MODUL KE-6 Hidrostatika PDF
MODUL KE-6 Hidrostatika PDF
( Minggu ke : 7 )
FISIKA DASAR I
Semester 1 / 3 sks / MFF 1011
Oleh
Diskripsi :
Akan dipelajari sifat-sifat fluida statis dengan berbagai aplikasi dari hokum-hukum
yang berlaku. Mencermati adanya tekanan hidrostatis di dalam fluida, Siaft-sifat
sedimentasi fluida, menghitung kekuatan hidrolik fluida tak termampatkan.,
memcermati dasar-dasar proses mengapung benda diatas fluida(air).
Manfaat :
Memahami sifat-sifat fisis fluida dan segala fenomena yang ditimbulkan, seperti
adanya tekanan fluida, sifat hidrolika fluida, adanya gaya apung terhadap benda,
mengenal adanya sifat-sifat sedimentasi dan tekanan hidrostatis yang terjadi.
LO :
Menyebutkan sifat-sifat fluida cair, dan menghitung tekanan hidrostatis, rapat massa ;
kecepatan aliran; dan besaran-besaran lainnya yang terkait dengan sifat-sifat fluida
cair.
Hidrostatika : membahas dan menganalisa sifat-sifat fisis fluida dalam kondisi statis (
tidak ada aliran ), misalnya adanya tekanan hidrostatis, adanya rapat massa, susunan lapisan
yang membentuk endapan fluida ( sedimentasi ), dan lainnya.
Dibahas juga dalam kaitannya sifat-sifat fisis dan keberlakuan hokum-hukum fisika
yang berlaku pada fluida statis, misalnya hokum Archimedes, Hukum Stoke’s dan lainnya.
Rapat Massa ( ρ ) :
Secara umum rapat massa atau sering disebut sebagai massa jenis suatu zat
terdefinisikan sebagai “massa zat dibagi dengan volumenya” :
𝑀
Rapat Massa = ρ = ; unit dalam SI : ( kg/m3 )
𝑉
Besaran fisis yang cukup sederhana ini mempunyai peran penting didalam sifat-sifat zat
tersebut, misalnya :
ρ1
ρ2 Z
ρ3
Lapisan sedimen fluida cair
Nilai rapat massa masing-masing pada susunan sedimen fluida cair tersebut adalah : (
ρ1 < ρ2 < ρ3 ) , sehingga kearah ( Z ) lebih dalam dari lapisan akan memberikan nilai
rapat lapisan fluida semakin besar.
Untuk jenis fluida gas, nilai rapat massanya sangat dipengaruhi oleh tenakan dan
temperature zat tersebut, namun untuk jenis fluida cair pegaruh tekanan dan
temperature sedikit pengaruhnya. Sehingga pada kondisi tertentu kita dapat
memperlakukan bahwa rapat massa cairan relative konstan nilainya pada kisaran suhu
dan tekanan tertentu.
Rapat massa zat yang sering juga disebut sebagai densitas merupakan besaran scalar,
untuk fluida cair hamper nilainya tidak berubah terhadap tekanan, sedangkan fluida
gas sangat terpengaruh dengan tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa fluida cair tidak
dapat dimampatkan sedangkan fluida gas termampatkan.
Nilai rapat massa berbagai jenis zat :
Tekanan ( P ) :
Secara umum besaran tekanan merupakan besaran fisis yang berada disetiap bagian
zat apapun, di udara ada tekanan barometer, di darah ada tekanan darah (tensi), di cairan
yang lain juga ada tekanan, secara analitik dituliskan sebagai :
𝐹
𝑃= 𝐴
Gaya (F) yang dimaksud adalah gaya normal yang bekerja pada suatu permukaan datar
dengan luasan (A), sehingga gaya tersebut secara merata bekerja pada bagian permukaan
yang akan menghasilkan tekanan pada permukaan tersebut.
Besaran tekanan ini merupakan besaran yang cukup unik, bersifat lebih tinggi dari
besaran scalar juga vector. Hal ini karena arah tekanan merupakan arah secara kompak ke
seluruh bagian permukaan yang terkena gaya, sehingga memiliki arah yang lebih komplek
dari sekedar vector. Untuk itu besaran tekanan digolongkan dalam kelompok “tensor” yaitu
vector yang lebih tinggi tingkatannya terutama mengenahi arahnya.
Unit dari besaran tekanan dalam system SI adalah : (N/m2) = Pascal (Pa). Satuan lain
yang sering kita temui di lapangan misalnya “atmosfer” (atm) dengan konversi sebagai :
psi = lb/in2
0
PA
fluida
z
A dz
dz
dW
(P+dP)A
Gaya-gaya yang bekerja pada lapisan (dz) dengan luas penampang (A) adalah : gaya
gravitasi (dW), gaya tekan dari fluida yang berada diatas lapisan tersebut sebesar (PA), dan
gaya fluida dibawah lapisan sebesar (P+dP)A. Sehingga dalam kondisi statis pada lapisan
tersebut berlaku :
𝐹=0
𝑃 + 𝑑𝑃 𝐴 − 𝑃 𝐴 − 𝑑𝑊 = 0
𝑃 𝐴 + 𝐴 𝑑𝑃 − 𝑃 𝐴 − 𝜌𝐹 𝐴 𝑑𝑧 𝑔 = 0
Persamaan terakhir merupakan dasar untuk menurunkan rumusan mengenahi adanya tekanan
hidrostatika dalam fluida statis.
Berlaku : 𝑃 = 𝑃0 𝑒 −𝑘
𝜌0 𝑔
𝑘= 𝑃0
Ph
Fluida( 𝜌𝑢 )
P0
Permukaan laut
Setelah kita mencermati persamaan umum dari tekanan hidrostatika diatas, maka dapat
diambil beberapa catatan sebagai berikut :
Bila dalam suatu fluida cair dengan rapat bernilai konstan (homogen), maka nilai
tekanan hidrostatis dalam fluida tersebut sebanding dengan kedalaman lapisan fluida;
artinya semakin kedalam dari permukaan tekanan semakin besar.
Bila dalam suatu wadah fluida terdapat lebih dari satu macam cairan, dengan kondisi
ideal cairan satu tidak saling campur dengan cairan lainnya (misal keadaan
sedimentasi cairan di dasar laut dalam) atau lapisan hidrokarbon(minyak) di dalam
bumi. Tekanan hidrostatis pada lapisan fluida yang demikian bernilai sejumlah
sumbangan tekanan dari masing-masing rapat cairan penyusun sedimen tersebut.
𝑛
𝑃𝑍 = 𝑃0 + 𝑖 𝜌𝑖 𝑍𝑖 𝑔
Untuk wadah dengan 3(tiga) macam cairan masing-masing (𝜌1 ); (𝜌2 ); dan (𝜌3 )
berlaku tekanan hidrostatis pada kedalaman (A), (B), dan (Z) masing-masing sebagai
berikut :
𝐼 𝐼𝐼 𝐼𝐼𝐼
A 𝐴𝐼 𝐴𝐼𝐼 𝐴𝐼𝐼𝐼
𝜌1 𝑍2 𝜌2 𝜌3 𝑍3
𝐵𝐼 𝐵𝐼𝐼 𝐵𝐼𝐼𝐼
B
C 𝐶𝐼 𝐶𝐼𝐼 𝐶𝐼𝐼𝐼
𝜌2 𝜌1
𝜌1 𝜌1
“ bahwa perubahan tekanan yang diterapkan pada fluida tertutup yang tidak dapat
dimampatkan, akan disebarkan ke setiap bagian fluida dan dinding penampungnya dengan
tidak berkurang sedikitpun”
Tekanan di dalam fluida (𝑃𝑓 ) akan membesar seiring dengan membesarnya gaya
tekan yang diberikan pada piston yang penampangnya (A).
𝑃𝑓 = 𝐹𝐴 + 𝜌𝑓 𝑔
Dibawah ini digambarkan sebuah bejana berhubungan yang berisi cairan minyak,
dilengkapi piston dengan penampang yang satu kecil (A1) dan penampang lain lebih besar
(A2). Bila dibagian piston satu dikenakan gaya untuk menekan cairan tersebut, maka akan
terjadi tekanan pada piston lainnya yang berupa gaya dorong keatas (hidrolik).
F2
F1
d2 A2
A1
2 Cairan
d1
minyak
Tekanan yang dihasilkan oleh gaya (F1) sama dengan tekanan yang menghasilkan
gaya (F2) :
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
𝐴2
𝐹2 = 𝐹1
𝐴1
Gaya (F2) mempunyai nilai yang lebih besar dari pada gaya (F1) karena nilai (A2)
lebih besar dari (A1), dan keadaan ini dapat ditingkatkan dengan merubah nilai
perbandingan antara (A2) dengan (A1) sesuai keinginan gaya angkat (F2) yang
dikehendaki.
Bila piston kecil ditekan kebawah dengan jarak (d1), maka piston besar akan bergerak
keatas dengan jarak (d2) sehingga volume cairan minyak yang sama akan saling
pindah dari piston satu ke lainnya yang nilainya tetap.
𝑉 = 𝐴1 𝑑1 = 𝐴2 𝑑2
𝐴1
𝑑2 = 𝑑1
𝐴2
Hal ini menunjukkan bahwa apabila ( A2 >A1) akan berakibat pergeseran piston besar
akan lebih pendek disbanding dengan pergeseran piston kecil.
Usaha yang dihasilkan oleh piston besar yang merupakan usaha untuk mengangkat
beban secara hidrolik adalah :
𝑈𝑠𝑎𝑎 = 𝑈 = 𝐹2 𝑑2 = 𝐹1 𝑑1
Dengan persamaan ini, kita dapat mengatakan bahwa dengan usaha yang tidak begitu
besar, tetapi dapat menghasilkan gaya angkat yang begitu kuat dan kompak.
V.5. Azas Archimedes dan Penerapannya
Dengan adanya tekanan hidrostatika dalam fluida, akibatnya tekanan sebuah benda
padat yang masuk (berada) di dalam fluida, akan mengalami tekanan yang berbeda yaitu
tekanan pada bagian bawah benda berbeda dengan bagian atasnya. Perbedaan tekanan
tersebut akan menghasilkan gaya dorong ke atas oleh fluida terhadap benda yang masuk
kedalamnya.
“Ketika suatu benda padat, terendam seluruhnya atau sebagian di dalam fluida, akan
terdapat gaya apung oleh fluida terhadap benda tersebut”.
“Arah gaya apung (𝐹𝑎 ) tersebut keatas dan nilainya sebesar berat fluida (𝑊𝑓 = 𝑚𝑓 𝑔) yang
terdesak (dipindahkan) oleh benda, sebagai akibat tercelupnya benda tersebut di dalam
fluida”.
𝐹𝑎
𝜌𝑏
𝐹𝑎
𝑽𝒄
𝑊𝑏 𝜌𝑓
𝜌𝑓 𝑊𝑏
Ilustrasi (gambar-kiri), menunjukkan bahwa benda dengan rapat massa (𝜌𝑏 ) terapung
di fluida dengan rapat massa (𝜌𝑓 ); pada kondisi ini gaya apung (𝐹𝑎 ) lebih besar dari
berat benda (𝑊𝑏 ) sehingga benda terangkat di permukaan fluida dengan hanya
sebagian volume yang tercelup(masuk) di dalam fluida.
𝐹𝑎 = 𝑚𝑓 𝑔 = 𝜌𝑓 𝑉𝑐 𝑔
𝑊𝑏 = 𝑚 𝑔 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔
Dengan; Vc sama dengan bagian volume benda yang tercelup ke dalam fluida, dan Vb
merupakan volume benda keseluruhan. Dilihat dari fenomena yang terjadi pada
gambar-kiri menunjukkan bahwa :
𝐹𝑎 𝐹𝑎
𝜌𝑓 𝜌𝑓
𝑊𝑏
𝑊𝑏
Kemungkinan yang terjadi pada gambar sebelah kiri, kondisi ini dipenuhi karena
perbedaan rapat benda dan fluida yang tidak terlalu besar, lebih besar rapat benda dari
pada fluida, namun tidak mampu turun ke posisi dasar karena pengaruh tekanan
hidrostatika yang semakin besar ketika jauh dari permukaan fluida. (hal ini perlu
dikaji lebih dalam lagi lewat pengamatan)
Didefinikan berat benda didalam fluida sebagai “berat semu benda” (WS), yaitu :
𝑊𝑆 = 𝑊𝑏 − 𝐹𝑎 = 𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 𝑉𝑏 𝑔
Penerapan dari prinsip Archimedes, misalnya sebagai dasar kerja dari alat ukur raapat
massa fluida seperti pyrometer, dan alat pengukur rapat massa fluida lainnya.
1. Lapisan sedimen fluida tersusun atas cairan-cairan sbb: ρa=1,2 g/cc (tebal 25 cm);
ρb=0,55 g/cc (tebal 40cm); ρc=0,8 g/cc (tebal 100cm) dan ρd= 0,95 g/cc (tebal
50cm). Bila tekanan udara Po=1100 dyne/cm2; g=980 cm/s2; Berapa tekanan pada
kedalaman 205 cm ?
2. Lapisan sedimen fluida tersusun atas cairan-cairan sbb: ρa=1,2 g/cc (tebal 40 cm);
ρb=0,65 g/cc (tebal 60cm); ρc=0,8 g/cc (tebal 80cm) dan ρd= 0,95 g/cc (tebal
70cm). Bila tekanan udara Po=1100 dyne/cm2; g=980 cm/s2; Berapa tekanan pada
kedalaman 225 cm ?
3. Bejana “U” dengan penampang A = 1,0 cm2, mula – mula berisi air (ρa = 1 g/cc).
Kemudian pada lengan pipa-I dituangkan cairan ρ1 = 0,80 g/cc sebanyak 20 cc. Pada
lengan pipa-II dituangkan cairan ρ2 = 0,65 g/cc sebanyak 15 cc. Setelah setimbang,
hitung :
Perbedaan level permukaan antara ρ1 dan ρ2 pada bejana tersebut ? Cairan yang mana
yang harus dikurangi dan berapa banyaknya agar level permukaan keduanya sama
tinggi ?
4. Bejana “U” dengan penampang A = 1,5 cm2, mula – mula berisi air (ρa = 1 g/cc).
Kemudian pada lengan pipa 1 dituangkan cairan ρ1 = 0,65 g/cc sebanyak 18 cc. Pada
lengan pipa 2 dituangkan cairan ρ2 = 0,85 g/cc sebanyak 10,5 cc. Setelah setimbang,
hitung :
a. Perbedaan level permukaan antara ρ1 dan ρ2 pada bejana tersebut ?
b. Cairan yang mana yang harus ditambahkan dan berapa banyaknya agar level
permukaan keduanya sama tinggi ?
5. Bejana “U” dengan penampang A = 0,5 cm2, mula – mula berisi air (ρa = 1 g/cc).
Kemudian pada lengan pipa 1 dituangkan cairan ρ1 = 0,9 g/cc sebanyak 15 cc. Pada
lengan pipa 2 dituangkan cairan ρ2 = 0,6 g/cc sebanyak 22 cc. Setelah setimbang,
hitung :
a) Perbedaan level permukaan antara ρ1 dan ρ2 pada bejana tersebut ?
b) Cairan yang mana yang harus di KURANGI dan berapa banyaknya pengurangan
tersebut agar level permukaan keduanya sama tinggi ?
c) Bila kita inginkan antara kedua cairan tersebut memiliki beda level 2cm, maka
cairan mana harus dikurangi dan berapa banyaknya ?