Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab


kematian pada manusia adalah penyakit kronis (dalam Sarafino, 2006). Penyakit
kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan
dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan (Sarafino,
2006). Seseorang yang menderita penyakit kronis pada umumnya mendapatkan
perawatan dalam jangka waktu yang lama, sehingga akan mempengaruhi kondisi
fisik, kognitif, dan psikologis orang tersebut, sehingga terjadi keterbatasan
aktifitas sehari-hari (Permono dan Ugrasena, 2006). Menderita penyakit kronis
merupakan salah satu pengalaman yang bersifat stressful bagi hampir semua
penderita termasuk anak-anak. Orang yang menderita penyakit kronis cenderung
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung mengembangkan
perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai macam pengobatan
tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis (Sarafino, 2006). Rasa
sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, tujuan dalam
hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al., dalam Sarafino, 2006).

Salah satu penyakit kronis yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu
Thalassemia. Thalasemia adalah suatu penyakit herediter yang dibawa sejak
lahir yang menyebabkan kurang atau tidak adanya produksi hemoglobin dari
batas normal (Koplewich, 2005). Beberapa jenis thalassemia antara lain:
thalassemia alfa dan thalassemia beta, adapun thalassemia beta ada 3 macam
yaitu thalassemia mayor, thalassemia minor dan thalassemia mayor-minor yang
biasa disebut thalassemia intermedia. Thalasemia Mayor, menunjukkan
manifestasi klinis yang jelas, thalasemia mayor ditandai dengan anemia berat,
produksi eritrosit (eritropoesis) yang tidak efektif, hemolisis, serta menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang lambat dan tidak sesuai dengan
umur serta dapat menimbulkan kelainan bentuk pada tengkorak. Thalasemia
mayor adalah bentuk thalasemia yang paling berat dan biasanya ditemukan pada
anak-anak. Thalassemia mayor merupakan penyakit kronik yang mengharuskan
pasien menjalani perawatan yaitu dengan menjalani transfusi darah sepanjang
hidupnya (Koplewich, 2005). Hal ini menyebabkan sang anak harus menjalani
hospitalisasi dalam jangka panjang di rumah sakit.

Anak sakit yang dirawat di rumah sakit umumnya menalami krisis oleh
karena seorang anak akan mengalami stress akibat terjadi perubahan lingkungan
serta anak mengalami keterbatasan untuk mengatasi stress. Krisis ini
dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu usia perkembangan anak, pengalaman masa
lalu tentang penyakit, perpisahan atau perawatan di rumah sakit, support syrtem
serta keseriusan penyakit dan ancaman perawatan. Stress yang dialami sorang
anak saat dirawat di rumah sakit perlu mendapatkan perhatian dan
pemecahannya agar saat dirawat seorang anak mengetahui dan kooperatif
dalam menghadapi permasalahan terutama mengurangi rasa sakit akibat
tindakan invasif yang harus dilakukannya adalah bermain.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan


anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah mengungkapkan konflik
dari dirinya. Bermain tidak hanya sekedar untuk mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, cinta, kasih, perawatan dan lain
sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mental dan perkembangan emosinya. Bermain dapat mengungkapkan bahasa
dana keinginan dalam mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya
serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang
berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.

Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk mengangkat jurnal ini


sebagai topic seminar jurnal. Hal tersebut didukung dengan pernyataan perawat
yang bertugas bahwa perlu adanya terapi bermain pada pasien hospitalisasi
anak-anak terutama untuk yang jangka lama agar dapat mengurangi tingkat
kecemasan dan stress pasien.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pemberian terapi bermain terhadap konsep diri


pada pasien Thalasemia anak usia 7 hingga 11 tahun di rumah sakit
Golestan Iran tahun 2012?

Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian terapi bermain terhadap konsep diri pada


pasien Thalasemia anak usia 7 hingga 11 tahun di rumah sakit Golestan Iran
tahun 2012

2. Tujuan Khusus
A. Mengetahui konsep diri pasien Thalasemia anak usia 7 hingga 11 tahun
sebelum diberikan terapi bermain
B. Mengetahui konsep diri pasien Thalasemia anak usia 7 hingga 11 tahun
setelah diberikan terapi bermain
C. Mengetahui pengaruh pemberian terapi bermain terhadap konsep diri
pada pasien Thalasemia anak usia 7 hingga 11 tahun

Manfaat

1. Bagi Akademis
Penulisan makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang
pengaruh pemberian terapi bermain terhadap konsep diri pasien anak
Thalasemia sebagai inovasi intervensi selain metode lainnya
2. Bagi Praktisi
Penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu praktisi dalam
menerapkan pemberian terapi bermain untuk meningkatkan konsep diri
pasien anak Thalasemia

Anda mungkin juga menyukai