Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, atas


berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini, membahas mengenai mitigasi bencana banjir
di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, saat memasuki musim penghujan, beberapa
wilayah di Indonesia tak asing lagi dengan banjir. Oleh karenanya dalam makalah
ini akan mengupas tuntas mengenai banjir dan bagaimana mitigasi dari bencana
tersebut. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang
membantu dalam menunjang penyelesaian makalah mitigasi banjir ini. Penulis
mengharapkan kritikan membangun dan masukan dari pembaca, agar pembuatan
makalah maupun isi dari makalah ini dapat lebih baik lagi ke depannya.
Makassar, 21 Oktober 2019

Penulis

1|Mitigasi Bencana
Banjir
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Tujuan
BAB II ISI
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
DAFTAR REFERENSI

2|Mitigasi Bencana
Banjir
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Indonesia adalah negara beriklim tropis. Oleh karenanya, Indonesia
memliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya, musim
kemarau dimulai saat memasuki bulan April – Oktober dan musim hujan dimulai
saat memasuki bulan Oktober – April. Namun, karena global warming, siklus
pergantian musim di Indonesia tidak teratur. Ketidakteraturan itu menyebabkan
musim-musim di Indonesia memiliki durasi waktu yang tidak konsisten, musim
kemarau kadang tidak dimulai bulan April, datangnya belakangan. Sedangkan
musim hujan tidak dimulai bulan Oktober, datangnya belakangan, mungkin awal
November atau pertengahan November. Ketika musim hujan itu datang, intensitas
hujannya tidak karuan datangnya. Hal itu menyebabkan bencana alam yang dapat
melanda Indonesia ketika musim hujan datang, salah satunya adalah banjir. Ketika
banjir terjadi, keresahan melanda masyarakat di sekitar kejadian bencana tersebut.
Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materil, juga dapat menelan korban jiwa.
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.
Dalam arti “air mengalir”, kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir
diakibatkan oleh volume air disuatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu. Banjir
juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan
pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat
banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain,
orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan
memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat
dengan perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti
bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik (Wikipedia, 2019).

3|Mitigasi Bencana
Banjir
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Apa itu banjir?
2. Apa saja jenis-jenis banjir?
3. Apa saja penyebab banjir di Indonesia?
4. Apa itu mitigasi bencana?
5. Bagaimana mitigasi bencana dari banjir?

I.3. Tujuan
1. Memahami apa itu banjir.
2. Mengetahui jenis-jenis banjir.
3. Memahami penyebab banjir di Indonesia.
4. Mengetahui dan memahami apa itu mitigasi bencana.
5. Memahami dan mampu menerapkan mitigasi bencana dari banjir.

4|Mitigasi Bencana
Banjir
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Banjir

Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari pemanfaatan lahan, lahan

dan tanah merupakan sumber daya penting bagi kehidupan manusia. Semakin

banyak jumlah penduduk pada suatu wilayah, maka tekanan terhadap lahan

semakin meningkat, dan akan menimbulkan konflik kepentingan dalam

pemanfaatan lahan. Sadyohutomo (2008) mengungkapkan bahwa peningkatan

jumlah penduduk akan mendorong peningkatan kebutuhan akan penggunaan lahan.

Luas lahan yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan relatif tetap dan

terbatas. Sebagai akibatnya, akan terjadi persaingan penggunaan lahan dan pada

akhirnya akan terjadi konflik antar pengguna. Karmakar et al. (2010) dan Kodoatie

(2013) dampak perubahan penggunaan lahan menjadi lahan terbangun adalah

terjadinya peningkatan bencana banjir (Umar dan Dewata, 2017).

Banjir dapat didefinisikan sebagai aliran air di permukaan tanah

yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai,

sehingga melampaui badan sungai serta menimbulkan genangan atau aliran dalam

jumlah yang melebihi normal dan mengakibatkan kerugian pada manusia (BNPB

2010, Wardono et al. 2012). Menurut Asdak (1995), Bechtol dan Laurian (2005),

bahwa banjir dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni meteorologi, karakteristik DAS,

dan perilaku manusia. Mudelsee et al. (2003), Popovska et al. (2010), Wardono et

al. (2012), dan Umar (2016a) menyatakan peningkatan intensitas curah hujan dapat

mendorong terjadinya banjir, peningkatan curah hujan dipengaruhi oleh faktor

peningkatan suhu secara global yang berdampak terhadap percepatan siklus

5|Mitigasi Bencana
Banjir
hidrologi. Kodoatie (2013) dan Umar et al. (2016b) banjir dapat dipengaruhi oleh

karakteristik daerah aliran sungai (DAS) beruba bentuk lahan, elevasi, jenis tanah,

dan kemiringan lereng. Selain itu, Kodra dan Syaurkani (2004), Pribadi et al. (2006),

Kodoatie (2013), dan Yüksek et al. (2013) menyatakan bahwa perilaku masyarakat

dalam pemanfaatan lahan dapat memperburuk terjadinya bencana banjir (Umar dan

Dewata, 2017).

II.2. Jenis-jenis Banjir

Di Indonesia, banjir adalah salah satu bencana alam yang mudah

terjadi. Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia pada daerah tropis yang

memungkinkan curah hujan tinggi setiap tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi

menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Banjir Bandang

Banjir bandang (flash flood) adalah penggenangan akibat limpasan

keluar alur sungai karena debit sungai yang membesar tiba-tiba melampaui

kapasitas aliran, terjadi dengan cepat melanda daerah-daerah rendah permukaan

Bumi, di lembah sungai-sungai dan cekungan-cekungan dan biasanya membawa

debris dalam alirannya. Banjir bandang dibedakan dari banjir oleh waktu

berlangsungnya yang cepat dan biasanya kurang dari 6 jam, dan menyapu lahan

yang dilandanya dengan kecepatan aliran yang sangat besar hampir tanpa

peringatan yang cukup. Tinggi permukaan gelombang banjir bandang dapat

berkisar 3 – 6 meter dengan membawa debris dan sangat berbahaya yang akan

melanda hampir semua yang dilewatinya. Hujan yang menimbulkan banjir bandang

dapat memicu terjadinya longsoran lereng dan tebing yang menimbulkan bencana

6|Mitigasi Bencana
Banjir
aliran debris yang akan terangkut oleh banjir bandang tersebut (Mulyanto dkk.,

2012).

2. Banjir Hujan Ekstrim

Banjir ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam sesudah hujan

deras mulai turun. Biasanya banjir ditandai dengan banyaknya awan yang

menggumpal di angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan badai

tropis atau cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air hujan yang

sangat deras, khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tidak mampu

menahan cukup banyak air.

3. Banjir Luapan Sungai/Banjir Kiriman

Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama

sekali tidak ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran –

sebab peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu sebelumnya.

Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama. Datangnya banjir dapat

mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan

bisa berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa henti. Banjir

ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah.

4. Banjir Pantai (ROB)

Banjir yang disebabkan angin puyuh laut topan dan gelombang

pasang air laut. Banjir ini terjadi sebab air dari laut meresap ke daratan di dekat

pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau sebab pasang surut air laut. Banjir

ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan pantai. Contoh daerah

yang biasanya terkena ROB adalah Semarang.

7|Mitigasi Bencana
Banjir
II.3. Penyebab Banjir di Indonesia

Menurut Krishna S. Pribadi (2008) banjir adalah suatu kejadian saat

air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu

tertentu. Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air melebihi volume air yang dapat

ditampung dalam sungai, danau, rawa, drainase, maupun saluran air lainnya pada

selang waktu tertentu. Faktor utama yang memengaruhi banjir adalah intensitas

curah hujan dan durasi hujan terjadi. Kondisi topografi, kondisi tanah, serta kondisi

tutupan lahan juga memberikan pengaruh yang besar terhadap kejadian banjir.

Penyebab utama banjir adalah curah hujan yang sangat tinggi yang berada di atas

ambang normal. Hujan deras yang berlangsung selama berhari-hari mengakibatkan

jumlah air yang jatuh ke Bumi tidak mampu tertampung di sungai, danau, rawa,

waduk, dan saluran airnya. Akibatnya air meluap dan menggenangi daratan di

sekitar sungai, danau, rawa, maupun saluran air lainnya (Dewi, 2014).

II.4. Mitigasi Bencana

Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak

di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera

Pasifik dan Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia

merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam. Disamping

itu kekayaan alam yang berlimpah, jumlah penduduk yang besar dengan

penyebaran yang tidak merata, pengaturan tata ruang yang belum tertib, masalah

penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam, keanekaragaman suku, agama, adat,

budaya, golongan pengaruh globalisasi serta permasalahan sosial lainnya yang

sangat kompleks mengakibatkan wilayah Negara Indonesia menjadi wilayah yang

memiliki potensi rawan bencana, baik bencana alam maupun ulah manusia, antara

8|Mitigasi Bencana
Banjir
lain gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah longsor, angin ribut,

kebakaran hutan dan lahan serta letusan gunung api (Peraturan Menteri Dalam

Negeri, 2006).

Penanganan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi

pemerintah dalam perlindungan rakyat, oleh karenanya rakyat mengharapkan

pemerintah untuk melaksanakan penanganan bencana sepenuhnya. Sehubungan

dengan berbagai kondisi kebencanaan di Indonesia, maka perlu pedoman mitigasi

bencana. Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi

dampak dari bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan

dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat. Ada 4 hal penting dalam

mitigasi bencana yaitu:

1. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.

2. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam

menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.

3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari.

4. Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman

bencana.

II.5. Mitigasi Bencana Banjir

Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian akibat banjir,

tindakan yang perlu dilakukan yaitu:

1. Kenali Penyebab Banjir

Banjir disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

a. Curah hujan tinggi.

b. Permukaan tanah lebih rendah dibanding permukaan air laut.

9|Mitigasi Bencana
Banjir
c. Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi perbuktian dengan pengaliran air

keluar sempit.

d. Banyak pemukian yang dibangun di dataran sepanjang sungai.

e. Aliran sungai tidak lancar karena banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai.

f. Kurangnya tutupan lahan di daerah sungai.

2. Tindakan untuk Mengurangi Dampak Banjir

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak banjir

yaitu:

a. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.

b. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini di bagian sungai yang

sering menimbulkan banjir.

c. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai.

d. Tidak membuang sampah ke dalam sungai dan rutin mengadakan program

pengerukan sungai.

e. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.

f. Program penghijauan daerah hulu sungai harus dilaksanakan, dibarengi

pengurangan aktivitas di bagian sungai rawan banjir.

3. Yang Harus Dilakukan Sebelum Terjadi Banjir

Sebelum terjadi banjir, alangkah baiknya kita dapat mengantisipasi

berbagai hal yang dapat menimbulkan banjir. Berikut hal yang harus dilakukan

sebelum terjadi banjir:

a. Bersama aparat terakit dan pengurus RT/RW terdekat, membersihkan

lingkungan sekitar, terutama di saluran air dari tumbunan sampah.

10 | M i t i g a s i B e n c a n a
Banjir
b. Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan

fasilitas dapur umum dan MCK.

c. Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk tim penanggulangan banjir di

tingkat warga, salah satunya mengangkat penanggung jawab posko banjir.

d. Koordinasikan melalu RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan LSM untuk

pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan pelampung guna evakuasi.

e. Pastikan peralatan komunikasi telah siap pakai guna memudahkan mencari

informasi, atau meminta bantuan.

f. Lengkapi diri dengan peralatan keselamatan, seperti radio baterai, senter

korek gas, dan lilin.

g. Siapkan obat-obatan darurat.

h. Amankan dokumen penting.

4. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir

Banyak kerugian yang diakibatkan oleh banjir. Oleh karenanya

diperlukan pembenahan agar kondisi lingkungan sekitar dapat pulih seperti sedia

kala. Berikut ini hal yang harus dilakukan setelah banjir:

a. Secepatnya membersihkan rumah, terutama bagian lantai, lalu gunakan

antiseptik untuk membunuh kuman.

b. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare

yang sering mewabah setelah banjir.

c. Waspadai kemungkinan binatang berbisa atau binatang penyebar penyakit.

d. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

11 | M i t i g a s i B e n c a n a
Banjir
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah:
1. Indonesia adalah negara tropis, dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Hal
ini menyebabkan di Indonesia rawan terjadi bencana banjir jika tata ruang dan
pola keseharian masyarakat Indonesia tidak dibenahi.
2. Banjir ada beberapa jenisnya. Berbeda jenisnya, tentu berbeda pula cara
penanganannya. Kenali banjirnya dan atasi dengan cara yang tepat.
3. Mitigasi bencana adalah hal vital yang wajib diketahui oleh seluruh masyarakat,
agar saat terjadi bencana, masyarakat dapat mengevakuasi diri dengan benar dan
menekan jumlah korban jiwa yang dapat ditimbulkan oleh bencana banjir.

12 | M i t i g a s i B e n c a n a
Banjir
DAFTAR REFERENSI

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Direktorat Pengairan dan Irigasi. Kebijakan
Penanggulangan Banjir di Indonesia.

Dewi, Evita Lylyana. 2014. Mitigasi Bencana Banjir di Kelurahan Nusukan


Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Artikel Publikasi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mulyanto, HR dkk. 2012. Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir Bandang.
ISBN: 978-602-96989-XX: Semarang.

Umar, Iswandi dan Indang Dewata. 2018. Arahan Kebijakan Mitigasi Pada Zona
Rawan Banjir Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Vol.8(2). Universitas
Negeri Padang: Padang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir. Diakses pada 22 Oktober 2019.

https://bpbd.jakarta.go.id/education/detail/87. Diakses pada 23 Oktober 2019.

13 | M i t i g a s i B e n c a n a
Banjir

Anda mungkin juga menyukai