ID Pengaruh Suhu Dan Waktu Adsorpsi Terhada PDF
ID Pengaruh Suhu Dan Waktu Adsorpsi Terhada PDF
Abstrak
Penggunaan minyak goreng berulangkali pada temperatur tinggi akan menyebabkan mutu dan nilai
gizi makanan yang digoreng menurun sehingga dapat berdampak buruk bagi kesehatan konsumen.
Pemurnian minyak goreng bekas perlu dilakukan guna meningkatkan kualitasnya sehingga bisa digunakan
kembali secara aman untuk mengolah makanan. Pemurnian minyak goreng bekas secara adsorbsi
menggunakan bioadsorben ampas pati aren (APA) dan bentonit (B) pada berbagai variasi suhu dan waktu
kontak telah dipelajari. Proses adsorpsi dilakukan dengan mengkontakkkan minyak goreng bekas dan
campuran bioadsorben APA-Bentonit dengan rasio 1:1 pada variasi suhu 40°C , 70°C, 100°C, 150°C
masing-masing selama 20, 40, 60, 80, dan 100 menit. Minyak setelah adsorbsi kemudian diamati perubahan
bilangan asam (BA), bilangan peroksida (PV), dan kejernihan warnanya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penurunan BA, PV, dan intensitas warna minyak goreng bekas akibat perlakuan adsorbsi
menggunakan bioadsorben ampas pati aren dan bentonit pada rasio 1:1 sangat nyata dipengaruhi oleh suhu
dan waktu adsorbsi. Kondisi terbaik untuk menurunkan BA dan PV minyak goreng bekas adalah pada suhu
100°C selama 100 menit, yang mampu menurunkan BA sebesar 49,39 % dan PV sebesar75,76%. Sedangkan
kondisi terbaik untuk menurunkan intensitas warna adalah pada suhu 150°C dengan waktu kontak 60 menit
dengan besar penurunan intensitas warna mencapai 71,15%.
Kata kunci : adsorbsi, ampas pati aren, bentonit, minyak goreng bekas
digunakan sebagai bioadsorben tanpa mesh. Kemudian sejumlah serbuk ampas aren
diarangkan (Widjanarko, 2006). Rahayu dkk. ditambah larutan NaOH 0,25 N, diaduk 2 jam,
(2014) juga melaporkan bahwa bahan lalu didiamkan selama 24 jam. Selanjutnya
berselulose tinggi, seperti sabut dan tempurung adsorben dinetralkan dengan larutan HCl 0,25
kelapa, yang tidak diarangkan mampu N, disaring, dan dicuci dengan aquadest.
menurunkan kandungan asam lemak bebas Adsorben APA kemudian dikeringkan dalam
(FFA) dan peroksida (PV) dalam minyak oven pada suhu 105 ºC selama 4 jam (Rahayu
jelantah dengan cukup signifikan, meskipun dan Purnavita, 2014).
kurang efektif untuk memucatkan warna gelap Bentonit aktif
minyak. Untuk mengantisipasi Bentonit dengan ukuran 100 mesh dicampur
kekurangmampuan ampas pati aren sebagai dengan larutan HCl 5 N lalu dipanaskan selama
pemucat maka dilakukan kombinasi dengan 2 jam pada suhu + 70 ºC sambil diaduk.
bentonit yang telah dikenal sebagai bahan Bentonit disaring, dicuci dengan air sampai pH
penjernih (bleaching) minyak (Yuliana dkk., air pencuci > 4, kemudian dikeringkan pada
2005; Tanjaya, 2006; Yusnimar dkk., 2009; dan suhu 105 ºC selama 4 jam (Tanjaya, 2006).
Haryati dkk.,2009).
Pemurnian minyak goreng bekas dengan Persiapan Minyak Goreng
metode adsorbsi dipengaruhi sejumlah faktor, Minyak jelantah disaring dengan kain
diantaranya yang cukup penting adalah tipis untuk menghilangkan kotoran berupa
temperatur dan waktu adsorbsi. Penelitian ini padatan atau remah-remah. Setelah itu
bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu dianalisis bilangan asam (BA), bilangan
dan waktu adsorbsi terhadap sifat fisika kimia peroksida (PV), dan warnanya.
minyak goreng bekas, meliputi bilangan asam
(BA), bilangan peroksida PV), dan warna Proses adsorbsi
minyak; serta menentukan kondisi optimum Ke dalam labu erlenmeyer berisi 100 g
kedua faktor. minyak jelantah dimasukkan 10 g campuran
serbuk ampas pati aren dan bentonit dengan
BAHAN DAN METODE rasio APA:B = 1:1 (Rahayu dan Purnavita,
Bahan 2014) kemudian diaduk selama 20, 40, 60, 80,
Bahan yang digunakan meliputi ampas pati dan 100 menit; masing-masing pada suhu 40ºC,
aren, bentonit, minyak jelantah, NaOH, HCl, 70ºC, 100ºC, dan 150 ºC. Selanjutnya minyak
etanol, KOH, asam asetat, kloroform, KI, disaring dan diambil sampel untuk dianalisis
indikator amilum, Na2S2O3, K2Cr2O7, asam bilangan asam/BA (Sudarmaji, 1997), bilangan
oksalat, Indikator pp. peroksida/PV (Sudarmaji, 1997), dan
kejernihan warnanya (Kusumastuti, 2004).
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
ini antara lain : timbangan digital, ayakan 80 Bilangan Asam
mesh dan 100 mesh, glassware, oven, Hot Plate Asam lemak bebas merupakan produk reaksi
Magnetic Stirer, dan spektrofotometer (Genesys hidrolisis trigliserida (minyak). Oksidasi asam
20 Spectrophotometer). lemak bebas akan menghasilkan bau dan rasa
yang tidak enak. Oleh karena itu, bilangan asam
Cara Kerja (BA) dalam minyak sering digunakan sebagai
Preparasi adsorben salah satu parameter kerusakan minyak goreng
Ampas pati aren deligninasi bekas pakai (Kusumastuti, 2004).
Ampas pati aren (APA) kering digrinding Hasil pengukuran bilangan asam (BA)
dan diayak menggunakan screener ukuran 80 minyak jelantah setelah proses regenerasi
menggunakan bioadsorben ampas pati aren dan
36
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktoberl 2014, Hal. 35-41 ISSN 0216-7395
bentonit pada berbagai suhu dan waktu adsorbsi Standar SNI minyak goreng untuk bilangan
disajikan pada Tabel 1. Bilangan asam minyak asam adalah maks. 2 mg KOH/g
jelantah awal didapatkan sebesar 1,1555 mg minyak(Mardina dkk., 2012). Berdasarkan
KOH/g. standar SNI ini maka minyak jelantah awal
sebenarnya masih layak untuk dikonsumsi.
Tabel 1. Rerata Bilangan Asam (BA) Namun, pemurnian minyak secara adsorbsi
minyak jelantah setelah adsorbsi pada menggunakan bioadsorben APA dan bentonit
berbagai suhu dan waktu adsorbs pada semua kondisi suhu dan waktu adsorbsi
Waktu Rerata BA Minyak Jelantah menjadikan minyak hasil regenerasi lebih aman
(menit) setelah adsorbsi pada variasi
suhu lagi untuk dikonsumsi karena menghasilkan BA
(mg KOH/g minyak) semakin kecil (< 1 mg KOH/g).
40 70 100 150 Dari Tabel 1, terlihat bahwa pada semua
ºC ºC ºC ºC variasi waktu kontak didapatkan bahwa
20 0,9228 0,8736 0,7997 1,0950 semakin tinggi suhu maka BA minyak setelah
40 0,8901 0,8433 0,7964 1,0079 adsorbsi mula-mula menurun hingga suhu 100
60 0,8568 0,7982 0,7407 0,9309 ºC, kemudian naik kembali pada suhu 150 ºC.
80 0,8379 0,7893 0,7277 1,3967
Hal ini menunjukkan suhu adsorpsi
100 0,7893 0,7281 0,5848 2,0613
berpengaruh terhadap BA minyak setelah
Ket. : Hasil merupakan rerata dari dua kali adsorpsi. Pada dasarnya semakin tinggi suhu
ulangan adsorpsi, BA minyak setelah adsorpsi semakin
kecil; dikarenakan pada suhu yang semakin
Berdasarkan data pada Tabel 1, BA minyak tinggi, energi kinetik molekul untuk terjadinya
menurun setelah diadsorpsi dengan tumbukan akan semakin besar, sehingga
menggunakan campuran adsorben APA dan kemampuan adsorben untuk mengadsorpsi
bentonit pada berbagai variasi suhu dan waktu asam lemak bebas juga akan meningkat.
kontak. Serbuk APA mampu menyerap molekul Namun, suhu yang terlalu tinggi juga
asam lemak bebas dikarenakan serbuk APA berdampak kurang baik (BA kembali
mengandung selulosa yang kaya akan gugus meningkat) karena minyak goreng pada
hidroksil (-OH) yg bersifat elektronegatif pemanasan di atas 100 ºC akan mengalami
(basa) dan polar, sehingga dapat kerusakan dan membentuk asam lemak bebas
berinteraksi dengan gugus karboksilat (- lagi. Selain itu, peningkatan asam lemak bebas
COOH) dari FFA yang bersifat elektropositif (BA) dimungkinkan pula disebabkan oleh
(asam) dan polar (Rahayu dan Purnavita, 2014). bentonit yang digunakan, yakni bentonit yang
Sedangkan kemampuan bentonit aktif dalam diaktivasi asam, dimana selama proses
menyerap komponen asam lemak bebas pada pemucatan dapat terjadi hidrolisis terhadap
minyak goreng bekas disebabkan oleh adanya trigliserida (minyak) sehingga dapat
gugus silanol (Si-OH) yang terbentuk dari meningkatkan kadar asam lemak bebas
senyawa SiO2 dalam bentonit pada saat aktivasi (Anonimous, 2010).
asam (Tanjaya, 2006, Rahayu dan Purnavita, Hampir sama dengan pengaruh suhu, dari
2014). Atom hidrogen dari gugus silanol akan Tabel 1 terlihat bahwa semakin lama waktu
berikatan hidrogen dengan gugus oksigen- kontak, BA minyak setelah adsorbsi semakin
karbonil (-C=O) pada asam lemak bebas mengecil pada semua kondisi suhu adsorbsi,
sehingga molekul asam lemak bebas dapat kecuali pada perlakuan suhu 150°C. Hal ini
teradsorpsi pada permukaan adsorben menunjukkan bahwa perlakuan minyak pada
(Kinanthi, 2008). Kemampuan ini yang suhu tinggi dalam waktu lama akan memicu
menyebabkan kedua adsorben dapat kerusakan minyak dimana asam lemak bebas
menurunkan bilangan asam dalam minyak akan terbentuk kembali dan jumlahnya
goreng bekas.
38
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktoberl 2014, Hal. 35-41 ISSN 0216-7395
40
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktoberl 2014, Hal. 35-41 ISSN 0216-7395