Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI BIAYA

ALOKASI BIAYA BERSAMA KE PRODUK BERSAMA

Oleh :
Ni Rai Mondayani (1833121003)
Ni Kadek Sari Devi (1833121333)
Agus Widhyartha (1833121337)
Putu Dicky Ari Pratama (1833121357)
Ayu Trisna Widyantari (1833121380)
Kadek Widya Jayanti Arida (1833121389)
I Kadek Agus Aditya Kusuma (1833121478)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Warmadewa
Tahun Ajaran 2019/20
1. ANALISA BIAYA - VOLUME - LABA
Analisa biaya-volume-laba (cost volume profit analysis) menyajikan
informasi kepada manajemen tentang dampak perubahan biaya, pendapatan,
volume dan bauran produk terhadap laba. Analisis CVP berfokus pada hubungan
biaya-volume-laba dan dampak dari pola perilaku biaya terhadap pengambilan
keputusan. Pemahaman terhadap pola perilaku biaya perusahaan akan
mempermudah pengambilan keputusan manajemen dalam hal penetapan harga
produk, penerimaaan/penolakan pesanan, analisis penghematan biaya, dan promosi
atas lini produk yang lebih menguntungkan.

2. ASUMSI DAN KETERBATASAN DARI ANALISIS CVP

Liniearisasi, Rentang yang Relavan, dan Biaya Bertahap

Model CVP berasumsi bahwa pendapatan dan total biaya adalah linier pada
rentang aktivitas yang relavan. Meskipun perilaku biaya aktual tidak linier, kita
menggunakan konsep rentang yang relavan dengan rentang output tertentu yang
terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linier.

Biaya Bertahap

Analisis CVP dapat dilakukan, analisis CVP menjadi agak lebih rumit.
Mengilustrasikan situasi seharga $18, biaya variabel menjadi per unit seharga $10,
biaya tetap awal seharga $100.000, dan biaya tetap tambahan lainnya seharga
$100.000 jika output melebihi 10.000 unit. Pengeluaran biaya tetap tambahan akan
meningkatkan kapasitas samapai 30.000 unit.

Mengidentifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk Analisis CVP

Biaya Tetap

Andaikan pihak manajemen ingin mengalkulasikan titik impas produk baru


dari Household Furnishings, Inc. Produk barunya adalah meja komputer yang
dirancang agar mudah dirakit dan dimaksudkan untuk dijual dengan harga akhir
yang rendah di pasar.

2
Dalam analisis jangka pendek, biaya tetap yang akan relavan merupakan
biaya tetap yang diharapkan berubah seiring dengan pengenalan produk baru.
Untuk analisis jangka pendek, titik impas bernilai sama dengan nol karena produk
baru tidak harus memasukkkan biaya tetap yang baru. Artinya, setiap produk yang
dijual, mulai dari yang pertama, berkontribusi terhadap laba sebesar harga
dikurangi biaya variabel.

Biaya Variabel

Dalam mengukur biaya variabel, akuntan manajemen harus berhati-hati


untuk memasukkan seluruh biaya variabel yang relevan, tidak hanya biaya produksi
tetapi juga biaya penjualan dan distribusi. Setiap biaya transportasi atau gudang
akan relevan jika biaya tersebut berubah seiring tingkat output.

3. Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis Biaya-Volume-


Laba
Untuk bisa menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik
impas, maka kita bisa berfokus pada laba operasi, yaitu laba yang berasal dari
operasi normal perusahaan. Yang harus kita lakukan adalah:

(1) menentukan pengertian unit dan

(2) memisahkan biaya antara komponen biaya tetap dan biaya variabelnya.

Laba operasional = pendapatan penjualan - biaya variabel - biaya tetap


Laba operasional = (harga x unit terjual) - (biaya variabel x unit terjual) -
biaya tetap total
Dengan menetapkan nilai nol pada laba operasional, memasukkan biaya
variabel dan biaya total tetap, serta menyelesaikan persamaan di atas, maka kita
akan dapat menemukan jumlah unit yang harus terjual pada BEP.
Contoh:
Penjualan (1.000 x Rp 3.000) Rp3.000.000
Biaya variabel (1.000 x Rp1800) (1.800.000)
Marjin kontribusi 1.200.000

3
Biaya tetap 720.000
Laba operasi Rp480.000 Jika X adalah unit
yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya adalah: 0 = 3.000X
- 1.800 X - 660.000 1.200X = 720.000 X = 600
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 600 unit produk. Hal ini juga
dapat dibuktikan dari perhitungan berikut ini:
Penjualan (600 x Rp 3.000) Rp1.800.000
Biaya variabel (600 x Rp1.800) (1.080.000)
Marjin kontribusi 720.000
Biaya tetap 720.000
Laba operasi Rp 0

4. TITIK IMPAS
Salah satu bentuk analisis CVP yang populer adalah perhitungan titik impas
perusahaan. Titik impas (Break Even Point /BEP) adalah suatu titik yang
menunjukkan volume pendapatan yang tidak menimbulkan laba atau rugi. Pada saat
BEP, pendapatan total sama dengan biaya total sehingga besarnya laba sama
dengan nol. Analisis impas membuat perusahaan menelaah pola perilaku biaya
tetap dan biaya variabel.

A. Menentukan Titik Impas dalam Unit Analisis Biaya Volume Laba atau Cost-
Volume-Profit Analysis (CVP Analysis) adalah suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya keadaan atau kesulitan ekonomi yang
dihadapi suatu perusahaan dan membantu mencarikan solusi atau pemecahannya.
CVP Analysis ini menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas penjualan dan
harga jual, serta semua informasi keuangan yang terkandung di dalamnya. CVP
Analysis ini dapat dimulai dengan menentukan Titik Impas. Titik Impas (Break
Even Point) dalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik
dimana laba sama dengan nol. Keputusan awal perusahaan dalam
mengimplementasikan pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP adalah
menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Keputusan kedua terpusat

4
pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan variabel. ¬ Penggunaan
Pendekatan Laba Operasi dalam CVP Analysis Laba operasi mencakup pendapatan
dan beban dari operasional normal perusahaan. Secara lebih spesifik, pendapatan
penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual dan
total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual.
Laba Operasi = (Harga x Jumlah Unit Terjadi) - (Biaya Variabel per unit x Jumlah
unit terjual) -Total Biaya Tetap. ¬ Penggunaan Margin Kontribusi dalam CVP
Analysis Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya
variabel. Pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap. Jika kita
mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variabel per unit
pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita akan
mendapatkan persamaan dasar impas berikut : Jumlah Unit = Biaya Tetap / Margin
Kontribusi per Unit Penjualan Dalam Unit yang Diperlukan Untuk Mencapai
Target Laba • Target Laba Dalam Jumlah Rupiah Target laba = (harga/unit X Unit)
– (biaya variabel/unit X Unit) – (biaya tetap) • Target Laba dalam Persentase dari
Pendapatan Penjualan P%(harga/unit)(unit) = (harga/unit X Unit) (biaya
variabel/unit X Unit) – (biaya tetap) • Target Laba Setelah Pajak Laba bersih = Laba
Operasi – Pajak penghasilan = Laba Operasi – (Tarif pajak x Laba operasi) = Laba
Operasi ( 1 – Tarif pajak) Laba Operasi = Laba Bersih / (1 – Tarif pajak)
B. Menentukan Titik Impas dalam Rupiah Penjualan Untuk menghitung titik impas
dalam rupiah penjualan, biaya variable didefinisikan sebagai suatu persentase dari
penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Rasio biaya variable
merupakan bagian dari setiap rupiah penjualan yang harus digunakan untuk
menutupi biaya variabel. Rasio biaya variabel = (biaya variabel per unit)/(harga jual
per unit). Rasio margin konstribusi adalah bagian dari setiap rupiah penjualan yang
tersedia untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba. Maka berdasarkan
pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa Rasio margin kontribusi = (margin
kontribusi per unit)/(harga jual per unit) Untuk biaya tetap, terdapat tiga
kemungkinan: jika biaya tetap yang sama dengan margin kontribusi, maka laba
operasi sama dengan nol dan perusahaan berada dalam keadaan impas. Jika biaya
tetap yang lebih kecil dari margin kontribusi maka perusahaan menghasilkan laba

5
(atau laba operasi positif) dan terakhir, jika biaya tetap yang lebih besar dari margin
kontribusi, perusahaan mengalami kerugian operasi. Jadi, titik impas dalam rupiah
penjualan dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Operasi = Penjualan – (Rasio
biaya variabel X penjualan) – biaya tetap Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Menentukan penjualan perusahaan untuk menghasilkan target laba yang
dingiinkan, dengan cara: Penjualan = (biaya tetap + target laba)/(rasio margin
kontribusi)
ANALISIS CVP UNTUK PERENCANAAN TITIK IMPAS

Titik awal dalam banyak perencanaan bisnis adalah bagaimana menentukan


titik impas, yaitu titik di mana pendapatan sama dengan total biaya dan labanya nol.
Titik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan analisis CVP.

Metode Persamaan: Untuk Titik Impas dalam Satuan Unit

Metode persamaan menggunakan metode model CVP secara langsung.


Contohnya dengan menggunakan persamaan untuk analisis penjualan meja TV HFI
adalah

Penjualan = Biaya tetap + Total biaya variabel + Laba operasi

p × Q = F + (v × Q) + N

$75 × Q = $5.000 + ($35 × Q)

Penyelesaian untuk Q dan asumsikan N = 0, maka titik impas adalah Q = 125 meja
TV per bulan (1.500 unit per tahun).

($75 - $35) × Q = $5.000

Q = $5.000 / ($75 - $35)

Q = $5.000 / $40 = 125 unit per bulan

Metode Persamaan: Untuk Titik Impas dalam Satuan Dolar

Kadang kala, jumlah unit yang terjual, biaya variabel per unit, dan harga
jual tidak diketahui atau tidak praktis untuk ditentukan. Metode yang digunakan

6
untuk titik impas dalam satuan unit, kecuali bahwa Q digantikan dengan Y/p,
sebagai berikut :

Penjualan = Biaya tetap + Total Biaya Variabel + Laba

P × Q = F + (v × Q) + N

P × (Y/p) = F + [ v × (Y/p) + N

Y = F + [(v/p) × Y] + N

Metode Margin Kontribusi

Metode yang tepat untuk mengalkulasikan titik impas adalah menggunakan


persamaan bentuk aljabar yang sepadan (diturunkan dengan cara memecahkan
model Q dan berasumsi bahwa titik impas N = laba = 0):

Q = Biaya tetap / Margin kontribusi per unit

5. ANALISIS CVP UNTUK PERENCANAAN LABA

Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang


dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang diharapkan. Mencari laba yang
diharapkan meliputi perencanaan pendapatan, perencanaan biaya, dan pencatatan
akuntansi untuk iimplikasi pajak penghasilan.

Perencanaan Pendapatan

Analisis CVP membantu manajer dalam perencanaan pendapatan guna


menentukan pendapatan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang
diharapkan.

Perencanaan Biaya

7
Untuk keputusan perencanaan biaya, manajer mengasumsikan jumlah
penjualan dan laba yang diharapkan telah diketahui, tetapi ingin menemukan nilai
biaya variabel atau biaya tetap yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang
diharapkan pada jumlah penjualan yang diasumsikan. Contohnya adalah sebagai
berikut :

 Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variabel (satu mesin)


 Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variabel (dua mesin)
 Komisi dan gaji penjualan

Memasukkan Pajak Penghasilan ke dalam Analisis CVP

Keputusan manajer mengenai biaya dan harga biasanya harus memasukkan


pajak penghasilan karena pajak memengaruhi jumlah laba untuk tingkat penjulan
tertentu. Contohnya HFI, jika kita asumsikan bahwa rata-rata tarif pajak
penghasilan adalah sebesar 20%, maka untuk mencapai laba setelah pajak tahunan
yang diharapkan sebesar $48.000, HFI harus menghasilkan laba sebelum pajak
setidaknya sebesar $60.000 [$48.000/(1-0,2)].

6. MARJIN KEAMANAN

Marjin Pengaman (Margin of Safety)Marjin pengaman adalah unit yang dijual atau
diharapkan akan terjual di atastitik impas/pendapatan yang dihasilkan atau
diharapkan akan dihasilkan di atas titik impas. Misalnya: volume impas adalah 300
unit dan penjualan saat ini 500unit, maka marjin pengamannya 200 unit. Demikian
pula jika titik impasnya Rp450.000 dan pendapatan saat ini Rp750.000, maka
marjin pengamannyaRp300.000. Marjin pengaman juga dapat dinyatakan dalam
persentase, misalnyadari contoh diatas 40% (200/500).Marjin pengaman adalah
ukuran kasar risiko. Semakin besar marjin semakin kecil pula risiko kerugian jika
terjadi penurunan penjualan dari yang diharapkan.

Perhitungan Margin Of Safety

8
7. BIAYA LEVERAGE OPERASI
■ Pengungkit Operasi (Operating Leverage) Operating leverage adalah ukuran
besarnya penggunaan biaya tetap dalam suatu perusahaan. Semakin tinggi biaya
tetap, maka semakin tinggi operatingleverage dan semakin besar pula sensitivitas
laba bersih terhadap perubahan penjualan. Perusahaan yang memiliki operating
leverage tinggi akan mengalami peningkatan persentase yang besar dalam labanya
jika terjadi sedikit saja peningkatan dalam penjualan namun juga mengalami
penurunan persentase laba yang besar jika terjadi penurunan penjualan. Sebaliknya,
perusahan yang memiliki operating leverage rendah, akan mengalami
peningkatan/penurunan persentase yang rendah dalam labanya jika terjadi
peningkatan/penurunan penjualan. Besar kecilnya operating leverage (degree of
operating leverage - DOL) untuk tingkat penjualan tertentu diukur dengan
menggunakan rasio marjin kontribusi terhadap laba. DOL = marjin kontribusi/laba
operasi Analisis CVP dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas Analisis CVP
dapat digunakan dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas namun analisisnya
harus dimodifikasi. Analisis sensitivitas digunakan disini. Biaya tetap dipisahkan
dari berbagai jenis biaya yang berubah-ubah dengan penggerak biaya tertentu. Cara
yang termudah adalah mengelompokkan biaya variable sebagai biaya tingkat unit,
tingkat batch dan tingkat produk. Kemudian, dampak keputusan terhadap batch dan
produk dapat diuji dalam kerangka kerja CVP.vv

9
Perhitungan Degree of Operating Leverage

8. TITIK PENUTUPAN USAHA


Perhitungan Shut Down Point

10
DAFTAR PUSTAKA
http://kepinginlagi.blogspot.com/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-6-
analisa.html?m=1
http://oliviaudhiyyah.blogspot.com/2013/06/jurnal_6.html?m=1
http://rangkumankite.blogspot.com/2012/05/analisa-biaya-volume-laba.html?m=1
https://www.academia.edu/17178624/BAB_9_PERENCANAAN_LABA_ANALI
SIS_BIAYA-VOLUME-LABA

11

Anda mungkin juga menyukai