaran masyarakat agar peduli terhadap
masalah stunting dan mencegah terjadinya stunting di masa yang
akan datang
c. Manfaat :
Untuk mengetahui persentase bayi 0-24 bulan di dusun jati tengah dan
menambah wawasan dan pengetahuan ibu sehingga dapat
mengurangi angka kejadian stunting di dusun jati tengah.
d. Tanggal Pelaksanaan
- 03, 04, 07, 08 Oktober 2019
- 14 Oktober 2019 – 15 Oktober 2019
e. Durasi Pelaksanaan :
- 9 jam (pengambilan data)
- 2 jam (penyuluhan)
f. Sasaran : Ibu dengan Anak baduta dan Ibu Hamil
g. Jumlah Peserta :
31 ibu dan baduta sebagai responden :
- 9 ibu dengan baduta dan 2 ibu hamil (RT. 03)
- 22 ibu dengan baduta dan 4 ibu hamil (RT.04)
h. Sumber Dana : Pribadi
i. Dana Pengeluaran : Rp. 609.000
j. Hambatan :
21
Banyak anak yang menangis karena tidak nyaman dan panas serta
terdapat perbedaan bahasa yang digunakan.
k. Solusi:
Memberikan makanan atau mainan ke anak untuk membuat anak
tetap tanang dan ibu tetap mengikuti Pendidikan gizi, meminta
bantuan terjemahan bahasa kepada ibu kader untuk melakukan
persamaan arti Bahasa
l. Hasil Pengambilan Data :
Terdapat 31 ibu dan baduta sebagai responden
m. Hasil Pelaksanaan Program 14 Oktober 2019 :
Terdapat 11 ibu dengan baduta dan 2 ibu hamil yang mengikuti
kegiatan pendidikan gizi di Posyandu Kenanga II
n. Hasil Pelaksanaan Program 15 Oktober 2019 :
Terdapat 22 ibu dengan baduta dan 4 ibu hamil yang mengikuti
kegiatan pendidikan gizi di Kantor Desa Tirtajaya
o. Penanggung Jawab :
- Ibu (Lurah)
- Ibu Samsiyah (Kader)
p. Peran Mahasiswa : pelaksana
q. Peran Masyarakat : partisipan
12 90 100 10
13 60 60 0
14 100 100 0
15 70 70 0
16 70 80 10
17 40 90 50
18 60 90 30
19 90 90 0
20 90 90 0
21 90 90 0
22 80 80 0
23 90 80 -10
24 90 90 0
25 70 80 10
26 90 100 10
Rata – rata 81.9 88.9 69,2
Menurut Menteri Kesehatan bahwa upaya perbaikan gizi pada 1000 hari
kehidupan, telah ditetapkan beberapa kebijakan, diantaranya, meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan kehamilan dan persalinan, melakukan
sosialisasi dan pemantauan pelaksanaan UU nomor 36/2009 tentang
Kesehatan dan PP nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif,
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan melalui
penyediaan dukungan tenaga, penyediaan obat gizi dan suplementasi yang
cukup, meningkatkan kegiatan edukasi kesehatan dan gizi melalui budaya
perilaku hidup bersih dan sehat, serta dengan meningkatkan komitmen
berbagai pemangku kepentingan terutama lintas sektor, dunia usaha serta
masyarakat untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan pangan tingkat
keluarga (Kemenkes RI, 2012).
24
Salah satu penyebab stunting adalah pola asuh ibu terhadap balitanya.
Pola asuh ibu berkaitan dengan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
ibu. Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan lebih sulit menerima
informasi daripada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. Pengetahuan yang
kurang dapat menjadikan pola asuh ibu kurang sehingga memengaruhi
kejadian stunting pada balita.Upaya Pemerintah untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, kesehatan anak, dan masalah gizi
balita kepada ibu balita, dan ibu hamil untuk mencegah stunting dengan
25
melakukan promosi kesehatan dan konseling secara rutin oleh bidan desa
(Cholifatun Ni’mah, 2015).
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang
ditunjukan dengan nilai standar deviasi (SD) unit z (Z-Score) tinggi badan
menurut umur (TB/U) < -2 SD ≥ -3 SD.
B. Saran
Sebaiknya penyuluhan dilakukan disertai dengan monitoring lebih lanjut
dilain waktu agar perubahan sikap ibu dapat terlihat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Akombi BJ, Agho KE, Hall JJ, Merom D, Astell – Burt T, Renzaho AMN. 2017.
Stunting and severe stunting among children under 5 years in Nigeria: A
multilevel analysis. BMC Pediatrics. 17: 15
Bahmat, D., Bahar, H. & Jus’at, I. 2010. Hubungan Asupan Seng, Vitamin A, Zat
Besi dan Kejadian pada Balita (24-59 Bulan) dan Kejadian Stunting di
Kepulauan Nusa Tenggara: 1–14
Black RE, Victoria CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, de Onis M, Ezzati <,
Grantham-Mcgregor S, Katz J Martorell R, Uauy R. 2013. Maternal and 47
child undernutrition and overweight in low-income and middle-income
countries. Lancet. 382(9890):427-51
Bove I., Teresa M., Cristina C., Ricardo U., Marta N. 2012. Stunting, overweight
and child development impairment go hand in hand as key problems of early
infancy: Uruguayan case. Early Human Development, Elsevier Ltd 88(9): 747–
751.
Christin Angelina, Agung Aji Perdana, Humairoh. 2018. Faktor Kejadian Stunting
Balita Berusia 6-23 Bulan Di Provinsi Lampung. Jurnal Dunia Kesmas Volume
7. Nomor 3
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan 2016. Dinkes Jawa
Barat. Bandung.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 2017. Buku
Saku Desa dalam Penanganan Stunting hal 11-12. Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Hasil Riset Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI. Jakarta.
Mahan, LK. & Stump, SE. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy. Edisi 12.
St. Louis: Saunders.
29
Mahihody AJ. 2016. Hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) ibu
dengan kejadian diare balita di wilayah kerja puskesmas Tahuna Timur
Kabupaten Sangihe. Disertasi DI Yogyakarta UGM
Makoka D. 2013. The impact of maternal education on child nutrition : evidence from
Malawi, Tanzania, and Zimbabwe.
Olusanya BO, Wirz SL, Renner JK. 2010. Prevalence, pattern and risk factors for
undernutrition in early infancy using the WHO Multicentre Growth Reference : a
community-based study. Paediatr Perinat Epidemiol ; 24: 572–583.
Rohmani, A. 2010. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Anak
Usia 1-2 Tahun di Kelurahan Lamper Tengah Kecamatan Semarang Selatan,
Kota Semarang. in Prosiding Seminar nasional Unimus.
Sukraniti Desak P, Taufiqurrahman, Sugeng Iwan S. 2018. Konseling Gizi. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan : jakarta
Syahrul Maulidan Wijayanto. 2018. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Stunting Di 18 Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2016. Fakultas
Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor : Bogor
Syahyuni, S. 2012. Frekuensi Kunjungan Ke Posyandu dengan Status Gizi dan
Tumbuh Kembang Balita.
LAMPIRAN
BB Panjang
No Nama Ibu Nama Baduta JK Tgl Lahir BB (kg) BB/U KET TB(cm) TB/U KET BB/PB KET
Lahir Lahir
M. Azka
1 Siti Aminah L 08.02.2019 3,3 48,0 7,3 -1,33 Gizi Baik 69,5 -0,15 Normal -1,61 normal
Febrian
2 Yanti Bustomi L 26.10.2018 3,5 52,0 9,7 0,22 Gizi Baik 74,6 -0,10 Normal 0,35 normal
Santi
3 Alisa Putri P 19.02.2019 3,2 50,0 7,9 0,13 Gizi Baik 67,5 -0,18 Normal 0,37 normal
Susilawati
4 Dasem Daffa Amkirs L 25.05.2018 3,7 32,0 9,3 -1,17 Gizi Baik 80,3 -0,08 Normal -1,50 normal
5 Anih Giska Salikah P 12.03.2019 2,4 41,0 6,2 -1,47 Gizi Baik 63,5 -1,64 Normal -0,92 normal
6 Tati Haryati Tiyo saputra L 25.06.2018 3,15 - 8,8 -1,49 Gizi Baik 74,9 -1,51 Normal -1,10 normal
8 Siti Asmanah Maesya Azahra P 22.05.2019 3,9 49,0 7,5 1 Gizi Baik 63,8 0,41 Normal 1,05 normal
2
tidak
9 Ratna Sari M. Riki L 20.08.2018 3,2 8,1 -1,89 Gizi Baik 71,5 -2,42 Pendek -0,96 normal
tahu
tidak
1 Aminah Dania Marsela P 28.07.2018 2,8 10,2 0,05 Gizi Baik 74,5 -1,53 Normal 0,97 normal
tahu
2 Siti Aminah Shella P 23.03.2019 3 51,0 6,6 -0,99 Gizi Baik 65,5 0,38 Normal -0,96 normal
M. Nauval
3 Ika Indriani L 28.04.2019 3,4 46,0 8,6 1,11 Gizi Baik 65,5 -0,38 Normal 1,80 normal
Ardiansyah
tidak
4 Aisyah Naura Saidah P 05.12.2018 2,5 8 -0,92 Gizi Baik 70,5 -1,36 Normal -0,36 normal
tahu
5 Wanti Adzra Ardianka L 15.06.2019 2,9 47,0 6,7 -0,44 Gizi Baik 60,6 -1,66 Normal 1,00 normal
7 Sarminah Dede Saputra L 22.06.2019 3,5 50,0 6,6 -0,07 Gizi Baik 65,5 1,45 Normal -1,40 normal
8 Siti Kulsum Aqilah P 06.09.2019 3,8 49,0 4,8 1,16 Gizi Baik 54 0,32 Normal 1,21 normal
M. Hafidz
9 Ica L 27.11.2018 3 50,0 8,5 -1,15 Gizi Baik 73 -1,15 Normal -0,82 normal
Firdauz
3
Neti (ibu
10 Lukman N L 14.10.2018 3,1 48,0 8,9 -0,66 Gizi Baik 77,5 0,91 Normal -1,42 normal
angkat)
tidak
11 Yulianingsih Arsila Sabia P P 22.04.2018 3,3 10,5 0,31 Gizi Baik 78 -0,73 Normal 0,87 normal
tahu
13 Nurhayati M. Ghibran L 13.12.2017 2,7 53,0 18 3,47 Gizi Lebih 84 -0,60 Normal 5,77 obase
14 Rosih Sintawati P 19.09.2018 3,3 50,0 8,4 -0,62 Gizi Baik 72,5 -0,81 Normal -0,35 normal
15 Omah M. Albais L 20.12.2017 3,4 50,0 11,8 0,12 Gizi Baik 83,4 -0,74 Normal 0,70 normal
Wildan Gizi
16 Karsih L 29.12.2018 3,5 52,0 7,5 -2,28 69,5 -2,62 Pendek -1,27 normal
Kurniawan Kurang
tidak
17 Lestari Siti Zahra P 13.01.2019 3,2 8 0,14 Gizi Baik 68,7 -0,41 Normal 0,15 normal
tahu
18 Nurmala Salsabila P 07.06.2019 3,1 47,0 6,2 -0,23 Gizi Baik 61,4 -0,23 Normal -0,05 normal
19 Mita Sari M. Rezaldi L 10.09.2018 3 48,0 8,5 -1,32 Gizi Baik 75,6 -0,44 Normal -1,53 normal
20 Ade Karnati M. Wafih L 21.10.2017 3,5 50,0 10 -1,63 Gizi Baik 83,5 -1,26 Normal -1,35 normal
21 Nuraini Anisa P 13.09.2018 3,6 50,0 7,8 -1,36 Gizi Baik 70,6 -1,80 Normal -0,67 normal
4
22 Siti Mulyana M. Faisal L 26.03.2019 2,8 46,0 6,8 -1,57 Gizi Baik 69,5 0,57 Normal -2,60 kurus
Ket :
Nomor 1 – 8 data diambil pada tanggal 03 – oktober 2019
Nomor 9 – 22 data diambil pada tanggal 04 – oktober 2019
1
Kategori Hasil
Materi pendidikan gizi mengenai 1000 HPK dan stunting dengan memberikan soal
pre-test dan post-test sebagai berikut:
A. Petunjuk Pengisian
Isi kolom yang ada sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Berilah
tanda check list (√) pada jawaban yang anda anggap benar. Kami sangat
menghargai kejujuran dan keterbukan anda.
B. Kuesioner Pengetahuan
1000 HPK
Jawaban
No Pernyataan
Benar Salah
1 Kepanjangan dari 1000 HPK adalah 1000 Hari Pertama
Kehidupan
2 Zat besi juga dapat diperoleh melalui makanan yang berupa
sayuran hijau seperti bayam, brokoli dan kacang-kacangan.
3 Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko pada ibu
antara lain anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal.
4 Manfaat memberikan ASI eksklusif pada bayi untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi usia 0-6 bulan dan meningkatkan daya tahan
tubuh bayi
5 Makanan pendamping ASI boleh diberikan setelah bayi lahir
(usia 0 - 6 bulan)
4
STUNTING
Jawaban
No Pernyataan
Benar Salah
1 Stunting adalah tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya,
dan lebih pendek jika dibandingkan dengan tinggi anak normal
lainnya
2 Anak yang mangalami stunting akan mengalami gangguan
perkembangan dan penurunan konsetrasi belajar
3 Stunting disebabkan karena gizi yang tidak terpenuhi dan
serangan infeksi berulang pada 1000 HPK
4 Contoh makanan yang bergizi yaitu gorengan, mie instan, dan
ciki
5 Manfaat imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak
21
Gambaran pengetahuan ibu mengenai 1000 HPK dan stunting sebelum dan sesudah
pendidikan gizi.
12 90 100 10
13 60 60 0
14 100 100 0
15 70 70 0
16 70 80 10
17 40 90 50
18 60 90 30
19 90 90 0
20 90 90 0
21 90 90 0
22 80 80 0
23 90 80 -10
24 90 90 0
25 70 80 10
26 90 100 10
Rata – rata 81.9 88.9 69,2
24
No Soal Pre-Test
Nilai
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 90
2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 80
3 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 60
4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 90
5 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 50
6 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 70
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 90
8 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 40
9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 80
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 90
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
Jumlah Rata-rata =
91 100 91 81 18 91 54 73 91 73
Benar (%) 76,3
25
A. Soal pre-test Rt. 003 dengan nomor 2 adalah soal dengan jumlah benar paling
banyak yaitu 100%
1. Soal nomor 2 mengenai makanan yang mengandung zat besi
B. Soal pre-test Rt. 003 dengan nomor 7 adalah soal dengan jumlah benar paling
sedikit yaitu 54%
1. Soal nomor 7 mengenai penyebab stunting
C. Soal pre-test Rt. 004 dengan nomor 2 dan 10 adalah soal dengan jumlah benar
paling banyak yaitu 100%
1. Soal nomor 2 mengenai makanan yang mengandung zat besi
2. Soal nomor 10 mengenai manfaat imunisasi
D. Soal pre-test Rt. 004 dengan nomor 5 adalah soal dengan jumlah benar paling
sedikit yaitu 38%
1. Soal nomor 5 mengenai MPASI
E. Soal post-test Rt. 003 dengan nomor 1, 2, 4, dan 10 adalah soal dengan jumlah
benar paling banyak yaitu 100%
1. Soal nomor 1 mengenai kepanjangan 1000 HPK
2. Soal nomor 2 mengenai makanan yang mengandung zat besi
3. Soal nomor 4 mengenai manfaat ASI Eksklusif
4. Soal nomor 10 mengenai manfaat imunisasi
F. Soal post-test Rt. 003 dengan nomor 5 adalah soal dengan jumlah benar paling
sedikit yaitu 27%
1. Soal nomor 5 mengenai MPASI
G. Soal post-test Rt. 004 dengan nomor 2 dan 10 adalah soal dengan jumlah benar
paling banyak yaitu 100%
1. Soal nomor 2 mengenai makanan yang mengandung zat besi
2. Soal nomor 10 mengenai manfaat imunisasi
H. Soal post-test Rt. 004 dengan nomor 5 adalah soal dengan jumlah benar paling
sedikit yaitu 46%
1. Soal nomor 5 mengenai MPASI
29
Lampiran 7. Anggaran