Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi
‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial diterima oleh masyarakat petani. Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Salah satu komoditi unggulan yang diharapkan dapat di tingkatkn produktivitasnya melalui pertanian berkelanjutan adalah tanaman kopi. Tanaman kopi yang dikenal dengan nama latin Coffea sp., merupakan komoditi perkebunan yang strategis selain mempunyai nilai ekonomis tinggi, kopi juga sebagai sumber pendapatan petani dan komoditi ekspor serta sumber devisa negara. Di Indonesia, tanaman kopi sebagian besar merupakan perkebunan rakyat yang masih terbatas dalam penerapan teknologi baik budidaya maupun pasca panennya sehingga belum sesuai dengan prinsip pertanian berkelanjutan. Dengan sistem pertanian berkelanjutan akan menghasilkan produksi kopi yang berkualitas dan ramah lingkungan, serta secara sosial ekonomi menguntungkan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produksi kopi sekaligus memberi kehidupan para petani, tanpa mengabaikan kepentingan anak cucu yang akan datang Persyaratan perkebunan kopi ramah lingkungan kini sudah menjadi tuntutan pasar global, terutama di negara Uni Eropa. Produk-produk pertanian tidak lagi hanya dinilai atas dasar kualitas produknya saja melainkan juga dinilai atas dasar cara memproduksi kopi tapi juga budidayanya misalnya penggunaan pohon pelindung, pengendalian hama penyakit tanaman dan pelestarian sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, dunia usaha harus siap menghadapi berbagai persyaratan yang harus dipenuhi terkait dengan dampak lingkungan perkebunan kopi.
1.2 Tujuan Pelaksanaan
Adapun tujuan di laksanakan field trip ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai pertanian berkelanjutan dan perkebunan kopi serta kaitan antar keduanya.