Anda di halaman 1dari 4

Bedah sesar merupakan prosedur yang relatif umum yang dilakukan oleh kebanyakan praktisi.

Persiapan yang tepat dari sebelum operasi, efisiensi di ruang operasi, dan perawatan pasca
operasi terhadap induk dan fetus sangat penting untuk memaksimalkan hasil selanjutnya

Tanda-tanda klinis dilakukannya bedah sesar adalah untuk hewan yang mengalami distokia,
cairan ketuban telah pecah, serta kebuntingan yang lama. Pemilik juga diwawancarai mengenai
kesehatan induk sebelum melahirkan, masalah dengan kehamilan sebelumnya, dan pertanyaan
khusus waktu mengenai tanggal perkembangbiakan, lamanya tanda-tanda persalinan, serta
lamanya tanda-tanda distokia

Pemeriksaan reproduksi spesifik yang mencakup palpasi pada daerah vagina, pemeriksaan
rektum, dan pemeriksaan leleran. Leleran pada kelahiran normal berwarna coklat kehijauan yang
disebut lochia. Lochia menunjukkan bahwa pemisahan plasenta telah dimulai dan kelahiran
harus terjadi dalam 2-3 jam. Leleran berwarna hijau kehitaman sebelum kelahiran pada anak
anjing atau kucing pertama selama lebih dari 1-2 jam merupakan keadaan darurat. Leleran
berwarna bening menunjukkan bahwa kantung janin telah pecah melepaskan cairan ketuban;
neonatus dapat terus berkembang setelah pecahnya ketuban jika umbilikus / plasenta tetap utuh.
Leleran berdarah atau purulen mengindikasikan adanya masalah seperti cedera plasenta /
umbilikalis, ruptur uterus, torsi uterus, metritis septik, adanya neonatus nekrotik, atau piometra.

Setelah pemeriksaan fisik, dilakukan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap. Jika pasien tampak mengalami dehidrasi atau gangguan kinerja
kardiovaskular, cairan kristaloid diberikan secara intravena. Untuk pasien yang mengalami
dehidrasi, persentase dehidrasi berdasarkan parameter pemeriksaan antara 5% dan 12%, dan
persentase ini digunakan untuk menentukan defisit cairan. Dalam sebagian besar keadaan, solusi
penggantian elektrolit yang seimbang diberikan. Penggantian cairan harus diganti selama interval
(6-24 jam) tergantung pada kebutuhan pasien, kehilangan yang berkelanjutan, dan status
kardiovaskular.

Anestesi umum dapat diberikan dengan berbagai kombinasi obat. Keuntungannya adalah
analgesia lengkap dan imobilisasi. Kerugiannya adalah depresi janin dan induk. Pramedikasi
digunakan untuk mengurangi depresi janin, dan induk diberikan oksigen untuk mencegah
hipoksia pada janin.
Tehnik Sesar

Laparotomi midline ventral dibuat memanjang dari umbilikus ke pubis. Linea alba diregangkan,
hati-hati jangan sampai terjadi trauma pada organ . Insisi badan uteri garis tengah ventral dibuat
dengan hati-hati (Gambar 41.2). Sayatan pada uterus dibuat cukup panjang untuk memungkinkan
pengangkatan janin dengan mudah dan cepat. Dokter mengarahkan setiap janin ke lokasi sayatan
dengan gerakan peristaltik eksternal pada tanduk uterus. Janin digenggam secara intraluminal
dan dilakukan dengan lembut (Gambar 41.3). Jika plasenta siap terpisah dari rahim, ia
dikeluarkan dengan neonatus. Jika plasenta sulit untuk dipisahkan atau terjadi pendarahan
berlebihan, dibiarkan di tempat, kemudian clem umbilikus dan dipotong. Setelah pengangkatan,
neonatus diletakkan pada handuk steril dan cepat-cepat diserahkan ke petugas. Pecahkan kantung
ketuban. kemudian cairan janin diseka atau disedot dari neonatus, dan dilakukan resusitasi.

Gambar 41.2 Uterus dieksternalisasi dan diisolasi dengan cara laparotomi

Gambar 41.3 Janin diarahkan dengan lembut ke arah sayatan dan dikeluarkan bersama plasenta.
Kantung ketuban pecah dan dikeluarkan dari janin

Setelah semua janin terangkat, palpasi dari ovarium ke serviks untuk memastikan tidak ada janin
yang tersisa. Serosa dan insisi pada uretus dibersihkan dan kemudian dijahit menggunakan
benang absorbel (3-0 atau 4-0).dengan jarum bulat. Pola jahitan menerus sederhana di lapisan
pertama (hindari penetrasi lumen) diikuti dengan cushing umumnya memadai (Gambar 41.4)
Gambar 41.4 Cairan janin dibersihkan dari bidang bedah. Kemudian sayatan dijahit
menggunakan menerus sederhana dan dilanjutkan dengan pola jahitan chusing.

Penanganan Pasca operasi

Perawatan neonatal dimulai secara intraoperatif dengan resusitasi. Selaput ketuban dibersihkan
untuk dan merangsang pernapasan. Rongga mulut dan lubang hidung dibersihkan dari cairan
dengan cara hisap. Jika respirasi spontan tidak segera terjadi, dilakukan pernapasan buatan
dengan intubasi kateter atau resusitasi mulut ke mulut. Setelah beberapa menit, umbilikus diikat
dan ditranseksi, kemudian diberikan larutan povidone iodine.

Perawatan induk pasca operasi dimulai dengan terapi analgesik yang sesuai (hidromorfor: 0,1-
0,2 mg / kg IV atau SM; oksimorfon: 0,05-0,1 mg / kg IV atau SQ, atau terapi narkotika serupa).
Dosis yang lebih rendah dari biasanya dapat dipertimbangkan jika bayi baru lahir lambat pulih
karena sebagian besar obat-obatan akan berpindah ke dalam susu. Pemberian cairan intravena
disesuaikan dengan kebutuhan kondisi klinis induk sebelum operasi, stabilitas di bawah anestesi,
dan tingkat kehilangan darah saat operasi. Antibiotik pasca bedah tidak diperlukan kecuali ada
metritis, mastitis, atau bukti infeksi lainnya. Pemberian nutrisi sangat penting bagi induk saat
menyusui.

Komplikasi bedah

Potensi komplikasi pasca operasi meliputi perdarahan, hipovolemia dan hipotensi, laserasi rahim
selama sayatan linea alba, laserasi janin selama insisi uterus, dan trauma saluran kemih atau
saluran cerna induk. Kombinasi penggunaan anestesi short-acting dan agen analgesic pada
bidang anestesi sekecil mungkin akan membantu meminimalkan komplikasi. Dokter ataupun
pemilik harus memantau dengan seksama tanda-tanda vital, memeriksa sayatan bedah dan
kelenjar susu setiap hari, serta mengawasi perkembangan efusi perut atau eksudat selain lochia.
Jika terjadi masalah pada bagian abdomen maka dapat dilakukan ultrasonografi. Setiap
akumulasi atau pembuangan cairan yang abnormal harus dievaluasi secara sitologis untuk
menentukan etiologinya.

Anda mungkin juga menyukai