Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan DKA dengan DKI 3

DKA DKI
Definisi Dermatitis yang terjadi akibat Inflamasi pada kulit, akibat respons
pajanan dengan bahan alergen di terhadap pajanan bahan iritan, fisik, atau
luar tubuh, diperantai reaksi biologis yang kontak pada kulit, tanpa
hipersensitivitas tipe 4 dimediasi oleh respons imunologis
Epidemiologi Angka kejadiannya lebih sedikit Dialami oleh semua golongan umur, ras,
dari DKI. Frekuensi DKI bukan jenis kelamin. Diperkirakan cukup
akibat kerja 3x lebih sering banyak terutama akibat kerja.
dibandingkan akibat kerja.
Etiologi Potensi sensitisasi allergen Pajanan akibat bahan iritan (bahan
pelarut, minyak pelumas, asam alkali,
serbuk kayu).
Patofisiologis Sensitisas dan elisitasi Reaksi nonimunologik terjadi secara
langsung
Gejala Klinis Umumnya mengeluhkan gatal. Kelainan kulit beragam tergantung sifat
Kelainan kulit bergantung iritan (iritan kuat = akut, iritan lemah =
tingkat keparahan dan lokasi kronik).
dermatitisnya. 1. DKI akut (larutan asam sulfat, asam
1. Stadium akut: bercak hidroklorid/basa kuat seperti natrium
seritemtosa berbatas tegas dan kalium hidroksida). Reaksinya
diikuti edema, papulovesikel segera timbul. Keluhan nya berupa
/ bula yang jika pecah kulit terasa pedih, panas, rasa
sebabkan erosi dan eksudasi. terbakar, kelainan yang terlihat
2. Stadium kronis: kulit terlihat berupa eritema edema, bula, mungkin
kering, berskuama, ppaul, juga nekrosis, tepi kelainan berbatas
likenifikasi, fisur, berbatas tegas, umumnya asimetris.
tidak tegas. 2. DKI lambat akut (pedofilin, antralin,
tretinoin, etilen oksida,
benzalkonium klorida, asam
hidrofluorat). Reaksinya 8-24 jam
setelah kontak. Gambaran klinis dan
gejala sama dengan yang akut.
3. DKI kumulatif/ Kronik (bahan iritan
lemah seperti deterjen, sabun,
pelarut, tanah, air). Reaksi muncul
secara nyata setelah kontak beberapa
minggu, bulan, bahkan tahun. Gejala
klasik berupa kulit kering, eritema,
skuama, hiperkeratosis dengan
linkenifikasi yang difus. Bila kontak
lama kulit menjadi retak dan seperti
fisura sebabkan gatal/nyeri.
Tes Patch Reaksi tipe crescendo Reaksi tipe descresendo
Tatalaksana Pencegahan pajanan ulang Menghindari pajanan bahan iritan,
terhadap allergen penyebab. pemberian pelembab untuk perbaikan
Pemberian kortikosteroid sawar kulit, kortikosteroid topical,
sistemik dan topikal atau memakai alat pelindung.
kompres.

Anda mungkin juga menyukai