Anda di halaman 1dari 16

PAPER ETIKA PROFESI

Pemahaman Tentang Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Seorang Profesional

Dosen Pengampu:

Dr.-Ing.Ir. Widodo M.Sc.

Disusun oleh:

Kelompok 3

Ainun Afifah S (16513092)

Yassirly Amriya (16513094)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper Etika Profesi dengan tema Pemahaman
Tentang Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Seorang Profesional ini dengan baik dan tepat
waktu.

Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas kelompok ini
tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis
mampu menyelesaikan paper ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

Dr.-Ing.Ir. Widodo M.Sc. selaku Dosen Pengampu Etika Profesi. Semoga ilmu beliau berkah
dan menjadi aliran amal hingga kelak di Barzakh.

Teman – teman mata kuliah Etika Profesi kelas A.

Penulis menyimpulkan bahwa paper ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis
menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas kelompok ini dan bermanfaat bagi Penulis
dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB 1 ............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 5

BAB 2 ............................................................................................................................................. 6

DASAR TEORI .............................................................................................................................. 6

2.1 Pengertian Etika Profesi ........................................................................................................ 6

BAB 3 ............................................................................................................................................. 7

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 7

3.1 Tanggung Jawab ................................................................................................................... 7

A. Unsur-unsur Tanggung jawab ................................................................................................ 7

B. Jenis-jenis Tanggung jawab ................................................................................................... 8

3.2 Macam-Macam Hak............................................................................................................ 11

3.3 Macam-Macam Kewajiban ................................................................................................. 13

BAB 4 ........................................................................................................................................... 15

PENUTUP..................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi mendorong setiap orang
untuk meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi sehingga dalam
penguasaan teknologi tersebut harus memperhatikan kode etik. Kode etik merupakan sistem
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang baik, benar,
apa yang tidak baik atau benar bagi profesional. Kode etik juga menerangkan perbuatan yang salah
atau benar, perbuatan yang harus dihindari ataupun dilakukan. Tujuan kode etik adalah agar
seorang profesional nantinya dapat memberikan jasa sebaik mungkin kepada konsumen atau
pemakainya. Kode etik tersebut diharapkan akan ditaati oleh setiap orang bukan karena paksaan.
Dengan adanya kode etik tersebut maka akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dalam
pemahaman kode etik sangat erat hubungannya dengan etika profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang teknologi informasi. Setiap profesi terhadap kewajiban dan hak
yang harus dipenuhi dan tanggung jawab sebagai seorang yang professional di bidangnya.

Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berarti karakter, watak,
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk,
tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan
sebagai “the discipline which can act as the performanceindex or reference for our control system”
yang artinya disiplin yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk sistem kendali
kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah bentuk dan macam tanggung jawab seorang professional?
2. Apa sajakah macam kewajiban dan hak seorang professional?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk dan macam tanggung jawab seorang professional.
2. Mengetahui macam-macam kewajiban dan hak seorang professional.
BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Etika Profesi


Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak professional. Prinsip dasar di dalam etika profesi yaitu:

1. Tanggung jawab.
a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan.
3. Prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan
ketekunan.
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi.
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Tanggung Jawab


Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga tanggung jawab dapat dipahami sebagai kewajiban
menanggung, memikul jawab, dan menanggung segala sesuatunya. Bertanggung jawab berarti
dapat menjawab bila ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang
bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa
menjawab melainkan juga harus menjawab.

Dalam pengertian kamus Bahasa Inggris, tanggung jawab itu diterjemahkan dengan kata:
“Responsibility = having the character of a free moral agent; capable of determining one’s own
acts; capable of deterred by consideration of sanction or consequences”. Definisi ini memberikan
pengertian yang dititiberatkan pada:

1. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan


2. Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan

Bila pengertian diatas dianalisis lebih luas, akan kita dapati bahwa dalam kata; “Having the
character’ itu dituntut sebagai suatu keharusan, akan adanya pertanggungan moral/karakter.
Karakter di sini merupakan suatu nilai-nilai dari perbuatan. Konsekuensi selanjutnya berarti bahwa
terhadap sesuatu perbuatan hanya terdapat dua alternative penilaian yaitu: tahu bertanggung jawab
atau tidak tahu bertanggung jawab.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.

A. Unsur-unsur Tanggung jawab


Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu didukung oleh tiga unsur pokok, yaitu:

1. Kesadaran
Sadar berisi pengertian : tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti, guna sampai
kepada soal akibat dari sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru
dapat diminta tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya. Dengan dasar
pengertian ini kiranya dapat dimengerti, apa sebab ketiga golongan (si bocah, si kerbau,
dan si gila) adalah tidak wajar bila diminta atau dituntut supaya bertanggung jawab sebab,
baik kepada si bocah, si kerbau, dan si gila, kesemua mereka ini, bertindak tanpa adanya
kesadaran, artinya mereka sama sekali tidak mengerti, akan guna dan akibat dari
perbuatannya.
2. Kecintaan / Kesukaan
Cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan, dan kesediaan berkorban. Cinta pada
tanah air menyebabkan prajurit-prajurit kita rela menyabung nyawa untuk
mempertahankan tanah air tercinta. Sadar akan arti tanggungjawablah, menyebabkan
mereka patuh berdiri di bawah terik matahari atau hujan lebat untuk mengawal, dilihat atau
tidak diawasi
3. Keberanian
Berani berbuat, berani bertanggungjawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan,
tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian
sebagai konsekueansi dari tindak perbuatan. Karena adanya tanggung jawab itulah, maka
seseorang yang berani, juga memerlukan adanya pertimbangan pertimbangan, perhitungan
dan kewaspadaan sebelum bertindak, jadi tidak sembrono atau membabi buta.
Keberanian seorang prajurit adalah keberanian yang dilandasi oleh rasa kesadaran, adanya
rasa cinta kepada tanah air, dimana ketiga unsur kejiwaan tersebut tersimpul ke dalam satu
sikap: “Keikhlasan dalam mengabdi, dan dengan penuh rasa tanggung jawab“, dalam
menunaikan tugas dan darma bakti kepada negara dan bangsa.

B. Jenis-jenis Tanggung jawab


a. Tanggungjawab Dilihat dari Sifatnya

Tanggungjawab itu bisa langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab bersifat
langsung, bila si pelaku sendiri bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya akan
terjadi demikian. Tetapi kadang-kadang orang bertanggung jawab secara tidak langsung.
contohnya, bila anak kecil melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, orang tua atau
walinya bertanggung jawab atas kejadian itu, karena anak itu sendiri belum bisa dianggap
pelaku bebas. Secara tidak langsung orang tua atau walinya bertanggungjawab, sebab
mereka harus mengawasi anaknya.

b. Tanggung jawab Dilihat dari Subyeknya

Tanggungjawab bila dilihat dari segi subyeknya terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) tanggungjawab pribadi atau perorangan, artinya, tanggungjawab seseorang atas
perbuatannya. b) Tanggungjawab kolektif atau kelompok, artinya, tanggung jawab kolektif
ialah bahwa orang A, B, C, dan D dan seterusnya, secara pribadi tidak bertanggung jawab,
sedangkan mereka semua bertanggung jawab sebagai kelompok atau keseluruhan.

c. Tanggungjawab Dilihat dari Obyek dan Relasinya

Selain jenis tanggungjawab di atas, ada juga tanggungjawab yang dilihat dari
obyeknya dan relasi manusia yang komponen yang lainnya. Manusia itu berjuang
memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu dia
mengahadapi manusia dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam
usahanya itu manusia juaga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan
yaitu kekuasaan Tuhan. Atas dasar itu, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

1. Tanggungjawab terhadap Diri Sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang


untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusaia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah
kemanusiaan mengenai dirinya sendri. Menurut sifat dasarnya anusia adalah
makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia mepunyai pendapat sendiri, perasan sendiri, angan-angan
sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia
berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan kekeliruan,
baik yang disengaja maupun tidak.
2. Tanggungjawab terhadap Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suam-istri,


ayah-ibu, dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga.
Tanggungjawab ini menyangkut nama baik keluarga. Dan tanggungjawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggungjawab terhadap Masyarakat

Pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga
dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala
tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4.Tanggungjawab terhadap Bangsa/Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap mausia, tiap individu adalah warga Negara
suatu Negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,


melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia bertanggung jawab langsung
terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-
hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai
macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera
diperintahkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun manusia
masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab
dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan
tanggungjawab yang seharusnya dilakukan oleh manusia terhadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggungjawabnya, manusia perlu
pengorbanan.
3.2 Macam-Macam Hak
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak
lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang
sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena
telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat.

Dalam mengklasifikasikan jenis/macam macam hak sesuai dengan dasar penggunaan dan
pemanfaatannya. Macam-macam hak tersebut antara lain:

1. Hak Legal dan Hak Moral

Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk.
Hak legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh kasus,
mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap bulan, maka
setiap veteran yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat
tunjangan tersebut. Hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja. Hak
moral lebih bersifat soliderisasi atau individu. Contoh kasus, jika seorang majikan
memberikan gaji yang rendah kepada wanita yang bekerja di perusahaannya padahal
prestasi kerjanya sama dengan pria yang bekerja di perusahaannya. Dengan demikain
majikan ini melaksanakan hak legal yang dimilikinya tetapi dengan melnggar hak moral
para wanita yang bekerja di perusahaannya. Dari contoh ini jelas sudah bahwa hak legal
tidak sama dengan hak moral. T.L. Beauchamp (terbitan tahun berapa) berpendapat bahwa
memang ada hak yang bersifat legal maupun moral, hak ini disebut hak-hak konvensional.
Contoh jika saya menjadi anggota klub futsal Indonesia, maka saya memperoleh beberapa
hak. Pada umumnya hak–hak ini muncul karena manusia tunduk pada aturan-aturan dan
konvensi-konvensi yang disepakati bersama. Hak konvensional berbeda dengan hak moral
karena hak tersebut tergantung pada aturan yang telah disepakati bersama anggota yang
lainnya. Dan hak ini berbeda dengan hak Legal karena tidak tercantum dalam sistem
hukum.

2. Hak Positif dan Hak Negatif


Hak Negatif adalah suatu hak bersifat negatif, jika saya bebas untuk melakukan
sesuatu atau memiliki sesuatu dalam arti orang lain tidak boleh menghindari saya untuk
melakukan atau memilki hal itu. Contoh: hak atas kehidupan, hak mengemukakan
pendapat. Hak positif adalah suatu hak bersifat postif, jika saya berhak bahwa orang lain
berbuat sesuatu untuk saya. Contoh: hak atas pendidikan, pelayanan, dan kesehatan. Hak
negatif haruslah kita simak karena hak ini terbagi lagi menjadi 2 yaitu: hak aktif dan pasif.
Hak negatif aktif adalah hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti orang kehendaki.
Contoh, saya mempunyai hak untuk pergi kemana saja yang saya suka atau mengatakan
apa yang saya inginkan. Hak-hak aktif ini bisa disebut hak kebebasan. Hak negatif pasif
adalah hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu. Contoh, saya
mempunyai hak orang lain tidak mencampuri urasan pribadi saya, bahwa rahasia saya tidak
dibongkar, bahwa nama baik saya tidak dicemarkan. Hak-hak pasif ini bisa disebut hak
keamanaan.

3. Hak Khusus dan Hak Umum

Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau karena
fungsi khusus yang dimilki orang satu terhadap orang lain. Contoh: jika kita meminjam
Rp. 10.000 dari orang lain dengan janji akan saya akan kembalikan dalam dua hari, maka
orang lain mendapat hak yang dimiliki orang lain. Hak Umum dimiliki manusia bukan
karena hubungan dalam mewujudkan hak-hak yang ia milki. Contoh: hak beragama, hak
mengikuti hati nurani, hak mengemukakan pendapat, perlu kita ingat hak-hak individual
ini semuanya termasuk yang tadi telah kita bahas hak-hak negative. Hak Sosial disini bukan
hanya hak kepentingan terhadap Negara saja, akan tetapi sebagai anggota masyarakat
bersama dengan anggota-anggota lain. Inilah yang disebut dengan hak sosial. Contoh: hak
atas pekerjaan, hak atas pendidikan, hak ata pelayanan kesehatan. Hak-hak ini bersifat
positif.

5. Hak Absolut

Hak yang bersifat absolut adalah suatu hak yang bersifat mutlak tanpa
pengecualian, berlaku di mana saja dengan tidak dipengaruhi oleh situasi dan keadaan.
Namun ternyata hak tidak ada yang absolute. Mengapa? Menurut ahli etika, kebanyakan
hak adalah hak prima facie atau hak pada pandangan pertama yang artinya hak itu berlaku
sampai dikalahkan oleh hak lain yang lebih kuat. Setiap manusia memiliki hak untuk hidup
dan merupakan hak yang sangat penting. Manusia mempunyai hak untuk tidak dibunuh
namun ini tidak berlaku dalam segala keadaan tanpa alasan yang cukup kuat. Seseorang
yang membela diri akan penyerangan terhadap dirinya memiliki hak untuk membunuh jika
tidak ada cara lain yang harus dilakukan. Salah satu contoh lain adalah warga masyarakat
yang mendapat tugas membela tanah air dalam keadaan perang. Kedua contoh tersebut
adalah contoh di mana hak atas kehidupan yang seharusnya penting dan dapat dianggap
sebagai hak absolute namun ternyata kalah oleh situasi, keadaan, alasan yang cukup.
Kebebasan juga merupakan salah satu hak yang sangat penting namun hak ini tidak dapat
dikatakan hak absolute karena hak ini juga dapat dikalahkan oleh hak lain. Seseorang yang
mengalami gangguan jiwa dan membahayakan masyarakat sekitarnya dipaksa untuk
dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa meskipun ia menolak. Kebebasan yang dimiliki
orang tersebut merupakannya namun hak tersebut akhirnya kalah oleh hak masyarakat
yang merasa terancam jiwanya. Hak tidak selalu bersifat absolute karena sesuatu hak akan
kalah oleh alasan atau keadaan tertentu lain yang dapat menggugurkan posisi hak tersebut.

3.3 Macam-Macam Kewajiban


Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang harus
dilaksanakan). Di dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih muda usianya dibandingkan
dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya telah lahir. Tema hak baru “lahir” secara formal
pada tahun 1948 melalui Deklarasi HAM PBB, sedangkan tema kewajiban (bersifat umum) telah
lebih dahulu lahir melalui ajaran agama di mana manusia berkewajiban menyembah Tuhan, dan
berbuat baik terhadap sesame

Kewajiban dikelompokan menjadi lima, yaitu:

1. Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak dan
nisbi melibatkan hak di lain pihak;
2. Kewajiban publik, dalam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah wajib
mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian berkorelasi dengan hak
perdata;
3. Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak
melakukan sesuatu;
4. Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau secara umum,
ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul dari bidang hukum
tertentu, perjanjian;
5. Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban untuk
tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi sanksi, timbul dari
perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam hukum perdata.
BAB 4

PENUTUP

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban. Hak merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan sedangkan
kewajiban adalah segala sesuatu yang wajib dilaksanakan sebagai bentuk tanggungjawab
DAFTAR PUSTAKA

Al-Fahwi, Nila. 2015. Kode Etik dan Tanggung Jawab Profesi.

http://myblogalwafi.blogspot.com/2015/06/kode-etik-tanggung-jawab-profesi.html
diakses pada tanggal 15 Maret 2019.

Amalia, Dila. 2017. Etika Profesi Network Engineering yang bekerja di Perusahaan konsultasi

networking.http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/kuliah/ETIKA_PROFESI/MAKALAH_20
17/Tugas%20Makalah%20Dila%20Amalia%20&%20Nur%20Arifa%20IN..pdf diakses
pada tanggal 15 Maret 2019.

Lagiono. 2017. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Etika Profesi. Kemenkes RI: Pusat Pendidikan

Sumberdaya Manusia Kesehatan. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-


content/uploads/2017/11/Daftar-isi-EtikaProfesi_k1_restu.pdf diakses pada tanggal 15
Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai