Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya manusia perlu mengatur, merencanakan berbagai
kegiatan yang dilakukannya mulai dari perancanaan, pengorganisasian,
pengimplementasian, dan pengendalian. Yang pada awalnya saya merasa
pribadi pun merasa bingung tentang cara kerjanya, namun karna saya
diberikan tugas oleh universitas sebagai tujuan utama untuk belajar maka
saya memutuskan untuk membuat karya ini dan melihat salah satu berita
di internet tentang displin manajemen ketengakerjaan oleh karna itu sya
pun semakin termotivasi untuk membuat tulisan ini
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang diperlukan untuk menanggulangi tetang disiplin
ketenagakerjaan ?
1.3 Tujuan
1. Mengenal tentang ilmu manajemen dan disiplin Sumber Daya
mansuia
2. Memenuhi Persyaratan PKKMB
3. Melakukan pembelajaran kuliah
1.4 Manfaat
1. Mendapatkan pengetahuan lebih tentang ilmu manajemen
2. Mendapatkan Informasi tentang displin sumber daya manusia
3. Mendapatkan tata cara dasar mengelola displin sumber daya
manusia

1
1.5 Metodologi Penelitian
Metode Penelitian yang saya gunakan saat ini adalah metode deskriptif
dimaana data yang saya peroleh merupakan data kualitatif ataupun
kualitatif yang bersumber dari internet.

2
BAB II
Kerangka teoritis

Dalam sebuah perusahaan, kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting


untuk menghasilkan kinerja terbaik dari karyawan. Menurut Theo Haimann
(1982), disiplin adalah suatu kondisi yang tertib, dengan anggota organisasi yang
berperilaku sepantasnya dan memandang peraturan-peraturan organisasi sebagai
perilaku yang dapat diterima. Sedangkan menurut William B. Wherter dan Keith
Davis (1996), disiplin adalah tindakan atau perilaku manajemen yang menuntut
pemenuhan kebutuhan akan standar organisasi. Dari beberapa pengertian tersebut,
kita dapat mengetahui bahwa disiplin merupakan hal pokok yang harus dimiliki
setiap karyawan dalam mengerjakan pekerjaan atau tugasnya. Disiplin yang baik
menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar karyawannya terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat mendorong karyawan untuk lebih
bergairah dan bersemangat dalam bekerja yang akhirnya mendukung tercapainya
tujuan perusahaan.

Pada dasarnya terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi kedisiplinan


dalam sebuah perusahaan, antara lain: tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan,
balas jasa, keadilan, sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan kemaanusian
(Hasibuan, 2005).

Salah satu indikator yang akan dibahas dalam artikel ini adalah ketegasan seorang
pemimpin. Sebenarnya, pemimpin harus berani dan tegas bertindak untuk
menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman
yang telah ditetapkan. Harapannya, ketegasan pemimpin itu dapat membentuk
tingkah laku karyawan yang sesuai dengan aturan perusahaan atau dapat
dikatakan menjadikan karyawan menjadi lebih disiplin terhadap pekerjaannya.

Namun, pada kenyataannya tidak semua pemimpin dapat berlaku tegas terhadap
semua karyawannya. Masih ada pemimpin yang menunjukkan sikap mudah
mentolerir kesalahan atau tindakan indisipliner karyawannya. Terkadang, hal ini
dijadikan celah bagi karyawan untuk tidak mematuhi standar operasional yang
telah ditetapkan perusahaan. Akibatnya, karyawan akan bekerja dan bertindak
sesuka hati mereka dan menghasilkan kinerja yang buruk bagi perusahaan.

Biasanya rendahnya ketegasan seorang pemimpin itu disebabkan oleh beberapa


faktor terutama faktor “Rasa Takut” yaitu takut dibenci.

Pemimpin Takut Dibenci

Mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah memiliki resiko yang
besar sekalipun dilakukan oleh seorang pemimpin. Terkadang ketegasan seorang
pemimpin mendapat penolakan dari bawahannya. Disini pemimpin beranggapan
bahwa penolakan tersebut nantinya justru dapat membuat karyawan lebih
melawan dan semakin tidak dapat dikendalikan. Hal ini akan menyebabkan
produktivitas karyawan akan semakin menurun.

3
Rasa takut akan kebencian ini dapat diminimalisir dengan cara memahami bahwa
kebencian itu sifatnya sementara. Dengan seiringnya waktu, semua orang dapat
berubah pikiran dan pendapat. Hal itu terjadi karena adanya kemungkinan bahwa
karyawan atau bawahan belum mengerti dan menangkap apa makna atau manfaat
yang akan dicapai dari ketegasan tersebut. Apabila dengan ketegasan tersebut
karyawan merasakan manfaatnya (seperti kinerjanya yang meningkat), maka
karyawan tersebut akan berterima kasih kepada pemimpin. Positifnya, karyawan
tersebut akan menularkan semangat disiplinnya kepada karyawan yang lain. Hal
ini akan memberikan efek positif bagi perusahaan. Jadi, sebaiknya pemimpin itu
tidak boleh beranggapan negatif terlebih dahulu karena semua keputusan yang
diambil belum tentu berujung penolakan dan justru membuahkan semangat
positif. Sudah seharusnya pemimpin juga menyadari bahwa menjadi seorang
pemimpin memang harus berani mengambil keputusan sekalipun itu sulit
dilakukan. Tugas pemimpin bukanlah menyenangkan atau menghibur karyawan,
namun membimbing karyawan untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik dan
benar sesuai dengan peraturan yang ada.

Dari semua penjelasan diatas, sebaiknya pemimpin-pemimpin perusahaan saat ini


lebih meningkatkan ketegasan diri masing-masing. Karena akan sangat
membantu, tidak hanya untuk mengatur kedisiplinan karyawan namun dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan untuk setiap masalah
yang terkait perusahaan.

Pemimpin harus pandai memainkan emosi untuk membangun ketegasan dalam


diri mereka. Pemimpin sebaiknya berusaha untuk selalu berada dalam emosi yang
positif. Lebih baik pemimpin itu mengutamakan dampak dari tindakan yang
diambil atau diputuskan daripada emosi belaka. Selain itu, logika pikiran yang
kuat akan membuat pemimpin memiliki kekuatan. Kekuatan untuk membedakan
dan menyatakan mana yang benar dan salah akan menjadi sebuah “ketegasan”
dalam diri seorang pemimpin.

Disamping ketegasan pemimpin, kedisiplinan karyawan juga dapat dibentuk dari


budaya kerja perusahaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan kedisplinan karyawan, antara lain:

1.Aturan harus ditetapkan dengan jelas.

Misalkan aturan jadwal kerja. Jadi dalam SOP Perusahaan sudah harus disebutkan
jam berapa karyawan datang, toleransi keterlambatan, jam istirahat, dan jam
berapa karyawan bisa pulang. Semua itu harus jelas dan sesuai dengan aturan-
aturan perusahaan yang berlaku pada umumnya.

2.Penerapan konsekuensi terhadap kedisiplinan dan ketidakdisiplinan yang jelas.

Konsekuensi yang jelas akan mendorong karyawan untuk lebih disiplin. Misal
pemotongan tunjangan. Hal ini biasanya membuat karyawan takut untuk tidak
disiplin dan memilih untuk mengubah perilaku buruknya.

4
3.Kedisiplinan merupakan bagian dari penilaian kinerja.

4.Ketidakdisiplinan haruslah diidentifikasi penyebabnya, baik itu secara langsung


maupun tidak langsung.

Semua ini diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan karyawan yang akan


berdampak positif terhadap perusahaan. Ingat sekali lagi, bahwa ketegasan
pemimpin adalah faktor utama penentu kedisiplinan karyawan karena “Pemimpin
adalah ketegasan tanpa ragu”.

5
BAB III
ISI

Manajemen merupakan sebuah ilmu yang didalamnya terdapat sebuah


tata cara yang dilakukan untuk mengatur dan mengurus suatu hal agar dapat
dikerjakan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditentukan, kerja
manajemen merupakan kerja pokok yang tidak dapat diabaikan oleh setiap orang
dikarenakan, praktek maupun pelaksanaan nya harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh walaupun dengan adanya pimpinan atau manajer yang mengawasi
ataupun mengarahkan tetap saja, diperlukan pengetahuan ataupun praktek
dasar bagi setiap orang untuk dapat melaksanakannya dengan baik dan bagi
setiap orang untuk dapat memilikinya, disiplin salah satunya merupakan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kerja , berikut merupakan beberapa cara
untuk dapat memperoleh dan mengembangkan disiplin tenaga kerja :

1. Melaksanakan Program Pelatihan.


Program Pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk dapat memberikan ilmu dasar kepada calon
ketenagakerjaan sehingga tenaga kerja dapat meperoleh tentang
kegiatan yang dilakukan oleh mereka sehingga kita dapat menilai
apakah mereka sanggup atau bisa beradaptasi dengan sistem
manajemen yang baru.
2. Memberikan hadiah kepada para tenaga kerja yang disiplin.
Para tenaga kerja tentu akan senang apabila diberikan
hadiah ataupun reward untuk mereka yang berhasil menjadi
tenaga kerja disiplin, hal ini dapat membuat mereka untuk
berbuat dan menjalankan kedisiplinan secara lanjut.
3. Memberikan sanksi kepada para tenaga kerja yang tidak disiplin

Sanksi merupakan hukuman ataupun denda yang diberikan


kepada para tenaga kerja yang kurang disiplin dalam melakukan

6
pekerjaanya sehingga mereka akan jenuh dan tidak berbuat
seperti hal nya mereka mendapatkan hukuman ataupun sanksi
yang dapat mengurangi suatu kepemilikan seseorang.

4. Menerapkan aturan yang jelas

Aturan yang jelas merupakan salah satu cara untuk dapat memperoleh
dan mengembangkan tentang disiplin ketenagakerjaan misalnya dengan
menerapkan jam kerja dan jam istirahat yang seimbang, tata cara berpakaian
dan atribut sesuai ketentuan dan banyak lagi hal lainnya.

5. Melaksanakan survei pengendalian secara rutin


Dengan menempatkan orang-orang sesuai dengan spesialis kerja
tertentu dapat membuat survey atau pengendalian tenaga kerja lebih
mudah dan teratur dengan adanya orang yang ditugaskan secara
langsung dan memantau kegiatan pekerjaan lapangan

7
BAB IV
Penutup

4.1 Kesimpulan
Manajemen Merupakan ilmu yang mempelajari banyak hal
tentang bisnis dan berbagai sub ilmu lainnya yang memberikan
berbagai pengetahuan dan dasar-dasar kita untuk dapat membuat dan
mengembangkan berbagai macam hal, dan disiplin dalam ilmu
manajemen juga merupakan salah satu tindakan yang tepat untuk
mengembangkan tindakan tersebut.

4.1 Saran
Dengan adanya manajemen diharapkan semua orang
dapat melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta
pengontrolan secara tepat dan melaksanakan hal-hal tersebut
dengan baik dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai