Anda di halaman 1dari 6

DETEKSI PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

MENGGUNAKAN KLASIFIKASI MULTISPEKTRAL


ALGORITMA MAXIMUM LIKELIHOOD BERDASARKAN
CITRA LANDSAT 5 ETM DAN CITRA LANDSAT 7 ETM
SEBAGIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000-2013

Fathurrofi Braharsyah Habibi


(Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada)
fathurrofi.b.h@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi perubahan penutup lahan
berdasarkan citra beda waktu menggunakan data Landsat ETM, mengevaluasi dari
metode klasifikasi multispektral algoritma maximum likelihood untuk Provinsi
Jawa Timur dan mengembangkan prosedur deteksi perubahan penutup lahan
berdasarkan citra beda waktu menggunakan data Landsat ETM. Perubahan penutup
lahan yang terjadi dapat bermacam-macam. Untuk itu, diperlukan suatu metode
deteksi yang secara cepat dapat memberikan arahan dalam menentukan perubahan
apa yang terjadi.

I. PENDAHULUAN tangan manusia dan memiliki


Lahan terbangun dapat fungsi tertentu bagi kehidupan
diartikan sebagai lahan yang telah manusia, dibatasi oleh kenampakan
mengalami substitusi penutup lahan fisik terbangun seperti rumah,
alami atau semi alami dengan aspal, pabrik. Dari dua definisi di
penutup lahan buatan yang bersifat atas dapat disimpulkan bahwa
artifisial dan sering kedap air (BSN, lahan terbangun adalah segala
2010). Pengertian yang lain juga sesuatu bentuk fisik yang menutupi
terdapat dalam Nurwati (2010) muka bumi yang dibatasi
yang menyebutkan bahwa lahan kenampakan fisik terbangun.
terbangun adalah semua bentuk Perkembangan kota dalam
kenampakan di permukaan bumi berbagai hal sering dikaitkan
yang telah mengalami campur dengan perkembangan lahan
terbangun. Hal tersebut disebabkan lahan terbangun merupakan proses
salah satu ciri fisik perkembangan perubahan lahan non terbangun
area perkotaan adalah dengan menjadi lahan terbangun
meluas dan bertambahnya lahan (Suharyadi, 2010). Proses ekspansi
terbangun. Hal tersebut sesuai lahan terbangun tanpa kontrol
dengan teori yang mengatakan sering berimbas pada hilangnya
bahwa eksistensi perkembangan lahan-lahan yang memiliki fungsi
perkotaan dapat ditinjau dari ekologis dan kemudian berdampak
berbagai matra, salah satunya pada munculnya masalah
adalah matra morfologi perkotaan lingkungan. Salah satu hal yang
yang menekankan pada aspek fisik dapat dilakukan untuk mencegah
perkotaan, dalam hal ini tercemin dampak buruk dari perkembangan
dalam sistem jaringan jalan dan lahan terbangun adalah memonitor
blok-blok bangunan (Herbert, dan memprediksi
1973, dalam Yunus, 2000). perkembangannya, sehingga dapat
Dinamika perkembangan dicarikan solusi sebelum dampak
lahan terbangun dapat terwujud buruk tersebut terjadi.
salah satunya karena ada proses
ekspansi lahan terbangun. Ekspansi

II. BAHAN DAN METODE


PENELITIAN
Berdasarkan penelitian bahan
yang digunakan menggunakan citra
landsat 5 ETM dan citra landsat 7
ETM Sebagian Provinsi Jawa
Timur tahun 2000-2003 dengan
menggunakan software ArcGIS
10.1.
Citra Landsat 5 Citra Landsat 7
ETM Sebagian ETM+ Sebagian
Provinsi Jawa Provinsi Jawa
Timur tahun 2000 Timur tahun 2003

Koreksi Koreksi
Geometri dan Geometri dan
Radiometri Citra Radiometri Citra

Training Training
Sample Sample

Peta Penutup Peta Penutup


Klasifikasi Klasifikasi
Lahan Sebagian Lahan Sebagian
Multispektral Multispektral
Provinsi Jawa Provinsi Jawa
Maximum Likelihood Maximum Likelihood
Timur tahun 2000 Timur tahun 2000

Vektorisasi Vektorisasi

Overlay

Peta Perubahan
Penutup Lahan
Sebagian Provinsi
Jawa Timur

III. HASIL DAN PEMBAHASAN pada citra menggunakan 3 kelas


Klasifikasi merupakan teknik kenampakan penutup lahan yaitu:
yang digunakan untuk lahan terbangun, lahan tidak
menghilangkan informasi detail terbangun, dan tubuh air. Penetapan
dari data input untuk menampilkan sampel ini berdasarkan
pola-pola penting atau distribusi pengetahuan analisis wilayah
spasial untuk mempermudah terhadap kenampakan yang dilihat
interpretasi visual dan analisis citra dengan mempertimbangkan
sehingga citra yang digunakan kenampakan di sekitar (asosiasi).
diperoleh informasi yang lebih Nilai-nilai piksel yang menjadi
bermanfaaat. Klasifikasi ini training area merupakan piksel
dilakukan dengan menggunakan yang sejenis tingkat rona dan
klasifikasi terbimbing (supervised) warnanya akan dimasukan ke
algoritma maximum likelihood dalam kelas lahan yang ditetapkan
yang diproses oleh software sebelumnya.
ArcGIS 10.1 untuk mengetahui Klasifikasi terbimbing
perubahan pada penutup lahan di (supervised) terhadap analisis dari
Sebagian Provinsi Jawa Timur identifikasi suatu kelas
tahun 2000 hingga 2003. kenampakan penutup lahan
Klasifikasi terbimbing digunakan untuk menentukan kelas
(supervised) mendasarkan pada spektral yang mewakili nilai-nilai
penentuan training area (daerah piksel disekitarnya sehingga
contoh) pada citra skala menengah kenampakan penutup lahan akan
untuk diketahui kelas kenampakan lebih mudah dilakukan secara
penutup lahan. Penetapan sampel visual.
dengan memberikan training area
Tabel Perubahan Luas Penutup Lahan
Pada kenampakan yang yang tidak mungkin terjadi, seperti
terjadi pada Sebagian Provinsi lahan terbangun menjadi lahan non-
Jawa Timur terjadi perubahan terbangun, tubuh air menjadi lahan
penutup lahan dari tahun 2000 terbangun, tubuh air menjadi lahan
hingga tahun 2003, yakni non-terbangun. Hal ini disebabkan
perubahan lahan non-terbangun oleh adanya uji statistik algoritma
menjadi lahan terbangun, lahan pada maximum likelihood yang
non-terbangun menjadi tubuh air, setiap band didistribusikan dan
lahan terbangun menjadi lahan non- dihitung probabilitas yang dipilih.
terbangun, lahan terbangun Namun perubahan yang terjadi,
menjadi tubuh air, tubuh air misalnya pada lahan terbangun
menjadi lahan non-terbangun, menjadi non-terbangun, hal ini bisa
tubuh air menjadi lahan terbangun, saja terjadi tetapi peluang yang
dan sebagian ada yang tidak terjadi akan kecil.
berubah. Perubahan penutup lahan
Perubahan Penutup Lahan

IV. KESIMPULAN non-terbangun menjadi tubuh air,


Berdasarkan klasifikasi lahan terbangun menjadi lahan non-
terbimbing (supervised) terbangun, lahan terbangun
menggunakan algoritma maximum menjadi tubuh air, tubuh air
likelihood terjadi banyak perubahan menjadi lahan non-terbangun,
penutup lahan pada Sebagian tubuh air menjadi lahan terbangun,
Provinsi Jawa Timur, diantaranya dan sebagian ada yang tidak
perubahan lahan non-terbangun berubah.
menjadi lahan terbangun, lahan

Yogyakarta: Fakultas
V. DAFTAR PUSTAKA Geografi Universitas Gadjah
Badan Standarisasi Nasional. Mada.
(2010). Klasifikasi Penutup Suharyadi. (2010). Interpetasi
Lahan SNI No 7645. Hibrida Citra Satelit Resolusi
Nurwati, D. 2010. Analisis Citra Spasial Menengah Untuk
Pengindraan Jauh Multi Kajian Densifikasi Bangunan
Temporal untuk Mengetahui Daerah Perkotaan Di
Trend Lahan Terbangun di Daerah Perkotaan
Daerah Surakarta dan Yogyakarta, Ringkasan
Sekitarnya. Skripsi. Desertasi. Yogyakarta :
Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada
Yunus, H. S. (2000). Struktur
Ruang Kota. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai