Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak masyarakat mengidap penyakit DM membuat pemerintah

memprioritaskan penelitian kesehatan pada DM. Banyak sekali masyarakat yang

kurang memahami mengenai penyakit DM, sehingga masyarakat berperilaku pada

pola hidup yang tidak sehat terutama pada pola makan mereka. Diabetes mellitus

merupakan penyakit, kronis, dan multifactorial yang dicirikan dengan

hiperglikemia dan hyperlipidemia (Marry, 2009). Diabetes mellitus kadang

dirujuk sebagai “gula darah tinggi”, baik oleh klien maupun penyedia layanan

kesehatan. Pemikiran dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena

lolosnya sejumlah besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak

terkontrol (Black, 2015). Terdapat dua kategori diabetes yaitu diabetes tipe 1 dan

diabetes tipe 2 (Donelly, 2016).

Menurut data World Health Organization (WHO, 2014) bahwa pada tahun

2012 terdapat 1,5 juta penduduk terjadi kematian yang disebabkan diabetes

dengan prevalensi sekitar 2,7%, dari kejadian angka kemtian akibat DM di dunia,

70% terjadi kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pada

tahun 2014, penderita DM sebesar 422 milyar di dunia (Kustianingsih, 2016).

Diabetes menjadi penyakit yang semakin tren saat ini. Prevalensi diabetes terkait

usia meningkat dari 5,9%, sampai 7,1% (246-380 juta jiwa) di seluruh dunia pada

kelompok usia 20-79 tahun yang kejadia nya meningkat 55% (Donelly, 2015)

1
2

Diabetes Mellitus terjadi karena berbagai factor gentik, karena memiliki

keluarga yang juga menderita penyakit DM maka akan memiliki kemungkinan

besar untuk menderita penyakit diabetes juga. berat baan (obesitas), memiliki

berat baan yang besar ataupun berlebihan memiliki kemungkinan untuk menderita

penyakit DM salah satunya. infeksi firus, dan pengerusakan imunologik. factor

makanan, . Berbagai factor tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan sel beta

sehingga terjadi ketidak seimbangan produksi insulin gula dalam darah tidak

dapat dibawa masuk kedalamnya sehingga anabolisme protein menurun yang

dapat mengakibatkan kerusakan pada antibody sehingga kekebalan tubuh

menurun, Ketika kekebalan tubuh menurun tubuh akan beresiko terkena infeksi

pada penderita DM akan terjadi neuropati sensori perifer yang menyebabkan

penderita tidak merasa sakit dan terjadi nekrosis luka gangrene yang dapat

menyebabkan kerusakan integritas jaringan kulit, (Nanda NIC-NOC, 2015 amin

huda nurarif).

Penatalaksanaan bagi pasien dengan DM meliputi pengambilan dan

pemeliharaan kadar glukosa senormal mungkin dengan diet seimbang, dan

penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) atau insulin. Umumnya. Ketika DM

diobati secara sukses, klien terhindari dari komplikasi hipoglikemia dan

hiperglikemia (Black, et al., 2014). Jika belum terjadi luka bisa dilakukan

perawatan dengan tindakan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan

meminyakinya; harus berhati-hati agar jangan sampai celah di antara jari-jari kaki

menjadi basah. Inspeksi atau pemeriksaan kaki harus dilakukan setiap hari untuk

memeriksa apakah terdapat gejala kemerahan, lepuh, fisura, kalus, atau

ulserasi.Pemeriksaan dan perawatan kaki diabetes merupakan semua aktivitas


3

khusus (senam kaki, memeriksa dan merawat kaki) yang dilakukan individu yang

beresiko sebagai upaya dalam mencegah timbulnya ulkus diabetikum(Smeltzer &

Bare, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Keperawatan nutrisi pada klien diabetes militus Tipe

2 di ruang Dahlia 1 Di RSUD Jombang?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa mempunyai pengalaman

nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan

integritas kulit diabetes melitus tipe 2 di RSUD Jombang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa Melakukan pengkajian data nutrisi pasien Diabetes Melitus

Tipe 2

2. Mahasiswa Mengidentifikasi diagnosa dan masalah nutrisi pada Diabetes

Melitus.

3. Mahasiswa Menyusun pada gangguan nutrisi serta rencana memberikan

asuhan keperawatan.

4. Mahasiswa Melaksanakan asuhan keperawatan nutrisi sesuai rencana

keperawatan.
4

1.4 Manfaat Tugas Akhir

Bagi Mahasiswa

Manfaat penyusun tugas akhir ini untuk acuhan mahasiswa dalam

menunjang pembuatan tugas akhir

Bagi Responden

Memberikan pengertian atau pengetahuan serta masukan pada klien kita

tentang cara menangani, merawat, mencegah kekambuhan dan berkomunikasi

kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan nutrisi kebutuhan kurang

dari tubuh.

Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai salah satu bahan pokok untuk melakukan inovasi dalam berbagai

aspek dan ruan lingkup bidang keperawatan yang terutama yaitu dibidang ilmu

kesehatan medikal bedah serta sebagai salah satu aspek pendukung dalam

melakukan pengkajian asuhan keperawatan medikal bedah.

Bagi Peneliti

Agar kedepannya kesempurnaan penulisan makalah ini dapat tercapai dan

di laksanakan tentunya perlu untuk penulis selanjutnya untuk mengkaji ulang

adanya kekeliruan dalam penyusunan makalah ini dapat di benarkan sebagai

mestinya.

Anda mungkin juga menyukai