Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi,
semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan
fisik sang anak, khususnya perkembangan otak. Kebutuhan zat gizi anak diharapkan
dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zat-zat gizi yang
tidak diperoleh dari makanan. Lima tahun pertama merupakan masa terpenting dalam
kehidupan manusia, inilah yang disebut masa emas. Pada masa ini, perubahan dalam
kemampuan terbesar terjadi pada balita, termasuk pertumbuhan otak yang paling
pesat, setelah itu pertumbuhan otak akan menurun seiring dengan bertambahnya
umur. Secara umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro (karbohidrat, lemak
dan protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Keadaan kurang gizi pada
bayi dan balita disebabkan karena kebiasaan pola pemberian makanan
pendamping ASI yang tidak tepat, ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan
pada bayi serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara
langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak,
khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009).
Prevalensi sangat kurus pada anak balita secara nasional tahun 2013 masih
cukup tinggi yaitu 5.3%, meskipun terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010
(6,0%) dan tahun 2007 (6,2%). Prevalensi kurus sebesar 6.8% juga menunjukkan
adanya penurunan dari 7,3% (tahun 2010) dan 7,4% (tahun 2007). Secara
keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus menurun tetapi masih
ditemukan prevalensi balita kurus dan sangat kurus sebesar 12,1 % pada tahun
2013 (Depkes, 2013). Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita tahun 2012
di Jawa Tengah, Balita Gizi Buruk tahun 2012 berjumlah 1.131 (0.06%) menurun
apabila dibandingkan tahun 2011 sejumlah 3.187 (0,10%) (Profil Kesehatan Jawa
Tengah, 2012). Berdasarkan Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
yang mengumpulkan data tentang pemberian makanan pada bayi untuk semua
anak terakhir yang dilahirkan ibu dalam kurun waktu dua tahun sebelum survey
bahwa hanya 27 % bayi umur 4-5 bulan mendapat ASI ekslusif (tanpa tambahan
makanan atau minuman lain selain ASI) 8 % bayi pada umur yang sama diberi
susu lain dan 8 % diberi air putih. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi berusia 4-
5 bulan dalam SDKI 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007
(masing-masing 27 % dan 17 %).
Status gizi adalah salah satu indikator kesehatan yang penting dalam penilaian
status kesehatan masyarakat untuk mencapai status gizi yang baik tidak mudah,
ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi status gizi seperti ekonomi,
pengetahuan orang tua dan sosial budaya (Almatsier, 2001). Makanan
pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi
menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan diberikan kurang dari 6
bulan mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan bayi seperti penurunan
berat badan balita, bayi menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan
seperti bayi mudah diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi
(Istiany, 2013). Tingkat pendidikan ibu menjadi salah satu indikator untuk
mengetahui tingkat pengetahuan gizi ibu, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu
maka semakin mudah bagi ibu untuk memahami informasi gizi yang didapatkan
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah (Notoadmojo, 2007).

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana cara mengatasi gizi bayi dan balita dan meningkatkan
pemeliharaan kesehatan pada masyarakat di lingkungan kecamatan Rambipuji
Jember?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari perencanaan terkait gizi bayi dan balita adalah
meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan yang lebih lanjut.

2.1.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi bayi dan balita
b. Mengajarkan kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada
bayi dan balita
c. Mengajarkan kepada masyarakat cara untuk mengatasi atau menurunkan
kejadian gizi buruk pada bayi dan balita
d. Mengajarkan kepada masyarakat cara memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita

2.2 Manfaat
Diharapkan dengan adanya upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan
memberikan manfaat:
a. Masyarakat dapat memahami tentang gizi bayi dan balita
b. Masyarakat dapat mengetahui macam-macam gizi bayi dan balita
c. Masyarakat dapat hidup sehat dan memelihara kesehatannya
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Proverawati , 2009). Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun termasuk
bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Sesuai dengan
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, balita mengalami
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya harus disesuaikan
dengan keadaannya (Proverawati A, 2009).
Oleh karena itu, penulis ingin memberikan pendidikan kesehatan kepada
para masyarakat terkait gizi bayi dan balita juga cara untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi dan balita. Pendidikan kesehatan akan mempengaruhi kemampuan
penerimaan informasi tentang gizi bayi dan balita.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-
ASI, selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI kepada bayi dan
anak usia 6 bulan selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI
kepada bayi dan anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin. Sesuai permasalahan
tersebut dilakukan pemberian pendidikan kesehatan terkait gizi bayi dan balita
dengan MP-ASI.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan penyuluhan terkait gizi bayi dan balita di lakukan di setiap
posyandu di Kecamatan Rambipuji

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pendidikan kesehatan tentang gizi bayi dan balita adalah
bayi dan balita serta ibu di Kecamatan Rambipuji

4.3 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan
tentang gizi bayi dan balita dengan metode ceramah dan diskusi secara sederhana.
Ceramah dilakukan dengan cara penyampaian materi pada masyarakat kemudian
ada tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI.2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan


Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal Tahun 2006. Jakarta.
Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI. [on line].1.
.http://www.sehatgroup. web.id/artikel/1403.asp (27 Juni 2016).
WHO, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman
Bagi Rumah sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.
Bobak, Lowdermilk,Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.

Daftar Lampiran
Lampiran 1: Berita Acara
Lampiran 2: Daftar Hadir
Lampiran 3: SAP
Lampiran 5: Materi
Lampiran 6: Media (Leaflet)
Pemateri

Mahasiswa Profesi Ners XVI


Lampiran 1. Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Pada hari ini................................... jam 08.00 s/d selesai bertempat di tiap


Posyandu Kecamatan Rambipuji Jember telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan
Kesehatan tentang gizi bayi dan balita oleh Mahasiswa Profesi PSIK Universitas
Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir).

Jember, ......Juni 2016

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Penanggung Jawab Kegiatan
Lampiran 2. Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Kegiatan : Pendidikan Kesehatan Gizi Bayi dan Balita


Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Posyandu di Kecamatan Rambipuji

No. Nama Alamat Tanda Tangan


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
Jember, Juni 2016
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Penanggung Jawab Kegiatan
Lampiran 3. SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(PENDIDIKAN KESEHATAN)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Topik/Materi : Gizi Bayi dan Balita


Sasaran ` : Bayi dan Balita
Hari/Tgl : 08.00 WIB -selesai
Alokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Posyandu Kecamatan Rambipuji

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 30 menit masyarakat
mengerti terkait gizi bayi dan balita
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan terkait gizi bayi dan balita,
masyarakat dapat :
1. Mengetahui pengertian gizi bayi dan balita
2. Mengetahui macam-macam makanan yang bergizi bagi bayi dan balita
3. Mengetahui manfaat pemenuhan gizi bayi dan balita
4. Mengetahui cara memenuhi gizi bayi dan balita

C. Materi
1. Konsep gizi bayi dan balita

D. Kegiatan Penyuluhan
Media dan
Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta alat
kegiatan
Penyuluhan
Pendahuluan Memberi salam, mengingatkan kontrak Memperhatikan Leaflet
( 5 menit) waktu kegiatan dan membuka materi
terkait gizi bayi dan balita
Menjelaskan gambaran kegiatan secara Memperhatikan
umum
Menjelaskan tentang TIU dan TIK. Memperhatikan
Penyajian Menjelaskan tentang gizi bayi dan balita Memperhatikan Leaflet
( 25 menit) a. Memberi kesempatan pada masyarakat
untuk bertanya tentang materi yang baru Memberikan
dijelaskan. pertanyaan.
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan
yang telah diberikan
Memperhatikan

Penutup 1. Memberi pertanyaan pada keluarga Menjawab Leaflet


(5 menit) tentang materi yang telah dijelaskan pertanyaan
2. Memberikan komentar terhadap
jawabanan telah diberikan Memperhatikan dan
3. Menyimpulkan materi memberi sumbang
4. Membagikan menutup pertemuan dan saran
memberi salam. Memperhatikan
Menerima dengan
baik.
Memperhatikan dan
menjawab salam.
E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
Jember, ......Juni 2016
Pemateri

Mahasiswa Profesi
Lampiran 5. Materi
Lampiran 4. Materi

MATERI

a. Pengertian Gizi Bayi dan Balita dengan MP ASI


Bayi berusia 6 bulan keatas membutuhkan makanan lunak bergizi yang
sering disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian
MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai
dengan kemampuan pencernaan bayi/anak.
Pada keadaan biasa, MP-ASI dibuat dari makanan pokok yang disiapkan
secara khusus untuk bayi, dan diberikan 2-3 kali sehari sebelum anak berusia 12
bulan. Kemudian pemberian ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24
bulan. MP-ASI harus bergizi tinggi dan mempunyai bentuk yang sesuai dengan
umur bayi dan anak. Sementara itu asi harus tetap diberikan secara teratur dan
sering.

b. Jenis-jenis MP-ASI
MP-ASI yang baik adalah terbuat dari makanan segar, seperti tempe,
kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur, dan buah-buahan.
Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah :
1. Makanan lumat adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang
merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh : bubur
susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok, papaya saring, tomat saring, nasi
tim saring, dan lain-lain.
2. makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair, contoh : bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri dll.
3. makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya
disebut makanan keluarga, contoh : lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit
dll.

c. Beberapa langkah pemberian MP-ASI


1. Berikan dalam bentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental. Disesuaikan
dengan usia bayi (biasanya untuk bayi pemula)
2. Bila bayi tidak mau jangan dipaksa tetapi bisa diganti jenis lainnya dan pada
kesempatan lain bisa diulang pemberiannya.
3. Jangan memberikan makanan pendamping dekat dengan waktu menyusui.
Berikan MP-ASI minimal 20 menit setelah pemberian ASI
4. Berikan makanan pendamping yang bervariasi supaya tidak bosan sekaligus
memperkenalkan aneka jenis bahan makanan.

d. Permasalahan seputar MP ASI


1. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan)
menurunkan konsumsi ASI dan menyebabkan gangguan pencernaan
diare/mencret). Kalau pemberian MP-ASI terlambat atau bayi sudah lewat usia
6 bulan, maka dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
2. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada anak umur 6-24 bulan sering biasanya tidak cukup.
Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan
anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin
penting yang larut dalam lemak.
3. Pemberian MP-ASI sebelum pemberian ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang setelah pemberian MP-ASI dapat
menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Hal ini dapat berakibat anak menderita
kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI agar ASI dapat
dicerna dengan baik oleh anak.
4. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan
gizi anak tidak terpenuhi. Seharusnya MP-ASI diberikan secukupnya sesuai
dengan kebutuhan anak.
5. Kebersihan yang kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat
menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu yang
menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup
makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh
anaknya. Hal ini akan menyebabkan munculnya penyakit infeksi seperti diare
(mencret) dan lain-lain.

e. Pola makanan pada bayi dan anak


Umur Makanan
ASI Makanan Lumat Makanan Lunak
(bulan) Padat
0-6
6–9
9 – 12
12 - 24
24 - 36

f. Pemberian makanan pada bayi 6 - 9 bulan


1. Penyerapan Vitamin A dan zat gizi lain pemberian asi diteruskan.
2. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena itu bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari.
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambahkan sedikit
demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarine.
Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberikan rasa
enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.
g. Pemberian makanan bayi 9 – 12 bulan
1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur.
Mendekati makanan keluarga.
2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang iji. Buah. Usahakan agar makanan
selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah ke dalam makanan lembik sebagai lauk pauk dan sayuran secara
berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini akan
berpengaruh baik terhadap kebiasan makan yang sehat di kemudian hari.

h. Pemberian makanan anak umur 12 – 24 bulan


1. Pemberian ASI diteruskan.
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari
dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Selain itu tetap
berikan makanan selingan 2 kali sehari.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan,
misalnya nasi dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang ijo, telur atau ikan.
Bayam dapat diganti dengan daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu dapat
diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sumsum, biscuit.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi
frekuensi pemberian asi sedikit demi sedikit.

i. Pemberian makanan anak umur 24-36 bulan


1. Pemberian ASI dihentikan
2. Makanan padat diberikan. Meliputi empat sehat lima sempurna, yakni nasi,
lauk, sayur mayur, buah, air putih ataupun susu.
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan,
misalnya nasi dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang ijo, telur atau ikan.
Bayam dapat diganti dengan daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu dapat
diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sumsum, biscuit.

j. Macam-macam MP ASI sederhana


Ada beberapa Macam MP-ASI yang dapat diberikan pada bayi, antara
lain:
1) Bubur susu pepaya
2) Bubur susu labu kuning
3) Bubur susu alpukat
4) Bubur susu beras merah wortel
5) Bubur susu nasi
6) Bubur susu ubi
7) Bubur susu kentang
k. Jenis – jenis MP ASI bagi bayi/balita sesuai dengan usia
Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI
6 – 8 bulan 8 – 9 bulan 9-12 bulan 12 –24 bulan
Jenis 1 jenis bahan 2-3 jenis 3-4 jenis Makanan
dasar (6 bahan bahan Keluarga
bulan) dasar dasar (tanpa garam,
2 jenis bahan (sajikan (sajikan gula,
dasar (7 secara secara penyedap,
bulan) terpisah atau terpisah atau hindari
dicampur) dicampur) santan
dan
gorengan)
Tekstur Semi-cair Lunak Kasar Padat
(dihaluskan (disaring) dan (dicincang)
atau potongan Makanan
puree), secara makanan yang
bertahap yg dpt dipotong &
kurangi digenggam dpt
campuran air dan mudah digenggam.
sehingga larut.
menjadi
semi-padat.
Frekuensi Makan Makan Makan Makan
Utama: 1- Utama: Utama: 3 Utama: 3-4
2x/hari 2-3x/hari x/hari x/hari
Camilan: 1 Camilan: Camilan: Camilan:
x/hari 1x/hari 2x/hari 2x/hari
Porsi 1-2 st, secara 2-3 sm 3-4 sm 5 sm
bertahap makanan makanan makanan atau
ditambahkan. semi padat. semi padat lebih.
Potongan yang
makanan kasar.
seukuran Potongan
sekali makanan
gigit. ukuran
kecil/sekali
gigit.
ASI Sesuka bayi Sesuka bayi Sesuka bayi Sesuka bayi
Susu & - Belum boleh Belum boleh 1-2 porsi susu
produk susu susu sapi
susu sapi sapi atau produk
olahan ½ slice keju ½ slice keju susu
cheddar cheddar olahan
¼ cangkir ¼ cangkir
yogurt utk yogurt utk
bayi Bayi
l. Jenis – jenis MP ASI bagi bayi/balita sesuai dengan usia
Usia Jenis makanan Frekuensi
Kira-kira 6 bulan ASI Kapan diminta
Jenis makan yang 1 – 2x / hari
disarankan (tipe semi
cair) :
 Bubur lunak / sari buah
(buah pisang, alpukat,
pepaya)
 Bubur : bubur tepung
beras merah
 Sayuran : ubi jalar,
kentang, kacang hijau.
Jenis makanan yang
belum boleh diberikan :
Protein hewani misalnya
daging, ikan, kerang susu
dan produk olahannya
(keju, yoghurt,dll)
Kira-kira 7 bulan - ASI Kapan diterima
Jenis makan yang
disarankan lumat. 2- 3x / hari
 Beras merah / ubi
 Sayuran (kacang
kedelai, wortel, bayam,
brokoli, lobak sawi)
 Buah – buahan
(mangga, blewah, jeruk)
- Lauk : Ayam, sapi, tahu,
tempe
 Hati ayam / kacang –
kacangan
 Sayuran (wortel, bayam)
 Minyak / santan /
advokad
 Air tajin

Kira-kira 9 bulan ASI Kapan diterima


Jenis makanan yang 2-3 x / hari
disarankan (tipe lunak)
 Buah-buahan (melon,
mangga, apel, advokat)
 Bubur / roti
 Daging / kacang-
kacangan/ ayam/ ikan
 Beras merah/ kentang/
labu/jagung
 Kacang tanah
 Minyak / santan
 sari buah tanpa gula

Kira-kira 12 bulan/ lebih - ASI Kapan diterima


Jenis makanan yang 3-4 x / hari
disarankan (tipe semi
padat)
 Makanan pada
umumnya, termasuk
telur dengan kuningnya
 Buah-buahan

m. Cara Membuat MP ASI


1. Bubur Susu Pepaya
Bahan
a) 1 sdm tepung beras merah
b) 10 ml air matang
c) 100 ml ASI (3 takar peres susu formula lanjutan, larutkan ke dalam 90 ml
air matang)
d) 50 g pepaya matang, potong kecil, haluskan
Cara Membuat:
1) Larutkan tepung beras merah ke dalam air, aduk rata. Masak di atas api
kecil hingga matang sambil diaduk agar tidak menggumpal.
2) Masukkan pepaya, masak sejenak. Angkat. Tuangkan ASI atau susu
formula lanjutan yang telah dilarutkan, aduk rata.
3) Berikan pada bayi Anda dalam keadaan hangat.
Nilai gizi per porsi:
Energi : 109 Kkal
Protein : 1,5 g
Lemak : 3,8 g
Karbohidrat: 17,1 g

2. Bubur susu alpukat


Bahan:
1) 2 sdm tepung beras putih
2) 100 ml air matang
3) 200 ml ASI (2 sdm susu formula I larutkan ke dalam 200 cc air)
4) 60 g avokad, haluskan
Cara membuat:
1) Larutkan tepung beras putih ke dalam air, aduk hingga rata.
2) Jerang di atas api kecil hingga matang.
3) Masukkan avokad, aduk rata. Angkat.
4) Tuangkan ASI atau susu formula I cair. Aduk hingga rata
Nilai gizi per porsi:
Energi : 96 Kkal
Protein : 3,1 g
Lemak : 1,3 g
Karbohidrat: 18,0 g
3. Bubur susu nasi
Bahan:
1) 3 sdm nasi
2) 400 ml air
3) 50 g bayam merah, cacah halus
4) 200 ml ASI ( 6 takar peres susu formula lanjutan, seduh dalam180 ml air
matang)
Cara Membuat:
1) Rebus nasi dengan air hingga menjadi bubur. Sejenak sebelum diangkat
masukkan bayam merah, masak hingga lunak. Angkat dan dinginkan.
2) Campur dengan jus apel dan ASI atau susu formula yang telah dilarutkan.
Masukkan ke dalam blender, haluskan dan aduk hingga rata.
Nilai gizi per porsi:
Energi : 129 Kkal
Protein : 2,2 g
Lemak : 4,3 g
Karbohidrat : 22,8 g

Anda mungkin juga menyukai