Anda di halaman 1dari 10

PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR

KIMIA ANALITIK

Tim Penyusun :

MUHAMMAD FATH AZZAJJAD, S.Si., M. Pd.


AYU RAHAYU, S. Pd., M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKANKIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2019
PERCOBAAN I
UJI KATION DAN ANION
A. Tujuan :
1. Menentukan adanya kation secara kumulatif dengan melakukan uji
spesifik.
2. Identifikasi anion secara kualitatif.

B. Teori
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk
satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini
maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G.
Svehla : 1985). Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi
spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III
adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari :
1982). Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti
oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari :
1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang
terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang
digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan
kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari : 1982). Kimia
analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya
adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan
analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu
yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4
atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret.
Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan
ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari
CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).

1
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode
untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu
skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-
anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan
menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion
ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam
kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna
untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema
identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah
larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air,
sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau
memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda,
kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim :
2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk
untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya
endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-
zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel
atau contoh (Underwood,1986).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara
konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian
kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang
mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk
pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan
sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya
disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan

2
kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I),
golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV),
golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI) (Anonim,2010). Dalam metode
analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion / kation (Wiro, 2009). Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion
logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki
harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita
harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan
diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara
disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan
dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus
dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-
sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto,1977).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam
analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan
penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting
dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah
terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar
kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat,
berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai
dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat
dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian
memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan
suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan
kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan
konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain
tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan
berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini
dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi
penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek
yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya
pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut
(Masterton,1990).

3
C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan.

a. Gegep
b. Gelas arloji
c. Gelas Kimia
d. Indikator pH
e. Pipet tetes
f. Pembakar spritus
g. Rak tabung
h. Tabung reaksi

2. Bahan yang digunakan

a) Aquades
b) AgNO3
c) CaCl2
d) HCl
e) H2SO4
f) Na2S2O3
g) K2Cr2O7
h) CuSO4
i) KI
j) FeCl3

4
D. Prosedur Kerja

1. Uji Kation

a. Golongan I, Ag+
1) AgNO3 (Perak Nitrat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan HCl
2) AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
3) AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7

b. Golongan II, Cu2+


1. CuSO4 (Kupri Sulfat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
NaOH
2. CuSO4, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI

c. Golongan III, Fe3+


1) FeCl3 (Besi (III) Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan NaOH

d. Golongan IV, Ca2+


1) CaCl2 , Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7

2. Uji Anion

a) NaCl (Natrium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu


tambahkan AgNO3
b) KI (Kalium Iodida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
AgNO3
c) Na2S2O3 (Natrium Tiosulfat), masukkan kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan H2SO4
d) Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3

5
E. HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan identifikasi kation
No Prosedur Hasi Pengamatan

1. Golongan I, Ag+
AgNO3+HCl→AgCl+HNO3
AgNO3+NaOH→AgOH+NaNO3
2AgNO3+K2Cr2O7→Ag2Cr2O7+2KNO3

2. Golongan II, Cu2+


CuSO4+2NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4
CuSO4+2KI→CuI2+K2SO4

3. Golongan III, Fe3+


FeCl3+3NaOH→Fe(OH)3+3NaCl

4. Golongan IV, Ca2+


CaCl2+K2Cr2O7→CaCr2O7+2KCl

6
2. Pengamatan identifikasi anion
No. Prosedur Hasil Pengamatan

1. NaCl + AgNO3→AgCl + NaNO3

2. KI + AgNO3→AgI+ KNO3

3. NaS2O3 + H2SO4→ H2S + Na2SO4 + SO3

4. NaS2O3 + AgNO3 → Ag2S2O3 + NaNO3

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas


Muslim Indonesia. Makassar.

Besari, Ismail, dkk. (1982), Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I, Armico
Bandung, Bandung.

Direktorat jendral POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen


Kesehatan RI. Jakarta.

L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV,


Penerbit Erlangga, Jakarta.

Svehla, G. (1985). VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik


Kualitatif Makro dan Semimikro ,Bagian 1, Edisi V, PT. Kalma Media
Pustaka, Jakarta.

8
9

Anda mungkin juga menyukai